Anda di halaman 1dari 5

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN EPIDEMIOLOGI

Tokoh Sejarah Epidemiologi

Epidemiologi sudah cukup lama dikenal atau diperkenalkan dalam dunia


kesehatan dan kedokteran. Dikenal beberapa orang yang telah mematok sejarah
peting dalam perkembanagn epidemiologi.

1. Galen (129-199)

Ahli bedah tentara Romawi ini sering dianggap sebagai the Father of
Experimental Physiology. Dia mengajukan konsep bahwa status kesehatan
berkaitan denagn personality type dan lifestyle factors.

Salah satu karya besar Galenus berjudul Tentang Diagnosis dan


Penyembuhan Gairah Jiwa, membahas tentang bagaimana pendekatan dan
penanganan masalah psikologis. Hal ini merupakan awal mula upaya Galenus
yang kemudian disebut sebagai psikoterapi. Bukunya berisi petunjuk tentang
bagaimana memberikan nasihat kepada mereka yang memiliki masalah
psikologis supaya mereka dapat mengungkapkan gairah dan rahasia terdalam
mereka, dan akhirnya menyembuhkan mereka dari penyakit mental. Karya
terbesarnya adalah tujuh belas buku dari Tentang Kegunaan Bagian Tubuh
Manusia. Ia juga menulis tentang filsafat dan anatomi

2. Thomas Sydenham (1624-1689)

Orang Inggris ini sering dipanggil English Hippocrates karena


pernyataannya yang menghidupkan kembali konsep Hippocatres di tanah
Inggris dan menambahkan pentingnya merinci konsep faktor lingkungan
(atmosfer) dari Hippocrates. Kalau Hippocrates dianggap sebagai
Epidemiologis Pertama, justru Sydenham dianggap sebagai the father of
Epidemiology.

Salah satu karya terbesarnya adalah klasifikasi demam yang


menyerang London pada tahun 1660-an dan 1670-an. Ia mendeskripsikan dan
menjelaskan perbedaan berbagai penyakit dan juga mengenalkan tindakan
serta cara pemulihan yang bermanfaat.

3. Antonie van Leeiwenhoek (1632-1723)

Leeuwenhoek adalah seorang warga Negara Belanda, dilahirkan di


deft, 24 Oktober 1632 dan meninggal pada tanggal 24 Agustus 1723. Ia
terkenal atas pengembangan mikroskop  dan kontribusinya terhadap
didirikannya mikrobiologi. Ia adalah orang pertama yang mengamati dan
mendeskripsikan organisme bersel satu, penemu bakteri dan parasit (1674),
penemu spermatozoa(1677). Penemuan bakteri telah membuka tabir suatu
penyakit yang kemudian akan sangat berguna untuk analisis epidemiologis
selanjutnya. Ia disebut sebagai "Bapak Biologi", dan dianggap
sebagai mikrobiolog pertama.

4. John Snow (1813-1858)

Nama ahli anastesi sudah tidak asing dalam dunia kesehatan


masyarakat sehubungan upayanya yang sukses mengatasi kolera yang
melanda London. Yang perlu dicatat di sini bahwa John Snow, dalam
menganalisis masalah penyakit kolera, mempergunakan pendekatan
epidemiologi dengan menganalisis faktor tempat, orang, dan waktu. Dia
dianggap the father of field. Dr snow meneliti penyakit kolera disepanjang
karir medisnya. Dari penelitiannya ia mengembangkan metodologi
epidmeiologi yang logis dan berguna. Ia mengobeservasi dan mencatat faktor-
faktor penting yang berkaitan dengan perjalanan penyakit, penyebab,
penularan dan sumber kolera. Ia melakukan dua penelitian yang berkaitan
tentang Kejadian Luar Biasa Kolera (KLB) koleras yang terjadi di distrik
SoHo London dalam daerah Broad street. Ia juga meneliti epidemi kolera
dengan memperbandingkan angka kematian akibat kolera berdasarkan sumber
air dari dua perusahaan air yang berbeda di London. Dalam analisis masalah
penyakit kolera menggunakan pendekatan epidemiologi dengan menganalisis
faktor tempat, orang dan waktu. John Snow dianggap Father of Epidemiology.
Ia mengemukakan hipotesis bahwa penyebab yang sesungguhnya adalah air
minum yang terkontaminasi tinja (feses). Snow mempublikasikan teorinya
untuk pertama kali dalam sebuah esai On the Mode of Communication of
Cholera pada tahun 1849.Louis Pasteur (1822 – 1895).

5. James Lind
Lind adalah seorang ahli bedah yang jeli. Dia berhubungan dengan
sejarah hubungan kekurangan vitamin C dengan scurvy (kekurangan vitamin
C). Ceritanya bermula ketika pada tanggal 20 MEI 1747 dia menemui 12
penderita scurvy berlayar bersamanya dalam kapal Salisbury. menyadari
bahwa ketika berada dalam pelayaran yang panjang pelaut mungkin akan
menderita sakit akibat skorbut (kekurangan vitamin C). Ia menyadari bahwa
skorbut mulai menyebar setelah satu bulan sampai enam minggu berlayar.
Ketika Lind mulai mengamati makanan pelaut, ia mulai membuat terobosan
epidemiologi terbesarnya.
Menurut pengamatannya, makanan selama pelayaran sangat kasar,
kental, dan keras untuk saluran pencernaan. Karena prihatin dengan tingkat
keparahan penyakit yang dialami oleh sebagian besar pelaut. Kemudian Lind
melakukan eksperimen pada pelaut tersebut. Ia memilih 12 penderita yang
mengalami semua gejala klasik penyakit skorbut. Begitu selesai mengkaji
makanan harian yang dikonsumsi pelaut tersebut, ia membagi mereka ke
dalam 6 kelompok beranggota dua orang dan memverifikasi makanan setiap
kelompok.

Dua pelaut diberi dua buah orange dan satu lemon setiap hari. Keduanya
makan dengan rakus, meskipun dengan perut yang kosong.Pengaruh baik
yang paling jelas dan tiba-tiba, terlihat pada mereka yang mengkonsumsi
orange dan lemon. Dalam enam hari, kedua orang yang makan jeruk tersebut
sudah siap bertugas.Sementara lainnya masih mengalami sariawan, bercak-
bercak, kelesuan, dan lemah lutut. Semua gejala tersebut lenyap pada kedua
orang yang memakan jeruk dan mereka diminta untuk merawat lainnya yang
masih sakit. Menurut observasi Dr. Lind, dari semua eksperimen yang
dilakukannya, eksperimen dengan orange dan lemon merupakan obat yang
paling efektif untuk skorbut yang terjadi dalam pelayaran. Berkaitan dengan
eksperimen yang dilakukannya Lind dikenal dengan Bapak Trial Klinik.
DAFTAR PUSTAKA

Aschengrau, Ann dan Seage, George R. 2014.USA : Jones & Barlett Learning

Beaglehole, R; Bonita, R; dan Kjellstrom.1997. Dasar-Dasar Epidemiologi. Gadjah


Mada University Press

Bustan, M Nadjib. 2012. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta

CDC. 2012. Principles of Epidemiology in Public Health Practice Third Edition.

Gordis, Leon. 2009. Epidemiology 4th Edition. Philadelphia: Saunders Elsevier

Kestenbaum, Bryan. 2009. Epidemiology and Biostatistic : An Introduction to


clinical research. New York : Springer

Najmah.2016. Epidemiologi Untuk Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Jakarta:


RajaGRafindo Persada

Noor, Nur Nasri. 2014. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta

Timrmreck, Thomas C. 2005. Epidemiologi, Suatu Pengantar, Jakarta: EGC

King, D. Brett .2009. The Roman Period and the Middle Ages. In King, D. B., Viney,
W., Woody, W. D. (Eds.) A History of Psychology: Ideas and Context (4th ed., pp.
70–71) Boston, Massachusetts: Pearson Education, Inc

Anda mungkin juga menyukai