PENGENALAN K3
K3 ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja) merupakan bidang yang terkait dengan kesehatan,
keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek.
K3 mempunyai bentuk lambang palang dilingkari roda bergigi sebelas berwarna hijau di atas dasar
putih. Makna dari lambing tersebut yaitu:
1. Palang : bebas dari kecelakaan dan sakit akibat kerja.
2. Roda gigi : bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani.
3. Warna putih : bersih, suci.
4. Warna hijau : selamat, sehat dan sejahtera.
5. Sebelas gerigi roda : 11 Bab dalam Undang-undang Keselamatan Kerja.
K3 sering ditemui hampir diseluruh perusahaan, perkantoran, industry dan instansi kesehatan, karena
K3 memiliki peranan penting. Fungsi dari K3 secara umum yaitu:
1. Sebagai pedoman untuk melakukan identifikasi dan penilaian akan adanya risiko dan bahaya
bagi keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja.
2. Membantu memberikan saran dalam perencanaan, proses organisir, desain tempat kerja, dan
pelaksanaan kerja.
3. Sebagai pedoman dalam memantau kesehatan dan keselamatan para pekerja di lingkungan kerja.
4. Memberikan saran mengenai informasi, edukasi, dan pelatihan mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja.
5. Sebagai pedoman dalam membuat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan program.
6. Sebagai acuan dalam mengukur keefektifan tindakan pengendalian bahaya dan program
pengendalian bahaya.
1. Kebakaran Kelas A
Kebakaran Kelas A merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan padat non-
logam seperti kertas, plastik, kain, kayu, karet dan lain sebagainya. Jenis APAR yang cocok untuk
memadamkan kebakaran Kelas A adalah APAR jenis cairan (water), APAR jenis busa (foam) dan
APAR jenis tepung kimia (dry Powder).
2. Kebakaran Kelas B
Kebakaran Kelas B merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang
mudah terbakar seperti minyak (bensin, solar, oli), alkohol, cat, solvent, methanol dan lain
sebagainya. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan kebakaran Kelas B adalah APAR jenis
karbon diokside (CO2), APAR jenis busa (foam) dan APAR jenis tepung kimia (dry powder).
3. Kebakaran Kelas C
Kebakaran Kelas C merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh Instalasi Listrik yang
bertegangan. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan kebakaran Kelas C adalah APAR jenis
karbon diokside (CO2) dan APAR jenis tepung kimia (dry powder).
4. Kebakaran Kelas D
Kebakaran Kelas D merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan logam yang
mudah terbakar seperti sodium, magnesium, aluminium, lithium dan potassium. Kebakaran Jenis ini
perlu APAR khusus dalam memadamkannya.
5. Kebakaran Kelas K
Kebakaran Kelas K merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh minyak masak (minyak
sayur, minyak hewan) ataupun lemak yang biasanya dipergunakan dalam dapur masak. Jenis APAR
yang cocok untuk memadamkan Kebakaran Kelas K adalah APAR jenis busa (foam) dan APAR
jenis karbon diokside (CO2).
Keadaan darurat adalah situasi kondisi atau kejadian yang tidak normal yang terjadi tiba-tiba
dan dapat mengganggu kegiatan, organisasi, komunitas sehingga perlu segera ditanggulangi. Jenis
keadaan darurat antara lain natural hazard (bencana alamiah), faktor operasional, dan factor social.
Tanggap darurat merupakan serangkaian tindakan yang diambil secara cepat menyusul suatu
peristiwa bencana, termasuk didalamnya adalah penilaian terhadap kerusakan, kebutuhan, dan
penyaluran bantuan darurat, upaya pertolongan dan pembersihan lokasi bencana. Tujuan dari
tanggap darurat yaitu membatasi korban dan kerusakan, mengurangi penderitaan, mengembalikan
kehidupan dan sistem masyarakat, mitigasi kerusakan dan kerugian dan sebagai dasar untuk
pengembalian ke kondisi normal.
“Regu Pemadam Kebakaran” (Fire Brigade) merupakan regu yang terdiri dari pasukan
pemadam kebakaran dari anggota regu tanggap darurat. Anggota Regu Pemadam Kebakaran adalah
tenaga terlatih yang dididik khusus untuk melakukan pemadaman kebakaran di plant. Dalam cepat
tanggap kebakaran terdapat istilah tempat berkumpul yang mana merupakan tempat yang dianggap
aman untuk berkumpul bilamana terjadi keadaan darurat ditandai dengan tulisan yang
mencantumkan tempat personil bekerja.
Peralatan darurat dalam bencana kebakaran antara lain system alarm, lampu dan tenaga
listrik darurat, peralatan pemadam kebakaran, alat komunikasi, tempat perlindungan, hydrant, dan
stasiun pencuci mata. Saat terjadi bencana kebakaran perlu dilakukan evakuasi, yaitu proses
memindahkan atau mengungsikan manusia/barang dari tempat berbahaya ke tempat yang aman.
Prosedur evakuasi yang perlu dilakukan saat terjadi kebakaran yaitu pemadaman awal dan
pemberitahuan pada pemimpin unit kerja, setelah itu pemimpin unit kerja akan segera menuju lokasi
kejadian, kemudian akan dilakukan prosedur pemadaman, melakukan kontak kepada coordinator
emergency untuk melakukan strategi pengendalian, coordinator emergency ini nantinya akan
melakukan persiapan prosedur evakuasi, apabila kebakaran tidak bias diatasi oleh dinas kebakaran
dan menjurus kearah bahaya maka akan dilakukan evakuasi, jika setelah evakuasi selesai dan api
padam coordinator emergency akan menyatakan pelaksanaan evakuasi selesai.