Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

KEJAKSAAN NEGERI INDRAMAYU


Jl. Jendral Sudirman No.234 Indramayu Telp (0234) 272776

PENYUSUNAN BERKAS PERKARA


Diajukan dengan syarat untuk mengikuti
Ujian Nasional dan Uji Kompetensi

Disusun Oleh :

Nama : Gieysella
NIS : 202110729
Kelas : XI OTKP 1

OTOMATISASI TATA KELOLA PERKANTORAN


SMK NU KAPLONGAN
KABUPATEN INDRAMAYU
TERAKREDITASI “A”

Jl. Raya Kaplongan No. 28 Karangampel Indramayu 45283 Phone (0234)465046 Fax.
486008 Website : http://www.smknukaplongan.sch.id <<>>email :
smknukaplongan@yahoo.co.id
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Judul:

PENYUSUNAN BERKAS PERKARA

Tempat:

KEJAKSAAN NEGERI INDRAMAYU


Jl. Jendral Sudirman No.234 Indramayu Telp (0234) 272776

Pada Tanggal.............Bulan ........................Tahun .........

Mengetahui/Mengesahkan :

Ketua Program, Pembimbing,

NEAH S.S.E SUCI WIHERNI DYAH H. S.Pd.,MM.

Mengetahui/Mengesahkan :
Kepala SMK NU KAPLONGAN

TOBRONI,M.P.d.,M.Si.
NIP.19730913 200112 1 002

i
LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Judul:

PENYUSUNAN BERKAS PERKARA

Tempat:

DI KEJAKSAAN NEGERI INDRAMAYU


Jl. Jendral Sudirman No.234 Indramayu Telp (0234) 272776

Pada Tanggal...............Bulan .......................Tahun

Mengetahui/Mengesahkan :

Pimpinan Industri, Pembimbing Industri,

AJIE PRASETYA, S.H., M.H. MERLIN, S.H


NIP. 197710282002121006

ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SEKOLAH
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Judul:

PENYUSUNAN BERKAS PERKARA

Tempat:

DI KEJAKSAAN NEGERI INDRAMAYU


Jl. Jendral Sudirman No.234 Indramayu Telp (0234) 272776
Pada Tanggal.................Bulan.............Tahun

Mengetahui/Mengesahkan :

Penguji I Penguji II

iii
IDENTITAS SISWA
Nama : Gieysella
Nomor Induk Siswa : 202110729
TTL : Indramayu, 18 Desember 2004
Kelas : XI OTKP 1
Kompetensi Keahlian : Administrasi Perkantoran
Sekolah : SMK NU KAPLONGAN
Alamat : Desa Juntikebon Kec. Juntinyuat Kab. Indramayu
Nomor Hp : 089652833778
Pembimbing Sekolah : Suci Wiherni Dyah Hastuti S.Pd.,MM.

iv

IDENTITAS SEKOLAH
Nama : SMK NU Kaplongan
Alamat : Jl. Raya Kaplongan Indramayu No. 28 Karangampel Kab.
Indramayu
Status Sekolah : Swasta
No. Telp/Fax : (0234) 485046 (0234) 486008
E-mail : smknukaplongan@yahoo.co.id
Website : http://www.smknukaplongan.sc.id
Kepala Sekolah : TOBRONI,M.P.d.,M.Si
NIP : 19730913 200112 1 002
Program Keahlian :
 Teknik Kendaraan Ringan
 Teknik Sepeda Motor
 Teknik Komputer dan Jaringan
 Komputer dan Multimedia
 Otomatisasi & Tata Kelola Perkantoran

IDENTITAS INSTANSI
Nama Instansi : KEJAKSAAN NEGERI INDRAMAYU

Alamat : Jl. Jendral Sudirman No.234 Indramayu

Status Instansi : Negeri

E-mail : humas.puspenkum@kejaksaan.go.id

Website : www.kejaksaan.go.id

No. Telepon : (0234) 272776

Nama Pimpinan : Denny Achmad, SH., MH

Nik :-

Bidang Usaha : Hukum

vi

KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan taufik-Nya kepada kita semua, sehingga penyusun dapat
membuat laporan, penyusun juga sadar masih banyak kekurangan-kekurangan yang
harus diperbaiki dalam Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini. Walaupun
demikian, penyusun telah berusaha dengan semaksimal mungkin demi kesempurnaan
penyusunan laporan ini baik dari hasil kegiatan belajar mengejar di sekolah, maupun
dalam melaksanakan praktek didunia industri. Saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat diharapkan oleh penyusun demi kesempurnaan dalam penulisan
laporan berikutnya.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini,
diantaranya :
1. Bapak Tobroni, M.Si., selaku Kepala SMK NU KAPLONGAN
2. Ibu Neah S.E , selaku Ketua Program
3. Bapak Denny Achmad, SH., MH , selaku Pimpinan Kejaksaan Negeri
Indramayu
4. Ibu Merlin, S.H , selaku Pembimbing dari pihak Instansi
5. Ibu Suci Wiherni Dyah Hastuti S.Pd , selaku pembimbing dari Pihak
Sekolah
6. Sahabat-sahabat angkatan
7. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung pelaksanaan
PPRAKERIN
Akhir kata, penyusun hanya berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca serta dapat membantu bagi kemajuan serta perkembangan SMK NU
KAPLONGAN. Sekali penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu, semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian. Aamiin

Kaplongan, 13 Februari 202


Penyusun

Gieysella

Vii

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH............................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI............................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SEKOLAH………………………… iii
IDENTITAS SISWA………………………………………………………….... iv
IDENTITAS SEKOLAH……………………………………………………….. v
IDENTITAS PERUSAHAAN…………………………………………………. vi
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………….I.1
1.2 Tujuan PKL………………………………………………………..........I.1
1.3 Alasan Pemilihan Tempat PKL...........…………………………….........I.2
1.4 Metode Pengumpulan Data……………………………………..............I.2
1.5 Manfaat PKL.......…………………………………………………….... I.3
1.6 Waktu dan Tempat PKL…………………………………………….......I.3
BAB II PROFIL INSTANSI
2.1 Data Umum Instansi…………………………………………................ II.1
2.2 Sejarah Instansi…………………………………………………............ II.2
2.3 Visi dan Misi…………………………………………………........…... II.3
2.4 Profil Instansi.......... ................................................................................. II.4
2.5 Tata Tertib Instansi……………………………………………............... II.4
2.6 Jam kerja dan Alat-alat……………………………………………......... II.4
2.7 Pembekalan Alat Instansi..........................................................................II.4
2.8 Struktur Organisasi…………………………………………………....... II.4
BAB III URAIAN KHUSUS
3.1 Dasar Teori……………………………………………………............ III.1
3.2 Pembahasan……..………………………………………………...........III.1
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan…..…………………………………………………………IV.1
4.2 Saran………………………………………………............................ IV.2
4.3 Bagian Akhir…………………………………………………............. IV.3

Viii

DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Jam Kerja Perusahaan......................................................................... V.1

ix

DAFTAR GAMBAR
Gambar II-1. Denah Instansi.............................................................................. II.1
Gambar II-2. Struktur Organisasi....................................................................... II.2

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

 Foto Kegiatan
 Jurnal Kegiatan
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap siswa lulusan SMK dituntut untuk mempunyai suatu keahlian dan siap kerja
oleh karena itu diadakan suatu program yaitu dengan melaksanakan Pratik Kerja
Lapangan (PKL) agar setiap siswa lulusan Smk mempunyai suatu pengalaman dalam
dunia maupun usaha tersebut secara nyata setelah lulus sekolah. Sesuai dengan hasil
pengamatan dan penelitian direktiorat Pendidikan menengah Kejuruan, pola
penyelenggaraan di smk belum tegas dapat dilihat dari kondisi pembelajaran yang
belum kondusif untuk menghasilkan Tenaga Kerja yang Profesional seorang tidak
semata-mata diukur oleh Penguasaan, melainkan ada dua pihak yaitu lembaga
pendidikan dan lapangan kerja (industri atau Perusahaan atau Instansi tertentu) yang
menyelenggarakan suarun program kejuruan. Dengan demikian, perencanaan
program, tahap penilaian dan penetuan kelulusan siswa.

1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan


Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu system pembelajaran dilakukan diluar
belajar mengajar dan dilaksanakan pada Perusahaan atau instansi. Secara umum
pelaksaanaan program Praktik Kerja Lapangan ditujukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan siswa dibidang teknologi. Setelah siswa melaksanakan
program Praktik Kerja lapangan secara khusus diharapkan memperoleh pengalaman
yang mencakup tinjauan tentang Perusahaan dan kegiatan-kegiatan Praktik yang
berhubungan langsung dengan teknologi dan mempersiapkan siswa/siswi untuk
belajar bekerja mandiri, bekerja satu tim, dan mengembangkan suatu potensi sesuai
dengan minat bakat masing-masing.
 Tujuan Penyelernggaraan PKL :
1. Bagi Siswa/siswi :

 Mempunyai pengalaman kerja sebagai bekal dirinya untuk kehidupan dimasa


depan
 Mempunyai kompetensi yang diberikan dari pihak sekolah
 Membentuk sikap, etos, budaya kerja bagi siswa
 Mempunyai peran aktif dalam dunia usaha atau industri

2. Bagi Industri/Instansi :

 Dapat mengurangi biaya operasional


 Dapat memilih tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai ketentuan
 Mendapatkan informasi atas masukan yang berasal dari sekolah

I.1
1.3 Alasan Pemilihan Prakerin :
Rentang waktu pelaksanaan PKL SMK NU KAPLONGAN Tahun ajaran
2021/2022 dimulai dari 03 Januari 2022 dan diikuti oleh semua siswa/siswi,
sedangkan untuk tempat PKL masing-masing siswa berbeda, hal ini dikarenakan
tempat PKL ditentukan oleh minat sendiri. Dalam memilih tempat di KEJAKSAAN
NEGERI INDRAMAYU yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman No. 234
Indramayu.
Alasan memilih tempat di KEJAKSAAN NEGERI INDRAMAYU
 Perusahaan yang fasilitasnya memadai untuk tempat PKL
 Lokasi yang mudah di jangkau yang berada dipinggir jalan

1.4 Metode Pengumpulan Data


Merupakan suatu system pemebelajaran yang dilakukan diluar proses belajar
mengajar dan melaksanakan pada Industri antara lain :
 Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas
 Dapat menambah wawasan dalam usaha yang handal
 Meningkatkan efensi proses tenaga kerja yang berkualitas
 Memberikan penghargaan terhadap pengealaman kerja sebagai bagian dari
proses pendidikan

I.2
1.5 Manfaat PRAKERIND
Setiap yang dilakukan pasti memiliki manfaat demikian pula dengan kegiatan
PKL yang telah selesai dilaksanakan. Adapun manfaat dari PKL antara lain :
 Keahlian professional yang diperoleh dari PRAKERIND dapat meningkatkan
rasa percaya diri, yang selanjutnya akan mendorong untuk meningkatkan
keahlian professional pada tingkat yang lebih tinggi.
 Waktu tempuh untuk mencapai keahlian professional menjadi lebih singkat
setelah lulus sekolah dengan PKL , tidak memerlukan latihan untuk mencapai
tingkat keahlian sikap pakai
 Melatih disiplin, tanggung jawab, inisiatur, kreativitas, motivasi kerja, kerja
sama, tingkah laku, dan etika.
 Menambah pengetahuan mengenai KEJAKSAAN NEGERI INDRAMAYU.

1.6. Kerangka Laporan


HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SEKOLAH
IDENTITAS SISWA
IDENTITAS SEKOLAH
IDENTITAS PERUSAHAAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.4 Latar Belakang
1.5 Tujuan PKL
1.6 Alasan Pemilihan Tempat PKL
1.4 Metode Pengumpulan Data
1.5 Manfaat PKL
1.6 Waktu dan Tempat PKL
BAB II PROFIL INSTANSI
2.1 Data Umum Instansi
2.2 Sejarah Instansi
2.3 Visi dan Misi
2.4 Profil Instansi
2.5 Tata Tertib Instansi
2.6 Jam kerja dan Alat-alat
2.7 Pembekalan Alat Instansi
2.8 Struktur Organisasi
BAB III URAIAN KHUSUS
3.1 Dasar Teori
3.2 Pembahasan
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

I.3
BAB II
BAB II
PROFIL INSTANSI

2.1 Data Umum Instansi


Kejaksaan R.I. adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara,
khususnya di bidang penuntutan. Sebagai badan yang berwenang dalam penegakan
hukum dan keadilan, Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung yang dipilih oleh dan
bertanggung jawab kepada Presiden. Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, dan
Kejaksaan Negeri merupakan kekuasaan negara khususnya dibidang penuntutan,
dimana semuanya merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan.
Mengacu pada Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 yang menggantikan UU No. 5
Tahun 1991 tentang Kejaksaan R.I., Kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak
hukum dituntut untuk lebih berperan dalam menegakkan supremasi hukum,
perlindungan kepentingan umum, penegakan hak asasi manusia, serta pemberantasan
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Di dalam UU Kejaksaan yang baru ini,
Kejaksaan RI sebagai lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara di
bidang penuntutan harus melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya secara
merdeka, terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh kekuasaan
lainnya (Pasal 2 ayat 2 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004).
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa
Agung yang membawahi 6 (enam) Jaksa Agung Muda, 1 (satu) Kepala Badan Diklat
Kejaksaan RI serta 32 Kepala Kejaksaan Tinggi pada tiap provinsi. UU No. 16 Tahun
2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia juga mengisyaratkan bahwa lembaga
Kejaksaan berada pada posisi sentral dengan peran strategis dalam pemantapan
ketahanan bangsa. Karena Kejaksaan berada di poros dan menjadi filter antara proses
penyidikan dan proses pemeriksaan di persidangan serta juga sebagai pelaksana
penetapan dan keputusan pengadilan. Sehingga, Lembaga Kejaksaan sebagai
pengendali proses perkara (Dominus Litis), karena hanya institusi Kejaksaan yang
dapat menentukan apakah suatu kasus dapat diajukan ke Pengadilan atau tidak
berdasarkan alat bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana.
Perlu ditambahkan, Kejaksaan juga merupakan satu-satunya instansi pelaksana
putusan pidana (executive ambtenaar). Selain berperan dalam perkara pidana,
Kejaksaan juga memiliki peran lain dalam Hukum Perdata dan Tata Usaha Negara,
yaitu dapat mewakili Pemerintah dalam Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara
sebagai Jaksa Pengacara Negara. Jaksa sebagai pelaksanaan kewenangan tersebut diberi
wewenang sebagai Penuntut Umum serta melaksanakan putusan pengadilan, dan wewenang
lain berdasarkan Undang-Undang.

II.1
2.2 Sejarah KEJAKSAAN

 Sebelum Reformasi

Istilah Kejaksaan sebenarnya sudah ada sejak lama di Indonesia. Pada zaman
kerajaan Hindu-Jawa di Jawa Timur, yaitu pada masa Kerajaan Majapahit, istilah
dhyaksa, adhyaksa, dan dharmadhyaksa sudah mengacu pada posisi dan jabatan
tertentu di kerajaan. Istilah-istilah ini berasal dari bahasa kuno, yakni dari kata-kata
yang sama dalam Bahasa Sansekerta. Seorang peneliti Belanda, W.F. Stutterheim
mengatakan bahwa dhyaksa adalah pejabat negara di zaman Kerajaan Majapahit,
tepatnya di saat Prabu Hayam Wuruk tengah berkuasa (1350-1389 M). Dhyaksa
adalah hakim yang diberi tugas untuk menangani masalah peradilan dalam sidang
pengadilan. Para dhyaksa ini dipimpin oleh seorang adhyaksa, yakni hakim tertinggi
yang memimpin dan mengawasi para dhyaksa tadi. Kesimpulan ini didukung peneliti
lainnya yakni H.H. Juynboll, yang mengatakan bahwa adhyaksa adalah pengawas
(opzichter) atau hakim tertinggi (oppenrrechter). Krom dan Van Vollenhoven, juga
seorang peneliti Belanda, bahkan menyebut bahwa patih terkenal dari Majapahit
yakni Gajah Mada, juga adalah seorang adhyaksa. Pada masa pendudukan Belanda,
badan yang ada relevansinya dengan jaksa dan Kejaksaan antara lain adalah
Openbaar Ministerie. Lembaga ini yang menitahkan pegawai-pegawainya berperan
sebagai Magistraat dan Officier van Justitie di dalam sidang Landraad (Pengadilan
Negeri), Jurisdictie Geschillen (Pengadilan Justisi ) dan Hooggerechtshof (Mahkamah
Agung ) di bawah perintah langsung dari Residen / Asisten Residen. Hanya saja, pada
prakteknya, fungsi tersebut lebih cenderung sebagai perpanjangan tangan Belanda
belaka. Dengan kata lain, jaksa dan Kejaksaan pada masa penjajahan belanda
mengemban misi terselubung yakni antara lain:
 Mempertahankan segala peraturan Negara
 Melakukan penuntutan segala tindak pidana
 Melaksanakan putusan pengadilan pidana yang berwenang
Fungsi sebagai alat penguasa itu akan sangat kentara, khususnya dalam menerapkan
delik-delik yang berkaitan dengan hatzaai artikelen yang terdapat dalam Wetboek van
Strafrecht (WvS). Peranan Kejaksaan sebagai satu-satunya lembaga penuntut secara
resmi difungsikan pertama kali oleh Undang-Undang pemerintah zaman pendudukan
tentara Jepang No. 1/1942, yang kemudian diganti oleh Osamu Seirei No.3/1942,
No.2/1944 dan No.49/1944. Eksistensi kejaksaan itu berada pada semua jenjang
pengadilan, yakni sejak Saikoo Hoooin (pengadilan
agung), Koootooo Hooin (pengadilan tinggi) dan Tihooo Hooin (pengadilan negeri).
Pada masa itu, secara resmi digariskan bahwa Kejaksaan memiliki kekuasaan untuk:
1. Mencari (menyidik) kejahatan dan pelanggaran
2. Menuntut Perkara
3. Menjalankan putusan pengadilan dalam perkara kriminal.
4. Mengurus pekerjaan lain yang wajib dilakukan menurut hukum.
Begitu Indonesia merdeka, fungsi seperti itu tetap dipertahankan dalam Negara
Republik Indonesia. Hal itu ditegaskan dalam Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945,
yang diperjelas oleh Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2 Tahun 1945. Isinya
mengamanatkan bahwa sebelum Negara R.I. membentuk badan-badan dan peraturan
negaranya sendiri sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar, maka segala
badan dan peraturan yang ada masih langsung berlaku. Karena itulah, secara yuridis
formal, Kejaksaan R.I. telah ada sejak kemerdekaan Indonesia diproklamasikan,
yakni tanggal 17 Agustus 1945. Dua hari setelahnya, yakni tanggal 19 Agustus 1945,
dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) diputuskan kedudukan
Kejaksaan dalam struktur Negara Republik Indonesia, yakni dalam lingkungan
Departemen Kehakiman. Kejaksaan RI terus mengalami berbagai perkembangan dan
dinamika secara terus menerus sesuai dengan kurun waktu dan perubahan sistem
pemerintahan. Sejak awal eksistensinya, hingga kini Kejaksaan Republik Indonesia
telah mengalami 22 periode kepemimpinan Jaksa Agung. Seiring dengan perjalanan
sejarah ketatanegaraan Indonesia, kedudukan pimpinan, organisasi, serta tata cara
kerja Kejaksaan RI, juga mengalami berbagai perubahan yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi masyarakat, serta bentuk negara dan sistem pemerintahan.
Menyangkut Undang-Undang tentang Kejaksaan, perubahan mendasar pertama
berawal tanggal 30 Juni 1961, saat pemerintah mengesahkan Undang-Undang Nomor
15 tahun 1961 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kejaksaan RI. Undang-Undang
ini menegaskan Kejaksaan sebagai alat negara penegak hukum yang bertugas sebagai
penuntut umum (pasal 1), penyelenggaraan tugas departemen Kejaksaan dilakukan
Menteri / Jaksa Agung (Pasal 5) dan susunan organisasi yang diatur oleh Keputusan
Presiden. Terkait kedudukan, tugas dan wewenang Kejaksaan dalam rangka sebagai
alat revolusi dan penempatan kejaksaan dalam struktur organisasi departemen,
disahkan Undang-Undang Nomor 16 tahun 1961 tentang Pembentukan Kejaksaan
Tinggi. Pada masa Orde Baru ada perkembangan baru yang menyangkut Kejaksaan
RI sesuai dengan perubahan dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1961 kepada
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991, tentang Kejaksaan Republik Indonesia.
Perkembangan itu juga mencakup perubahan mendasar pada susunan organisasi serta
tata cara institusi Kejaksaan yang didasarkan pada adanya Keputusan Presiden No. 55
tahun 1991 tertanggal 20 November 1991.

 Masa Reformasi

Masa Reformasi hadir di tengah gencarnya berbagai sorotan terhadap


pemerintah Indonesia serta lembaga penegak hukum yang ada, khususnya dalam
penanganan Tindak Pidana Korupsi. Karena itulah, memasuki masa reformasi
Undang-undang tentang Kejaksaan juga mengalami perubahan, yakni dengan
diundangkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 untuk menggantikan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991. Kehadiran undang-undang ini disambut
gembira banyak pihak lantaran dianggap sebagai peneguhan eksistensi Kejaksaan
yang merdeka dan bebas dari pengaruh kekuasaan pemerintah, maupun pihak lainnya.
Dalam Undang-Undang No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI, Pasal 2 ayat (1)
ditegaskan bahwa “Kejaksaan R.I. adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan
kekuasaan negara dalam bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan
undang-undang”. Kejaksaan sebagai pengendali proses perkara (Dominus Litis),
mempunyai kedudukan sentral dalam penegakan hukum, karena hanya institusi
Kejaksaan yang dapat menentukan apakah suatu kasus dapat diajukan ke Pengadilan
atau tidak berdasarkan alat bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana. Di samping
sebagai penyandang Dominus Litis, Kejaksaan juga merupakan satu-satunya instansi
pelaksana putusan pidana (executive ambtenaar). Karena itulah, Undang-Undang
Kejaksaan yang baru ini dipandang lebih kuat dalam menetapkan kedudukan dan
peran Kejaksaan RI sebagai lembaga negara pemerintah yang melaksanakan
kekuasaan negara di bidang penuntutan. Mengacu pada UU tersebut, maka 
pelaksanaan kekuasaan negara yang diemban oleh Kejaksaan, harus dilaksanakan
secara merdeka. Penegasan ini tertuang dalam Pasal 2 ayat (2) UU No. 16 Tahun
2004, bahwa Kejaksaan adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan kekuasaan
negara di bidang penuntutan secara merdeka. Artinya, bahwa dalam melaksanakan
fungsi, tugas dan wewenangnya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan
pengaruh kekuasaan lainnya. Ketentuan ini bertujuan melindungi profesi jaksa dalam
melaksanakan tugas profesionalnya. UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan R.I.
juga telah mengatur tugas dan wewenang Kejaksaan sebagaimana ditentukan dalam
Pasal 30, yaitu :
A. Dibidang pidana, Kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang;
1. Melakukan penuntutan;
2. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap;
3. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat,
putusan pidana pengawasan, dan keputusan bersyarat;
4. Melaksanakan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan
undang-undang;
5. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan
pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam
pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.
B. Di bidang perdata dan tata usaha negara, Kejaksaan dengan kuasa khusus dapat
bertindak di alam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau
pemerintah
C. Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, Kejaksaan turut
menyelenggarakan kegiatan:

1. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat;


2. Pengamanan kebijakan penegakan hukum;
3. Pengamanan peredaran barang cetakan;
4. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan
negara;
5. Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;
6. Penelitian dan pengembangan hukum statistik kriminal.

Selain itu, Pasal 31 UU No. 16 Tahun 2004 menegaskan bahwa Kejaksaan


dapat meminta kepada hakim untuk menetapkan seorang terdakwa di rumah sakit
atau tempat perawatan jiwa, atau tempat lain yang layak karena bersangkutan tidak
mampu berdiri sendiri atau disebabkan oleh hal-hal yang dapat membahayakan orang
lain, lingkungan atau dirinya sendiri. Pasal 32 Undang-Undang No. 16 Tahun 2004
tersebut menetapkan bahwa di samping tugas dan wewenang tersebut dalam undang-
undang ini, Kejaksaan dapat diserahi tugas dan wewenang lain berdasarkan undang-
undang. Selanjutnya Pasal 33 mengatur bahwa dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya, Kejaksaan membina hubungan kerjasama dengan badan penegak
hukum dan keadilan serta badan negara atau instansi lainnya. Kemudian Pasal 34
menetapkan bahwa Kejaksaan dapat memberikan pertimbangan dalam bidang hukum
kepada instalasi pemerintah lainnya. Pada masa reformasi pula Kejaksaan mendapat
bantuan dengan hadirnya berbagai lembaga baru untuk berbagi peran dan
tanggungjawab. Kehadiran lembaga-lembaga baru dengan tanggungjawab yang
spesifik ini mestinya dipandang positif sebagai mitra Kejaksaan dalam memerangi
korupsi. Sebelumnya, upaya penegakan hukum yang dilakukan terhadap tindak
pidana korupsi, sering mengalami kendala. Hal itu tidak saja dialami oleh Kejaksaan,
namun juga oleh Kepolisian RI serta badan-badan lainnya. Kendala tersebut antara
lain:

1. Modus operandi yang tergolong canggih


2. Pelaku mendapat perlindungan dari korps, atasan, atau teman-temannya
3. Objeknya rumit (compilicated), misalnya karena berkaitan dengan berbagai
peraturan
4. Sulitnya menghimpun berbagai bukti permulaan
5. Manajemen sumber daya manusia
6. Perbedaan persepsi dan interprestasi (di kalangan lembaga penegak hukum
yang ada)
7. Sarana dan prasarana yang belum memadai
8. Teror psikis dan fisik, ancaman, pemberitaan negatif, bahkan penculikan serta
pembakaran rumah penegak hukum

Upaya pemberantasan korupsi sudah dilakukan sejak dulu dengan


pembentukan berbagai lembaga. Kendati begitu, pemerintah tetap mendapat sorotan
dari waktu ke waktu sejak rezim Orde Lama. Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi
yang lama yaitu UU No. 31 Tahun 1971, dianggap kurang bergigi sehingga diganti
dengan UU No. 31 Tahun 1999. Dalam UU ini diatur pembuktian terbalik bagi
pelaku korupsi dan juga pemberlakuan sanksi yang lebih berat, bahkan hukuman mati
bagi koruptor. Belakangan UU ini juga dipandang lemah dan menyebabkan lolosnya
para koruptor karena tidak adanya Aturan Peralihan dalam UU tersebut. Polemik
tentang kewenangan jaksa dan polisi dalam melakukan penyidikan kasus korupsi juga
tidak bisa diselesaikan oleh UU ini. Akhirnya, UU No. 30 Tahun 2002 dalam
penjelasannya secara tegas menyatakan bahwa penegakan hukum dan pemberantasan
korupsi yang dilakukan secara konvensional selama ini terbukti mengalami berbagai
hambatan. Untuk itu, diperlukan metode penegakan hukum luar biasa melalui
pembentukan sebuah badan negara yang mempunyai kewenangan luas, independen,
serta bebas dari kekuasaan manapun dalam melakukan pemberantasan korupsi,
mengingat korupsi sudah dikategorikan sebagai extraordinary crime . Karena itu, UU
No. 30 Tahun 2002 mengamanatkan pembentukan pengadilan Tindak Pidana Korupsi
yang bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus tindak pidana korupsi.
Sementara untuk penuntutannya, diajukan oleh Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi (KPK) yang terdiri dari Ketua dan 4 Wakil Ketua yang masing-masing
membawahi empat bidang, yakni Pencegahan, Penindakan, Informasi dan Data,
Pengawasan internal dan Pengaduan masyarakat. Dari ke empat bidang itu, bidang
penindakan bertugas melakukan penyidikan dan penuntutan. Tenaga penyidiknya
diambil dari Kepolisian dan Kejaksaan RI. Sementara khusus untuk penuntutan,
tenaga yang diambil adalah pejabat fungsional Kejaksaan. Hadirnya KPK menandai
perubahan fundamental dalam hukum acara pidana, antara lain di bidang penyidikan.

II.2
2.3 Visi Dan Misi

 Visi :
"Menjadi Lembaga Penegak Hukum yang Professional, Proporsional dan
Akuntabel"
Dengan Penjelasan :
 Lembaga Penegak Hukum: Kejaksaan RI sebagai salah satu lembaga
penegak hukum di Indonesia yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai
penyidik pada tindak pidana tertentu, penuntut umum, pelaksana
penetapan hakim, pelaksana putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
putusan pidana bersyarat, pidana pengawasan dan lepas bersyarat,
bertindak sebagai Pengacara Negara serta turut membina ketertiban dan
ketentraman umum melalui upaya antara lain : meningkatkan kesadaran
hukum masyarakat, Pengamanan kebijakan penegakan hukum dan
Pengawasan Aliran Kepercayaan dan penyalahgunaan penodaan agama.
 Profesional: Segenap aparatur Kejaksaan RI dalam melaksanakan tugas
didasrkan atas nilai luhur TRI KRAMA ADHYAKSA serta kompetensi
dan kapabilitas yang ditunjang dengan pengetahuan dan wawasan yang
luas serta pengalaman kerja yang memadai dan berpegang teguh pada
aturan serta kode etik profesi yang berlak
 Proporsional: Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kejaksaan
selalu memakai semboyan yakni menyeimbangkan yang tersurat dan
tersirat dengan penuh tanggungjawab, taat azas, efektif dan efisien serta
penghargaan terhadap hak-hak public.
 Akuntabel: Bahwa kinerja Kejaksaan Republik Indonesia dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 
 Misi :

 Meningkatkan Peran Kejaksaan Republik Indonesia Dalam Program


Pencegahan Tindak Pidana
 Meningkatkan Professionalisme Jaksa Dalam Penanganan Perkara Tindak
Pidana
 Meningkatkan Peran Jaksa Pengacara Negara Dalam Penyelesaian
Masalah Perdata dan Tata Usaha Negara 
 Mewujudkan Upaya Penegakan Hukum Memenuhi Rasa Keadilan
Masyarakat
 Mempercepat Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
Kejaksaan Republik Indonesia yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme.

II.3
2.4 Profil Instansi

Nama : KEJAKSAAN NEGERI INDRAMAYU

Alamat : Jl. Jendral Sudirman No.234

Status Instansi : Negeri

No. Telp/Fax : (0234) 272776

Email : humas.puspenkum@kejaksaan.go.id
Website : www.kejaksaan.go.id

Pimpinan : Denny Achmad, SH., MH

NIK :-

Bidang Instansi : Hukum

II.4
2.5 Tata Tertib Perusahaan

 Datang tepat waktu


 Berpakaian rapi
 Menjaga ketrampilan
 Menjaga kebersihan
 Dilarang merokok
 Tidak boleh makan saat jam kerja
 Pulang tepat waktu

II.4
2.6 Jam Kerja dan Alat- Alat

Tabel II-1
Jam Kerja Instansi

HARI JAM MASUK JAM JAM PULANG


ISTIRAHAT
SENIN 08.00 12.00 - 13.00 16.00
SELASA 08.00 12.00 - 13.00 16.00
RABU 08.00 12.00 - 13.00 16.00
KAMIS 08.00 12.00 - 13.00 16.00
JUMAT 08.00 11.30 - 13.00 16.30

1. Peralatan Instansi
 Meja
 Kursi
 Rak arsip
 Komputer
 Printer

II.4
2. Pembekalan ATK
 Kertas
 Buku Register
 Stopmap
 Perforator
 Stempel
 Stepler
 Map snelhecter
 Klip kertas
 Klip penjepit kertas

3. Mesin-mesin Kantor
 Mesin Fotocopy
 Komputer
 Printer

II.4
2.7 Struktur Organisasi

Gambar II-2
Struktur Organisasi

II.4
BAB III
BAB III

URAIAN KHUSUS
3.1 Dasar Teori
3.1.1 Pengertian Penyusunan Berkas
 Pengertian Penyusunan Berkas
Penyusunan adalah proses, cara, perbuatan dan menyusun.
Penyusunann adalah kegiatan dalam memproses data yang di lakukan oleh
suatu organisasi atau perorangan secara baik dan teratur.
 Pengertian Berkas Perkara
Berkas Perkara adalah hasil seluruh rangkaian proses penyidikan berupa
administrasi penyidikan yang meliputi pencatatan, pelaporan, pembuatan berita
acara, surat menyurat dan pendataan yang disusun, di ikat, diberi sampul, di
segel dan di jilid dengan rapi untuk segera di serahkan penyidik ke penuntut
umum.
3.2 Pembahasan
Tujuan Menyusun
 Untuk di lakukan penuntutan terhadap terdakwa atas kasus yang di
dakwakan
 Untuk memproses berkas perkara lebih lanjut
A. SUSUNAN BERKAS PERKARA PIDANA YANG TELAH DI
MINUTASI (BUNDEL A) DI PENGADILAN TINGKAT
PERTAMA TERDIRI DARI :
1. Putusan (yang telah diparaf oleh majelis hakim pada setiap halaman);
2. Petikan Putusan;
3. Penetapan Hakim/Majelis Hakim;
4. Penunjukan Panitera Pengganti;
5. Penunjukan Jurusita/Jurusita Pengganti;
6. Penetapan Hari Sidang;
7. Court Calender;
8. Berita Acara Sidang (yang telah diparaf oleh majelis hakim pada setiap
halaman):
 Surat dakwaan;
 Eksepsi;
 Putusan Sela;
 Surat Tuntutan;
 Pembelaan, Replik dan Dumplik;
9. Surat-surat bukti yang diajukan di persidangan;
10. Akta menerima/pikir-pikir Terhadap Putusan oleh terdakwa dan Jaksa
Penuntut Umum;
11. Surat Kuasa Penasihat Hukum/Penetapan Penunjukan Penasihat Hukum;
12. Surat Pelimpahan Berkas Perkara dari Jaksa Penuntut Umum;
13. Penetapan/Perintah Penahanan (Hakim/Jaksa Penuntut umum);
14. Berkas Perkara Penyidik (Penetapan/Perintah Perpanjangan Penahanan,
Penetapan ijin Penyitaan dan Penetapan Ijin/persetujuan Penggeledahan;
15. Surat-surat lainnya;
16. Soft Copy (Putusan dan Berita Acara Sidang),
B. PENJILIDAN BERKAS PERKARA YANG AKAN
DIARSIPKAN ANTARA LAIN

1. Sampul (berkas perkara pidana warna merah dan berkas perkara perdata
warna hijau);
2. Checklist kelengkapan berkas perkara yang berkekuatan hukum tetap
(BHT);
3. Berkas Perkara dijahit menggunakan benang nilon dengan 4 (empat)
titik.
4. Menggunakan lask;

III.1
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dengan adanya program Praktik yang diterapkan disekolah kejuruan sangat
mendukung dalam bidang pendidikan dan kemajuan bagi dunia bisnis atau usaha.
Dengan berakhirnya kegiatan praktik ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
 dapat mempraktekan hasil teori yang diberikan dari sekolah kedunia
usaha.
 Dengan adanya Prakerin ini penyusun dapat tecipta tenaga kerja yang
profesional siap kerja.
 Kegiatan Prakerin sangat perlu dilaksanakan untuk memacu kreativitas
siswa dan menambah pengalaman siswa didunia usaha.
 Kegiatan Prakerin ini sangat bermanfaat sekali dalam dunia usaha yang
sesungguhnya.
4.2 Saran
1. Saran kepada pihak sekolah
 Agar sekolah lebih meningkatkan mutu, baik staf pengajar maupun anak
didiknya.
 Dan penyusun sangat mengharapkan alat Praktik yang memadai
1. Saran untuk Perusahaan atau Prakerind
 Dalam melayani siswa hendaknya bersikap lebih ramah
 Sebaiknya selalu menjaga kebersihan supaya nyaman bekerja.
4.3 Bagian Akhir
Demikian kesimpulan dan saran yang penyusun buat atau ajukan dasar analisa
yang dilakukan dalam pelaksanaan Prakerin di KEJAKSAAN NEGERI
INDRAMAYU dengan harapan dapat dijadikan bahan masukan bagi peserta
PRAKERIN selanjutnya.
Akhir kata penyusun mengucapkan Terima Kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pelaksanaan Prakerin in
III.4
https://ejournal.uniks.ac.id/cgi- sys/suspendedpage.cgi#:~:text=Menurut%20Kamus
%20Bahasa%20Indonesia%20mengemukakan,kegiatan%20memproses%20suatu
%20data%20atau https://ejournal.stiesyariahbengkalis.ac.id/index.php/jas/article/
view/115
https://www.kejaksaan.go.id/profil_kejaksaan.php?id=3
https://www.kejaksaan.go.id/profil_kejaksaan.php?id=6

Foto Kegiatan
 Menyusun Berkas Perkara

 Menulis Register Surat Perpanjangan Penahanan

 Menulis Daftar Isi Register


 Mengetik Sampul Berkas Perkara Tindak Pidana Umum

Jurnal Kegiatan

No Hari/Tanggal Jam Kegiatan


1. Senin, 03 09.50-10.15 Mengantarkan berkas perkara
Januari 2022
10.25-11.50 Menyusun berkas perkara

13.10-15.30 Mengetik sampul berkas perkara


tindak pidana umum
2. Selasa, 04 08.40-09.58 Mengetik Berkas
Januari 2022 09.10-09.23 Mengantarkan Berkas
09.25-10.03 Menempelken pembatas di buku
penunjukan jaksa
10.10-10.46 Mengambil Berkas

10.49-11.35 Menyusun Berkas

11.45-12.34 Mengetik

13.05-14.38 Menulis Surat Masuk

14.40-15.30 Fotocopy berkas petikan putusan


3. Rabu, 05 09.05-09.10 Mengantarkan berkas perkara
Januari 2022

09.13-11.45 Memindahkan berkas perkara

4. Kamis, 06 08.45-11.00 Menulis register tahanan tahap


Januari 2022 penentuan tindak pidana
11.10-12.30 Menulis buku tanda terima petikan
putusan
13.01-13.50 Menseken berkas tahap 2

13.54-15.12 Menulis buku perkara jaksa

5. Jumat, 07 09.00-13.00 Memindahkan berkas perkara


Januari 2022

6. Senin, 10 08.25-12.40 Memindahkan berkas perkara


Januari 2022 13.00-15.00 Menyusun berkas perkara

7. Selasa, 11 08.23-09.00 Fotocopy berkas petikan putusan


Januari 2022
09.02-09.10 Menulis buku tanda terima
penetapam
09.11-11.45 Menulis register tahanan tahap
penentuan tindak pidana

14.16-14.32 Mengantarkan berkas perkara

8. Rabu, 12 08.08-10.05 Fotocopy berkas petikan putusan


Januari 2022
13.56-14.30 Menulis register surat
perpanjangan penahanan
9. Kamis, 13 08.10-08.35 Fotocopy berkas petikan putusan
Januari 2022
08.40-10.31 Menulis berkas perkara

10. Jumat, 14 08.56-09.10 Mengantarkan berkas perkara


Januari 2022
09.12-09.35 Mengarsip berkas

09.41-11.08 Menulis berkas perkara

14.40-15.55 Mengetik berkas perkara

11. Senin, 17 11.35-12.00 Memasang staples di berkas


Januari 2022 perkara

14.29-14.41 Mengantarkan berkas perkara


15.00-16.00 Menyusun berkas perkara

12. Selasa, 18 08.22-11.43 Menyusun berkas perkara


Januari 2022
13.38-14.25 Menseken berkas tahap 2

15.39-16.00 Mengetik berkas perkara

13. Rabu, 19 08.26-08.40 Mengetik berkas perkara


Januari 2022
09.00-15.30 Menyusun berkas perkara

14. Kamis, 20 09.57-12.00 Menyusun berkas perkara


Januari 2022
15. Jumat, 21 09.15-09.48 Menulis berkas perkara
Januari 2022
09.50-10.32 Menseken berkas tahap 2

10.47-12.00 Menyusun berkas perkara

14.30-16.25 Memindahkan berkas perkara

16. Senin, 24 08.42-09.35 Menseken berkas


Januari 2022
10.06-10.23 Mengantarkan berkas perkara
10.55-11.30 Menstempel berkas laporan
perkara

14.00-16.00 Menyusun berkas perkara

17. Selasa, 25 08.30-09.41 Menulis berkas perkara di buku


Januari 2022 masuk

09.42-11.59 Mengetik dan mengeprint

14.18-14.35 Mengantarkan berkas ke ruang BB

18. Rabu, 26 08.39-08.50 Mengantarkan berkas ke ruang


Januari 2022 pidsus

09.10-10.45 Menulis buku tanda terima petikan


putusan
19. Kamis, 27 08.52-09.29 Menulis buku tanda terima petikan
Januari 2022 putusan

09.30-10.53 Menseken berkas perkara

11.00-12.00 Menulis register

15.35-16.00 Mengantarkan berkas ke ruang tu

20. Jumat, 28 09.12-09.30 Mengantarkan berkas


Januari 2022
09.36-10.28 Menulis buku register surat
perpanjangan penahanan

14.58-16.00 Mengetik dan mengeprint berkas


perkara
21. Senin, 31 08.49-10.20 Menyusun berkas perkara
Januari 2022

22. Rabu, 01 09.31-12.00 Menyusun berkas perkara


Februari 2022
14.35-15.30 Menulis agenda surat masuk

23. Jumat, 04 08.59-10.12 Menyusun berkas perkara


Februari 2022
10.13-14.30 Menulis agenda surat masuk

24. Senin, 07 09.56-14.25 Mengetik buku induk


Februari 2022 perpustakaan dan dokumentasi
hukum kejaksaan

15.30-16.00 Menulis buku register surat


perpanjangan penahanan
25. Selasa, 08 08.30-10.00 Menulis buku register surat
Februari 2022 perpanjangan penahanan

10.02-11.00 Menseken berkas perkara

14.29-14.35 Menulis register

14.58-15.15 Mengantarkan berkas


26. Rabu, 09 09.26-09.40 Mengambil berkas
Februari 2022
09.41-12.00 Menulis register

14.30-16.00 Menulis register


27. Kamis, 10 08.25-08.34 Menstempel berkas
Februari 2022 08.38-08.51 Mengantarkan berkas

09.00-12.00 Menulis daftar isi register

14.00-14.15 Mengantarkan berkas

28. Jumat, 11 10.05-10.20 Meminta tanda tangan di ruangan


Februari 2022 kasubsi
10.25-11.00 Mengetik berkas

14.30-15.00 Mengambil berkas di ruangan tu


29 Senin, 12 08.30-08.40 Meminta nomor berkas di ruangan
. Februari 2022 tu
09.00-10.15 Menulis register

10.21-10.36 Mengantarkan berkas di tu

14.03-15.10 Mengetik laporan eksekusi


penanganan perkara

30. Selasa, 13 09.12-10.00 Menseken berkas perkara


Februari 2022
11.00-12.00 Menulis buku register

15.07-15.00 Mengantarkan berkas

31. Rabu,14 08.11-08.25 Meminta nomor berkas di ruangan


Februari tu

10.49-11.30 Menulis register


14.46-15.31 Menseken berkas perkara

Anda mungkin juga menyukai