Anda di halaman 1dari 3

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

Volume 16, No 2, September 2020


Tersedia Online: https://journal.uny.ac.id/index.php/istoria

KURANGNYA PERHATIAN TERHADAP SEJARAH KERAJAAN

BLAMBANGAN

Krisna Dwi Saputra


Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta
e-mail: encesdwis@gmail.com
Abstrak-Adanya penelitian sejarah terhadap suatu objek sejarah akan mempengaruhi eksistensi
sejarah dari masyarakat. Beberapa sejarah kebudayaan, sejarah dari kerajaan-kerajaan di
Indonesia yang tidak luput dari sentuhan sejarah menjadi lebih hidup dan banyak dikembangan,
bahkan telah dirumuskan kesejarahannya berkali-kali oleh banyak peneliti. Faktor-faktor yang
memengaruhi sebuah kajian sejarah dipilih untuk digali informasinya adalah banyaknya
pendukung sejarah seperti bukti, tersebut seperti saksi hidup, literatur tertulis, babad/serat, serta
beberapa pemandangan alam yang bisa mendukung eksistensi atau bekas dari kajian sejarah
tersebut. Oleh karena itu bukti yang banyak dapat menjadi landasan dari seorang sejarawan atau
peneliti dalam menggali informasi guna kepentingan pengembangan sejarah. Kerajaan
Blambangan sendiri adalah salah satu dari banyak tema sejarah yang kurang diperhatikan karena
kurangnya informasi yang kredibel untuk mengolahnya lebih lanjut. Lebih kuatnya kisah legenda
yang tidak bisa dirumuskan dalam narasi sejarah lebih subur daripada penjelasan asal-usul yang
dapat diterima secara logika dan mudah bagi masyarakat. Dengan ini penelitian ini akan
mengulas banyak tentang kerajaan Blambangan yang beberapa telah diulas oleh beberapa
sejarawan saja.
Kata kunci: Sejarah, Kerajaan Blambangan, Penelitian, Bukti-Bukti.

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah


p-ISSN: 1858-2621 e-ISSN: 2615-2150
2 – ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

Pendahuluan
Kerajaan Blambangan adalah kerajaan Margana M.Hum adalah salah satu sejarawan
yang memiliki segi histori yang menarik, karena yang berhasil merumuskan sejarah Blambangan
dalam perkembangan sejarahnya Blambangan dalam bentuk disertasinya yang berjudul “Dari
muncul dalam banyak hal yang terkesan seperti Ujung Timur Jawa 1763-1813,Perebutan
legenda daripada kisah nyata. Kerajaan di ujung Hegemoni Blambangan” (2012). Dengannya
timur pulau Jawa ini memikili banyak intrik serta beliau mengakui didalamnya bahwa Blambangan
cerita yang cukup beragam dikarenakan adalah kerajaan di Nusantara yang kurang
pengaruh, posisi, serta kedudukan kerajaan yang sentuhan penelitian oleh para sejarawan
banyak diperebutkan keseluruhannya. Namun dikarenakan sumber-sumber yang kurang guna
dari segi lain, Blambangan memiliki segenap membuktikan eksistensi dari kerajaan
rakyat yang tidak kalah dari segi kesejarahannya Blambangan. Beliau Sri Margana secara lansung
dalam lingkup identifikasi sejarah. Pada tahun merekonstruksi sejarah selama tiga bulan pada
1767-1773, VOC melirik Blambangan sebagai daerah yang diyakini sebagai tempat dari
kekuasaan yang stategis dalam rencana berdirinya kerajaan blambangan yakni berada di
kepenguasaannya di Nusantara. Pangeran Wong wilayah Banyuwangi, Jawa
Agung Wilis atau yang dikenal dengan Wong Timur.
Agung Wilis adalah tonggak kepempimpinan
dalam rakyat Blambangan berusahan mengusir Pembahasan
VOC.
Perlawanan ini memang tidak A. Peran Dr. Sri Margana M.Hum
menghasilkan buah yang memuaskan, karena Menguak Sejarah Blambangan Di Indonesia ada
akibat pergerakan Pangeran Wong Agung Wilis beberapa masalah yang menurut Sri Margana
yang sudah tercium oleh VOC membuatnya kurang diperhatikan serta lambat laun terjadi
diasingkan hingga meninggal dunia. Meskipun kemandegan. Pada kesempatannya untuk
begitu, perjuangan tersebut tidak pernah padam membicarakan permasalahan tersebut Dr. Sri
karena perlawanan tetap dikobarkan dengan Margana pada suatu webinar dengan tema
diteruskan oleh Rempeg Jagapati. Setelah perang “Menggagas Pendekatan Baru dalam Penulisan
bayu dan perang wilis yang memberikan hasil Sejarah Indonesia” (25/9) ia langsung saja
kekalahan terhadap perjuangan rakyat menyampaikan beberapa pokok-pokok
Blambangan, Mas Rempeg membentuk kembali permasalahan atau kemandegan yang terjadi pada
jaringan-jaringan anti VOC yang terus tema kesejarahan Inodensia.
memberontak adanya orang asing di daerahnya.
Hingga akhir perlawanan rakyat Blambangan Adapaun permasalahan utama dalam
banyak rakyat serta tawanan perang dari rakyat historiografi Indonesia adalah kemandegan
Blambangan menyeberang ke Bali untuk mencari sentrisme dan perspektif. Ekslusifitas sejarah di
daerah yang aman. Indonesia harus ditinggalkan dengan menekan
Meskipun Blambangan sudah dikuasai aspek global sebagaimana dilakukan oleh para
oleh VOC, VOC kebingungan dalam mengatasi sejarawan dari Eropa dan Amerika pada 1980-an.
pemerintahannyapasca konflik. Seperti dalam isi Sri Margana dalam meneliti Sejarah Kerajaan
surat yang ditulis oleh seorang gubernur jenderal Blambangan menggunakan metode-metode
VOC. Isi surat tersebut antara lain berbunyi: penelitian yang dianggapnya sebagai
"pekerjaan apa yang telah dilakukan di kecenderungan berfikir Global. Kemungkinan
Blambangan dan apa yang harus dike jakan, penelitian tersebut didasari dari beberapa model
untuk terwujudnya ketenangan dan situasi yang yang menurut Sri Margana dapat dijadikan dasar
menguntungkan perusahaan?. Kami belum kajian yang menarik yakni Comparative History,
mengetahui semuanya. Kami masih menunda Transnasional History, World System Theory,
sesuai dengan keadaanya. (Jonge, 1883:88) Post Colonial Theory, Multiple Modernity, dan
World History. Dengan model model tersebut
Dari sepotong narasi sejarah diparagraf kemungkinan besar Sri Margana telah
sebelumnya menunjukkan bahwa Dr. Sri menerapkannya dalam penelitiannya terhadap

Volume
Sejarah Peristiwa Lahirnya Pancasila. 3
Faiz Cahya Ramadhan

Kerajaan Blambangan. Ia menaruh perhatian terhadap sejarah Kerajaan Blambangan lagi.


besar terhadapnya. Sehingga beberapa bulan Sehingga tabir-tabir yang dulunya pernah
yang dihabiskan oleh Sri Margana di daerah menggulung fakta-fakta dari sejarah kerajaan
Banyuwangi, Jawa Timur dihabiskannya untuk Blambangan kini terkuak sehingga beberapa
mencari sumber-sumber informasi dari beberapa fenomena mitos yang telah tersebar cukup subur
cerita-cerita yang telah subur menjalar di di lingkungan masyarakat, kini memiliki dasar
masyarakat. yang didasari dengan kajian serta bukti-bukti
Tak hanya itu Dr. Sri Margana juga yang telah ditemukan oleh tim Dr. Sri Margana
menggunakan babad lawas yang menerangkan M.Hum.
keberadaan dari kerajaan Blambangan. Hal
tersebut dapat menjadi pijakan yang kuat tentang
keberadaan yang kuat terhadap eksistensi atau
pengakuan kerajaan lain terhadap kerajaan
Blambangan kala itu. Dengan mendatangi UCAPAN TERIMAKSIH
beberapa situs yang ia kunjungi maka Sri
Margana dapat menggambarkan bagaimana 1. Fida Fatma Dewi (21407141049)
situasi Kerajaan Blambangan pada masa-masa
yang telah ia bagi sebelumnya. Situs yang tak 2. Abdurrasyid Hilmi Fathullah (21407144015)
luput dari kunjungannya yakni situs macan putih.
Situs tersebut merupakan desa tempat Prabu 3. Krisna Dwi Saputra (21407141057)
Tawang Alun memipin kerajaan Blambangan
pada kurun waktu 1655-1691 di Desa Macan Yang telah membantu saya membantu dalam
Putih. Sri Margana bersamaan dengan beberapa mengoreksi perihal kebahasaan dan sistematika
tim arkeolog dari Universitas Gadjah Mada artikel ini sehingga menjadi artikel yang baik dan
(UGM) juga melakukan penggalian di sekitaran sesuai sebagaimana semestinya.
situs tersebut. Dan hasil dari yang didapat dari
eskavasi tersebut beberapa ditemukan struktur
bangunan yang terbuat dari batu bata berukuran
besar, beberapa fragmen gerabah, dan ditemukan
DAFTAR PUSTAKA
juga lokasi kremasi yang diduga sebagai tempat
pengumpulan abu serta tulang bekas kremasi. Ujung Timur Pulau Jawa, 1763-1813: Perebutan
Metode-metode diatas secara teori dan penelitian Hegemoni Blambangan, Dr. Sri
langsung memberikan dampak besar terhadap Margana M.Hum, Pustaka Ifada, 2012.
hasil penelitian oleh Sri Margana terhadap
Kerajaan Blambangan.. Perebutan Hegemoni Blambangan: Konstruksi
Identitas Kenegaraan (Inn Politik
Simpulan Kolonialisme), Steve Gerardo Cristoffel
Gaspersz, 2019.
Dalam tulisannya di Perebutan
Hegemoni Blambangan:Bedah Buku Sri
Margana. Steve Gerardo Christoffel Gaspersz
(hlm.83). Tidak diragukan bahwa karya Sri
Margana tentang kerajaan Blambangan perlu
diapresiasi tinggi melihat kerja keras dan
ketekunannya dalam menelusuri jejak-jejak masa
lampau melalui kearsipan pada masa kolonial
(sebagaimana dapat dilihat dari pada bibliografi
mengenai arsip, sumber resmi tercetak, dan
sumber Jawa tercetak), sedangkan sedikit sekali
sejarwan yang memiliki keahlian dalam
membaca arsip-arsip kolonial karena
keterbatasan dalam membaca dalam bahasa
Eropa kuno (terutama Belanda), dan bahasa Jawa
dalam penelitian tersebut sangat dibutuhkan
untuk menyusun kepingan-kepingan dokumen
tersebut menjadi sebuah narasi sejarah yang runut
dan jelas. Jelas Steve Gaspers.
Tak hanya itu dapat disimpulkan bahwa
dari kerja keras penelitian oleh Sri Margana
membuahkan hasil yang cukup memuaskan yakni
adanya perubahan terhadap suatu pemikiran

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan SejarahVolume

Anda mungkin juga menyukai