Tugas Perorangan ETIKA PROFESI HUKUM, Nevri Berty Tombokan (16080058)

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

TUGAS PERORANGAN

MATA KULIAH ETIKA PROFESI HUKUM


KELAS. F
Nama : Nevri Berty Tombokan;
NPM : 16080058.
Pertanyaan
1. Apakah para Jaksa sudah menerapkan Kode Etik Jaksa dengan
baik?
2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pelanggaran Kode Etik
Jaksa?
3. Bagaimana pelanggaran dapat diminimalisir?
4. Bagaimana solusinya menurut saudara?

Jawaban
1. Belum semua Jaksa menerapkan Kode Etik Jaksa dengan baik,
terbukti dengan adanya kasus yang baru-baru ini terjadi dimana
seorang Jaksa yang bernama Pinangki Sirna Malasari atau yang
lebih dikenal dengan Jaksa Pinangki telah mencederai Profesi Jaksa
yaitu dalam kasus Tindak Pidana Suap, Pencucian Uang, dan
Permufakatan jahat dalam perkara Terpidana kasus Djoko Tjandra.
Adapun Kode Etik Jaksa teertuang dalam Peraturan Jaksa Agung
Republik Indonesia Nomor: PER-014/A/JA/11/2012 tentang Kode
Etik Perilaku Jaksa.1
2. Faktor-faktor penyebab terjadinya pelanggaran Kode Etik Jaksa,
antara lain:2
a. Pengaruh Sifat Kekeluargaan;
b. Pengaruh Jabatan;
c. Lemahnya penegakan hukum di Indonesia;
1
Niru Anita Sinaga, “Kode Etik sebagai Pedoman Pelaksanaan Profesi Hukum yang Baik”,
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara Vol. 10, No. 2, (2020): 3.
2
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006), hlm.
173.
d. Lemahnya kontrol dari masyarakat; dan
e. Kurangnya sarana untuk menyampaikan keluhan masyarakat.
3. Pelanggaran dapat diminimalisir dengan 2 (dua) cara khusus, yaitu:
a. Tindakan Preventif yaitu dengan cara mengadakan Pendidikan
karakter dan moral kepada para Jaksa.
b. Tindakan Represif yaitu dengan cara memberikan hukuman
yang setimpal kepada jaksa yang tidak professional dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya (mengacu pada
Peraturan Jaksa Agung Nomor: PER-014/A/JA/11/2012 pada
Pasal 12 hingga Pasal 14 mengenai sanksi yang diberikan).
4. Solusi atau jalan keluarnya adalah peran serta masyarakat apabila
mengetahui seorang Jaksa yang melanggar Kode Etik Jaksa dengan
cara melaporkan ke Komisi Kejaksaan, dan oleh Komisi Kejaksaan
langsung bertindak sesuai dengan perannya sebagai pengawas
eksternal dan juga kerjasama dengan unit pengawas internal yang
ada di Kejaksaan Agung untuk diproses lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai