Anda di halaman 1dari 3

1.

Pola Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas


Dalam konteks ini, yang di maksud dengan pola adalah cara atau
teknikpelaksanaan PTK yang dapat dijadikan rujukan dalam
penyelenggaraan PTK sesuai dengan model PTK yang dipilih dengan
mempertimbangkan ondisi peneliti dan sumber daya yang tersedia.
Terdapat berbagai pola pelaksanaan PTK, yakni PTK guru peneliti, PTK
pola kolaboratif, dan PTK simultan terintegrasi.
a. Pola guru peneliti
Pola pertama ini guru memiliki peran utama, baik dalam perencanaan
maupun dalam pelaksanaan. Kalaupu guru melibatkan orang lain
seperti dosen peneliti dari LPTK, sifatnya hanya konsultatif untuk
menjamin validasi tindakan yang dilakukannya. Tujuan yang ingin
dicapai oleh pola guru peneliti adalah untuk memecahkan masalah
praktis yang dihadapi oleh guru itu sendiri dalam proses pembelajaran.
Pada pola tindakan guru peneliti, biasanya diawali dari keresahan guru
itu tentang perilaku siswa dalam proses pembelajaran yang telah
dilakukannya. Guru merasa ada masalah dalam mengelola
pembelajaran sehingga ia berkeinginan untuk memecahkannya. Untuk
mempertajam masalah dan merancang tindakan-tindakan yang perlu
dilakukan, guru mengadakan studi pendahuluan dengan mengkaji
berbagai literatur dan mengadakan konsultasi dengan orang yang
dianggap memiliki keahlian dalam bidang pembelajaran, sedangkan
untuk memperkaya bahan refleksi, guru meminta teman sejawat untuk
amnil bagian sebagai observer, yakni mengobservasi tindakan yang
dilakukannya serta mencari pengaruh yang ditimbulkan dari tindakan
yang dilakukannya sebagai bahan masukan dalam kegiatan refleksi.
Oleh karena itu yang merancang program penelitian termasuk
menyusun tindakan untuk memecahkan masalah adalah guru, maka
tanggung jawab keberhasilan penelitian adalah guru itu sendiri.
Untuk guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang cukup
khususnya dalam bidang pembelajaran, pola ini merupakan pola ideal

1
untuk meingkatkan kinerjanya. Guru bukan saja akan lebih menghayati
masalah yang dihadapinya, melainkan dapat lebih memahami apa yang
harus dilakukannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Akan
tetapi, bagi guru yang kurang menguasai masalah pembelajaran, justru
pola ini manakala diterapkan oleh guru memiliki kelemahan, yakni
bisa terjadinya kesalahan dalam menentukan dan
mengimplementasikan tindakan. Oleh karena itu, pola ini cenderung
dilakukan oleh guru yang memiliki pengetahuan, tingkat kekreativitas
dan tingkat inovatif yang tinggi. Bagi guru yang cenderung bersifat
konservatif yang sulit untuk melakukan berbagai inovasi, biasanya
jarang menggunakan pola ini. Guru biasanya merasa puas dengan hasil
yang telah dicapainya, walaupun sebenarnya masih dapat
dirtingkatkan.
2. Pola kolaboratif
Pola ini biasanya inisiatif untuk melaksanakan PTK tidak dari guru,
akan tetapi dari pihak luar yang berkeinginan untuk memecahkan
masalah pembelajaran. PTK dirancang dan dilaksanakan oleh suatu tim
yang biasanya terdiri atas, guru, kepala sekolah, dosen LPTK, dan
orang lain yang terlibat dalam tim peneliti. Guru berperan hanya
sebagai anggota tim peneliti, yang berfungsi melaksanakan tindakan
seperti yang dirancang oleh tim peneliti. Dengan demikian, pada pola
ini guru tidak memiliki kesempatan yang luas untuk melakukan
tindakan, sebab baik perencanaan maupun bagaimana
mengimplementasikan tindakan tidak ditentukan oleh guru sendiri,
melainkan oleh tim peneliti. Masalah yang hendak diteliti dengan
menggunakan pola ini bisa terjadi masalah yang tidak dihadapi oleh
guru secara langsung dan praktis, akan tetapi masalah yang bersifat
umum yang ditentukan oleh tim peneliti, walaupun sebenarnya
dilakukan untuk membantu guru dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran. Walaupun gagasan dan masalah penelitian muncul bukan
dari guru, akan tetapi penelitian dengan menggunakan pola kolaborasi

2
sangat bermanfaat untuk guru. Guru akan memiliki pengalaman dalam
melakukan tindakan sesuai dengan masalah yang diteliti. Di samping
itu, penelitian yang bersifat kolaboratif akan lebih memberikan jaminan
hasil dan simpulan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah
sebab dirancang oleh tim yang melibatkan ahli dalam penelitian dan
pembelajaran. Oleh sebab itu, tidak heran kalau pola kolaboratif banyak
digunakan dalam PTK.
3. Pola penelitian terintegrasi
Pada pola ini guru sama sekali tidak terlibat dalam rancangan
penelitian. Inisiatif dan masalah yang akan diteliti sepenuhya berasal
dari penelitian luar, tidak dari guru. Peran da fungsi guru sebatas hanya
melaksanakan tindakan. Penelitiandengan pola ini, sama sekali tidak
berkaitan dengan masalah praktis yang dihadapi oleh guru, dengan
demikian hasil yang diperoleh adalah pengetahuan yang ilmiah dalam
pembelajaran. Pola penelitian terintegrasi dapat digolongkan pada pola
PTK, sebab masih ada perlakuan atau tindakan yang dilakukan guru
dalam kelasnya, walaupun program dan inisiatif tindakan datang bukan
dari guru itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai