BLAMBANGAN
Pendahuluan
Kerajaan Blambangan adalah kerajaan Margana M.Hum adalah salah satu sejarawan
yang memiliki segi histori yang menarik, karena yang berhasil merumuskan sejarah Blambangan
dalam perkembangan sejarahnya Blambangan dalam bentuk disertasinya yang berjudul “Dari
muncul dalam banyak hal yang terkesan seperti Ujung Timur Jawa 1763-1813,Perebutan
legenda daripada kisah nyata. Kerajaan di ujung Hegemoni Blambangan” (2012). Dengannya
timur pulau Jawa ini memikili banyak intrik serta beliau mengakui didalamnya bahwa Blambangan
cerita yang cukup beragam dikarenakan adalah kerajaan di Nusantara yang kurang
pengaruh, posisi, serta kedudukan kerajaan yang sentuhan penelitian oleh para sejarawan
banyak diperebutkan keseluruhannya. Namun dikarenakan sumber-sumber yang kurang guna
dari segi lain, Blambangan memiliki segenap membuktikan eksistensi dari kerajaan
rakyat yang tidak kalah dari segi kesejarahannya Blambangan. Beliau Sri Margana secara lansung
dalam lingkup identifikasi sejarah. Pada tahun merekonstruksi sejarah selama tiga bulan pada
1767-1773, VOC melirik Blambangan sebagai daerah yang diyakini sebagai tempat dari
kekuasaan yang stategis dalam rencana berdirinya kerajaan blambangan yakni berada di
kepenguasaannya di Nusantara. Pangeran Wong wilayah Banyuwangi, Jawa
Agung Wilis atau yang dikenal dengan Wong Timur.
Agung Wilis adalah tonggak kepempimpinan
dalam rakyat Blambangan berusahan mengusir Pembahasan
VOC.
Perlawanan ini memang tidak A. Peran Dr. Sri Margana M.Hum
menghasilkan buah yang memuaskan, karena Menguak Sejarah Blambangan Di Indonesia ada
akibat pergerakan Pangeran Wong Agung Wilis beberapa masalah yang menurut Sri Margana
yang sudah tercium oleh VOC membuatnya kurang diperhatikan serta lambat laun terjadi
diasingkan hingga meninggal dunia. Meskipun kemandegan. Pada kesempatannya untuk
begitu, perjuangan tersebut tidak pernah padam membicarakan permasalahan tersebut Dr. Sri
karena perlawanan tetap dikobarkan dengan Margana pada suatu webinar dengan tema
diteruskan oleh Rempeg Jagapati. Setelah perang “Menggagas Pendekatan Baru dalam Penulisan
bayu dan perang wilis yang memberikan hasil Sejarah Indonesia” (25/9) ia langsung saja
kekalahan terhadap perjuangan rakyat menyampaikan beberapa pokok-pokok
Blambangan, Mas Rempeg membentuk kembali permasalahan atau kemandegan yang terjadi pada
jaringan-jaringan anti VOC yang terus tema kesejarahan Inodensia.
memberontak adanya orang asing di daerahnya.
Hingga akhir perlawanan rakyat Blambangan Adapaun permasalahan utama dalam
banyak rakyat serta tawanan perang dari rakyat historiografi Indonesia adalah kemandegan
Blambangan menyeberang ke Bali untuk mencari sentrisme dan perspektif. Ekslusifitas sejarah di
daerah yang aman. Indonesia harus ditinggalkan dengan menekan
Meskipun Blambangan sudah dikuasai aspek global sebagaimana dilakukan oleh para
oleh VOC, VOC kebingungan dalam mengatasi sejarawan dari Eropa dan Amerika pada 1980-an.
pemerintahannyapasca konflik. Seperti dalam isi Sri Margana dalam meneliti Sejarah Kerajaan
surat yang ditulis oleh seorang gubernur jenderal Blambangan menggunakan metode-metode
VOC. Isi surat tersebut antara lain berbunyi: penelitian yang dianggapnya sebagai
"pekerjaan apa yang telah dilakukan di kecenderungan berfikir Global. Kemungkinan
Blambangan dan apa yang harus dike jakan, penelitian tersebut didasari dari beberapa model
untuk terwujudnya ketenangan dan situasi yang yang menurut Sri Margana dapat dijadikan dasar
menguntungkan perusahaan?. Kami belum kajian yang menarik yakni Comparative History,
mengetahui semuanya. Kami masih menunda Transnasional History, World System Theory,
sesuai dengan keadaanya. (Jonge, 1883:88) Post Colonial Theory, Multiple Modernity, dan
World History. Dengan model model tersebut
Dari sepotong narasi sejarah diparagraf kemungkinan besar Sri Margana telah
sebelumnya menunjukkan bahwa Dr. Sri menerapkannya dalam penelitiannya terhadap
Volume
Sejarah Peristiwa Lahirnya Pancasila. 3
Faiz Cahya Ramadhan