Anda di halaman 1dari 21

 

FAKTOR FAKTOR MENURUNNYA KINERJA KOMPRESOR MESIN


PENDINGIN BAHAN MAKANAN DIKAPAL MT. PERMATA NIAGA
TUGAS AKHIR Oleh: STEVANUS AMBA MA DIKA NIT : KEMENTRIAN
RISET DAN TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK
NEGERI SAMARINDA JURUSAN KEMARITIMAN PROGRAM STUDI
TEKNIKA SAMARINDA 2016

2 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Saya yang bertanda tangan


dibawah ini : Nama : STEVANUS AMBA MA DIKA NIT : Jurusan Program
Studi Jenjang : Kemaritiman : Teknika : Diploma III Judul Tugas
Akhir :Faktor Faktor Menurunnya Kinerja Kompresor Mesin Pendingin
Bahan Makanan Dikapal MT. PERMATA NIAGA Dengan ini menyatakan
bahwa Laporan Tugas Akhir ini adalah hasil karya sendiri dan semua
sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan
benar. Jika dikemudian hari terbukti ditemukan unsur plagiarisme dalam
Laporan Tugas Akhir ini, maka saya bersedia menerima sanksi apapun
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Samarinda,
Desember 2016 STEVANUS AMBA MA DIKA NIT

3 HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING FAKTOR FAKTOR


MENURUNNYA KINERJA KOMPRESOR MESIN PENDINGIN BAHAN
MAKANAN DIKAPAL MT PERMATA NIAGA NAMA : STEVANUS AMBA
MA DIKA NIT : JURUSAN PROGRAM STUDI JENJANG STUDI :
KEMARITIMAN : TEKNIKA : DIPLOMA III Laporan Tugas Akhir ini telah
disahkan Pada tanggal, Desember 2016 Pembimbing I, Menyetujui
Pembimbing II, Mika patayang ST, MT Drs,Refly Tawaerubun NIP. NIP
Mengesahkan : Direktur Politeknik Negeri Samarinda Ir.H.Ibayasid, M.Sc
NIP

4 HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI FAKTOR FAKTOR PENYEBAB


MENURUNNYA KINERJA KOMPRESOR MESIN PENDINGIN BAHAN
MAKANAN DIKAPAL MT PERMATA NIAGA NAMA : STEVANUS AMBA
MA DIKA NIM : JURUSAN PROGRAM STUDI JENJANG STUDI :
KEMARITIMAN : TEKNIKA : DIPLOMA III Laporan Tugas Akhir ini telah
diuji dan disetujui Pada tanggal, Desember 2016 Dewan Penguji: Penguji
I, Nama Penguji II, Nama Penguji III, Nama : Rusman,ST.,MT.,MM : M.
Adhma S.Kom,M.Si, : Maulita,SE,M.Sc.Ak Mengetahui: Ketua Jurusan
Kemaritiman Ketua Prodi Teknika M. Adham S. Kom, M. Si Rusman ST,
MT, MM NIP NIP

6 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat


Tuhan yang maha kuasa yang telah memberikan rahmat-nya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelsaikan laporan tugas akhir proyek
laut ini. Penulisan laporan tugas akhir ini adalah merupakan salah satu
tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III di
politeknik negeri samarinda. Dalam Penulisan laporan tugas akhir ini ini
penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan tugas akhir ini ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada : 1. Bapak. H. Ibayasid,
M. Sc, selaku Direktur politeknik Negri Samarinda yang telah memberikan
kemudahan-kemudahan baik berupa moril maupun materi selama
mengikuti pendidikan di Politeknik Negri Samarinda Jurusan Kemaritiman.
2. M. Adham S.Kom,M.Si selaku Ketua Jurusan Kemaritiman Politeknik
Negeri Samarinda. iv

7 3. Bapak. Mika Patayang, ST, MT selaku Sekertaris Jurusan


Kemaitiman Politeknik Negri Samarinda. 4. Bapak. Rusman ST, MT, MM
selaku Ketua Program Studi Teknika yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan
dalam rangka penyelesaian penyusunan Tugas akhir ini. 5. Bapak Mika
patayang ST, MT selaku Dosen pembimbing I dan Bapak Drs,Refly
Tawaerubun selaku dosen pembimbing II, yang telah membantu penulis
dalam melakukan koreksi terhadap laporan tugas akhir sehingga penulis
dapat menyelsaikan laporan dengan baik. 6. Seluruh staf maupun
karyawan PT. Permata Timur Lines yang telah memberikan arahan dan
bimbingan saat penulis melaksanakan praktek laut. 7. Seluruh awak kapal
MT Permata Niaga baik perwira mesin dan perwira deck yang telah
memberikan bimbingan selama praktek berlayar di atas kapal. 8. Kepada
kedua orang tua tercinta saya, Almarhum bapak saya dominggus tammu
dan Ibu saya Maria Pidi serta Kakak saya Dommar Tammu dan adikadik
yang telah memberikan semangat, kasih sayang dan doa serta pengertian
yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun
dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini. 9. Seluruh teman-teman
jurusan Nautika, Teknika, maupun Kpnk Angktan ke 10 khususnya yang
telah memberikan dukungan yang tiada henti-hentinya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. v

8 Akhirnya penulis berharap semoga Tuhan memberikan imbalan yang


setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat
menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah. Samarinda, Desember
2016 Stevanus Amba Ma dika NIT : vi

9 vii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN


ORISINALITAS... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN
PERSETUJUAN PENGUJI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...
DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v
vii ix xi xii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah
Batasan Masalah Tujuan Penulisan Manfaat Penelitian Sistematika
Penulisan... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Mesin Pendingin
Makanan Prinsip Kerja Mesin Pendingin Komponen-Komponen Mesin
Pendingin Kompresor... 15

10 viii Prinsip Kerja Kompresor Komponen-Komponen Kompresor


Refrigrant Prinsip Refrigrant Jenis-Jenis Refrigrant Syarat Refrigrant BAB
III METODE PENELITIAN Definisi Operasional Waktu dan Tempat
Penelitian Waktu Penelitian Tempat Penelitian Objek Penelitian Teknik
Pengumpulan Data Observasi Wawancara Studi Pustaka Hipotesa BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pembahasan BAB V
KESIMPILAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA... 43

11 LAMPIRAN ix

12 ix DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Sistem Pendingin Makanan di


Kapal... 6 Gambar 2.2 Diagram Instalasi Mesin Pendingin... 8 Gambar 2.3
Siklus Refrigerasi... 9 Gambar 2.4 Kondensor Gambar 2.5 Kompresor
Gambar 2.6 Contoh Refrigerant Gambar 3.1 Mesin Pendingin... 28

13 xi DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Data Mesin Pendingin Tabel 4.1 Data
Temperature Normal Mesin Pendingin Tabel 4.3 Data Temperature
Kerusakan Mesin Pendingin

14 xii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kutipan Wawancara. Lampiran 2


Cincin torak,cross pin bearing,cylinder liner dan piston. Lampiran 3
Patahnya cincin torak kompressor Lampiran 4 Kebocoran Pipa Pada
Sistem Mesin Pendingin Bahan Makanan

15 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah kapal dalam


melakukan pelayaran memerlukan penyediaan bahan makanan untuk
awak kapal dalam jumlah yang cukup dan bisa bertahan lama. Mengingat
bahan makanan memegang peranan penting dalam pelayaran jarak jauh,
Dalam pengawetan bahan makanan memerlukan pesawat bantu yang
disebut mesin pendingin yang berfungsi untuk mengawetkan bahan yang
ada di kapal. Mesin pendingin dikapal diperlukan untuk mengawetkan
bahan makanan di kapal pengisapan freon dikapal dilakukan oleh sebuah
alat yang disebut kompressor sangat banyak kegunaanya dikapal
kompresor perlu ada perawatan maksimal mungkin kerusakan pada
kompresor juga dapat menyebabkan menurunnya daya isapan dan tekan
freon sehingga menyebabkan tidak maksimalnya sistem mesin pendingin
bahan makanan. Kompresor mesin pedingin adalah jantung dari sistem
kompresi uap dan Ada empat jenis kompresor refrigerasi yang paling
umum adalah kompresor torak Reciprocatting compresor sekrup screw
sentrifugal, dan sudu svane Kompresor torak terdiri dari sebuah piston
yang bergerak ke depan ke belakang di dalam suatu silinder yang
mempunyai katup katup hisap dan katup buang (suction valve and
dishcharge valve) sehingga berlangsung proses pemompaan. kompresor
sekrup, sentrifugal dan sudu, semuanya menggunakan element-element
yang berputar, kompresor sekrup dan sudu adalah mesin yang bergerak
positif (positive-displacement). sedangkan kompresor sentrifugal bekerja
dengan memanfaatkan gaya sentrifugal.

16 2 Kompressor dituntut untuk dapat mengisap freon dari evaporator dan
menekan freon ke condenser dalam media pendingin secara optimal dan
menyebabkan kerusakan piston ring, keretakan cross pin bearing
kompresor menyebabkan menurunya produktivitas freon yang melalui
kompresor tersebut. Perawatan terhadap kompressor mesin pendingin
bahan makanan sangat penting untuk pengawetan bahan makanan maka
dari itu penulis mengangkat judul FAKTOR FAKTOR PENYEBAB
MENURUNNYA KINERJA KOMPRESSOR MESIN PENDINGIN BAHAN
MAKANANAN DIKAPAL? MT. PERMATA NIAGA 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang memilih judul di atas yang menjadi
masalah pokok adalah faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan
menurunnya kinerja kompresor mesin pendingin bahan makanan dikapal
MT. PERMATA NIAGA? 1.3 Batasan Masalah Sehubungan karena
luasnya permasalahan yang dibahas dan keterbatasan pengetahuan
penulis, maka dalam pembahasan tugas akhir penulis membatasi
permasalahan yaitu hanya membahas tentang faktor-faktor penyebab
menurunnya kinerja kompresor mesin pendingin bahan makanan dikapal
MT. PERMATA NIAGA. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam
penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan menurunnya kinerja kompresor mesin pendingin makanan
dikapal MT. PERMATA NIAGA

17 3 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penulissan tugas akhir
ini adalah sebagai berikut : a) Untuk menambah wawasan sebagai
masinis nantinya tentang penaganan mesin pendigin makanan di atas
kapal agar bahan makanan di kapal tetap segar. b)agar kerusakan yang
terjadi dapat di hindari sehingga tercapai kelancaran pada saat akan
dioprasikan. Sebagai bahan literature dan referensi bagi peneliti yang
mengkaji topik yang sama. c) Memperoleh data penelitian secara
konseptual berdasarkan hasil rancangan dan penguji mesin pendingin
bahan makanan di atas kapal d)dapat mengurangi masalah kerusakan
pada mesin pendingin makanan diatas kapal agar bahan makanan di atas
kapal terjaga kesegaranya 1.6 Sistematika Penulisan Dalam penulisan
tugas ini penulis membagi 5 bab secara sistematis agar dapat mudah di
mengerti oleh para pembaca dalam mengikuti penyajian tugas ini,
penulisan tugas akhir ini terbagi dalam beberapa bab sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan uraian tentang latar belakang
penulisan laporan perumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Merupakan landasan teori yang berisi
kajian liternatur dan tinjauan teoritis yang dijadikan dasar acuan dalam
faktor-

18 4 faktor menurunya kinerja kompresor mesin pendingin makanan di


kapal MT. PERMATA NIAGA BAB III : METODE PENELITIAN Merupakan
pembahasan dari metode-metode penelitian yang akan di gunakan dalam
pengumpulan data dan penyusunan tugas akhir ini. BAB IV : HASIL DAN
PEMBAHASAN Merupakan hasil penelitian dan analisis yang di lakukan
penulis untuk membahas hasil penelitian yang penulis melakukan di kapal
MT. PERMATA NIAGA selama penelitian. BAB V : KESIMPULAN DAN
SARAN Merupakan penutup yang memuat kesimpulan beserta kritik dan
saran yang disampaikan oleh penulis.

19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pendingin


Makanan Menurut taufik (2000), mengemukakan bahwa dingin terjadi
akibat adanya perubahan panas pada mesin pendingin yang
menghasilkan dingin dengan cara menyerap panas dari udara yang ada di
dalam ruang pendingin itu sendiri, sehingga suhu dalam ruang pendingin
turun/dingin. Pendingin umumnya didefinisikan sebagai proses
perpindahan panas atau bidang ilmu pengetahuan yang berarti proses
pengurangan dan penjagaan suatu ruangan dibawah suhu sekelilingnya.
Kapal-kapal barang yang dipergunakan untuk memuat daging, ikan, susu,
sayuran dan buah-buahan harus serta yang lainnya harus di jaga suhu
ruanganya dengan memakai mesin pendingin. Mesin pendingin dikapal
bekerja dengan prinsip destilasi dari suatu gas yang selanjutnya akan
diuapkan pada suatu tekanan yang di rendahkan. Gas-gas yang
dipergunakan untuk keperluan ini adalah: Karbondioksida (CO2).
Ammoniak (NH3 Chloormethyl (Ch3CL) dan Freon Refrigerant. Media
pendingin yang mudah diubah wujudnya dari gas menjadi cair atau
sebaliknya. Beberapa media pendingin tersebut antara lain sebagai
berikut: a. Asam Arang (CO2) Bersifat tidak berwarna dan tidak dapat di
bakar, mempunyai rasa yang merangsang dan tidak beracun. b. Amonak
(NH3) Gas yang tidak berwarna, berbau dan beracun mudah terbakar bila
tercampur dengan sejumlah udara sebanyak dua kalinya dengan mudah
dapat meledak.

20 6 c. Freon Freon merupakan suatu hasil susunan perbuatan yang


teratur, berbagai macam freon yang ada pada dewasa ini dipergunakan
angka-angka dibelakangnya. Freon yang sering dipergunakan adalah:
Freon merupakan bahan pendingin untuk jenis kompresor kompresor
sentrifugal. Freon merupakan bahan pendingin untuk jenis kompresor
dengan torak yang bekerja dengan suhu yang normal. Freon merupakan
jenis bahan pendingin untuk jenis torak yang bekerja dengan suhu di
bawah 40ºC. d. Chloormethyl (CH3CL) Dalam keadaan cair tidak
berwarna, tidak berbau sangat berbahaya, apabila terjadi kebocoran
dengan mudah dapat terbakar dan meledak, tidak merusak bahan metal
kecuali aluminium. Sistem pendingin untuk ruang penyimpanan makanan
yang ada dikapal dapat dilihat pada gambar 2.1 Sumber: Gambar 2.1:
Sistem pendingin makanan dikapal

21 Prinsip Kerja Mesin Pendingin Menurut Jusak J.H (2005), awal langkah
kerja dari mesin pendingin adalah ketika kompressor dijalankan,
kompressor mengisap gas freon yang berasal dari evaporator di mana
freon yang bertekanan rendah, dimanfaatkan hingga bertekanan tinggi
sehingga suhunya menjadi naik. Setelah itu gas freon yang dikompresikan
akan keluar dari kompressor dan melalui oil separator sebelum masuk ke
kondensor, oil separator ini berfungsi memisahkan minyak lumas dengan
gas freon, selanjutnya freon yang telah dipisahkan di dalam oil separator
akan mengalir ke dalam kondensor. Mesin pendingin makanan adalah
sebuah alat produksi atau usaha pemeliharaan suhu dari suatu bahan
ruangan pada tingkat yang rendah dari pada suhu yang ada di lingkungan
atmosfir di sekitarnya dengan cara penarikan atau penyerapan panas dari
bahan atau ruangan mesin pendingin tersebut. Di dalam kondensor gas
tersebut akan didinginkan oleh media pendingin air laut, maka freon yang
berbentuk gas tersebut akan mencair setelah mendapatkan pendinginan
di dalam kondensor, kemudian freon yang berbentuk cair tersebut akan
mengalir ke dalam receiver atau penampungan freon yang sudah mencair,
selanjutnya freon cair ini melewati dryer dan mengalir ke solenoid valve,
hingga kemudian akan masuk ke dalam katup ekspansi dan freon tersebut
dialirkan ke dalam pipa pipa evaporator. Di dalam evaporator ini freon
akan menguap karena menyerap panas yang berada di dalam ruangan
pendingin, dan freon yang telah menguap tersebut dihisap kembali oleh
kompresor. Diagram instalasi mesin pendingin dapat dilihat pada gambar
2.2

22 8 Sumber: ( ) Keterangan : Gambar 2.2: Diagram instalasi mesin


pendingin 1. compressor 7. Solenoid Valve 2. Separator 8. Ekspansi Valve
3. Condensor 9. Evaporator 4. Receiver 10. Thermostatic Valve 5.
Dehidrator 11. Bulb 6. Distributor 12. Back Pressure Valve Proses
pendinginan ini dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan
suhu (temperature) dari suatu bahan atau ruangan dan
mempertahankannya sesuai dengan suhu yang dikehendaki. Berdasarkan
prinsip kerja mesin pendingin zat atau cair yang mampu menguap pada
tekanan 1 atm cukup dengan panas yang bersuhu jauh dibawah 0 0 C. hal
ini dimaksud agar proses penguapan mengambil panas (ruang) sehingga
suhu (ruang) akan menjadi serendah yang kita kehendaki.

23 9 a. Siklus Refrigrant Dasar pemahaman dari siklus refrigerasi adalah


sebuah sistem yang dikenal sebagai sistem kompresi uap/gas (vapor
compression). Sebuah skema dari sistem kompresi uap ditunjukan pada
gambar dibawah. Sistem ini terdiri dari sebuah kompresor, sebuah
kondenser, sebuah expansion device dan sebuah evaporator.
Compressor-delivery head, discharge line, kondenser dan liquid line
membentuk sisi jalur tekanan tinggi (high-pressure side) dari sistem ini.
Expansion line, evaporator, suction line dan compressorsuction head
membentuk sisi jalur tekanan rendah (low-pressure side) dari sistem ini.
Siklus refrigerasi dapat dilihat pada gambar 2.3 Sumber: ( ) Gambar 2.3:
Siklus Refrigerasi

24 10 Penjelasan Siklus Refrigerasi: A-B : Un-useful superheat (kenaikan


temperatur yg menambah beban kompresor) Sebisa mungkin dihindari
kontak langsung antara pipa dan udara sekitarnya dgn cara menginsulasi
pipa suction. B-C : Proses kompresi (gas refrigerant bertekanan dan
temperatur rendah dinaikkan tekanannya sehingga temperaturnya lebih
tinggi dari media pendingin di kondenser. Pada proses kompresi ini
refrigerant mengalami superheat yg sangat tinggi. C-D : Proses de-
superheating (temperatur refrigerant mengalami pemurunan, tetapi tdk
mengalami perubahan wujud, refrigerant masih dalam bentuk gas). D-E :
Proses kondensasi (terjadi perubahan wujud refrigerant dari gas menjadi
cair tanpa merubah temperaturnya. E-F : Proses sub-cooling di kondenser
( refrigerant yg sudah dalam bentuk cair masih membuang kalor ke udara
sekitar sehingga mengalami penurunan temperatur). Sangat berguna
untuk memastikan refrigerant dalam keadaan cair sempurna. F-G : Proses
sub-cooling di pipa liquid (Refrigerant cair masih mengalami penurunan
temperatur karena temperaturnya masih diatas temperatur udara sekitar).
Pipa liquid line tdk diinsulasi, agar terjadi perpindahan kalor ke udara,
tujuannya untuk menambah kapasitas refrigerasi. (Note: dalam beberapa
kasus..pipa liquid harus diinsulasi nanti dijelaskan dalam pembahasan
khusus)

25 11 G-H : Proses ekspansi/penurunan tekanan (Refrigerant dalam


bentuk cair diturunkan tekanannya sehingga temperatur saturasinya
berada dibawah temperatur ruangan yg didinginkan, tujuannya agar
refrigerant cair mudah menguap di evaporator dgn cara menyerap kalor
dari udara yg dilewatkan ke evaporator) Terjadi perubahan wujud
refrigerant dari cair menjadi bubble gas sekitar 23% karena penurunan
tekanan ini. Jadi refrigerant yg keluar dari katup ekspansi / masuk ke
Evaporator dalam bentuk campuran sekitar 77% cairan dan 23% bubble
gas. H-I : Proses evaporasi (refrigerant yg bertemperatur rendah
menyerap kalor dari udara yg dilewatkan ke evaporator. Terjadi
perubahan wujud refrigerant dari cair menjadi gas. Terjadi juga penurunan
temperatur udara keluar dari evaporator karena kalor dari udara diserap
oleh refrigerant) I-A : Proses superheat di evaporator: Gas refrigerant
bertemperatur rendah masih menyerap kalor dari udara karena
temperaturnya yg masih dibawah temperatur udara. Temperatur
refrigerant mengalami kenaikan). Superheat ini bergua untuk memastikan
refrigerant dalam bentuk gas sempurna sebelum masuk ke Kompresor
Komponen-komponen Mesin Pendingin 1.Bagian utama tersebut adalah :
a. Kompressor Menurut Suparwo (2000), kompressor adalah pompa isap
tekan dimana dengan adanya kompressor bahan pendingin biasa
mengalir keseluruh system dari pendingin. Sistem kerjanya adalah dengan
mengubah

26 12 tekanan, sehingga terjadi perbedaan tekanan yang memungkinkan


bahan pendingin mengalir (berpindah) dari sisi bertekanan tinggi ke
rendah. Prinsip kerjanya yaitu bahan pendingin yang diisap dari
evaporator, dengan suhu dan tekanan tinggi. Gas yang dimanfaatkan ini di
tekan keluar dari compressor lalu dialirkan ke kondensor. Kompressor
bisa berhenti secara otomatis bila ruang pendingin telah mencapai titik
beku atau tegangan terlalu tinggi. Tinggi rendahnya suhu terkontrol oleh
pengontrol suhu. b. Kondensor Dikutip dari modul, Rowa Sarifuddin
(2002), bahwa kondensor adalah merubah gas freon yang panas menjadi
freon yang cair untuk selanjutnya digunakan dalam proses pendinginan.
Kondensor dengan air pendingin umumnya terdiri dari sebuah silinder
dengan berpuluh-puluh pipa yang ada didalamnya dialirkan air pendingin.
Gas-gas freon yang panas dialirkan dalam silinder itu dan selanjutnya
mengembun (menjadi air). Kondensor dapat dilihat pada gambar 2.4
Sumber: ( ) Gambar 2.4: Kondensor

27 13 c. Katup Expansi Menurut Suparwo (2000), katup expansi berfungsi


sebagai pengatur aliran refrigerant untuk menurunkan tekanan refrigerant
dari tekanan kondensasi menjadi tekanan penguapan atau tekanan
evaporator dengan jalan mengatur banyaknya refrigerant yang keluar dari
katup expansi atau yang masuk ke evaporator melalui percikan
(throttung). Prinsip kerja dari katup expansi ini adalah katup ini terbuka
digerakkan oleh diagfragma, dimana tekanan gas menekannya dari atas.
Tekanan gas dari bulb menekan diagfragma, sedangkan dari bawah katup
mengalir bahan pendingin masuk di evaporator. Supaya terbuka terus,
tekanan gas dari bulb harus lebih besar dari tekanan bahan pendingin
sendiri, berarti juga suhu gas dalam bulb harus lebih tinggi dari suhu
badan pendingin dibawah diagfragma. Penguapan ini lebih cepat karena
suhu ruangan pendingin kembali cepat dingin. Bila ruang telah dingin,
maka perbedaan suhu dalam bulb dengan bahan menjadi kecil,
mengakibatkan katup makin tertutup dan kompressor berhenti secara
otomatis. Pengaturan katup expansi sangat pekat maximum baut
pengaturan atau penyetelan 1 /4 putaran. d. Evaporator Fungsi evaporator
adalah menguapkan refrigerant dari bentuk cair menjadi bentuk gas pada
tekanan dan suhu yang rendah, untuk dapat terjadi penguapan perlu
bantuan panas dari sekeliling akibat diambil panasnya maka suhu
sekelilingnya menjadi dingin. Evaporator adalah coil pipa yang
dibangkokkan berulang-ulang. Tujuannya dibengkokkan berulang-ulang
agar penyerapan panas dari ruang

28 14 pendingin lebih lama dibandingkan bila pipa dibengkokkan berkali-


kali. Sehingga efek penguapan gas lebih efektif. Dengan dinginnya ruang
pendingin tersebut, maka bahan makanan (daging, ikan, sayur dan lain-
lain) ditempatkan diruang tersebut menjadi awet atau tidak busuk. Adapun
alat bantu pada mesin pendingin guna menunjang kelancaran
pengoperasian dan fungsi masing- masing : a.oil separator berfungsi
sebagai pemisah minyak dan Freon kemudian minyak kembali ke carter
compressor. b.receiver sebagai tempat penampung atau mengumpulkan
media atau zat pendingin. c.gelas penduga berfungsi untuk mengontrol
jumlah media pendingin pada cairan Freon yang ada dalam system.
d.dehydrator atau drayer berfungsi sebagai alat yang dapat menyerap
uap/air,di dalam drayer terdapat silicagel atau diisikan bahan pengering
(dessiscant) dan kawat saringan sehingga dapat menyerap dan menjaring
uap air, asam, kotoran sert benda lain yang tidak diperlukan pada system.
e.solenoid valve (katup solenoid), katup ini dipakai untuk menghentikan
aliran cairan bahan pendingin jika ruangan pendingin mencapai batas
terendah dan akan membuka suhu ruangan pendingin menjadi batas
tertinggi. Apabila suhu telah mencapai batas terendah maka tidak ada
aliran listrik dari solenoid tersebut. f.thermostat berfungsi untuk
menghidupkan atau mematikan compressor berdasarkan pengaturan.
g.pipa perata tekanan berfungsi untuk meratakan tekanan zat pendingin
yang keluar dari evaporator.

29 15 h.pipa pengisian berfungsi untuk mengisi/membuat zat pendingin


dari ke dalam system. i.bulb dihubungkan dengan katup expansi yang
berfungsi untuk mengatur aliran zat pendingin. 2.2 Kompresor
Compressor diartikan sebagai alat atau mesin yang digunakan untuk
memampatkan (menekan) udara atau gas. Sehingga kompresor ini adalah
penghasil udara mampat. Karena proses pemampatan, udara mempunyai
tekanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan udara luar (1atm).
Udara mampat untuk juga digunakan untuk membersihkan bagian-bagian
mesin yang kotor di bengkel-bengkel dan manfaat lain yang sering
dijumpai sehari-hari. Kompressor adalah pompa isap tekan dimana
dengan adanya kompressor bahan pendingin biasa mengalir keseluruh
system dari pendingin. Sistem kerjanya adalah dengan mengubah
tekanan, sehingga terjadi perbedaan tekanan yang memungkinkan bahan
pendingin mengalir (berpindah) dari sisi bertekanan tinggi ke rendah.
Kompresor banyak dipakai untuk mesin pneumatic. Kompresor dapat
dilihat pada gambar 2.5 Sumber: ( ) Gambar 2.5: Kompresor

30 Prinsip Kerja Kompresor Prinsip kerja kompresor dapat dijelaskan


sebagai berikut. Jika torak pompa ditarik keatas, tekanan di bawah silinder
akan turun sampai di bawah tekanan atmosfer sehingga udara akan
masuk melalui celah katup hisap yang kendur. Katup terbuat dari kulit
lentur, dapat mengencang dan mengendur dan dipasang pada torak.
Setelah udara masuk pompa kemudian torak turun kebawah dan
menekan udara, sehingga volumenya menjadi kecil. Tekanan menjadi
naik terus sampai melebihi tekanan di dalam ban, sehingga udara mampat
dapat masuk ban melalui katup (pentil). Karena diisi udara mampat terus-
menerus, tekanan di dalam ban menjadi naik. Proses pemampatan terjadi
karena perubahan volume pada udara yaitu menjadi lebih kecil dari
kondisi awal Komponen-komponen Kompresor 1. Kerangka (Frame)
Fungsi utama adalah untuk mendukung seluruh beban dan berfungsi juga
sebagai tempat kedudukan bantalan, poros engkol, silinder dan tempat
penampungan minyak pelumas. 2. Poros Engkol (Crank Shaft) Berfungsi
mengubah gerak berputar (rotasi) menjadi gerak lurus bolak balik
(translasi). 3. Batang Penghubung (Connecting rod) Berfungsi
meneruskan gaya dari poros engkol ke batang torak melalui kepala silang,
batang penghubung harus kuat dan tahan bengkok sehingga mampu
menahan beban pada saat kompresi.

31 17 4. Kepala Silang (Cross head) Berfungsi meneruskan gaya dari


batang penghubung ke batang torak. Kepala silang dapat meluncur pada
bantalan luncurnya. 5. Silinder (Cylinder) Berfungsi sebagai tempat
kedudukan liner silinder dan water jacket. 6. Liner Silinder (Cylinder liner)
Berfungsi sebagai lintasan gerakan piston torak saat melakukan proses
ekspansi, pemasukan, kompresi dan pengeluaran. 7. Front and rear
cylinder cover Adalah tutup silinder bagian head end/front cover dan
bagian crank end/rear cover yang berfungsi untuk menahan gas/udara
supaya tidak keluar silinder. 8. Torak (Piston) Sebagai elemen yang
menghandel gas/udara pada proses pemasukan (suction), kompresi
(compression) dan pengeluaran (discharge). 9. Cincin Torak (Piston ring)
Berfungsi mengurangi kebocoran gas/udara antara permukaan torak
dengan dinding liner silinder. 10. Batang Torak (Piston rod) Berfungsi
meneruskan gaya dari kepala silang ke torak. 11. Cincin Penahan Gas
(Packing rod) Berfungsi menahan kebocoran gas akibat adanya celah
antara bagian yang bergerak dengan bagian yang diam.

32 Ring Oil Scraper Berfungsi untuk mencegah kebocoran minyak


pelumas dan frame 13.. Katup Kompresor (Compressor valve) Berfungsi
untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran gas/udara, kedalam atau
keluar silinder. Katup ini dapat bekerja membuka dan menutup sendiri
akibat adanya perbedaan tekanan yang terjadi antara bagian dalam
dengan bagian luar silinder. 2.3 Refrigrant Refrigeran adalah fluida kerja
yang bersirkulasi dalam siklus refrigerasi. Refrigeran merupakan
komponen terpenting siklus refrigerasi karena refrigeran yang
menimbulkan efek pendinginan dan pemanasan pada mesin refrigerasi.
ASHRAE (2005) mendefinisikan refrigeran sebagai fluida kerja di dalam
mesin refrigerasi, pengkondisian udara, dan sistem pompa kalor.
Refrigeran menyerap panas dari satu lokasi dan membuangnya ke lokasi
yang lain, biasanya melalui mekanisme evaporasi dan kondensasi. Calm
(2002) membagi perkembangan refrigeran dalam 3 periode: Periode
pertama, 1830-an hingga 1930-an, dengan kriteria refrigeran "apa pun
yang bekerja di dalam mesin refrigerasi". Refrigeran yang digunakan
dalam periode ini adalah ether, CO2, NH3, SO2, hidrokarbon, H2O, CCl4,
CHCs. Periode ke-dua, 1930-an hingga 1990-an menggunakan kriteria
refrigeran: aman dan tahan lama (durable). Refrigeran pada periode ini
adalah CFCs (Chloro Fluoro Carbons), HCFCs (Hydro Chloro Fluoro
Carbons), HFCs (Hydro Fluoro Carbons), NH3, H2O. Periode ke-tiga,
setelah 1990-an, dengan kriteria refrigeran "ramah lingkungan". Refrigeran
pada periode ini adalah HCFCs, NH3, HFCs, H2O, CO2.

33 19 Perkembangan mutakhir di bidang refrigeran utamanya didorong


oleh dua masalah lingkungan, yakni lubang ozon dan pemanasan global.
Sifat merusak ozon yang dimiliki oleh refrigeran utama yang digunakan
pada periode ke-dua, yakni CFCs, dikemukakan oleh Molina dan Rowland
(1974) yang kemudian didukung oleh data pengukuran lapangan oleh
Farman dkk. (1985). Setelah keberadaan lubang ozon di lapisan atmosfer
diverifikasi secara saintifik, perjanjian internasional untuk mengatur dan
melarang penggunaan zat-zat perusak ozon disepakati pada 1987 yang
terkenal dengan sebutan Protokol Montreal. CFCs dan HCFCs merupakan
dua refrigeran utama yang dijadwalkan untuk dihapuskan masing-masing
pada tahun 1996 dan 2030 untuk negara-negara maju (United Nation
Environment Programme, 2000). Sedangkan untuk negara-negara
berkembang, kedua refrigeran utama tersebut masing-masing dijadwalkan
untuk dihapus (phased-out) pada tahun 2010 (CFCs) dan 2040 (HCFCs)
(Powell, 2002). Pada tahun 1997, Protokol Kyoto mengatur pembatasan
dan pengurangan gas-gas penyebab rumah kaca, termasuk HFCs (United
Nation Framework Convention on Climate Change, 2005) Prinsip
Refrigrant Tentu saja secara alami energi panas hanya dapat berpindah
dari benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Untuk terus
menerus memindahkan energi panas dari ruangan yang dingin ke
lingkungan yang lebih panas diperlukan suatu sistem refrigerasi. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa sistem refrigerasi harus memiliki
bagian dingin dan bagian panas. Agar ruangan menjadi lebih dingin,
energi panas harus diserap dari dalam ruangan oleh bagian dingin

34 20 sistem refrigerasi dan dibuang melalui bagian panas sistem


refrigerasi. Tentu saja sesuai hukum ke-2 thermodinamika, tidak mungkin
suatu siklus sistem apapun dapat bekerja secara kontinu memindahkan
energi panas dari bagian dingin ke bagian panas tanpa memerlukan input
energi dari luar. Pada penggunaan air conditioning, umumnya input energi
ini berupa energi listrik yang digunakan untuk menggerakkan kompresor
mekanik. Sistem refrigerasi modern memanfaatkan sifat cairan yang dapat
menyerap kuantitas panas yang besar pada saat penguapan (evaporasi)
dan melepaskan kuantitas panas yang besar pada saat pengembunan
(kondensasi). Baik evaporasi dan kondensasi dapat terjadi pada suhu
tertentu yang dikenal sebagai titik didih atau titik embun. Nilai titik didih
atau titik embun ditentukan oleh tekanan fluida. Pada tekanan yang tinggi,
titik didih akan menjadi lebih tinggi dan pada tekanan yang lebih rendah,
titik didih akan menjadi lebih rendah. Jika kita turunkan tekanan suatu
fluida sehingga suhu didihnya menjadi lebih rendah daripada suhu
ruangan, maka fluida tersebut akan mendidih dan menguap (evaporasi).
Untuk berubah fase dari cairan menjadi gas, fluida memerlukan energi
panas. Energi panas ini akan diambil oleh fluida dari ruangan sehingga
ruangan akan menjadi dingin dan panas digunakan oleh fluida untuk
berubah wujud menjadi fase gas. Komponen yang mengakibatkan
evaporasi dikenal sebagai evaporator. Setelah fluida menyerap aliran
kalor dari ruangan dan berubah menjadi gas, energi panas yang berhasil
diserap harus dibuang ke lingkungan luar. Akan tetapi tekanan fluida
masih rendah, jika diekspos langsung ke bagian panas dari sistem, fluida
ini malah akan menyerap lebih banyak

35 21 panas karena titik didih masih lebih rendah daripada suhu
lingkungan. Agar energi panas dapat dibuang, fluida dalam bentuk gas ini
harus memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada lingkungan luar.
Supaya titik didih lebih tinggi, tekanan fluida harus dinaikkan. Komponen
yang berfungsi untuk menaikkan tekanan fluida dikenal sebagai
kompresor. Setelah melalui kompresor, tekanan fluida akan menjadi lebih
tinggi. Setelah melalui kompresor, fluida akan memiliki tekanan dan titik
didih yang lebih tinggi dari lingkungan. Karena titik didih fluida lebih tinggi
dari lingkungan, proses kebalikan dari apa yang terjadi di evaporator
terjadi. Fluida gas akan berubah wujud menjadi cair (kondensasi) dan
membuang aliran energi panas ke lingkungan. Agar siklus lengkap,
supaya fluida dapat dialirkan ke evaporator lagi tekanan fluida harus
diturunkan oleh alat yang dikenal sebagai expansion valves Jenis-jenis
Refrigrant Proses pendinginan (refrigerasi) merupakan proses
pemindahan energi panas yang terkandung di dalam suatu ruangan.
Untuk keperluan pemindahan energi panas ruangan tersebut dibutuhkan
suatu fluida penukar kalor yang disebut Refrigeran. CFC (Cloro fluoro
Carbon) adalah Jenis refrigeran yang paling terkenal, akibat yang
ditimbulkan oleh jenis ini adalah merusak lapisan ozon dan berkontribusi
tinggi terhadap efek pemanasan global. Sehingga jenis ini dihapuskan dan
sebagai gantinya adalah HCFC-22, HFC-134a dan HC-600a. Menurut
sifat penyerapan dan ekspansi panas, maka refrigeran dapat dibagi
menjadi 2 klasifikasi yaitu :

36 22 Kelas 1 : Adalah refrigeran yang dapat memberikan efek


pendinginan dengan menyerap panas laten dari substansi yang
didinginkan. Yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah Sulfur Dioksida,
Metil Klorida, Ethil Klorida, Amonia, Carbon Dioksida, Isobutan, CFC-11,
CFC-12, CFC-13, CFC-21, HCFC-22, CFC- 113, CFC-114, CFC-115 dan
HCFC-502. Kelas 2 : Adalah refrigeran yang hanya dapat menyerap
panas sensibel dari substansi yang didinginkannya. Yang termasuk dalam
klasifikasi ini adalah Udara, Cairan kalsium klorida, Cairan sodium klorida
dan Alkohol. Jenis-jenis refriferan (bahan pendingin) adalah sebagai
berikut : 1. Refrigeran-11 (R-11) 2. Refrigeran-12 (R-12) 3. Refrigeran-13
(R-13) 4. Refrigeran -22 (R-22) 5. Refrigeran-40 (R-40) 6. Refrigeran-113
(R-113) 7. Refrigeran-114 (R-114) 8. Refrigeran-134a (R-134a) 9.
Refrigeran-500 (R-500) 10. Refrigeran-502 (R-502) 11. Refrigeran-503 (R-
503) 12. Refrigeran-504 (R-504) 13. Refrigeran-717 (R-717) 14.
Refrigeran-744 (R-744)
37 Refrigeran-764 (R-764) Saat ini telah ditemukan beberapa refrigeran
yang dapat digunakan sebagai pengganti CFC. Refrigeran alternatif
tersebut berasal dari keluarga HFC (hidro fluoro karbon) dan HC (hidro
karbon) serta Carbon Dioksida, juga HCFC-22 atau R-22. Contoh
refrigerant dapat dilihat pada gambar 2.6 Sumber: ( ) Syarat Refrigrant
Gambar 2.6: Contoh Refrigerant Refrigerant memainkan peran yang
paling penting pada siklus pendinginan. Beberapa jenis refrigerant
tersedia untuk beberapa tipe penggunaan. Karakteristik yang paling kritis
dari refrigerant adalah dengan mudah akan mencair atau menguap pada
temperatur normal atau temperatur rendah. Walau bagaimanapun, hanya
sedikit refrigerant yang digunakan pada Air Conditioner (AC), tergantung
pada beberapa kondisi, seperti tipe

38 24 kompresor, temperatur penguapan (tekanan), dan temperatur


kondensasi (tekanan). KONDISI KONDISI 1.Tidak berwarna, tidak berbau,
Tidak akan menyebabkan orang merasa tidak dan tidak berasa. nyaman.
Untuk mencegah kebakaran dan kerusakan 2.Tidak mudah terbakar atau
pada unit dan peralatan yang berhubungan. meledak. Tidak berbahaya
bagi Untuk mencegah bahaya bagi manusia dan manusia dan binatang
binatang. 3.1 Mudah untuk diuapkan pada temperatur rendah dan diatas
Untuk mencegah kebocoran udara luar tekanan atmosfir. kedalam siklus
pendinginan. 3.2 Mudah untuk dicairkan pada Sehingga suku cadang
didalam mekanisme tekanan rendah bahkan jika siklus tidak perlu terlalu
kuat. udara luar panas. Kerja pendinginan besar dengan jumlah 4.Panas
laten dalam penguapan refrigerant sedikit. besar dan volume jenis kecil.
Sehingga kompresor yang digunakan kecil. Untuk mencegah penguapan
pada temperatur kritis yang rendah dan dengan demikian 5.Temperatur
kritis tinggi dan mencegah penyerapan panas dari refrigerant titik beku
rendah. Jika titik bekunya tinggi, refrigerant akan mengeras pada
temperatur biasa

39 25 menggantikan penguapan. Untuk mencegah refrigerant dari reaksi


kimia 6.Secara kimia stabil, tidak akan dengan zat lain dalam siklus
pendinginan. berkarat Untuk mencegah tersumbat dan melebur. Jangan
sampai, jika tekanan naik drastis pada 7.Bisa dipakai untuk cakupan
cuaca panas atau tekanan turun drastis pada yang luas terhadap
temperatur cuaca dingin, suku cadang akan rusak atau udara luar. siklus
pendinginan akan tidak stabil. Untuk mempermudah menemukan dan
8.Kebocoran refrigerant mudah memperbaiki titik kebocoran, sehingga
ditemukan menjamin stabilnya kerja pendinginan. 9.Harga murah Untuk
menjaga biaya operasional rendah

40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Sebelum


pembahasan lebih lanjut, kita harus mengetahui apa itu definisi
operasional. Definisi operasional adalah gambaran yang cukup jelas
tentang variable-variabel dalam objek praktek laut, variable harus di
definisikan secara operasional agar lebih mudah di cari hubungan antara
satu variable dengan variable lainnya dalam bentuk konkrit dan tegas.
Agar lebih memudahkan pengertian tentang maksud dan tujuan penelitian
dalam kaitannya dengan topic yang dibahas, maka pada bagian ini penulis
akan menguraikan suatu rumusan atau definisi operasional mengenai
beberapa indicator yang digunakan untuk menjelaskan variable. 1. Mesin
Pendingin Makanan Mesin pendingin makanan adalah alat produksi atau
usaha pemeliharaan suhu dari suatu bahan ruangan pada tingkat yang
rendah dari pada suhu lingkungan atmosfir sekitarnya dengan cara
penarikan atau penyerapan panas dari bahan atau ruangan mesin
pendingin tersebut. 2. Kompressor Compressor diartikan sebagai alat atau
mesin yang digunakan untuk memampatkan (menekan) udara atau gas.
Sehingga kompresor ini adalah penghasil udara mampat. Karena proses
pemampatan, udara mempunyai tekanan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan tekanan udara luar (1atm). Dalam kehidupan sehari-hari, sebagai
contoh, udara mampat yang digunakan untuk mengisi ban mobil atau

41 27 sepeda motor, memompa bola. Udara mampat untuk juga


digunakan untuk membersihkan bagian-bagian mesin yang kotor di
bengkel-bengkel dan manfaat lain yang sering dijumpai sehari-hari. 3.2
Waktu Dan Tempat Penelitian Waktu penelitian Penulis melakukan
penelitian terhadap mesin pendingin bahan makan pada saat penulis
melakukan praktek berlayar selama 1 (satu) tahun sebagai cadet mesin
diatas kapal MT.permata niaga dan dimanagement oleh OSM dimana
waktu yang dipakai oleh penulis untuk melaksanakan penelitian yaitu dari
tanggal 13 juni 2015 sampai dengan tanggal 20 juni 2016 dengan tahap
penelitian meliputi observasi awal, pengumpulan data dan analisa data.
Tetapi tidak selama itu penulis melakukan pengamatan karena status
penulis selama diatas kapal adalah sebagai cadet mesin dan pekerjaan
diatas kapal tidak hanya mengenai mesin pendingin bahan makanan,
tetapi banyak pekerjaan lain yang harus diselesaikan karena penulis juga
membantu semua pekerjaan yang dilakukan dikamar mesin, Tempat
Penelitian Tempat penelitian yang penulis dalam menyusun skripsi adalah
dikapal MT.permata niaga milik salah satu perusahaan pelayaran di
indonesia. Adapun nama perusahaan dan data kapal penulis mengadakan
penelitian adalah sebagai berikut : Nama kapal : MT. Permata Niaga Type
kapal : Aspalt tanker

42 28 Register kapal : Makassar Kebangsaan : Indonesia Kecepatan


kapal : 11.0 knot Mesin : Ningbo, China Call sign : PNEF L.O.A : L.B.P :
Gross Tonage : Dead weight : Breadth : M Depth : 6.00M 3.3 Objek
Penelitian Adapun objek penelitian tersebut adalah: Sumber: Kapal MT.
Permata Niaga ( ) Gambar 3.1: Mesin Pendingin

43 29 SPESIFIKASI Marker Refrigerant Machine : DAIKW KOGYO


CO.LTD : SELF PROVISION UNIT X 2 SETS External Size : 406 X 1360
X 880 Refrigerant : R - 22 Power Source Compressor Type Drive X
Revolution Compressor Motor : AC 440 V X 60 HZ X 3 Ø : FA-2SSYM :
ABB.M2 AA 160L4 : DIRECT START X 1750 RPM : BUILT IN
COMPRESSOR 3.4 Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan
data yang dipakai dalam menyusun tugas akhir didasarkan fakta-fakta dan
dari apa yang dialami oleh penulis selama melaksanakan proyek laut,
kemudian dari data-data dan fakta-fakta yang ada tersebut menjadi bahan
penyusunan ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
Observasi Observasi yaitu metode penelitian yang dilakukan penulis
dengan mengamati suatu objek yang akan diteliti dimana penulis
melakukan pengecekan secara langsung pada objek sistem pendingin
untuk ruang penyimpanan makanan diatas kapal MT. Permata Niaga yang
kemudian diakhiri dengan suatu kesimpulan yang benar agar dapat
dijadikan suatu bahan untuk mengerjakan penelitian ini. Berdasarkan
pengecekan yang di lakukan pada kapal tempat penulis melakanakan
praktek laut, bahan makanan

44 30 basah disimpan dalam suatu ruang pendingin, dimana temperature


dari ruang pendingin tersebut dipertahankan agar tidak berubah-ubah.
Tabel 3.1 : Data mesin pendingin RUANG ISI TEMPERATUR ( 0 C)
TEKANAN (Kg/cm) Sayuran 24,7 M C 7.0 Kg/cm Daging dan Ikan 15,6 M
C 7.0 Kg/cm Lobby 10,6 M C 7.0 Kg/cm Sumber : Manual Book Pada
ruang-ruang diatas dirancang untuk kedap terhadap udara luar yang dapat
masuk ke dalam ruangan tersebut Wawancara Wawancara yaitu metode
penelitian yang dilakukan secara langsung terhadap muka antara satu
orang dengan orang lainnya dimana terhadap suatu unsure
permasalahan. Dalam hal ini penulis mencoba untuk menanyakan
langsung permasalahan penyebab menurunnya kinerja kompresor mesin
pendingin bahan makanan dikapal MT. PERMATA NIAGA, karena dikapal
tersebut yang bertanggung jawab terhadap semua permesinan adalah
kepala kamar mesin atau (KKM). Penulis tidak hanya mewawancarai atau
menanyakan kepada kepala kamar mesin. Karena penulis ingin
membandingkan jawaban antara kepala kamar mesin dengan perwira
mesin lainnya. Sehingga penulis dapat menyimpulkan atau pun
mendapatkan suatu jawaban tentang hal diatas maka dari itulah penulis
mencoba menguraikan dalam bentuk tugas akhir ini.

45 Studi Pustaka Studi pustaka yaitu pengumpulan data dan informasi


dari buku-buku kepustakaan dengan mengembangkan pengalaman yang
didapat dengan sumber bacaan teori penunjang. Dalam penulisan tugas
akhir ini penulis mengacu kepada manual book, dan buku lainnya
mengenai mesin pendingin. 3.5 Hipotesa Penulis menduga faktor
penyebab terjadinya permasalahan yaitu menurunnya kinerja kompresor
mesin pendingin bahan makanan dikapal MT. PERMATA NIAGA adalah
kurangnya di perhatikan atas perawatan pada kompressor mesin
pendingin.

46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan


kejadian yang penulis alami ketika melaksanakan praktek laut dikapal MT.
PERMATA NIAGA yaitu terjadi kerusakan pada bagian-bagian
kompressor mesin pendingin bahan makanan. Terjadinya peristiwa
menurunnya kinerja kompressor mesin pendingin bahan makanan dapat
disebabkan oleh beberapa faktor. Berdasarkan kejadian yang penulis
alami pada saat melaksanakan penelitian selama praktek laut di kapal MT.
PERMATA NIAGA yaitu pada saat perjalanan pada tanggal 13 Januari
2016 dimana pada saat itu mesin pendingin bahan makanan mengalami
permasalahan, yaitu terjadinya penurunan temperature pendingin bahan
makanan. Tabel 4.1 : Data temperature normal mesin pendingin bahan
makanan pada tanggal 13 Januari WAKTU SAYURAN DAGING DAN
IKAN LOBBY C C C C -9 0 C C C C C Sumber : Log Book MT. Permata
Niaga Tabel 4.2 : Data temperature kerusakan mesin pendingin bahan
makanan pada tanggal 16 Januari WAKTU SAYURAN DAGING DAN
IKAN LOBBY C C +7 0 C C C +5 0 C

47 C C +6 0 C Sumber : Log Book MT. Permata Niaga Maka penulis akan
membahas mengenai Apa yang menyebabkan kurang optimalnya
temperature mesin pendingin bahan makanan. Dengan demikian penulis
menganalisa gangguan-gangguan tersebut yaitu : 1. Terjadinya kebocoran
pada sistem pendingin 2. Terjadinya Penebalan Bunga Es pada
Evaporator 3. Kurangya Perawatan Terhadap Kompressor Dari
pengamatan dan data-data di atas yang penulis temukan maka penulis
akan menganalisa permasalahan diatas. 1. Terjadinya kebocoran pada
sistem pendingin Suatu instalasi mesin pendingin yang sedang beroperasi
tidak akan berkurang Freon-nya bila tidak terjadi kebocoran, sehingga
untuk menambah Freon kedalam system maka kebocoran harus terlebih
dahulu di tanggulangi. Diketahui bahwa system pendingin mengalami
kekurangan bahan pendingin, hal ini disebabkan karena adanya
kebocoran pada sisi isap yang akan menyebabkan berkurangnya Freon
yang bersirkulasi di dalam system pipa, kondensor dan receiver. Dimana
refrigerant yang bersirkulasi dalam system mempunyai tekanan lebih
tinggi daripada tekanan atmosfer, yaitu terjadi penurunan tekanan. Maka
apabila terjadi kebocoran pada media pendingin (Freon) tersebut akan
keluar. Sehingga kebocoran yang tidak diketahui menyebabkan Freon
semakin lama semakin berkurang dan mengakibatkan suhu pendingin
bahan makanan tidak normal.

48 34 2. Terjadinya Penebalan Bunga Es pada Evaporator Penebalan


bunga es pada evaporator juga sangat berpengaruh terhadap suhu ruang
pendingin, Dimana bila terjadi penebalan bunga es. Maka akan
mengakibatkan temperature tidak normal dikarenakan penyerapan udara
sekitar di dalam ruang pendingin tidak terserap secara sempurna. Adapun
factor-faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya munculnya bunga es
pada permukaan evaporator diantaranya karena adanya kandungan air
yang terdapat pada media yang didinginkan, ruangan pendingin yang
seharusnya tidak dimasuki oleh udara luar tetapi udara dari luar masuk
karena pintu dari ruangan pendingin sering dibuka, dimana kita ketahui
bahwa udara yang kita hirup ini mengandung air, dan factor-faktor lainya.
3. Kurangya Perawatan Terhadap Kompressor Perawatan terhadap
Kompressor mesin pendingin diatas kapal adalah suatu usaha untuk
menjaga agar daya tekan dan kompresi freon normal,dalam sistem mesin
pendingin tersebut dapat bekerja secara efektif dan koefisien, sehingga
suhu ruang pendingin tetap stabil agar tetap terjaga kesegaran bahan
makanan tersebut. Maka untuk mencapai suhu yang diinginkan perlu
diadakan perawatan. Dalam melakukan perawatan harus diperhatikan
bagianbagian yang perlu dirawat secara berkala, dan yang harus dirawat
sesuai dengan kebutuhan. 4.2 Pembahasan Berdasarkan dari tabel 4.1 di
atas, penulis melihat terjadinya penurunan temperature pada pendingin
bahan makanan yang biasanya pada ruang sayuran +5 0 C, ruang daging
dan ikan C, dan ruang lobby +8 0 C. Penurunan temperatur pendingin
bahan makanan tiap 8 jam antara 1 0 C hingga 3 0 C. Setelah

49 35 diamati penurunan temperatur ini yang menyebabkan sehingga


temperature tidak normal adalah sebagai berikut Terjadinya kebocoran
pada sistem pendingin Penulis melihat terjadinya penurunan temperature
pada pendingin bahan makanan yang biasanya pada ruang sayuran +5 0
C, ruang daging dan ikan C, dan ruang lobby +8 0 C. Penurunan
temperatur pendingin bahan makanan tiap 8 jam antara 1 0 C hingga 3 0
C. Setelah diamati yang menyebabkan suhu diruang pendingin kurang
optimal karena adanya kebocoran pada sistem mesin pendingin bahan
makanan. Dan untuk mencari atau mengetahui letak suatu kebocoran
dilakukan langkahlangkah sebagai berikut : 1. Mencari Lokasi Kebocoran
Dalam mencari lokasi kebocoran dilakukan dengan dua cara yaitu : a.
Dengan busa sabun Pencarian kebocoran dilakuan di tempat-tempat
sambungan, ditempat terjadinya gesekan antara pipa dengan benda lain
karena getaran serta ditempat nipple-niple. Dengan adanya kebocoran
keluar maka apabila busa sabun berada di tempat terjadinya kebocoran
maka terjadi gelembunggelembung busa. b. Dengan lampu halide (torch
lamp) Pada halide terdapat lampu indicator yang dapat menyala
berdasarkan supply udara bersih disekeliling instalasi pendingin. Jika tidak
mengalami kebocoran dengan udara bersih maka nyala api berwarna biru,
tetapi apabila ada kebocoran maka warna api diantara burner jet dan
flame cap akan berubah menjadi hijau. Kelemahan dari lampu ini adalah
jika terjadi kebocoran yang terlalu besar dan seluruh ruangan telah penuh
dengan gas

50 36 refrigerant, maka sebelum diarahkan ketempat yang dicurigai nyala


api telah berwarna hijau. 2. Mengganti pipa yang bocor dengan pipa yang
baru Apabila kebocoran pada pipa kapiler sudah didapat, maka langkah
yang harus dilakukan adalah dengan mengganti pipa kapiler yang bocor
dengan pipa kapiler yang baru. Sebelum mengadakan pergantian pipa,
maka hal-hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu yaitu : a. Persiapan
pipa tembaga yang sama ukurannya dengan pipa yang akan diganti. b.
Memotong pipa sepanjang kurang lebih 3cm - 4cm dan ujung-ujung hasil
pemotongan pipa tersebut dibersihkan sampai tidak ada sisa-sisa serbuk
tembaga hasil potongan, dengan menggunakan gergaji besi atau
pemotong pipa. c. Pipa yang baru tersebut dikembangkan ujung-ujungnya
dengan swaging tool sehingga diameter ujung-ujung pipa tersebut pas
dengan pipa yang akan disambung. d. Setelah disambung lalu dilas
dengan tembaga, pengelasan ini harus merata sehingga perak yang
mencair masuk kedalam sela-sela sambungan pipa Penebalan Bunga Es
pada Evaporator Bunga es atau es yang terjadi pada permukaan
evaporator yang telah tebal dapat menghalangi aliran udara melalui
evaporator, penyerapan udara panas ada di ruang pendingin menjadi
terhalang akibat terjadinya penebalanbunga es pada evaporator. Jika
penebalan es pada evaporator ini tidak dicairkan, hal ini akan
mempengaruhi naiknya suhu ruang pendingin bahan makanan.

51 37 Adapun cara untuk mencairkan bunga es tersebut degan cara yaitu
dengan cara defrosting, dimana mesin pendingin bahan makanan di off
tunggu beberapa menit kemudian pipa evaporator yang ditutupi oleh
bunga es disiram dengan air supaya proses pencairan lebih cepat. Proses
pencairan bunga es tersebut dimaksudkan supaya penyerapan udarah
sekitar atau udarah ruang pendingin sempurna, dengan penyerapan
udarah yang sempurna maka temperature yang tidak normal menjadi
normal. Dari kedua analisa diatas, ternyata tidak normalnya suhu ruang
pendingin bahan makanan di atas kapal MT. PERMATA NIAGA
disebabkan adanya kebocoran pada instalasi mesin pendingin dan
terjadinya penebalan bunga es pad pipa evaporator Kurangnya Perawatan
Terhadap Kompressor Karena kurangnya perawatan terhadap
kompressor menyebabkan kinerja kompressor mesin pendingin menurun,
sehingga diperlukan perawatan pada bagian-bagian kompressor meliputi :
a. Cross pin bearing. Kerusakan Cross pin bearing berpengaruh terhadap
kinerja kompressor disebabkan pemampatan freon kurang sempurna
pelumasan dari bagian tersebut sangat penting mengingat didalam bagian
tersebut pelumasan merupakan sistem pendingin dalam ruang
pelumasan,dan pemasangan cross pin bearing harus sesuai dengan
manual book dan apabila cross pin bearing rusak segera ganti dengan
yang baru. b. Kerusakan pada Ring piston. Menurun kompresi terjadi
dikarenakan adanya kerusakan pada ring piston, sebagaimana diketahui
pada langkah kompresi ring piston bekerja mengisap

52 38 dan menekan freon apabila ring piston patah segera mungkin
menganti dengan ring piston baru. c. Pelumasan Kerusakan kompresor
juga disebabkan oleh pelumasan yang tidak sempurna. Minyak lumas
berfungsi sebagai pemisah dua bidang permukaan yang selalu
bergesekan. Perawatan terhadap kompresor meliputi : 1. Penggantian
minyak lumas Pemakaian minyak lumas harus sesuai dengan
kekentalannya, karena minyak lumas yang terlalu kental tidak dapat
menembus lapisan permukaan antara bagian yang bergerak, apalagi pada
kelonggaran yang sempit. Sehingga hasil pelumasan tidak merata dan
bagian yang bergesekan cepat menjadi aus dan rusak, minyak lumas
yang terlalu encer, tidak dapat membuat lapisan film dan tidak dapat
melumasi bagian yang bergerak sehingga bagian yang bergerak tersebut
setelah tangki pengumpul ditutup dan kompresor dijalankan sampai bahan
pendingin di evaporator terhisap semua. Dapat dilihat dari manometer
hisap dalam keadaan vacum. Kompresor di stop dan tutup kran isap dan
kran buang kompresor, baru penggantian minyak lumas dilakukan. 2.
Penambahan minyak lumas Penambahan minyak lumas dapat dilakukan
seperti berikut, pasang pipa corong yang telah dilengkapi dengan nepel
pada pipa pengisian khusus pada kompresor. Tabung/mug diisi minyak
lumas, kran setelah tangki pengumpul ditutup dan kompresor dijalankan
sampai vacum. Kran pengisi dibuka sedikit demi sedikit sehingga minyak
lumas didalam tabung terhisap masuk ke dalam kompresor sampai pada
batas yang mencukupi. Selama

53 39 penambahan minyak lumas agar selalu melihat galas penglihat


sampai level berapa penambahannya. Kemudian kran pengisian ditutup,
yang perlu diperhatikan saat pengisian minyak lumas ialah minyak lumas
didalam tabung jangan sampai habis karena udara akan terhisap masuk
ke kompresor. Jadi sebelum minyak lumas habis kran pengisian cepat
menjadi aus dan rusak. Pemakaian minyak yang terlalu lama akan
menurunkan kekentalan minyak lumas sehingga perlu diadakan
penggantian minyak lumas kompresor cepat. pengumpul, yaitu kran
ditutup. Buka kran setelah tangki pengumpul dan kompresor siap
dijalankan kembali. 3. Bagian - Bagian Yang Sering Mengalami Ganguan.
Adapun bagian yang sering mengalami ganguan yang menyebababkan
menurunya kinerja kompressor mesin pendingin bahan makanan yaitu : a.
Kerusakan pada bagian katup-katup (valve). b. Kerusakan pada silinder.
c. Kurangnya zat pendingin akibat dari kebocoran pada bagian-bagian
kompressor yang mengunakan packing gasket/seal dan pipa yang
mengalami kebocoran. Adapun cara- cara perbaikan pada saat overhaul
dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Mengganti valve. Kompresor yang
sudah lama bekerja, kalau pada suatu saat dibuka untuk keperluan
reparasi maka akan tampak minyak pelumas yang melekat dan
mengering. Hal ini terjadi karena minyak pelumas yang fungsinya sebagai
pelumas bagian-bagian kompresor, ada yang terkena gas panas atau
mendapat tekanan hingga mengering. Lama kelamaan lapisan yang
kering

54 40 ini makin tebal, sehingga pada bagian katup dapat menyebapkan
kebocoran. Maka kotoran tersebut harus dibersihkan dengan ampelas
halus supaya katup dapat menempel rapat dan tidak terdapat celah-celah
yang dapat mengalirkan gas pada saat katup dalam keadaan menutup.
Demikian pula pada sitting klep yang tidak rapat. 2) Kerusakan pada
silinder. Jika terjadi kerusakan besar, misalnya dinding silinder luka
karena patahnya ring piston maka harus diperbaiki, sebab silinder harus
direcondition. Yaitu diameter silinder diperbesar kemudian dimasukkan
bus dengan tekanan. Baru bus ini dibubut hingga mendapatkan diameter
yang standard. 3) Mengganti paking atau gasket yang rusak. Pada
sambungan-sambungan yang menggunakan paking atau gasket yang
rusak dan harus diganti dengan yang baru, sebelum dipasang harus
dibersihkan lebih dahulu, sehingga ditempat tersebut tidak lagi terdapat
sisa gasket yang rusak. Sesudah bersih pasang paking atau gasket baru
dengan tepat. Letakkan dengan hati-hati supaya paking atau gasket tidak
tergeser dari tempatnya. Putarlah baut-baut pengikat bergantian agar
paking rata dan sambungannya rapat.

55 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari analisa dan


pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa faktor faktor yang
menyebabkan menurunya kinerja kompresor mesin pendingin bahan
makanan yaitu: 1. Terjadinya kebocoran pada sistem pendingin sehingga
kebocoran yang tidak di ketahui menyebabkan freon semakin lama
semakin berkurang dan mengakibatkan suhu pendingin bahan makanan
tidak normal. 2. Terjadinya penebalan bunga es pada evaporator
mengakibatkan temperature tidak normal dikarenakan penyerapan udara
sekitar di dalam ruang pendingin tidak terserap secara sempurna 3.
Kurangnya perawatan terhadap kompressor yang mengakibatkan suhu
ruang pendingin tidak stabil dan tidak dapat menjaga kesegaran bahan
makanan tersebut. 5.2 Saran Adapun saran yang dapat di sampaikan
penulis dalam hal ini adalah sebagai berikut: 1. Harus selalu menjaga agar
tidak terjadi kebocoran pada sistem pendingin agar dapat menjaga suhu
pendingin bahan makanan dalam keadaan normal. 2. Harus selalu
melakukan pengecekan agar tidak terjadi penebalan bunga es pada
evaporator sehingga penyerapan udara sekitar terserap secara sempurna.

56 42 3. Harus selalu melakukan perawatan terhadap kompressor agar


dapat menjaga suhu dan kesegaran bahan makanan tetap stabil.

57 DAFTAR PUSTAKA Drs. Sumanto, M.A, 2004, Dasar-dasar Mesin


Pendingin, Andi Yogyakarta. Handoko K, Alat Kontrol Mesin Pendingin,
PT. Ichtiar Baru, Jakarta. Juni Handoko, 2008, Merawat dan Memperbaiki
AC, PT Kawan Pustaka, Jakarta. Nurdin Harahap, Permesinan Bantu,
Balai Pendidikan dan Peningkatan Ilmu Pelayaran, Jakarta. Suparwo, Sp.,
2002, Mesin Pendingin, Balai Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan
Ilmu Pelayaran, Jakarta. Thamrin, 1980, Mesin Pendingin, Kesatuan
Pelaut Indonesia, Jakarta. Sumber: Sumber: ( ) Sumber: ( ) Sumber: ( )
Sumber: ( )

58 Lampiran 1 Kutipan Wawancara Penulis : Selamat malam bas, boleh


minta waktunya sebentar bas, ada hal yang ingin saya pertanyakan?
Masinis I : Iya selamat malam, silahkan mau tanya apa det? Penulis : Apa
saja faktor faktor penyebab menurunnya kinerja kompressor mesin
pendingin bahan makananan bas? Masinis I : Jadi begini det, faktor-faktor
yang menyebabkan menurunnya kinerja kompresor mesin pendingin
bahan makanan adalah karena terjadinya penebalan bunga es pada
evaporator yang mengakibatkan temperature tidak normal dikarenakan
penyerapan udara sekitar di dalam ruang pendingin tidak terserap secara
sempurna serta kurangnya perawatan terhadap kompressor yang
mengakibatkan suhu ruang pendingin tidak stabil dan tidak dapat menjaga
kesegaran bahan makanan tersebut. Penulis : Lalu bagaimana
seharusnya cara untuk mengatasi masalah ini bas? Masinis I : Cara
mengatasinya tentu dengan cara selalu melakukan pengecekan agar tidak
terjadi penebalan bunga es pada evaporator sehingga penyerapan udara
sekitar terserap secara sempurna dan harus selalu melakukan perawatan
terhadap kompressor agar dapat menjaga suhu dan kesegaran bahan
makanan tetap stabil. Penulis : Baik bas, terima kasih atas waktu dan
informasinya.

59 Lampiran II Overhaul Bagian-Bagian Kompressor Mesin Pedingin


Bahan Makanan yang Mengalami kerusakan GAMBAR : cincin torak,cross
pin bearing,cylinder liner dan piston. Sumber : kapal MT.Permata Niaga

60 Lampiran III Patahnya Cincin Torak kompressor Gambar : Patahnya


cincin torak kompressor Sumber : Kapal MT.Permata Niaga

61 49 Lampiran IV Gambar: Kebocoran Pipa Pada Sistem Mesin


Pendingin Bahan Makanan Sumber: Kapal MT. Permata Niaga

Anda mungkin juga menyukai