Anda di halaman 1dari 5

LEARNING JOURNAL

Nama Mahasiswa : Lathyfa Asyraq


Kelas/ Nomor Presensi : A/31
Mata Kuliah : K3
Dosen : Siti Rachmawati, SST., M.SI.

A. Resume Materi Kuliah Pertemuan I

PENGENALAN K3

K3 ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja) merupakan bidang yang terkait dengan kesehatan,
keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek.
K3 mempunyai bentuk lambang palang dilingkari roda bergigi sebelas berwarna hijau di atas dasar
putih. Makna dari lambing tersebut yaitu:
1. Palang : bebas dari kecelakaan dan sakit akibat kerja.
2. Roda gigi : bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani.
3. Warna putih : bersih, suci.
4. Warna hijau : selamat, sehat dan sejahtera.
5. Sebelas gerigi roda : 11 Bab dalam Undang-undang Keselamatan Kerja.

K3 sering ditemui hampir diseluruh perusahaan, perkantoran, industry dan instansi kesehatan, karena
K3 memiliki peranan penting. Fungsi dari K3 secara umum yaitu:
1. Sebagai pedoman untuk melakukan identifikasi dan penilaian akan adanya risiko dan bahaya
bagi keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja.
2. Membantu memberikan saran dalam perencanaan, proses organisir, desain tempat kerja, dan
pelaksanaan kerja.
3. Sebagai pedoman dalam memantau kesehatan dan keselamatan para pekerja di lingkungan kerja.
4. Memberikan saran mengenai informasi, edukasi, dan pelatihan mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja.
5. Sebagai pedoman dalam membuat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan program.
6. Sebagai acuan dalam mengukur keefektifan tindakan pengendalian bahaya dan program
pengendalian bahaya.

Sedangkan tujuan dari adanya K3 antara lain:


1. Untuk melindungi dan memelihara kesehatan dan keselamatan tenaga kerja sehingga kinerjanya
dapat meningkat.
2. Untuk menjaga dan memastikan keselamatan dan kesehatan semua orang yang berada di
lingkungan kerja.
3. Untuk memastikan sumber produksi terpelihara dengan baik dan dapat digunakan secara aman
dan efisien.
B. Resume Materi Kuliah Pertemuan II

DEFINISI KECELAKAAN KERJA


Kecelakaan meruapakan suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga atau tiba-
tiba yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda. Sedangkan kecelakaan kerja
sendiri merupakan suatu insident atau kejadian yang tidak terduga yang dapat mengakibatkan
kacaunya proses pekerjaan / produksi yang direncanakan sebelumnya, kecelakaan kerja tidak selalu
diukur dari adanya korban jiwa atau cidera. Kecelakaan kerja ini dinilai ketika perusaan mengalami
kerugiaan khususnya kerugian waktu, atau mempengaruhi produktivitas perusahaan.
Kecelakaan kerja terbagi menjadi beberapa macam yaitu kecelakaan industri (an industrial
accident) diatur dalam UU No. 1/1970 kecelakaan ini terjadi di tempat kerja yang disebabkan
karena bahaya kerja, misalnya kecelakaan di laboratorium, kecelakaan di rumah sakit saat bekerja.
Untuk kecelakaan dalam hubungan kerja (community accident) diatur dalam UU No.
3/1992 ( UU No.2/1951 dan PP No.33/1 977) terjadi di luar tempat kerja atau dalam perjalanan
kerja, contohnya saat kita akan berangkat kerja, hubungannya dengan asuransi atau kontrak kerja
dimana suatu perusahaan akan memberikan pelayanan dan karyawan mendapat hak-haknya
biasanya ada di perusahaan besar, namun perusahaan kecil biasanya hanya klaim untuk kecelakaan
yang hanya terjadi saat bekerja.
Suatu kejadian yang tidak diinginkan, bilamana pada saat itu sedikit saja ada perubahan
maka dapat mengakibatkan terjadinya accident. incident : mempunyai kategori lebih luas dari
accident semua accident adalah incident, tidak semua incident adalah accident, insiden kejadian
yang hampir celaka, atau belum ada dampaknya sedangkan untuk accident sudah punya dampak.
HAZARD adalah sumber bahaya potensial yang dapat menyebabkan kecelakaan/kerusakan. Hazard
dapat berupa : bahan bahan,bagian-bagian mesin, bentuk energi, metode kerja/ situasi kerja
misalnya di laboratorium terdapat potensi kecelakaan yaitu terkena bahan kimia, ledakan, radiasi,
alat laboratorium pecah dan lain sebagainya.
“DANGER” merupakan tingkat bahaya dari suatu kondisi dimana atau kapan muncul
sumber bahaya, sedangkan “SAFE” adalah suatu kondisi sumber bahaya telah teridentifikasi dan
telah dikendalikan ke tingkat yang memadai biasanya menggunakan metode Hazard Identification,
Risk Assesment, and Determining Control (HIRADC) dimana kita akan menilai potensi yang ada
pada perusahaan. “RISK” Risiko adalah ukuran kemungkinan kerugian yang akan timbul dari sumber
bahaya (hazard) tertentu yang terjadi.
Aman / selamat merupakan kondisi yang tidak ada kemungkinan malapetaka. Tindakan tak aman
merupakan suatu pelanggaran tehadap prosedur keselamatan yang memberikan peluang terhadap
terjadinya kecelakaan. Sedangkan kondisi tak aman adalah kondisi fisik atau keadaan yang
berbahaya yang mungkin dapat langsung mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
Teori Domino yaitu yang pertama hazard yang terdiri dari lemahnya control, sebab dasar, sebab
langsung, kemudian incident dan accident, yang terakhir yaitu konsekuensi berupa kerugian. Sebab
atau dasar terjadinya kecelakaan yaitu komitmen atau partisipasi dari pihak manajemen atau
pimpinan perusahaan dalam upaya penerapan K3 di perusahaan nya, factor manusia/pekerjanya
sendiri, kondisi tempat kerja, sarana kerja & lingkungan kerjanya. Jenis potensi bahaya umumnya
ada dua yaitu kondisi yang tidak aman dan aksi yang tidak aman. Pencegahan kecelakaan dapat
dilakukan dengan peraturan perundang-undangan, standarisasi, inspeksi atau pemeriksaan, riset
(teknis, medis, psikologis, statistik), pendidikan atau pelatihan, dan persuasi.
C. Resume Materi Kuliah Pertemuan III

SIMBOL DAN LABEL BAHAN KIMIA


Simbol merupakan bentuk dasar, ukuran, dan bahan simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45
derajat sehingga membentuk belah ketupat berwarna dasar putih dan garis tepi belah ketupat
tebal berwarna merah. Simbol yang dipasang pada kemasan disesuaikan dengan ukuran kemasan.
Sedangkan simbol pada kendaraan pengangkut dan tempat penyimpanan kemasan B3 minimal
berukuran 25 cm x 25 cm.
Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap goresan dan atau bahan kimia yang
kemungkinan akan mengenainya. Warna simbol untuk dipasang di kendaraan pengangkut limbah
B3 harus dengan cat yang dapat berpendar (fluorescence).
Jenis symbol ada 10 yaitu:
1. Simbol klasifikasi limbah B3 mudah meledak
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah, Pada bagian tengah terdapat tulisan
"MUDAH MELEDAK" berwarna hitam yang diapit oleh 2 (dua) bangun segitiga sama kaki pada
bagiandalam belah ketupat. Blok segilima berwarna merah.
2. Simbol klasifikasi limbah B3 mudah terbakar
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar simbol berupa gambar nyala
api berwarna putih dan hitam.
3. Simbol klasifikasi limbah B3 reaktif
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah, gambar simbol berupa bola api
berwarna hitam yang menyala. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang dapatmelepaskan banyak
panas atau menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya
4. Simbol klasifikasi limbah B3 beracun
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. • Simbol berupa gambar tengkorak dan
tulang bersilang.
5. Simbol klasifikasi limbah B3 korosif
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol terdiri dari 2 gambar yang
tertetesi cairan korosif.
6. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar silang berwarna
hitam.
7. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar tanda seru
berwarna hitam.
8. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi lingkungan (dangerous for environment)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah, simbol berupa gambar pohon dan
media lingkungan berwarna hitam serta ikan berwarna putih, simbol ini untuk menunjukkan suatu
bahan yang dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan.
9. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan mutagenik
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah, simbol berupa gambar kepala dan dada
manusia berwarna hitam dengan gambar menyerupai bintang segi enam berwarna putih pada
dada. Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang dengan bahan
ini dapat menyebabkan efek kesehatan.
10. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas bertekanan (pressure gas)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah, simbol berupa gambar tabung gas
silinder berwarna hitam. Simbol ini untuk menunjukkan bahaya gas bertekanan.
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3.
Penggunaan Label B3 tersebut dilakukan dalam kegiatan pengemasan B3. Label berfungsi untuk
memberikan informasi tentang produsen B3, identitas B3 serta kuantitas B3. Label harus mudah
terbaca, jelas terlihat, tidak mudah rusak, dan tidak mudah terlepas dari kemasannya.
Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan dengan kemasan yang digunakan,
ukuran perbandingannya adalah panjang : lebar = 3:1, dengan warna dasar putih dan tulisan serta
garis tepi berwarna hitam. Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus
dan dipasang pada setiap kemasan B3. Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol
dan harus terlihat dengan jelas. Label ini juga harus dipasang pada wadah yang akan dimasukkan ke
dalam kemasan yang lebih besar.

D. Resume Materi Kuliah Pertemuan IV

SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN

Kebakaran terdiri dari beberapa kelas, yaitu:

1. Kebakaran Kelas A
Kebakaran Kelas A merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan padat non-
logam seperti kertas, plastik, kain, kayu, karet dan lain sebagainya. Jenis APAR yang cocok untuk
memadamkan kebakaran Kelas A adalah APAR jenis cairan (water), APAR jenis busa (foam) dan
APAR jenis tepung kimia (dry Powder).
2. Kebakaran Kelas B
Kebakaran Kelas B merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang
mudah terbakar seperti minyak (bensin, solar, oli), alkohol, cat, solvent, methanol dan lain
sebagainya. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan kebakaran Kelas B adalah APAR jenis
karbon diokside (CO2), APAR jenis busa (foam) dan APAR jenis tepung kimia (dry powder).
3. Kebakaran Kelas C
Kebakaran Kelas C merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh Instalasi Listrik yang
bertegangan. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan kebakaran Kelas C adalah APAR jenis
karbon diokside (CO2) dan APAR jenis tepung kimia (dry powder).
4. Kebakaran Kelas D
Kebakaran Kelas D merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan logam yang
mudah terbakar seperti sodium, magnesium, aluminium, lithium dan potassium. Kebakaran Jenis ini
perlu APAR khusus dalam memadamkannya.
5. Kebakaran Kelas K
Kebakaran Kelas K merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh minyak masak (minyak
sayur, minyak hewan) ataupun lemak yang biasanya dipergunakan dalam dapur masak. Jenis APAR
yang cocok untuk memadamkan Kebakaran Kelas K adalah APAR jenis busa (foam) dan APAR
jenis karbon diokside (CO2).

Metode pemadaman yang digunakan antara lain:


1. Pendinginan
Metode pendinginan adalah dengan menghilangkan unsur panas atau dalam hal ini adalah api,
dengan menggunakan bahan pemadam berupa media air.
2. Isolasi
Metode isolasi dilakukan dengan cara menutup permukaan benda yang terbakar dengan tujuan
menghalangi unsur O2 untuk menyalakan api lebih besar lagi. Metode ini menggunakan media
serbuk ataupun busa.
3. Dilusi
Metode dilusi adalah metode memadamkan api kebakaran dengan cara meniupkan gas inert untuk
menghalangi unsur O2 menyalakan api. Media yang digunakan pada metode ini adalah gas CO2.
4. Pemisahan Bahan Bakar Mudah Terbakar
Metode ini dilakukan dengan cara memisahkan bahan bakar yang mudah terbakar dari unsur api.
Media yang digunakan sama dengan metode dilusi, yaitu gas CO2.
5. Pemutusan Rantai Reaksi
Metode pemutusan rantai reaksi adalah dengan menggunakan bahan tertentu untuk mengikat radikal
bebas pemicu rantai reaksi api. Metode ini menggunakan bahan dasar Halon. Akan tetapi saat ini
penggunaan Halon sedang dibatasi karena dapat menimbulkan efek rumah kaca.

E. Resume Materi Kuliah Pertemuan V

ALAT PELINDUNG DIRI

Keadaan darurat adalah situasi kondisi atau kejadian yang tidak normal yang terjadi tiba-tiba
dan dapat mengganggu kegiatan, organisasi, komunitas sehingga perlu segera ditanggulangi. Jenis
keadaan darurat antara lain natural hazard (bencana alamiah), faktor operasional, dan factor social.
Tanggap darurat merupakan serangkaian tindakan yang diambil secara cepat menyusul suatu
peristiwa bencana, termasuk didalamnya adalah penilaian terhadap kerusakan, kebutuhan, dan
penyaluran bantuan darurat, upaya pertolongan dan pembersihan lokasi bencana. Tujuan dari
tanggap darurat yaitu membatasi korban dan kerusakan, mengurangi penderitaan, mengembalikan
kehidupan dan sistem masyarakat, mitigasi kerusakan dan kerugian dan sebagai dasar untuk
pengembalian ke kondisi normal.
“Regu Pemadam Kebakaran” (Fire Brigade) merupakan regu yang terdiri dari pasukan
pemadam kebakaran dari anggota regu tanggap darurat. Anggota Regu Pemadam Kebakaran adalah
tenaga terlatih yang dididik khusus untuk melakukan pemadaman kebakaran di plant. Dalam cepat
tanggap kebakaran terdapat istilah tempat berkumpul yang mana merupakan tempat yang dianggap
aman untuk berkumpul bilamana terjadi keadaan darurat ditandai dengan tulisan yang
mencantumkan tempat personil bekerja.
Peralatan darurat dalam bencana kebakaran antara lain system alarm, lampu dan tenaga
listrik darurat, peralatan pemadam kebakaran, alat komunikasi, tempat perlindungan, hydrant, dan
stasiun pencuci mata. Saat terjadi bencana kebakaran perlu dilakukan evakuasi, yaitu proses
memindahkan atau mengungsikan manusia/barang dari tempat berbahaya ke tempat yang aman.
Prosedur evakuasi yang perlu dilakukan saat terjadi kebakaran yaitu pemadaman awal dan
pemberitahuan pada pemimpin unit kerja, setelah itu pemimpin unit kerja akan segera menuju lokasi
kejadian, kemudian akan dilakukan prosedur pemadaman, melakukan kontak kepada coordinator
emergency untuk melakukan strategi pengendalian, coordinator emergency ini nantinya akan
melakukan persiapan prosedur evakuasi, apabila kebakaran tidak bias diatasi oleh dinas kebakaran
dan menjurus kearah bahaya maka akan dilakukan evakuasi, jika setelah evakuasi selesai dan api
padam coordinator emergency akan menyatakan pelaksanaan evakuasi selesai.

Anda mungkin juga menyukai