Nim : A2A022219
Kelas : 2D
Materi: Keselamatan dan Kesehatan Dasar
BAB 1
Sejarah K3
Sejarah perkembangan K3 di dunia dimulai dari jaman pra-sejarah sampai
dengan jaman modern. Pada masing-masing jaman berkembang teknologi yang
kelak menjadi ilmu-ilmu K3. (1)
Abad ke-16. Salah satu tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Phillipus
Aureolus Theophrastus Bombastus von Hoheinheim atau yang kemudian lebih
dikenal dengan sebutan Paracelsus mulai memperkenalkan penyakit-penyakit
akibat kerja terutama yang dialamai oleh pekerja tambang. Pada era ini seorang
ahli yang bernama Agricola dalam bukunya De Re Metallica bahkan sudah mulai
melakukan upaya pengendalian bahaya timbal dipertambangan dengan
menerapkan prinsip ventilasi.
Pada tahun 1927 lahir undang-undang masalah serta di tahun 1930 pemerintah
Hindia Belanda membuat revisi undang-undang ketel uap. Riwayat keselamatan
kerja di Negara Indonesia (k3) di mulai setelah Belanda hadir ke Indonesia pada
era ke-17. Saat terjadi perang dunia ke II, sedikit catatan riwayat tentang
keselamatan dan kesehatan industri kerja, karena waktu itu masih dalam situasi
perang hingga banyak industri yang berhenti beroprasi. Semenjak zaman
kemerdekaan, riwayat keselamatan kerja berkembang sama dengan dinamika
bangsa Indonesia. Beberapa waktu setelah Proklamasi, undang-undang kerja serta
undang-undang kecelakaan (khususnya tersangkut permasalahan kompensasi)
mulai dibuat. Di tahun 1957 didirikanlah Instansi Kesehatan serta Keselamatan
Kerja.(2)
Sedang di tahun 1970, undang-undang no I mengenai keselamatan kerja
dibuat. Undang-undang ini sendiri dibuat jadi alternatif Veiligheids Reglement
tahun 1920. Sejarah selanjutnya pada tahun 1969, berdirilah ikatan Higiene
Perusahaan, Kesehatan serta keselamatan kerja, serta di tahun 1969 dibuat
laboratorium keselamatan kerja.(1)
Nama : Mutiara Bintang
Nim : A2A022219
Kelas : 2D
Materi: Keselamatan dan Kesehatan Dasar
Menurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan kesehatan kerja
adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Menurut Mangkunegara (2002, p.170),
bahwa indikator penyebab keselamatan kerja adalah keadaan tempat
lingkungan kerja, yang meliputi:
1. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang
kurang diperhitungkan keamanannya.
2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
4. Pemakaian peralatan kerja.
5. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
6. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik
Pengaturan penerangan. (Luckyta, D. dan Pratiwi, Sri G. 2012. Evaluasi dan
Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Dalam Rangka Perbaikan Safety Behaviour Pekerja. Jurnal Teknik ITS. Vol.1
No.1. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya).(2)
Sejarah K3 di Indonesia. Secara pasti tidak dapat diketahui kapan awal
perkembangan K3 di Indonesia. Namun demikian diyakini bahwa metode
pengobatan Indonesia asli sudah diterapkan. Untuk menolong korban kecelakaan
yang terjadi pada para petani, buruh industri atau korban perang antar kerajaan
pada masa itu. Secara ringkas sejarah K3 di Indonesia dimulai pada masa sebelum
abad 17, masa penjajahan Belanda, masa penjajahan Jepang, masa kemerdekaan,
orde lama, orde baru dan orde reformasi. (1)
Nama : Mutiara Bintang
Nim : A2A022219
Kelas : 2D
Materi: Keselamatan dan Kesehatan Dasar
BAB 2
Definisi dan Tujuan Keselamatan Kesehatan Dasar
A. Definisi dari K3
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya
perlindungan kepada tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat
kerja terhadap bahaya dari akibat kecelakaan kerja. Berdasarkan peraturan
pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 tentang penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) pada lampiran 1 pedoman
penerapan SMK3 wajib melaksanakan perencanaan K3 yang didalamnya
berisi identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja.(3)
Kesehatan keselamatan dan keamanan kerja merupakan upaya
perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu dalam keadaan sehat dan selamat
selama bekerja di tempat kerja. Pelaksanaan konsep dasar kesehatan dan
keselamatan kerja juga harus memberikan pengaman bagi peralatan berbahaya,
menyiapkan alat pelindung diri(APD) dan bahan baku yang aman dan proses
kerja yang ergonomis.(4)
B. Fungsi K3
Sebagai pedoman dalam mengidentifikasi serta menilai risiko dan bahaya
terhadap keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja.
Sebagai referensi dalam memberikan saran tentang perencanaan, proses
pengorganisasian, desain tempat kerja, dan implementasi pekerjaan.
Nama : Mutiara Bintang
Nim : A2A022219
Kelas : 2D
Materi: Keselamatan dan Kesehatan Dasar
Sebagai pedoman dalam memantau keselamatan dan kesehatan para pekerja di
lingkungan kerja.
Sebagai dasar dalam memberikan saran tentang informasi, pendidikan, dan
pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja serta alat pelindung kerja;
Sebagai pedoman dalam menciptakan desain, metode, prosedur, dan program
pengendalian bahaya.
Sebagai referensi dalam mengukur efektivitas langkah-langkah dan program
pengendalian bahaya.
alat dalam mengelola pertolongan pertama pada kecelakaan dan tindakan
darurat lain. (4)
C. Logo dari K3
D. Tujuan K3
Melindungi mereka dari bahaya yang terjadi selama proses bekerja dan juga
efek kesehatan jangka panjang. Bagi perusahaan K3 bertujuan untuk mencegah
kerugian yang ditimbulkan oleh kecelakaan kerja yang dapat menghambat
produksi & produktivitas kerja.
Upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan
cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit
Nama : Mutiara Bintang
Nim : A2A022219
Kelas : 2D
Materi: Keselamatan dan Kesehatan Dasar
akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja. Upaya penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah
sakit serta metode
BAB 3
Ruang Lingkup K3
dirasa memiliki keluhan kesehatan akibat kerja supaya tidak bertambah parah.
2. Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Terdapat empat macam pemeriksaan kesehatan tenaga kerja yaitu pemeriksaan
awal (sebelum pekerja diterima dalam pekerjaan), berkala (satu kali dalam satu
tahun), khusus (untuk tenaga kerja yang memiliki risiko tinggi), dan purna bakti
(dilakukan tiga bulan sebelum pekerja pension).
3. Pelaksanaan P3K
P3K penting disediakan sebagai langkah persiapan ketika ada pekerja yang
mengalami keluhan secara tiba-tiba saat berada di tempat kerja. P3K yang harus
disediakan adalah petugas kesehatan, kotak P3K, dan isi kotak P3K.
4. Pelaksanaan Pemeriksaan Syarat-Syarat Ergonomi
Pemeriksaan ergonomi juga harus dilakukan kepada pekerja untuk mengevaluasi
apakah terdapat kemungkinan risiko yang berdampak pada kesehatan pekerja.
Nama : Mutiara Bintang
Nim : A2A022219
Kelas : 2D
Materi: Keselamatan dan Kesehatan Dasar
Prinsip ergonomi yang diperiksa adalah antropometri, efisien kerja, organisasi dan
desain tempat kerja, serta faktor manusia.
5. Pelaksanaan Pelaporan
Semua kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan pekerja harus
dilaporkan kepada pimpinan yang berwenang. Jika ditemukan ketidak sesuaian,
maka akan diberikan solusi dan keputusan.
F. Ruang Lingkup Keselamatan Kerja
Ruang lingkup keselamatan kerja dalam ruang lingkup K3 pelaksanaannya
ditentukan oleh tiga unsur yaitu :
Tempat kerja. Tempat kerja merupakan tempat yang digunakan untuk
melakukan suatu kegiatan usaha.
Tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan seseorang yang melakukan
pekerjaan untuk keperluan usaha
Sumber bahaya. Sumber bahaya merupakan suatu hal yang dapat
berpotensi untuk menyebabkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Faktor sumber bahaya bisa terdiri dari lima faktor bahaya yaitu faktor
biologi, bahaya kimia, bahasa fisik, bahaya biomekanik, dan bahaya
sosial-psikologis.(8)
Nama : Mutiara Bintang
Nim : A2A022219
Kelas : 2D
Materi: Keselamatan dan Kesehatan Dasar
Bab 4
Penyakit Akibat Kerja
BAB 5
Kesimpulan
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur
terpenting dalam bekerja. Kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit
dapat berjalan dengan baik jika memiliki fasilitas yang memadaidan
pengetahuan pekerja yang cukup. (11) Pada hal faktor K3 sangat penting
dan harus diperhatikan oleh pekerja dan hal ini menjadi tanggung jawab
bersama, perlu adanya kerja sama antara pemerintah, perusahaan dan pekerja
agar terhindar dari Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) dan Penyakit Akibat
Kerja (PAK). Upaya tersebut dilakukan berdasarkan hazard atau factor risiko yang
mungkin timbul dari perilaku dan status kesehatan pekerja, lingkungan kerja,
pekerjaan, serta pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja. (13)
DAFTAR PUSTAKA