11 LAMPIRAN ix
13 xi DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Data Mesin Pendingin Tabel 4.1 Data
Temperature Normal Mesin Pendingin Tabel 4.3 Data Temperature
Kerusakan Mesin Pendingin
16 2 Kompressor dituntut untuk dapat mengisap freon dari evaporator dan
menekan freon ke condenser dalam media pendingin secara optimal dan
menyebabkan kerusakan piston ring, keretakan cross pin bearing
kompresor menyebabkan menurunya produktivitas freon yang melalui
kompresor tersebut. Perawatan terhadap kompressor mesin pendingin
bahan makanan sangat penting untuk pengawetan bahan makanan maka
dari itu penulis mengangkat judul FAKTOR FAKTOR PENYEBAB
MENURUNNYA KINERJA KOMPRESSOR MESIN PENDINGIN BAHAN
MAKANANAN DIKAPAL? MT. PERMATA NIAGA 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang memilih judul di atas yang menjadi
masalah pokok adalah faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan
menurunnya kinerja kompresor mesin pendingin bahan makanan dikapal
MT. PERMATA NIAGA? 1.3 Batasan Masalah Sehubungan karena
luasnya permasalahan yang dibahas dan keterbatasan pengetahuan
penulis, maka dalam pembahasan tugas akhir penulis membatasi
permasalahan yaitu hanya membahas tentang faktor-faktor penyebab
menurunnya kinerja kompresor mesin pendingin bahan makanan dikapal
MT. PERMATA NIAGA. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam
penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan menurunnya kinerja kompresor mesin pendingin makanan
dikapal MT. PERMATA NIAGA
17 3 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penulissan tugas akhir
ini adalah sebagai berikut : a) Untuk menambah wawasan sebagai
masinis nantinya tentang penaganan mesin pendigin makanan di atas
kapal agar bahan makanan di kapal tetap segar. b)agar kerusakan yang
terjadi dapat di hindari sehingga tercapai kelancaran pada saat akan
dioprasikan. Sebagai bahan literature dan referensi bagi peneliti yang
mengkaji topik yang sama. c) Memperoleh data penelitian secara
konseptual berdasarkan hasil rancangan dan penguji mesin pendingin
bahan makanan di atas kapal d)dapat mengurangi masalah kerusakan
pada mesin pendingin makanan diatas kapal agar bahan makanan di atas
kapal terjaga kesegaranya 1.6 Sistematika Penulisan Dalam penulisan
tugas ini penulis membagi 5 bab secara sistematis agar dapat mudah di
mengerti oleh para pembaca dalam mengikuti penyajian tugas ini,
penulisan tugas akhir ini terbagi dalam beberapa bab sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan uraian tentang latar belakang
penulisan laporan perumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Merupakan landasan teori yang berisi
kajian liternatur dan tinjauan teoritis yang dijadikan dasar acuan dalam
faktor-
21 Prinsip Kerja Mesin Pendingin Menurut Jusak J.H (2005), awal langkah
kerja dari mesin pendingin adalah ketika kompressor dijalankan,
kompressor mengisap gas freon yang berasal dari evaporator di mana
freon yang bertekanan rendah, dimanfaatkan hingga bertekanan tinggi
sehingga suhunya menjadi naik. Setelah itu gas freon yang dikompresikan
akan keluar dari kompressor dan melalui oil separator sebelum masuk ke
kondensor, oil separator ini berfungsi memisahkan minyak lumas dengan
gas freon, selanjutnya freon yang telah dipisahkan di dalam oil separator
akan mengalir ke dalam kondensor. Mesin pendingin makanan adalah
sebuah alat produksi atau usaha pemeliharaan suhu dari suatu bahan
ruangan pada tingkat yang rendah dari pada suhu yang ada di lingkungan
atmosfir di sekitarnya dengan cara penarikan atau penyerapan panas dari
bahan atau ruangan mesin pendingin tersebut. Di dalam kondensor gas
tersebut akan didinginkan oleh media pendingin air laut, maka freon yang
berbentuk gas tersebut akan mencair setelah mendapatkan pendinginan
di dalam kondensor, kemudian freon yang berbentuk cair tersebut akan
mengalir ke dalam receiver atau penampungan freon yang sudah mencair,
selanjutnya freon cair ini melewati dryer dan mengalir ke solenoid valve,
hingga kemudian akan masuk ke dalam katup ekspansi dan freon tersebut
dialirkan ke dalam pipa pipa evaporator. Di dalam evaporator ini freon
akan menguap karena menyerap panas yang berada di dalam ruangan
pendingin, dan freon yang telah menguap tersebut dihisap kembali oleh
kompresor. Diagram instalasi mesin pendingin dapat dilihat pada gambar
2.2
35 21 panas karena titik didih masih lebih rendah daripada suhu
lingkungan. Agar energi panas dapat dibuang, fluida dalam bentuk gas ini
harus memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada lingkungan luar.
Supaya titik didih lebih tinggi, tekanan fluida harus dinaikkan. Komponen
yang berfungsi untuk menaikkan tekanan fluida dikenal sebagai
kompresor. Setelah melalui kompresor, tekanan fluida akan menjadi lebih
tinggi. Setelah melalui kompresor, fluida akan memiliki tekanan dan titik
didih yang lebih tinggi dari lingkungan. Karena titik didih fluida lebih tinggi
dari lingkungan, proses kebalikan dari apa yang terjadi di evaporator
terjadi. Fluida gas akan berubah wujud menjadi cair (kondensasi) dan
membuang aliran energi panas ke lingkungan. Agar siklus lengkap,
supaya fluida dapat dialirkan ke evaporator lagi tekanan fluida harus
diturunkan oleh alat yang dikenal sebagai expansion valves Jenis-jenis
Refrigrant Proses pendinginan (refrigerasi) merupakan proses
pemindahan energi panas yang terkandung di dalam suatu ruangan.
Untuk keperluan pemindahan energi panas ruangan tersebut dibutuhkan
suatu fluida penukar kalor yang disebut Refrigeran. CFC (Cloro fluoro
Carbon) adalah Jenis refrigeran yang paling terkenal, akibat yang
ditimbulkan oleh jenis ini adalah merusak lapisan ozon dan berkontribusi
tinggi terhadap efek pemanasan global. Sehingga jenis ini dihapuskan dan
sebagai gantinya adalah HCFC-22, HFC-134a dan HC-600a. Menurut
sifat penyerapan dan ekspansi panas, maka refrigeran dapat dibagi
menjadi 2 klasifikasi yaitu :
47 C C +6 0 C Sumber : Log Book MT. Permata Niaga Maka penulis akan
membahas mengenai Apa yang menyebabkan kurang optimalnya
temperature mesin pendingin bahan makanan. Dengan demikian penulis
menganalisa gangguan-gangguan tersebut yaitu : 1. Terjadinya kebocoran
pada sistem pendingin 2. Terjadinya Penebalan Bunga Es pada
Evaporator 3. Kurangya Perawatan Terhadap Kompressor Dari
pengamatan dan data-data di atas yang penulis temukan maka penulis
akan menganalisa permasalahan diatas. 1. Terjadinya kebocoran pada
sistem pendingin Suatu instalasi mesin pendingin yang sedang beroperasi
tidak akan berkurang Freon-nya bila tidak terjadi kebocoran, sehingga
untuk menambah Freon kedalam system maka kebocoran harus terlebih
dahulu di tanggulangi. Diketahui bahwa system pendingin mengalami
kekurangan bahan pendingin, hal ini disebabkan karena adanya
kebocoran pada sisi isap yang akan menyebabkan berkurangnya Freon
yang bersirkulasi di dalam system pipa, kondensor dan receiver. Dimana
refrigerant yang bersirkulasi dalam system mempunyai tekanan lebih
tinggi daripada tekanan atmosfer, yaitu terjadi penurunan tekanan. Maka
apabila terjadi kebocoran pada media pendingin (Freon) tersebut akan
keluar. Sehingga kebocoran yang tidak diketahui menyebabkan Freon
semakin lama semakin berkurang dan mengakibatkan suhu pendingin
bahan makanan tidak normal.
51 37 Adapun cara untuk mencairkan bunga es tersebut degan cara yaitu
dengan cara defrosting, dimana mesin pendingin bahan makanan di off
tunggu beberapa menit kemudian pipa evaporator yang ditutupi oleh
bunga es disiram dengan air supaya proses pencairan lebih cepat. Proses
pencairan bunga es tersebut dimaksudkan supaya penyerapan udarah
sekitar atau udarah ruang pendingin sempurna, dengan penyerapan
udarah yang sempurna maka temperature yang tidak normal menjadi
normal. Dari kedua analisa diatas, ternyata tidak normalnya suhu ruang
pendingin bahan makanan di atas kapal MT. PERMATA NIAGA
disebabkan adanya kebocoran pada instalasi mesin pendingin dan
terjadinya penebalan bunga es pad pipa evaporator Kurangnya Perawatan
Terhadap Kompressor Karena kurangnya perawatan terhadap
kompressor menyebabkan kinerja kompressor mesin pendingin menurun,
sehingga diperlukan perawatan pada bagian-bagian kompressor meliputi :
a. Cross pin bearing. Kerusakan Cross pin bearing berpengaruh terhadap
kinerja kompressor disebabkan pemampatan freon kurang sempurna
pelumasan dari bagian tersebut sangat penting mengingat didalam bagian
tersebut pelumasan merupakan sistem pendingin dalam ruang
pelumasan,dan pemasangan cross pin bearing harus sesuai dengan
manual book dan apabila cross pin bearing rusak segera ganti dengan
yang baru. b. Kerusakan pada Ring piston. Menurun kompresi terjadi
dikarenakan adanya kerusakan pada ring piston, sebagaimana diketahui
pada langkah kompresi ring piston bekerja mengisap
52 38 dan menekan freon apabila ring piston patah segera mungkin
menganti dengan ring piston baru. c. Pelumasan Kerusakan kompresor
juga disebabkan oleh pelumasan yang tidak sempurna. Minyak lumas
berfungsi sebagai pemisah dua bidang permukaan yang selalu
bergesekan. Perawatan terhadap kompresor meliputi : 1. Penggantian
minyak lumas Pemakaian minyak lumas harus sesuai dengan
kekentalannya, karena minyak lumas yang terlalu kental tidak dapat
menembus lapisan permukaan antara bagian yang bergerak, apalagi pada
kelonggaran yang sempit. Sehingga hasil pelumasan tidak merata dan
bagian yang bergesekan cepat menjadi aus dan rusak, minyak lumas
yang terlalu encer, tidak dapat membuat lapisan film dan tidak dapat
melumasi bagian yang bergerak sehingga bagian yang bergerak tersebut
setelah tangki pengumpul ditutup dan kompresor dijalankan sampai bahan
pendingin di evaporator terhisap semua. Dapat dilihat dari manometer
hisap dalam keadaan vacum. Kompresor di stop dan tutup kran isap dan
kran buang kompresor, baru penggantian minyak lumas dilakukan. 2.
Penambahan minyak lumas Penambahan minyak lumas dapat dilakukan
seperti berikut, pasang pipa corong yang telah dilengkapi dengan nepel
pada pipa pengisian khusus pada kompresor. Tabung/mug diisi minyak
lumas, kran setelah tangki pengumpul ditutup dan kompresor dijalankan
sampai vacum. Kran pengisi dibuka sedikit demi sedikit sehingga minyak
lumas didalam tabung terhisap masuk ke dalam kompresor sampai pada
batas yang mencukupi. Selama
54 40 ini makin tebal, sehingga pada bagian katup dapat menyebapkan
kebocoran. Maka kotoran tersebut harus dibersihkan dengan ampelas
halus supaya katup dapat menempel rapat dan tidak terdapat celah-celah
yang dapat mengalirkan gas pada saat katup dalam keadaan menutup.
Demikian pula pada sitting klep yang tidak rapat. 2) Kerusakan pada
silinder. Jika terjadi kerusakan besar, misalnya dinding silinder luka
karena patahnya ring piston maka harus diperbaiki, sebab silinder harus
direcondition. Yaitu diameter silinder diperbesar kemudian dimasukkan
bus dengan tekanan. Baru bus ini dibubut hingga mendapatkan diameter
yang standard. 3) Mengganti paking atau gasket yang rusak. Pada
sambungan-sambungan yang menggunakan paking atau gasket yang
rusak dan harus diganti dengan yang baru, sebelum dipasang harus
dibersihkan lebih dahulu, sehingga ditempat tersebut tidak lagi terdapat
sisa gasket yang rusak. Sesudah bersih pasang paking atau gasket baru
dengan tepat. Letakkan dengan hati-hati supaya paking atau gasket tidak
tergeser dari tempatnya. Putarlah baut-baut pengikat bergantian agar
paking rata dan sambungannya rapat.