Anda di halaman 1dari 9

MODEL ORGANIC FARMING IN GERMANY

MAKALAH

KARINA NATASYA JUANDITA

2001202220003

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
SUMEDANG
2022
I

LATAR BELAKANG

Peradaban dunia telah menunjukkan bahwa berbagai upaya dilakukan demi


terwujudnya pengelolaan sumber daya alam yang baik dan benar. Pertanian dan
peternakan dapat menjadi target utama dalam mewujudkan pengendalian tersebut,
sebab kedua sektor tersebut merupakan titik awal dari sumber pangan yang
nantinya akan dikonsumsi oleh masyarakat. Selama 30 tahun terakhir, pertanian
organik tumbuh pesat di Jerman. Pada tahun 2018, 8,9% dari lahan pertanian
berada di bawah produksi organik dan 11,7% dari total jumlah pertanian Jerman
adalah organik kepemilikan pertanian (Seidel et al., 2019). Peternakan yang
menggunakan Organic farming model adalah sarana produksi pangan dengan
sejumlah besar aturan yang diarahkan pada status kesejahteraan hewan yang
tinggi, kepedulian terhadap lingkungan, pembatasan penggunaan obat-obatan
medis dan produksi produk yang sehat tanpa residu (pestisida atau obat-obatan
medis) (Kijlstra dan Eijick, 2006).

Organic Farming diharapkan mampu menjadi gerakan penyadaran di seluruh


dunia. Bukan sekedar penyadaran bahwa manusia di dunia ini terancam produk
kimia, tetapi juga penyadaran agar lepas dari hegemoni korporasi pemerintah dan
perusahaan transnasional, seperti perusahaan pupuk, pestida dan perusahaan benih
hibrida transnasional, hingga penggunaan antibiotik yang tepat. Sehingga
nantinya pola pemeliharaan yang diterapkan sesuai dengan kelayakan yang
harusnya diterima oleh ternak namun dengan mempertimbangkan aspek produksi
demi mendapatkan produktivitas ternak yang tinggi di Jerman.
II

MODEL ORGANIC FARMING YANG DIKEMBANGKAN DI JERMAN

2.1. Desain Organic Farming

Produk-produk pangan organik yang berasal dari organic farming saat ini
sangat potensial untuk dikembangkan karena semakin besarnya minat konsumen
dunia akan produk makanan yang bebas dari penggunaan bahan-bahan kimia,
seperti pupuk dan pestisida kimia, sehingga aman untuk dikonsumsi. Saat ini
organic farming mulai tumbuh dan berkembang di dunia internasional maupun
nasional. Berbagai keuntungan yang bisa didapatkan dari pertanian organik adalah
peningkatan kesehatan tubuh, kesehatan ekosistem (tanah, air, hewan, dan
tumbuhan), serta peningkatan penghasilan bagi para petani karena harga produk
organik yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk-produk pertanian pada
umumnya.

Semakin besarnya pangsa pasar produk organik di dunia merupakan


kesempatan besar bagi para produsen pertanian untuk beralih dari sistem
konvensional ke sistem organik. Pada tahun 2009, tercatat seluas 947.115 hektar
lahan pertanian merupakan lahan yang dimanfaatkan bagi pertanian produk
organik di negara Jerman serta berada di bawah pengawasan Menteri Agrikultur
untuk makanan dan Perlindungan terhadap konsumen (Ministry for Agriculture,
Food and Consumer Protection).

Negara Jerman merupakan negara penghasil daging babi dan susu. Menurut
data statistik FAO (2022), produksi daging babi di Jerman pada tahun 2020 yaitu
5.118.000 ton. Kuhla dan Viereck (2022), sapi perah di Jerman mampu
memproduksi susu 4700 hingga 7200 Kg per tahun. Gerakan organic farming di
seluruh Eropa termasuk Jerman dengan demikian didefinisikan dengan baik
namun berbagai jenis individu petani organik, masing-masing dengan ide dan
praktik mereka sendiri. Peternakan organik berbeda dengan sistem konvensional.
Dalam organik sistem hewan diumbar dalam suatu area (free range) yang dapat
dilihat pada Gambar 1. dan Gambar 2. dan diberi pakan organik dan serat.
Penggunaan antibiotik dibatasi bahkan dilarang, menunggu waktu sebelum
pengiriman produk setelah perawatan medis lebih lama, periode penyapihan
(babi) lebih panjang, pemotongan ekor, gigi dan paruh dilarang dan penggunaan
sistem ayam pedaging keturunan yang tumbuh lebih lambat. Langkah-langkah
yang paling relevan juga dilakukan untuk mengurangi kehilangan nutrisi dalam
produksi misalnya pembatasan jumlah konsentrat yang diberikan kepada babi,
pasokan pakan ternak di lapangan dengan jumlah yang cukup efisien (Quintern et
al., 2006). Langkah-langkah ini pada akhirnya menghasilkan produk (susu, telur,
daging) diperoleh dari hewan yang tumbuh di bawah kondisi kesejahteraan yang
lebih tinggi dan mengandung lebih sedikit residu (pestisida, obat-obatan medis)
dibandingkan produk dari sistem pemeliharaan konvensional (Kijlstra dan Eijick,
2006).

Gambar 1. Free range pada poultry Gambar 2. Free range pada babi

2.2. Penjelasan Model

Dalam pertanian organik, tujuan mendasar adalah standar kesejahteraan


hewan yang tinggi dan persyaratan yang memastikan pemeliharaan sesuai dengan
kelayakan yang didapatkan oleh ternak (IFOAM, 2014). Dalam produksi susu
organik (rutin) pemotongan tanduk sapi dilarang; petani harus menyediakan 100%
pakan organik; kepadatan penebaran di kandang yang memadai perlu dipastikan;
serta teratur akses ke padang rumput. Oleh karena itu, pertanian organik
memenuhi sejumlah syarat dengan potensi untuk mencapai kesejahteraan ternak.

Wagner et al. (2021), peternakan yang menggunakan sistem organic farming di


Jerman memastikan kesejahteraan hewan melalui tindakan good housing
(perkandangan baik), good feeding (pakan yang baik), good health (kesehatan
yang baik), dan appropiate behavior (kesesuaian perilaku) (Gambar 3). Model
organic farming di bidang peternakan memberikan perbedaan signifikan pada
kualitas pakan, tingkat kenyamannya, memiliki produksi yang baik, serta
menunjukan inheren keuntungan ekologis (Haas, 2001).

Gambar 3. Desain Model Organic Farming

Namun pada kondisi ternak yang digembalakan di padang rumput cenderung


memberikan penampilan tubuh yang lebih kotor sehingga memiliki potensi
timbulnya penyakit (Bieber et al., 2020). Hal ini sesuai dengan pendapat Wangner
et al. (2021) bahwa organic farming masih memiliki ruang untuk perbaikan,
terutama yang berkaitan dengan kesehatan hewan. Di sisi lain, risiko ekologi
spesifik yang berlaku untuk produksi metode organic farming dibahas oleh
Sundrum (2001), yang menyimpulkan bahwa manfaat ternak organik pertanian ke
produksi ramah lingkungan dipengaruhi lebih oleh manajemen pertanian tertentu
daripada oleh metode produksi. Maka peternakan dengan model organic farming
tidak hanya berpengaruh pada produksi ternak tersebut namun memberikan
dampak positif bagi lingkungan.
Peternakan organik akan berkembang menjadi versi modifikasi dari pertanian
konvensional dengan karakteristik sosial, ekonomi, dan teknis yang serupa.
Meskipun manajemen pemeliharaan pada organic farming dan konvensional
berbeda, namun peternakan konvensional tidak serta mengancam eksistensi dari
organic farming. Sehingga pemerintah Jerman menyeimbangkan adanya
peternakan sistem pemeliharaan organic farming dan peternakan konvensional
secara berdampingan meskipun saat ini banyak produsen yang beralih ke organic
farming.
III

STRATEGI PENGEMBANGAN MODEL DI MASYARAKAT

Ada beberapa literatur yang menganalisis faktor-faktor yang mendorong


keputusan untuk beralih dari konvensional ke pertanian organik, mengingat
misalnya karakteristik petani dan motivasi intrinsik (Xu et al., 2018). Namun, ada
bukti bahwa ekonomi pertimbangan semakin penting dan konversi ke pertanian
organik semakin berkembang menjadi keputusan ekonomi.

Jerman secara signifikan berada di belakang negara-negara Uni Eropa


lainnya dengan sekitar 6% dari lahan pertanian yang ditanami secara organik.
Jumlah ini sekarang meningkat dalam langkah-langkah kecil: areal organik
mencapai 8,2% pada tahun 2018. Pada tahun 2001, Jerman memperkenalkan Bio-
Siegel (Gambar 3.), standar dan segel pemerintah untuk produk organik. Logo
enam sisi dengan tepi hijau mengidentifikasi produk makanan yang telah
diproduksi dan dipantau sesuai dengan persyaratan hukum UE untuk pertanian
organik. Sebanyak 77.841 produk saat ini memiliki tanda Bio-Siegel Jerman.

Gambar 3. Bio Siegel

Strategi lain yang dilakukan yaitu adanya pameran "Biofach and


Vivaness" yang merupakan pameran produk organik terbesar dunia yang
diselenggarakan setiap tahun pada bulan Februari di Nuernberg, Jerman. Dalam
produk organik terbesar dunia ini, para pelaku organik ikut serta untuk
memperkenalkan produknya dan mencari pasar bagi produk mereka.
IV

KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah ini yaitu:

1. Organic farming di bidang peternakan diarahkan pada status kesejahteraan


hewan yang tinggi, kepedulian terhadap lingkungan, pembatasan
penggunaan obat-obatan medis dan produksi produk yang sehat tanpa
residu;
2. Jerman memiliki komoditas peternakan yang menggunakan sistem organic
farming model free range;
3. Jerman membuat strategi berupa sertifikasi produk organik serta adanya
pameran untuk mengembangkan organic farming.
DAFTAR PUSTAKA

FAO. 2022 . FAOSTAT Climate Change, Emissions, Emissions Totals.


http://www.fao.org/ faostat/en/#data/GT. (Diakses pada 18 September
2022).
IFOAM – International Organics, 2014. The IFOAM Norms.
https://www.ifoam.bio/our-work/how/standards-certification/organicguarant
ee- system/ifoam-norms. (Diakses pada 18 September 2022).
Haas, Guido., Frank W., And Ulrich K., 2001. Comparing intensive, extensified
and organic grassland farming in southern Germany by process life cycle
assessment. Agriculture, Ecosystems and Environment. 83:43–53.
Kijlstra, A., dan I. A. J. M. Ejick. 2006. Animal health in organic livestock
production systems: a review. Wegenigen Journal of Life Science. 54(1): 77-
91.
Kuhla, B., and G. Viereck. 2022. Enteric methane emission factors, total
emissions and intensities from Germany's livestock in the late 19th century:
A comparison with the today's emission rates and intensities Science of The
Total Environtment.
Quintern, Michael., Albert S. 2006. Ecological risks of outdoor pig fattening in
organic farming and strategies for their reduction—Results of a field
experiment in the centre of Germany. Agriculture, Ecosystem, and
Environment Journal. 117(4): 238:250.
Seidel, Claudia., Thomas H., And Sebastian L. 2019. Conventionalization of
Organic Farms in Germany: An Empirical Investigation Based on a
Composite Indicator Approach. Sustainability. 11(2394): 1-16.
Sundrum, A., Andersson R., And Postler.1994. Tiergerechtheitsinde in Leitfaden
zur Beurteilung von Haltungssystemen. Germany.
Wagner, K., J. Brinkmann., A. Bergschmidt., C. Renziehausen., And S. March.
2021. The effects of farming systems (organic vs. conventional) on dairy
cow welfare, based on the Welfare Quality® protocol. Animal The
international journal of animal biosciences.
Xu, Q., Huet, S., Poix, C., Boisdon, I., And Deffuant, G., 2018. Why do farmers
not convert to organic farming? Modeling conversion to organic farming as
a major change. Nat. Resour. Model. 31 (3).

Anda mungkin juga menyukai