10 Wto Black and White Full Complete
10 Wto Black and White Full Complete
1 2
• WTO memiliki beberapa tujuan penting, yaitu : • Secara khusus, berdasarkan Pasal III Persetujuan WTO
1. mendorong arus perdagangan antarnegara, dengan ditegaskan lima fungsi WTO yaitu :
mengurangi dan menghapus berbagai hambatan yang dapat 1. untuk memfasilitasi implementasi administrasi dan pelaksanaan
mengganggu kelancaran arus perdagangan barang dan jasa. dari Persetujuan WTO serta perjanjian – perjanjian multilateral
2. memfasilitasi perundingan dengan menyediakan forum dan plurilateral tambahannya.
negosiasi yang lebih permanen. Hal ini mengingat bahwa 2. untuk memberikan suatu forum tetap guna melakukan
perundingan perdagangan internasional di masa lalu prosesnya perundingan diantara anggota. Perundingan ini tidak saja
sangat kompleks dan memakan waktu. menyangkut masalah/isu – isu yang telah tercakup dalam
3. untuk penyelesaian sengketa, mengingat hubungan dagang Persetujuan WTO saja, namun juga berbagai masalah/isu yang
sering menimbulkan konflik – konflik kepentingan. Meskipun belum tercakup dalam Persetujuan WTO.
sudah ada persetujuan – persetujuan dalam WTO yang sudah 3. sebagai administrasi sistem penyelesaian sengketa WTO
disepakati anggotanya, masih dimungkinkan terjadi perbedaan 4. sebagai administrasi dari Mekanisme Tinjauan atas Kebijakan
interpretasi dan pelanggaran sehingga diperlukan prosedur Perdagangan (Trade Policy Review Mechanism – TPRM)
legal penyelesaian sengketa yang netral dan telah disepakati
bersama. 5. melakukan kerjasama dengan organisasi – organisasi
internasional dan organisasi – organisasi non-pemerintah
3 4
1
4/22/2015
Tariff binding
5 6
• Prinsip Most-Favoured-Nations (Pasal I GATT) • Prinsip National Treatment (Pasal III GATT)
bahwa suatu kebijakan perdagangan harus dilaksanakan produk dari suatu negara yang diimpor ke dalam suatu negara
atas dasar nondiskriminatif harus diperlakukan sama seperti halnya produk dalam negeri.
semua negara anggota terikat untuk memberikan negara • Prinsip Perlindungan hanya melalui Tariff (Pasal XI GATT)
– negara lainnya perlakuan yang sama dalam pelaksanaan hanya memperkenankan tindakan proteksi terhadap industri
kebijakan impor dan ekspor serta yang menyangkut biaya domestik melalui tarif (menaikkan tingkat tarif bea masuk) dan
– biaya lainnya. tidak melalui upaya–upaya perdagangan lainnya (non-tarif
commercial measures).
Perlakuan Khusus Bagi Negara Sedang Berkembang (Special dan
• Prinsip Perlindungan melalui Tarif (Pasal II GATT 1994 Differential Treatment for developing countries
) mengakui kebutuhan negara yang sedang berkembang untuk
setiap negara anggota GATT atau WTO harus memiliki menikmati akses pasar yang lebih menguntungkan.
daftar produk yang tingkat bea masuk atau tarifnya harus melarang negara – negara maju untuk membuat rintangan–
diikat (legally bound). rintangan baru terhadap ekspor negara – negara berkembang.
• Prinsip National Treatment (Pasal III GATT) Negara – negara industri juga mau menerima bahwa mereka
tidak akan meminta balasan dalam perundingan mengenai
produk dari suatu negara yang diimpor ke dalam suatu penurunan atau penghilangan tarif dan rintangan – rintangan
negara harus diperlakukan sama seperti halnya produk lain terhadap perdagangan negara – negara yang sedang
dalam negeri. berkembang.
7 8
2
4/22/2015
11 12
3
4/22/2015
•
negara berkembang dalam mengimplementasikan komitmennya di WTO.
Isu - isu implementasi yang dimuat dalam Decision on Implementation-Related Issues and
dipimpin India, mempermasalahkan:
Concerns dan menyangkut kepentingan negara berkembang antara lain:
1. Agreement on Agriculture – Bahan kebutuhan dasar manusia seperti bahan
2. Agreement on Sanitary and Phytosanitary Measures
3. Agreement on textiles and clothing pangan seharusnya TIDAK dimasukkan dalam
4. Agreement on Technical Barriers to Trade (TBT )
5. Agreement on Trade Related Investment Measures (TRIMs) skema WTO. Seharusnya tidak diliberalisasikan,
6. Anti-dumping Agreement
7. Agreement on Preshipment Inspection (PSI) tidak dibebaskan pd harga pasar, tetapi berhak
8. Agreement on Rules of Origin (ROO)
9. Agreement on Import Licensing dikontrol, disubsidi, oleh negara, terutama di
10. Agreement on Subsidies and Countervailing Duties
11. Agreement on Safeguard negara berkembang.
12. General Agreement on Trade in Services (GATS)-WTO
15 16
4
4/22/2015
REFERENSI
•
Bandung
Huala Adolf, 2005. Penyelesaian Sengketa Dagang dalam World Trade
World Trade Organization (WTO)
Organization (WTO), CV. Mandar Maju, Bandung;
• Huala Adolf, 2004. Hukum Perdagangan Internasional, PT. Raja Grafindo Persada,
Bandung
Bagian Ketiga
• Huala Adolf, 2005. Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Sinar Grafika,
Bandung;
• Kartadjoemena, H.S., 1996, “GATT dan WTO” Sistem, Forum dan Lembaga
Internasional di Bidang Perdagangan, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta
• http://www.wto.org/english/docs_e/legal_e/gatt47_01_e.htm
Hanif Nur Widhiyanti, S.H.,M.Hum.
17 18
5
4/22/2015
21 22
REFERENSI
Alfons Samosir, World Trade Organization (WTO) dan Negara
Berkembang, Direktorat Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional
Hidayat, Mochamad Slamet, dkk. 2006. Sekilas Tentang WTO (World
Trade Organization). Jakarta : Direktorat Perdagangan, Perindustrian,
Investasi dan HKI, Direktorat Jendral Multilateral Departemen Luar
Negeri.
Huala Adolf, 2005. Hukum Ekonomi Internasional, PT. Raja Grafindo
Persada, Bandung
Huala Adolf, 2005. Penyelesaian Sengketa Dagang dalam World Trade
Organization (WTO), CV. Mandar Maju, Bandung;
Huala Adolf, 2004. Hukum Perdagangan Internasional, PT. Raja Grafindo
Persada, Bandung
Huala Adolf, 2005. Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Sinar
Grafika, Bandung;
Kartadjoemena, H.S., 1996, “GATT dan WTO” Sistem, Forum dan Lembaga
Internasional di Bidang Perdagangan, Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta
http://www.wto.org/english/docs_e/legal_e/gatt47_01_e.htm
23 24