Anda di halaman 1dari 4

1.

Mencari Suspek
- Mendeteksi orang-orang yang batuk berdahak lama dan tidak kunjung sembuh
minimal 2 minggu dan atau ada riwayat HIV
- Orang- orang rentan dan memiliki riwayat kontak TB

2. Diagnosis
Gejala: batuk berdahak minimal 2 minggu,dapat disertai darah, sesak nafas, badan lemas,
nafsu makan menurun, berkeringat di malam hari, demam lebih dari 1 bulan
Diagnosis TB paru
- Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari yaitu sewaktu
pagi- sewaktu (SPS)
- Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB
mikroskopis merupakan diagnosis utama, Pemeriksaan lain: foto toraks, biakan dan
uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan
indikasinya.
- Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja.
Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada TB paru, sehingga
sering terjadi overdiagnosis.

3. Pengobatan
Pengobatan TB
Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Pengendalian Tuberkulosis di
Indonesia:
- Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3.
- Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.
• Paduan OAT kategori-1 dan kategori-2 disediakan dalam bentuk paket berupa obat
kombinasi dosis tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2 atau 4
jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan ini
dikemas dalam satu paket untuk satu pasien.
• Paket Kombipak. Adalah paket obat lepas yang terdiri dari Isoniasid, Rifampisin,
Pirazinamid dan Etambutol yang dikemas dalam bentuk blister. Paduan OAT ini
disediakan program untuk digunakan dalam pengobatan pasien yang mengalami efek
samping OAT KDT. Setelah diobati Hasilnya: (gambar)
4. Surveilans
Dalam penyelenggaraan Surveilans TB dilakukan pengumpulan data secara aktif dan pasif baik
secara manual maupun elektronik.

5. Pencegahan
Pemberian obat pencegahan TB ditujukan pada:
a. anak usia di bawah 5 (lima) tahun yang kontak erat dengan pasien TB aktif
b. pemberian vaksin BCG pada anak
b. orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang tidak terdiagnosa TB
c. populasi tertentu lainnya.
- Pemberian obat pencegahan TB pada anak dan orang dengan HIV dan AIDS (ODHA)
dilakukan selama 6 (enam) bulan.
- Pemberian obat penegahan TB pada populasi tertentu lainnya.

6. Promosi Kesehatan
Dalam pelaksanaaannya promosi kesehatan harus mempertimbangkan:
1. Metode komunikasi, dapat dilakukan berdasarkan:
a. Teknik komunikasi, terdiri atas:
(1) metode penyuluhan langsung yaitu kunjungan rumah, pertemuan umum, pertemuan
diskusi terarah
(2) metode penyuluhan tidak langsung dilakukan melalui media seperti pemutaran iklan
layanan masyarakat di televisi, radio, youtube dan media sosial lainnya, tayangan film,
pementasan wayang, dll.
b. Jumlah sasaran dilakukan melalui pendekatan perorangan, kelompok dan massal.
c. Indera Penerima
(1) Metode melihat/memperhatikan. Pesan akan diterima individu atau
masyarakatmelalui indera penglihatan seperti: pemasangan spanduk, umbul-umbul,
poster, billboard, dan lain-lain.
(2) Metode mendengarkan. Pesan akan diterima individu atau masyarakat melalui indera
pendengaran seperti dialog interaktif radio, radio spot, dll.
(3) Metode kombinasi. Merupakan kombinasi kedua metode di atas, dalam hal ini
termasuk demonstrasi/peragaan. Individu atau masyarakat diberikan penjelasan dan
peragaan terlebih dahulu lalu diminta mempraktikkan, misal: cara mengeluarkan dahak.

2. Media komunikasi atau alat peraga yang digunakan untuk promosi penanggulangan TB
dapat berupa benda asli seperti obat TB, pot sediaan dahak, masker, bisa juga merupakan
tiruan dengan ukuran dan bentuk hampir menyerupai yang asli (dummy). Selain itu dapat
juga dalam bentuk gambar/media seperti poster, leaflet, lembar balik bergambar
karikatur, lukisan, animasi dan foto, slide, film dan lain-lain.

3. Sumber Daya Sumber daya terdiri dari petugas sebagai sumber daya manusia (SDM),
yang bertanggung jawab untuk promosi, petugas di puskesmas dan sumber daya lain
berupa sarana dan prasarana serta dana.

7. Pemeriksaan sarana dan prasarana

Jenis Logistik Program Penanggulangan TB.

1. Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

OAT yang digunakan adalah:

1. OAT Lini pertama: Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid

(Z), Etambutol (E) dan Streptomisin (S).

2. OAT Lini kedua: Kanamycin (Km), Capreomycin (Cm),

Levofloxacin (Lfx), Moxifloxacin (Mfx), Ethionamide (Eto), Cycloserin (Cs) dan Para
Amino Salicylic (PAS), Bedaquilin, Clofazimin, Linezolide, Delamanid.

3. Obat Pencegahan TB: Isoniazid (H).


4. Obat Baru sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI.
2. Perbekalan Kesehatan TB (Logistik Non OAT)

Logistik Non OAT yang habis dipakai adalah:

a. Bahan-bahan laboratorium TB, seperti: Reagensia, Pot Dahak, Kaca sediaan, Oli Emersi,
Ether Alkohol, Tisu, Sarung tangan, Lysol, Lidi, Kertas saring, Kertas lensa, dll.
b. Semua formulir pencatatan dan pelaporan TB, seperti: TB.01 s/d TB.13.
c. Cartridge TCM.
d. Masker bedah.
e. Respirator N95.

Logistik Non OAT tidak habis pakai adalah:

a. Alat-alat laboratorium TB, seperti: tes cepat molekuler (TCM), mikroskop binokuler,
Ose, Lampu spiritus/bunsen, Rak pengering kaca sediaan (slide), Kotak penyimpanan
kaca sediaan (box slide), Safety cabinet, Lemari/rak penyimpanan OAT, dll
b. Barang cetakan lainnya seperti buku pedoman, buku panduan, buku petunjuk teknis,
leaflet, brosur, poster, lembar balik, stiker, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai