Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Makalah ini disusun diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata
kuliah konsep dasar sains

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Dr. ( cand ) Raden Sumiadi, M. Pd

Disusun Oleh : Kelompok VI

1. Zul Hikal Qiram


2. Dina Rahayu
3. Nadila Malika K.H

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP
HAMZAR LOMBOK UTARA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat allah swt atas rahmat dan karunianya
kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada nabi besar Muhammad saw. Tak lupa pula kami ucapkan
terima kasih kepada bapak Dr. (cand ) raden sumiadi, M.Pd . selaku dosen pengampu
mata kulih konsep dasar sains yang senantiasa membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini.

kami mohon maaf bila ada kesalan dalam makalah ini. Sebab, makalah ini
belum sempurna dan masih memiliki banyak kelemahan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..…iii
A. Latar Belakang……………………………………………………………………
B. Rumusan………………………………………………………………………….
C. Tujuan penulisan………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………
1. Apa Itu Pemantulan Bunyi……………………………………………………….
2. Apa Itu Perambatan bunyi………………………………………………………..
3. Apa itu getaran……………………………………………………………………
4. Apa itu pemantulan cahaya dan sifat cahaya……………………………………..

BAB III PENUTUP……………………………………………………………..

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………….
B. Saran ………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gelombang bunyi ini merupakan vibrasi atau getaran dari molekul molekul zat
dan saling beradu satu sama lain namun demikian zat tersebut terkordinasi
menghasilkan gelombang serta mentransmisikan energi bahkan tidak pernahterjadi
pemindahan partikel. Suatu penelitian mengenai terjadinya penjaaran bunyi,
mendeteksi dan penggunaan binyi sangat penting untuk mengetahui lebih lanjut akal
pengalihan energy mekanik. Cahaya pada hakkekatnya tidak dapat dilihat, kesan
adanya cahaya apaboila cahaya tersebut menngenai benda. Melalui pendekatan
cahaya sebagai gelombang dan partikel maka peristiwa refraksi, difraksi, disperse,
dan refleksi dapat dijelaskan dengan teori gelombang sedangkan peristiwa panas yang
ditimbulkan oleh cahaya dapat dijelaskan melalui teori foton kwatum atau partikel.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana itu pemantulan bunyi ?
2. Bagaimana perambatan bunyi ?
3. Apa itu getaran ?
4. Apa itu pemantulan cahaya dan sifat cahaya ?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk menguraikan dan memahami mengenai konsep dan dasar bunyi
2. Untuk mengetahui dan memahami getaran
3. Untuk mengetahui dan memahami mengenai konsep daras cahaya
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pemantulan Bunyi

Pemantulan bunyi adalah keadaan ketika gelombang bunyi yang datang mengenai
permukaan suatu medium yang keras dan kembali kemedium asalnya dengan sudut
yang sama. Kemampuan suatu permukaan dalam memantulkan bunyi tergantung pada
keras lunaknya permukaan. Makin kerasnya dinding pemantul, makin baik
kemampuannya dalam memantulkan bunyi. Sebaliknya, dinding yang permukaanya
tidak rata atau lembut akan dapat meredam bunyi yang datang agar tidak mematul.

A. Hukum Pemantulan Bunyi

Pemantulan bunyi mengikuti suatu aturan hukum pemantulan bunyi. *Bunyi


datang, garis normal, dan bunyi pantul terletak dalam satu bidang datar. Sudut datang
sama besar dengan sudut pantul*.

Sudut datang adalah sudut antara bunyi datang dengan garis normal. Sudut
pantul adalah sudut antara bunyi pantul dengan garis normal. Garis normal adalah
garis tegak lurus bidang pantul melalui titik jatuh bunyi datang.

Bunyi pantul dapat memperkuat bunyi asli jika jarak dinding pantul tidak jauh
dari sumber bunyi. Dalam hal ini, bunyi pantul terdengar hampir bersamaan dengan
bunyi asli sehingga bunyi asli bertambah kuat. Misalnya, bunyi kereta api ketika
masuk terowongan akan terdengar semakin kuat. Dari uraian itu dapat disimpulkan
bahwa kuat bunyi yang didengar tergantung pada;

1. Amplitudo sumber bunyi


2. Jarak antara sumber bunyi dengan pendengar
3. Resonansi yang terjadi
4. Serta adanya dinding pemantul sesuai.
B. Macam Macam Bunyi Pantul

a. Bunyi pantul
Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli suara gurumu di dalam kelas akan
akan lebih keras dibandingkan dengan suara guru olahragamu di lapangan.
Mengapa demikian? Suara di dalam ruangan akan dipantulkan oleh dinding
dinding ruangan. Karena jarak antara guru sebagai sumber bunyi dan dinding
kelas sebagai dinding pemantul dekat maka bunyi pantulnya akan datang
hampir bersamaan dengan datangnya bunyi asli. Dengan demikian, bunyi
pantul akan memperkuat bunyi asli.

b. Gaung atau Kerdam


Bunyi pantul yang datangnya hanya sebagian yang bersamaan dengan
bunyi asli sehingga menjadi tidak jelas disebut gaung atau kerdam.
Gaung atau kerdam dapat terjadi digedung bioskop, gedung
pertunjukan, gedung pertemuan, studio radio, dan lain lain. Untuk
menghindari terjadinya gaung, pada dinding gedung gedung tersebut biasanya
dilapisi benda yang dapat meredam bunyi. Misalnya, kain wol, karton, papan
karton, gabus, dan karet busa.
Sebuah ruang yang bebas dari gaung bahkan bunyi aslinya tidak
dipengaruhi oleh bunyi pantul tersebut ruang berakustik baik.
c. Gema
Bunyi pantul dapat terdengar dengan jelas seperti bunyi aslinya karena
antara bunyi pantul dengan bunyi asli tidak saling mengganggu. Hal ini
dimungkinkan jika jarak antara dinding pemantul dengan sumber bunyi jauh.
Karena jarak yang jauh, bunyi akan berjalan menempuh jarak yang jauh.
Waktu yang digunakan untuk memantul juga lama. Ketika bunyi asli sudah
selesai diucapkan, bunyi pantul mungkin masih diperjalanan. Akibatnya,
bunyi pantul terdengar jelas setelah bunyi asli. Bunyi pantul yang terdengar
jelas setelah bunyi asli disebut gema. Fema dapat terjadi dilereng lereng
gunung atau dilembah lembah.

C. Manfaat Bunyi Pantul


1. Pengukuran jarak dengan gema

Dalam satu sekon biasanya dapt diucapkan lima suku kata. Bunyi pantul harus
datang secepat—cepatnya setelah sekon, yaitu setelah suku kata tersebut selesai
diucapkan. Dengan demikian, selama sekon bunyi telah menempuh jarak dua kali
jarak antara sumber bunyi dan dinding pemantul. Jadi, untuk satu suku kata jarak
dinding pemantul adalah

Untuk n suku kata, jarak dinding pemantul adalah

Waktu terdengar gema, artinya bunyi telah menempuh jarak tersebut pergi
pulang. Jika jarak d dan waktu yang dibutuhkn t maka kecepatan bunyinya adalah
2. Pengukuran kedalama laut dengan pemantula bunyi
Untuk mengukur kedalaman laut, osilator digetarkan. Getaran ultrasonic
yang dihasikannya diarahkan ke dasar laut. Oleh dasar laut, getaran ini di
pantulkan dan diterima oleh hidrofon. Sebuah alat pencatat akan mencatat selang
waktu antara getaran dikirim dan getaran patul yang diterima. Jika cepat rambat
bunyi di air laut di ketahui maka kedalaman laut dapat dihitung.

D. Contoh Soal Pemantulan Bunyi


Rumus:
𝑉×𝑡
𝑠=
2

V= cepat rambat gelombang diudara (m/s)


S= jarak (m)
T= waktu (s)

Contoh soal:
Seorang anak sedang berdiri didepan tebing kenudian berteriak. Setelah dua
detik terdengar lagi suara teriakannya. Jika cepat rambat bunyi diudara 340
m/s. Berapa jarak anak tersebut ke tebing ?
Diketahui
T= 2s
V= 340 m/s
Ditanya S=……..?
Jawaban
2. Perambatan bunyi

Perambatan bunyi adalah cara bunyi merambat melalui berbagai media.

Bunyi memerlukan waktu untuk merambat. Bunyi merambat melalui zat perantara
atau pengantar.

Ada tiga zat pengantar bunyi sebagai berikut ;


a. Zat udara ( gas )
b. Zat cair
c. Zat padat

Kecepatan rambat bunyi melalui suatu zat tergantung pada zat yang dilaluinya. Di
antara ketiga zat pengantar di atas, yang dapat menghasilkan bunyi yang paling baik
adalah pengantar melalui zat padat. Semakin rapat zat, semakin baik mengantarkan
bunyi. Dalam ruang hampa, bunyi tidak dapat merambat. Kecepatan rambat bunyi di
udara sekitar 350 m/detik.

Frekuensi atau di sebut juga kekerapan getaran adalah banyaknya getaran dalam
setiap detik. Bunyi yang frekuensinya teratur disebut nada.

Frekuensi sangat mempengaruhi tinggi rendahnya bunyi, sebagai berikut ;

1. Bunyi tinggi dihasilkan oleh frekuensi atau getaran yang tinggi (cepat)
2. Bunyi rendah dihasilkan oleh frekuensi atau getaran yang rendah (lambat)
3. Jika batang getar panjang, frekuensinya lebih rendah.
4. Jika batang getar pendek, frekuensinya lebih tinggi

Bunyi yang frekuensinya di atas 20.000 get/detik disebut ultrasonik. Bunyi ini
tidak dapat didengar oleh manusia karena frekuensinya sanagt tinggi. Bunyi yang
frekuensinya kurang dari 20 get/detik disebut infrasonik. Bunyi ini juga tidak dapat
didengar oleh manusia karena frekuensinya sanagt rendah . Manusia hanya dapat
mendengar bunyi yang mempunyai frekuensi antara 20-20.000 get/detik, atau disebut
audiosonik.
Rumus cepat rambat gelombang bunyi:

Contoh soal:

Jika sebuah gelombang bergetar sebanyak 120 kali selama 1 menit serta panjang
gelombangnya 2 meter maka berapakah cepat rambat gelombang tersebut?

3. Getaran
a. Pengertian Getaraan

Getaran adalah gerak bolak balik yang terjadi secara teratur di sekitar titik
setimbangnya. Karena terjadi secara teratur, getaran sering disebut gerak berkala
atau gerak periodik.
Beberapa contoh gerak periodic atau getaran adalah ;
1. Gerak turun naiknya batu yang digantung pada sebuah pegas ( Gambar 1.1a)
2. Gerak ayunan sebuah bola besi (Gambar 1.1b)
3. Gerak turun naiknya ujung sebilah penggaris plastik yang salah satu ujungnya
dijepit (Gambar 1.1c)
4. Gerak turun naiknya air dalam pipa U (Gambar 1.2d).

Getaraan dafat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari – hari. Getaran senar-


senar gitar yang dipetik menghasilkan music yang merdu (gambar 1.2a ), getaran
bandul dpat dimanfaatkan sebagai penunjuk waktu (gambar 1.2b ), getaran jarring
laba – laba dapat digunakan untuk mencari mangsa (gambar 1.2c ), dan getaran pegas
pada mobil melintasi jalan tidak rata ( gambar 1,2d ).
Tidak semua getaran bermanfaat. Getaran mesin – mesin kadang – kadang tidak
menyenangkan, mengurangi kenyamanaan dalam berkendara. Itulah sebabnya
banyaknya teknologi dikembangkan untuk meredam getaran – getaran yang
merugikan.

b. Jenis – jenis getaran


Jenis – jenis getaran terbagi empat. Jenis getaraan tersebut adalah sebagai
berikut:
- Getaran mekanis menjadi salah satu jenis – jenis getaraan memiliki arti.
Pengertian getaraan mekanis adalah getaraan suatu benda yang bergetar
mengalami duatu pergeseran linear atau pergeseran sudut. Adapun contoh dari
salah satu jenis – jenis getaran atau contoh getaran mekanis adalah jung pegas,
getaraan pada bandul, getaran senar gitar saat dipetik, getaran atom pada zat
padat, dll.

- Getaran nonmekanis yang juga jenis – jenis getaran selain dari getaran
mekanis memiliki pengertian aebagai suatu gerakan yang melibatkan adanya
perubahan pada besaran – besaran fisika. Adapun contoh gerakan nonmekanis
adalah medan listi dan medan magnet

- Getaran bebas adalah getaran yang terjadi saat sistem mekanis dimulai dengan
adanya gaya awal yang bekerja pada system itu sendiri, kemudian dibiarkan
bergetar secara bebas. Getaran bebas kemudian akan menghasilkan frekuensi
yang natural karena dafat bersifat dinamika dan distribudi masa dan kekuatan
yang membuat getaran. Contohnya bandul saat ditarik kemudian di lepaskan
dan dibiarkan hingga menghasilkan suatu getaran sampai pergeran bandul
tersebut dapat berhenti.

- Getaran paksa adalah getaran yang terjadi saat gerakan bolak - balik karena
terdapat gaya karena terdapat gaya luar yang secara paksa menciptakan suatu
getaran pada sistem. Contohnya getaran rumah yang roboh ketika gempa
c. Superposisi getaran

Dalam suatu kotak terdapat benda yang dihubungkan dengan sebuah pegas.
Benda bergetar dengan frekuensi f1. Kotak dihubungkan dengan pegas lain dan
bergetar dengan frekuensi f2. Jadi benda mengalami dua getaran sekaligus.
Simpangan total benda merupakan menjumlahan simpangan getaran benda +
simpangan getaran kotak. Penjumlahan dua atau lebih getaran dinamakan
superposisi getaran

Gambar 1.16a-b

Hasil superposisi getaran dapat digambarkan dalam grafik simpangan sebagai


fungsi waktu. Penggambaran ini dilakukan dengan menjumlahkan secara aljabar
simpangan tiap - tiap titik dari getaran asal

Gamabar 1.16a-b melukiskan superposisi dua getaran yang mempunyai frekuensi


sama. Pada gambar a kedua getaran bergerak pada saat bersamaan., sedangkan
pada gambar b salah satu getaran bergerak lebih dahulu. Perhatikan bahwa
simpangan total pada suatu titik dihasilkan dari penjumlahan simpangan masing –
masing getaran pada titik tersebut.

Untuk kasus di atas, hasil susperposisi ini mempunyai frekuensi yang sama
dengan frekuensi getaran asal tetapi amplitudonya berbeda.
Gambar 1.16c melukiskan superposisi dari dua getaran yang mempunyai
amplitude dan frekuensi yang berbeda. Getaran pertama mempunyai frekuensi 2
kali getaran kedua tapi amplitudonya ½ kali amplitudo getaran kedua.

Disamping superposisi dari getaran – getaran yang saling tegak lurus.

d. Rumus Getaran
Rumus getaran dibagi menjadi dua yaitu:
1. Frekuensi
F= n/t

Dimana:
F= frekuensi (Hz)
n= jumlah getaran
t= waktu (s)
2. Periode
T= t/n

Dimana
T= periode (s)
t= waktu (s)

contoh soal
dalam satu menit terjadi 960 getaran pada suatu partikel. Tentukan periode
getaran dan frekuensi getaran?
Jawaban
Diketahui
n= 960 getaran
t= 1 menit = 60 s
penyelesaian
T = t/n
T = 60/960
T = 0.0625 S
Jadi periode getarnya adalah 0.0625 s
F= n/t
F= 960/60
F= 16 Hz

4. Pemantulan cahaya dan sifat cahaya

A. Pemantuan cahaya

Jika cahaya mengenai permukaan kasar. Cahaya akan dipantulkan ke berbagai


arah. Pemantulan cahaya oleh permukaan kasar disebut pemantulan baur. Adapun
pemantulan cahaya oleh permukaan halus disebut pemantulan teratur. Cahaya dang
dapat dihamburkan sebagian atau diserap sebagian. Sinar – sinar dipantulkan dalam
arah berbeda.

Benda yang dapat memantulkan hampir seluruh cahaya yang datang pada
permukaannya disebut cermin. Ada tiga jenis cermin yaitu, cermin datar, cermin
cekung, dan cermin cembung.

Pemantulan cahaya pada permukaan benda mengikuti hukum – hukum


pemantulan cahaya berikut :
a. Sinar datang, garis normal pada permukaan, dan sinar pantul terletak pad bidang
yang sama
b. Sudut pantul sama dengan sudut datang ( r = t)

1. Pembentukan bayangan dan sifat bayangan pada cermin datar

Perhatikan gambar 6.2 dua sinar sembarang yang muncul dari suatu sumber
cahaya K datang ke titik L dan M pada sebuaha cermin datar. Sinar – sinar ini
dipantulkan dengan mengikuti hukum –hukum pemantulan cahaya sinar – sinar ini
tidak berpotongan didepan cermin, tetapi perpanjangan dari pemantulan sinar – sinar
ini berpotongan dibelakang cermin. Di titik berpotongan K. dengan demikian, hanya
ada satu bayangan yang terbentuk jika sebuah benda ditempatkan di depan cermin.

Benda dapat dianggap sebagai kumpulan titik. Setiap titik mempunyai bayangan
di cermin. Bayangan benda akan tergambar secara lengkap jika kita menggambarkan
bayangan di setiap titik – titiknya. Namun, untuk menggambarkan bayangan sebuah
bayangan benda cukup digambar bayangan dititik ujungnya saja. Pada gambar 6.3,
bayangan benda digambarkan dengan menggambar bayangan titik K dan titik L.
bayangan KL terbentuk sebagai K’L.
Setelah mengamati gambar – gambar ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Jarak antara benda dan cermin sama dengan jarak antara bayangan dan cermin
2. Ukuran benda sama dengan ukuran bayangan karena jarak dari benda ke cermin
sama
3. Bayangan yag terbentuk maya karena bayangan tersebut dari perpanajangan sinar
pantul. Jika layar ditempatkan pada tempat bayangan, maka bayangan pada layar
tidak dapat di peroleh
4. Benda dan bayangan adalah simetris dan keduanya tidak tumpang – tindih.
Dengan demikian, tangan kanan tampak sebagai tangan kiri dlam cermin
5. Jika sebuah benda bergerak dengan laju u kea rah cermin, bayangan bergerak
dengan laju samam, tetapi berlawanan arah terhadap cermin. Oleh kara tiu, benda
dan bayangan mendekati satu sama lai n dengan kecepatan 2u.

2. Cermin lengkung

Cermin lengkung adalah cermin yang permukaan pantulnya melengkung.


Permukaan biasa cembung atau cekung. Sebagian besar cemin memelngkung
memiliki permukaan yang berbentuk seperti bagian dari bola, tetapi bentuk lain
terkadang di gunakan dalam perangkat optit. Cahaya tidak dapat dipusatkan dengan
menggunakan cermin datar. Akan tetapi, dengan menggunakan banyak cermin datar
sinar – sinar dari sumber yang dapat di kumpulkan ( gambar 6.5 ). Jika digunakan
banyak cermin datar kecil yang ditempatkan dengan sudut – sudut kecil satu sama
lain, suatu cermin yang lengkung diperoleh. Cermin jenis ini disebut cermin parabola
karena membentuk lwngkung parabola.
Dalam praktiknya, cermin parabola digunakan bersama bersama cermin
lengkung ( 6.6 ). Jika permukaan – permukaan pemantul cermin lengkung adalah
cekung, Cermin ini disebut cermin cekung dan jika permukaan pemantul cermin
lengkung adalah cembung, cermin ini disebut cermin cembung. Dapat juga dikatakan,
jika permukaan dalam sebuah cermin lengkung memantulkan, cermin ini disebut
cermin cekung dan jika permukaan luar yang memantulkan, cermin ini disebut cermin
cembung.

3. Persamaaan cermin lengkung

Dalam bagian ini tidak akan dijelaskan pembentukan bayangan dan sifat – sifat
cermin cekung serta cermin cembung yang sudah di pelajari.

a. Untuk benda dan bayangan nyata dalam cermin cekung

Perhatikan gambar 6.7 benda dan bayangan yang terbentuk adalah nyata.
Tinggi benda adalah [KL] = h, dan tinngi bayangan adalah [K’L’] = h’. jarak antra
crmin dan bayangan adalah s’ serta jatrak antara benda dan cermin adalah s.
adapun f adalah jarak focus cermin. Panjang [HT] sangat kecil dari pada tinggi
benda. Dengan demikian, [FH] dapat dianggap sebagai f .

Perhatikan segitiga PHF. Kedua segitiga PHF dan segitiga tersebut sebangun.
Dengan menggunakan asas segitiga sebangun, maka dapat dituliskan
[𝑃 ′ 𝐻] [𝐻 ′ 𝐹] ℎ′ 𝑓
= → = … . (1)
[𝐾𝐿] [𝐿𝐹] ℎ 𝑠−𝑓

Panjang [HT] sangat kecil seperti pada gambar 6.7. oleh karna itu, [FH’] = [FT] =
f
[𝐾′ 𝐿′ ] [𝐿′ 𝐹 ′ ] ℎ′ 𝑠 ′−𝑓′
= → = … (2)
[𝑃𝐻] [𝐹𝐻] ℎ 𝑓

Jika persamaan (1) dan (2) disubstitusikan, diperoleh


𝑓 𝑠′ − 𝑓
=
𝑠−𝑓 𝑓
𝑓 2 = (𝑠 − 𝑓)(𝑠 ′ − 𝑓)
𝑓 2 = 𝑠𝑠 ′ − 𝑠𝑓 − 𝑓𝑠 ′ + 𝑓 2
𝑠𝑠 ′ = 𝑠′𝑓 + 𝑓𝑠

Kalikan kedua ruas dengan 1/fss’


𝑠𝑠′ 𝑠′𝑓 𝑓𝑠
= +
𝑓𝑠𝑠′ 𝑓𝑠𝑠 𝑓𝑠𝑠′

1 1 1
= +
𝑓 𝑠 𝑠′
b. Untuk benda nyata dan bayangan maya dalam cermin cekung
segitiga FK’L dan segitiga FPH. Kedua segitiga tersebut sebangun. Dengan
menggunakan asas segitiga sebangun. Maka dapat dituliskan

Perhatikan gambar 6.8b segitiga TK’L kedua segitiga tersebut sebangun. Dengan
menggunaka asas segitiga sebangun, maka dapat dituliskan

Jika persamaan (1) dan (2) disubstitusikan, diperoleh

Kalikan kedua ruas dengan 1/f ss’

B. Sifat cahaya

Sampai pada zaman Isaac Newton (1642 – 1727), sebagian besar ilmuwan
berpikir bahawa cahaya terdiri dari aliran partikel – partikel ( dinamakan benda –
benda kecil atau corpuscles ) yang dipancarkan oleh sumber cahaya. Galileo dan
orang – orang lain mencoba ( tetapi tidak berhasil ) untuk mengukur laju cahaya.
Sekitar tahun 1665, bukti mngenai sifat – sifat gelombang dari cahaya mulai
ditemukaan. Menjelang permulaan abad kesembilan belas, bukti nyata bahwa cahaya
adalah sebuah gelombang telah tumbu dengan sangat meyakinkan.

Dalam tahun 1873, James Clerk Maxwell meramalkan keberadaan gelombang


elektromagnetik dan menghitung laju perambatannya, bersama – sama dengan karya
eksperimental dari Heinrich Hertz yang berawal dari tahun 1887, memperlihatkan
secara pasti bahwa cahaya sesungguhnya adalah sebuah gelombang elektromagnetik.

Akan tetapi, gambaran bahwa cahaya merupakan gelombang bukanlah


keseluruhan ceritanya. Beberapa efek yang diasosiasikan dengan pemancaran dan
penyerapan cahaya mengungkapkan adanya aspek partikel., dalam pengertian bahwa
energy yang diangkat oleh gelombang cahaya itu dibungkus dalam paket – paket
diskrit yang diamakan foton atau kuanta. Sifat gelombang dan sifat partikel yang
secara nyata saling bertentangan akhirnya direkonsiliasikan sejak tahun 1930 melalui
perkembangan elektrodinamika kuantum, yakni sebuah teori komprehwensif yang
memasukkan kedua sifat gelombang dan sifat partikel.

Sumber fundamental dari semua radiasi elektromagnetik adalah muatan listrik


yang bergerak dipercepat. Semua benda memancarkan radiasi elekrtomagnetik
sebagai akibat dari gerak termal molekul – molekulnya, radiasi ini, yang dinamakan
radiasi termal, merupakan gabungan dari panjng gelombang yang berbeda – beda.
Pada suhu yang cukup tinggi, semua materi memancarkan cahaya tampak yang cukup
banyak sehingga terlihat sebagai materi yang bersinar sendiri, sebiuah benda yang
sangat panas terliha panas merah atau panas putih. Jadi, materi panas dalam bentuk
apapun adalah sebuah sumber cahaya.

Cahaya juga dihasilkan pengosongan muatan listrik melalui gas yang


diionisasi. Cahaya kebiruan dari lampu busur merkuri ( air raksa ). Cahaya kuning
jingga dari lampu uap natrium.

Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang


elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x
108 m/s.
Berikut ini hasil penyelidikan dan pengamatan tentang sifat – sifat cahaya :

1. Teori Emisi Newton bahwa cahaya merupakan partikel – partikel yang sanagat
kecil dan ringan memancar kesegala arah dengan kecepatan yang sangat besar.
2. Teori gelombang Huygens bahwa pada dasarnya cahya sama saja dengan bunyi,
berbeda hanya dalam hal frekuensi dan panjang gelombangnya saja.
3. Percobaan Young dan Fresnel bahwa cahaya mempunyai sifat dapat melentur dan
berinterferensi, dan peristiwa ini tidak dapat diterangkan oleh teori emisi newton.
4. Percobaan Foucault bahwa kecepatan cahaya dalam suatu zat lebih kecil jika
dibandingkan dengan kecepatannya diudara. Teori emisi newton juga
bertentangan dengan hasil percobaan ini.
5. Percobaan Maxwell bahwa cepat rambat gelombang elektromagnetik sama dengan
kecepatan cahaya sehingga Maxwell berkesimpulan cahaya merupakan
gelombang elektromagnetik.
6. Percobaan Herts bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang
transversal sehingga dapat menunjukkan gejala polarisasi
7. Percobaan Zeeman tentang pengaruh medan magnet yang kuat terhadap cahaya
8. Percobaan Johanes Stark hampir sama dengan percobaan Zeeman, bahwa medan
listrik yang sangat kuat dapat mempengaruhi cahaya
9. Percobaan Michelson dan Morley bahwa cahaya dapat merambat dalam ruang
hampam, tidak membutuhkan zat perantara yang sebelumnya disebut cter.
10. Percobaan Planck bahwa cahaya merupakan paket – paket kecil yang disebut
kuanta. Teori Planck disebut teori kuantum cahaya, sedangkan kuantum energy
cahaya disebut foton
11. Teori Einstein bahwa cahaya dapat bersifat sebagai gelombang maupun sebagai
partikel, yang dibuktikan oleh efek fotolistrik

Dari teori dan percoban – percobaan itu, dapat disimpulkan bahwa cahaya
mempunyai sifat – sifat :
1. Dapat mengalami pemantulan (refleksi)
2. Dapat mengalami pebiasan (reflaksi)
3. Dapat mengalami lenturan (difraksi)
4. Dapat dijumlahkan (interferensi)
5. Dapat diuraikan (disperse)
6. Dapat mengalami hamburan
7. Dapat diserap arah getarnya (diolarisasi)
8. Selain bersifat sebagai gelombang, dapat bersifat sebagai partikel
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Cahaya adalah peristiwa arah pembelokan cahaya ketika melewati bidang batas
antara dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Pembiasaan cahaya terjadi
akibat kecepatan cahaya berbeda setiap medium.
2. Bunyi dapat merambat melalui benda padat, zat cair, dan gas. Benda padat dan
cair merupakan penghantar bunyi yang baik daripada udara. Proses merambatnya
bunyi berbeda beda tergantung pada medium penghantar gelombang bunyi.
Namun pada umumnya, perambatan bunyi bergerak melalui mplekul udara dan
sampai ke saraf otak.
3. Getaran adalah gerak yang terjadi secara bolak balik di sekitar kesetimbangan.
Syarat terjadinya getran ialah benda mengalami kindisi diam apabila tidak
menerima gaya gerak. Selain itu, jarak simpangan terjauh yang timbul secara
bolak balik akibat getaran, selalu sama bila diukur dari titik tengah.
4. Pemantulan cahaya adalah proses perubahan araha rambat cahaya ke sisi medium
asalnya, setelah menumbuk suatau bidang pantul. Sehingga kesimulan sederhana
sederhananya, pemantulan cahaya adalah proses terpancarnya kembali cahaya dari
bidang pantul.
5. Kesimpulan dari sifat cahaya adalah cahaya dapat merambat lurus, cahaya dapat
dipantulkan, menembus benda bening, dapat dibiaskan, dan dapat diuraikan.

B. SARAN

Diharapkan setelah adanya makalah cahaya ini dapat menambah pengetahuan


menegenai apa itu cahaya. Pemanfaatan bunyi seharusnya perlu mempertimbangkan
sisi yang lain. Tidak hanya hal positif yang diambil tapi perlu adanya pemikiran
terhadap dampak negatifnya. Dalam pemanfaatan bunyi tidak mengganggu aktifitas
manusia yang lainnya seperti ketika mendengarkan music atau yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Grasindo, Agus Wija.Ipa Terpas SMP/MTS Kelas VII b

Kawan Pustaka, Ajen Dianawati.Intisari Pengetahuan Alam Lengkap (IPA L) SD

Kandel, Prof. Yohanes Surya, Ph.D.2009

Yudhistira Ghalia Indonesia, M. Ali Yaz.Fisika SMA Kelas X

PT Grafindo Media Pratama, Kamajaya Get Success UN + SPMB Fisika

Anda mungkin juga menyukai