Anda di halaman 1dari 49

PT.

SERENE TECHNO BAKTI


PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

TANGGAPAN DAN SARAN


TERHADAP KAK BAB D
D.1. PEMAHAMAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
D.1.1 Pemahaman Dan Saran terhadap Latar Belakang
Kami telah memahami bahwa yang melatarbelakangi pekerjaan ini adalah
merupakan salah satu upaya Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang untuk Membangun dan meningkatkan
kualitas Insfrastruktur daerah yang berkualitas dan mendukung kelancaran
arus barang, orang dan jasa yang berorientasi pada peningkatan
pembangunan dan perekonomian daerah, salah satunya yakni dengan
melaksanakan Pembangunan Pelebaran Simpang Gondrong di Kota Tangerang
Prov. Banten.

Dalam rangka melaksanakan amanat Rencana Umum Jangka Menengah


Daerah Provinsi Banten Tahun 2017 – 2022. Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Prov. Banten mempunyai tugas utama mewujudkan Misi
membangun dan meningkatkan kualitas infrastruktur yang menjadi focus
utama Pemerintah Provinsi Banten untuk segera dituntaskan kerusakan dan
dilakukan penataan serta pelebaran adalah jalan yang menjadi kewenangan
Provinsi Banten.

Dalam setiap pelaksanaan Konstruksi Fisik Bangunan Pemerintah yang


dikakukan oleh Penyedia Jasa harus mendapatkan pengawasan secara teknis
di lapangan, agar rencana dan spesifikasi teknis yang telah disiapkan dan
digunakan sebagai dasar Pelaksanaan Konstruksi dapat berlangsung secara
efektif. Pelaksanaan Pengawasan lapangan harus dilakukan secara penuh

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

1|BAB D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

dengan menempatkan tenaga-tenaga ahli dalam bidang pengawasan


pekerjaan di lapangan, sesuai dengan kebutuhan dan kompleksitas pekerjaan.
Konsultan Pengawas bertugas secara umum mengawasi pekerjaan konstruksi
dari segi biaya, mutu dan waktu pelaksanaan. Konsultan Pengawas
bertanggung jawab secara professional atas jasa pengawasan yang dilakukan
sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku. Kinerja Pengawasan
di lapangan sangat ditentukan oleh kualitas, integritas, dan intensitas
pengawasan, yang secara menyeluruh dapat melakukan kegitannya
berdasarkan KAK yang telah disepakati.

D.1.2 Pemahaman Dan Saran terhadap Maksud, Tujuan Dan Sasaran


Maksud dari Pengawasan Rehabilitasi Jalan KH. Hasyim Ashari (Kota
Tangerang) adalah :
• Melakukan pengawasan teknis pelaksanaan pekerjaan konstruksi di
lapangan oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi (Selanjutnya disebut
penyedia atau Penyedi Jasa dalam Spesifikasi Teknis).
• Memberikan solusi penyelesaian kendala-kendala teknis yang dihadapi
oleh Penyedia di Lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang
memenuhi perrsyaratan spesifikasi teknis.
• Memberi kepastian dan jaminan kepada Pengguna Jasa bahwa pekerjaan
yang dilaksanakan oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan
spesifikasi dan persyaratan teknis yang tercantum dalam dokumen
kontrak.
• Melakukan inspeksi pemenuhan tingkat layanan jalan berdasarkan
indikator kinerja jalan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.
• Membantu menyelesaikan revisi desain,bilamana terdapat perbedaan
antara desain yang ada dengan kondisi dilapangan.
• Melakukan verifikasi data dan laporan uji mutu hasil tahapan setiap
pekerjaan konstruksi termasuk kinerja jalan yang dilaksanakan Penyedia.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

2|BAB D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

• Melakukan validasi data pelaksanaan kegiatan pekerjaan konstruksi


melalui audit mutu.
• Membantu menyelesaikanrevisi desain, bilamana terdapat perbedaan
antara desain yang ada dengan kondisi aktual dilapangan.

Adapun tujuannya adalah :


• Pengendalian pelaksanaan pekerjaan dilapangan untuk mendapatkan
hasil pekerjaan konstruksi yang memenuhi persyaratan yang tercantum
didalam spesifikasi teknis (Tepat Mutu), dilaksanakan secara tepat biaya
serta tepat waktu dan sasaran, sehingga tercapai kinerja yang
direncanakan secara akuntabel, efisien dan efektif guna menjamin
ketersediaan infrastruktur Jalan yang handal.
• Melaksanakan pengawasan dan penjaminan mutu pelaksanaan pekerjaan
konstruksi di lapangan untuk mendapatkan hasil pekerjaan konstruksi
yang memenuhi persyaratan yang tercantum di dalam spesifikasi (Tepat
Mutu Kontrak).
• Dan penjamin mutu teknis pekerjaan konstruksi jalan untuk mendapatkan
hasil pekerjaan yang memnuhi kinerja jalan yang diterapkan dalam
dokumen kontrak, guna menjamin ketersediaan infrastruktur jalan yang
handal dan berkelanjutan.

Pemahaman kami pekerjaan pengawasan ini merupakan pengendalian


pelaksanaan pekerjaan di lapangan untuk mendapatkan hasil pekerjaan
konstruksi yang memenuhi persyaratan yang tercantum didalam spesifikasi
(tepat mutu), dan dilaksanakan secara tepat biaya serta tepat waktu.

Sedangkan Target/ Sasaran pengadaan jasa konsultasi pengawasan teknis


pembangunan Jalan ini, adalah tercapainya program RPJMD Provinsi Banten,
Penciptaan dan penyerapan lapangan kerja di daerah, serta memberi manfaat
social dan ekonomi bagi masyarakat .

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

3|BAB D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Disamping itu, sasaran yang diharapkan yaitu dapat melakukan sebagian tugas
PPK yang bersangkutan, khususnya dalam hal menyangkut masalah
pengendalian teknis dilapangan dan administrasi teknik pada umumnya,
dilimpahkan kepada Penyedia Jasa ini.

Menurut pihak konsultan, apa yang telah dijelaskan pada KAK mengenai
maksud dan tujuan serta sasaran pekerjaan sudah memuat hal-hal penting
dalam pencapaian Pengawasan Rehabilitasi Jalan KH. Hasyim Ashari
(Kota Tangerang).

D.1.3 Pemahaman Dan Saran terhadap Sumber Pendanaan


Kami telah memahami bahwa Sumber Dana untuk pelaksanaan Pekerjaan
Pengawasan Rehabilitasi Jalan KH. Hasyim Ashari (Kota Tangerang) ini,
berasal dari APBD Provinsi Banten Tahun Anggaran 2022, dengan jumlah Pagu
Anggaran sebesar Rp. 300.000.000,- (Tiga Ratus Juta Rupiah).

Menurut kami dana yang disediakan tersebut telah mencukupi untuk


pelaksanaan pekerjaan pengawasan ini sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.

D.1.4 Pemahaman Dan Saran terhadap Jangka waktu Pelaksanaan


Dalam KAK tercantum Jangka waktu Pelaksanaan kontrak kegiatan ini
dilaksanakan selama 150 (Seratus Lima Puluh) hari kalender.

Menurut konsultan waktu selama 150 (Seratus Lima Puluh) hari kalender
sudah mencukupi waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan Pengawasan
Rehabilitasi Jalan KH. Hasyim Ashari (Kota Tangerang). Dengan waktu
yang diberikan, diharapkan adanya sistem kerja dan manajemen proyek yang
baik sehingga pekerjaan ini dapat diselesaikan dengan kualitas yang baik,dan
tepat waktu.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

4|BAB D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

D.1.5 Pemahaman Dan Saran terhadap Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat
Komitmen
Dalam KAK telah disebutkan dengan jelas dan dapat kami pahami, bahwa
Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen dalam Pekerjaan ini, adalah:
Nama : Heru Riswanto, ST.
NIP : 19720928 199803 1 003
Jabatan : Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Provinsi Banten

D.1.6 Pemahaman Dan Saran terhadap Ruang Lingkup


Lingkup Pengawasan secara garis besar antara lain meliputi hal-hal sebagai
berikut :
1) Pengawasan teknis dan pengendalian atas pelaksanaan pekerjaan.
2) Pembuatan laporan dan penyelenggaraan administrasi teknis proyek.
3) Kegiatan teknis lainnya yang berkaitan dengan layanan Jasa Konsultasi
sebagaimana ketentuan dokumen kontrak.

Menurut Kami pihak konsultan ruang lingkup kegiatan Jasa Konsultansi


Pengawasan Rehabilitasi Jalan KH. Hasyim Ashari (Kota Tangerang)
seperti halnya yang telah tercantum dalam KAK sudah sangat memberikan
gambaran secara jelas dan sudah mengakomodir solusi permasalahan serta
maksud dari perkrjaaan ini dan merupakan uraian detail dari output pekerjaan
yang diharapkan, yaitu :
1) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan oleh
penyedia pekerjaan konstruksi agar hasil pekerjaan sesuai dengan gambar
rencana dan spesifikasi pekerjaan yang ada.
2) Mengukur kuantitas pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan dan
melakukan pemeriksaan untuk pembayaran akhir pekerjaan.
3) Memeriksa dan menguji mutu bahan-bahan yang digunakan dan mutu hasil
pekerjaannya.
4) Menjamin bahwa konstruksi yang sudah selesai telah memenuhi syarat.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

5|BAB D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

5) Memberikan saran-saran mengenai perubahan pekerjaan dan tuntutan


(claims).
6) Memberikan rekomendasi atas pengoperasian dan pemeliharaan
peralatan yang digunakan.
7) Peninjauan kembali desain dan melaksanakan pemeriksaan gambar
terlaksana.
8) Melaksanakan pemeriksaan gambar terpasang/terbangun secara bertahap
sesuai progress mutual check dan MC yang dicapai sampai dengan 100%.
9) Dalam hal ini konsultan bekerja dengan task concept di mana konsultan
bertanggung jawab secara penuh terhadap kualitas pekerjaan dan
kuantitas volume yang terjadi di lapangan serta melaporkan kepada PPK
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Prov. Banten melalui tim
teknis dan direksi lapangan.

D.1.7 Pemahaman Dan Saran Terhadap Lokasi


Kami telah memahami bahwa Kegiatan Pengawasan Pelebaran Simpang
Gondrong di Kota Tangerang-ini, berada di Kota Tangerang pada Ruas Jalan
Provinsi Banten.
Saran kami, pada KAK sebaikanya dilengkapi dengan Peta Lokasi yang
dilengkapi nama Desa atau Kecamatan, serta Koordinat yang menunjukan titik
Awal dan Akhir Lokasi Pekerjaan.

D.1.8 Pemahaman Dan Saran Terhadap Keluaran


Dalam KAK telah dijelaskan hasil suatu keluaran (output) dari hasil kegiatan
Pengawasan Rehabilitasi Jalan KH. Hasyim Ashari (Kota Tangerang)
Menurut konsultan telah jelas dan terperinci dalam KAK serta cukup mewakili
setiap proses kegiatan yang akan dilaksanakan.
Keluaran yang dimaksud meliputi :
1) Laporan Program Mutu;

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

6|BAB D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

2) Laporan Harian;
3) Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan sebagai resume Laporan Harian;
4) Gambar-gambar sesuai dengan Pelaksanaan (As-Built Drawings) yang
dibuat oleh kontraktor.
5) Laporan Rapat di Lapangan termasuk berisi saran dan masukan dari
Konsultan Pengawas:
6) Gambar Rincian Pelaksanaan (Shop Drawings) dan Time Schedule yang
dibuat oleh Kontraktor Pelaksana;
7) Laporan Akhir Pekerjaan Pelaksanaan;
8) Dokumentasi Pelaksanaan Pekerjaan.

D.2. PEMAHAMAN DAN SARAN SARAN TERHADAP PERSONEL/FASILITAS


PENDUKUNG DARI PPK

D.2.1 Pemahaman Dan Saran terhadap Data dan Fasilitas Penunjang Dari PPK
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, berikut adalah Data dan Fasilitas
Penunjang yang disediakan oleh Pengguna Jasa :
1. Laporan dan Data.
Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu serta topografi.
2. Akomodasi dan Ruangan Kantor
Tidak ada akomodasi dan ruangan kantor yang akan disediakan oleh
Pengguna Jasa, Penyedia Jasa harus menyediakan akomodasi dan ruangan
kantor dengan cara sewa, sesuai dengan Volume/BOQ (Bill of Quantity).
3. Staf Pengawas / Pendamping
Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas atau wakilnya yang
bertindak sebagai pengawas atau pendamping (counterpart), atau project
officer (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi.
4. Fasilitas

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

7|BAB D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Tidak ada fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang
dapat digunakan oleh penyedia jasa.

Konsultan sangat apresiasi terhadap penyediaan peralatan, personil dan


fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen. Konsultan sangat berharap
kerjasamanya dalam memberikan bantuan peralatan, fasilitas dan data
maupun konsultasi, sehingga proses Rehabilitasi Jalan KH. Hasyim Ashari
(Kota Tangerang) dapat diselesaikan sesuai dengan syarat dan persyaratan
yang berlaku serta Maksud dan Tujuan Pekerjaan ini dapat tercapai.

Semua fasilitas keperluan pekerjaan jasa konsultan untuk Tim pengawas


Teknis, seperti kantor, perumahan termasuk perlengkapannya, kendaraan
roda 4 dan kendaraan roda disediakan oleh Pengguna Jasa melalui kontrak
konsultan dan selanjutnya diatur dalam kerangka acuan kerja.

D.2.2 Pemahaman Dan Saran terhadap Kebutuhan dan Kualifikasi Personel.


Menurut konsultan, kebutuhan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung yang
tercantum dalam KAK sudah cukup memenuhi kualifikasi dan kebutuhan
tenaga ahli untuk melaksanakan Pengawasan Rehabilitasi Jalan KH. Hasyim
Ashari (Kota Tangerang), yakni terdiri dari :

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

8|BAB D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Hal yang harus diperhatikan kemudian adalah koordinasi antar tenaga ahli
harus berjalan dengan baik, karena pekerjaan ini sangat kompleks,
multidisiplin dan menuntut konsentrasi dan komitmen dari setiap tenaga ahli
yang terlibat.

D.3. SARAN
D.3.1 Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses Pembangunan
Sesuai yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan Jasa Konsultasi disebutkan
bahwa dalam hal penyedia jasa berpendapat Kerangka Acuan Kerja perlu
disempurnakan, maka penyedia jasa mengusulkan inovasi yang secara
konsisten dituangkan dalam usulan teknis sebagai masukan.
Memperhatikan hal tersebut diatas, konsultan mengajukan usulan sebagai
berikut :
✓ Sesuai Undang-Undang Jasa Konstruksi, serta era otonomi daerah
disebutkan bahwa masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk
berperan dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
terhadap pengolahan pekerjaan konstruksi. Dilakukan informal langsung
di lapangan oleh DPRD, perorangan / Individu, Tokoh Masyarakat, Pers,
LSM dan sebagainya.
✓ Guna mengatisipasi maksud tersebut diperlukan adanya Pertemuan Bina
Marga, Konsultan, maupun Kontraktor dengan Masyarakat atau
pertemuan dalam rapat lapangan untuk identifikasi permasalahan
pengelolaan pekerjaan konstruksi sebagai masukan pengawasan
pengelolaan pekerjaan konstruksi, diantaranya melalui wawancara atau
non formal.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

9|BAB D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

SIAPA STAKEHOLDER ?
MANAJEMEN PRASARANA JALAN DIDAERAH DALAM RANGKA OTONOMI DAERAH

1 MASYARAKAT PENGGUNA &


PEMERHATI PRASARANA JALAN DI
DAERAH

3 PROPESIONAL
DAERAH
2 INSTITUSI TERKAIT
DIDAERAH
BPJ / PPK

KONSULTAN KONTRAKTOR

Dokumentasi : Contoh Aplikasi Pelaksanaan Lapangan Pertemuan


stakeholder, Konsultan, maupun Kontraktor dengan
Masyarakat

PENDEKATAN
FORMAL
PENDEKATAN
NON FORMAL

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

10 | B A B D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

D.3.2 Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Pengawasan


➢ Kaidah hubungan dengan masyarakat, memperhatikan dengan sungguh-
sungguh aspirasi masyarakat dan mempertanggung jawabkan karyanya
secara moral kepada masyarakat dan diri pribadi serta memanfaatkan
sumber daya secara optimal dengan sehemat mungkin menggunakan
sumber daya alam.
➢ UUJK menyebabkan perubahan pada tiga butir utama peran para pihak
dalam penyelenggaran pekerjaan konstruksi.
- UUJK memberi pengakuan hukum dan tanggung jawab hukum pada
para pelaku di bidang jasa konstruksi.
- UUJK memberikan kesetaraan hukum pada para pihak yang terlibat
dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
- UUJK mengakui adanya peran masyarakat pada penyelenggaraan
pekerjaan konstruksi.
➢ Dalam mencegah kegagalan bangunan peran masyarakat sangat
diperlukan khususnya informasi lokasi proyek, untuk mencegah tuntutan
masyarakat, Difinisi kegagalan bangunan adalah suatu kondisi dimana
bangunan tersebut tidak berfungsii sesuai rencana.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

11 | B A B D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

PERAN MASYARAKAT UMUM

HAK KEWAJIBAN
PASAL 29 PASAL 30
Masyarakat berhak untuk : Masyarakat berkewajiban :
a. Melakukan pengawasan untuk a. Menjaga ketertiban dan
mewujudkan tertib pelaksanaan jasa Memenuhi ketentuan yang
konstruksi berlaku dibidang
b. Memperoleh penggantian yang penyelenggaraan jasa konstruksi
layak atas kerugian yang
disebabkan oleh penyelenggaraan b. Turut mencegah terjadinya
pekerjaan konstruksi Pekerjaan konstruksi yang
membahayakan kepentingan umum
PASAL 38
Masyarakat yang dirugikan akibat
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
berhak mengajukan gugatan ke pengadilan

➢ Berdasarkan pemahaman tersebut penerapannya dilakukan dengan


pendekatan ekosistem yang berkaitan hubungan timbal-balik hubungan
mahluk hidup (khususnya manusia) dengan lingkungan hidupnya.
➢ Oleh sebab itu konsultan berpendapat bahwa salah satu keluaran pada
penyusunan konsep POLA PIKIR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM
PENGAWASAN REHABILITASI JALAN KH. HASYIM ASHARI (KOTA
TANGERANG) adalah Pemberdayaan Masyarakat Dalam rangka Sadar
Hukum, yang penerapannya adalah sebagai berikut :
- Mekanisme pemberdayaan melalui Pertemuan Konsultansi
Masyarakat, sebagaimana disampaikan sebelumnya, yang
penyelenggaraan sudah di cantumkan pada Jadwal Pelaksanaan / Rapat
Rutin Lapangan
- Peran pengawasan oleh masyarakat ditunjukkan didalam pola pikir
penyusunan konsep pengembangan pemberdayaan masyarakat dalam
pengawasan teknis jalan.
D.3.3 Aspek Lingkungan
Aspek Lingkungan yang dimaksud adalah :
1) Pengendalian air permukaan jalan

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

12 | B A B D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Pengendalian air permukaan jalan untuk kawasan proyek secara garis


besar direncanakan melalui :
- Pembuatan disain kemiringan perkerasan. sebesar 2 % – 3 %
- Kemiringan bahu Jalan sebesar 4 % – 5 %.
- Pembuatan saluran samping dan dialirkan saluran yang lebih besar
atau dialirkan menjauhi perkerasan melalui shot cut (apuran).
2) Pembuangan Limbah Cair
Apabila ada pembuangan limbah cair khususnya di AMP maupun kawasan
industri harus direncanakan menurut prinsip sebagai berikut:
- Sistem pengolahan limbah cair dikawasan industri, pusat bisnis dan
jasa dilakukan pada skala komunal dengan system modular, termasuk
kawasan perumahan dilahan reklamasi.
- Pemanfaatan waduk sebagai Instalasi Pengolahan Air Kotor (IPAK)
pada kawasan perumahan waduk untuk system komunal.
- Untuk kawasan revitalisasi direncanakan dibangun mandi, cuci, kakus
(MCK) komunal dengan tangki septic terpadu yang melayani sekelopok
perumahan sesuai dengan ketersedian lahan.
- Bagi kawasan perumahan lainnya dipadukan dengan system
pengelolaan air kotor eksisting, (kecuali untuk kawasan perkantoran
dan niaga dengan system pengolahan modular).
3) Pelaksanaan Konstruksi
- Berdasarkan pemahaman tersebut konsultan Tim PT. SERENE
TECHNO BAKTI berpendapat bahwa dalam Pekerjaan Pengawasan
Teknis Jalan ini perlu dikaji aspek lingkungan saat pelaksanaan
konstruksi yang dalam hal ini menjadi tugas tenaga ahli lingkungan
atau dirangkap bisa dijalankan oleh Supervision Engineer.
- Untuk maksud tersebut sudah diperhitungkan oleh Tim PT. SERENE
TECHNO BAKTI dalam rencana anggaran biaya laporan bulanan,

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

13 | B A B D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

adapun tabel Rencana Monitoring Manajemen Lingkungan seperti


Tabel berikut :

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

14 | B A B D
` PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis


Pelaksanaan
Kegiatan Efek Dampak Catatan
Dampak Negatif Upaya Pengelolaan Spesifikasi di Lapangan
Jenis Kegiatan Kendala/Tindak
yang Timbul Tidak Kontrak
Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Lanjut
Jelas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Mobilisasi Material  Polusi udara akibat  Semua kendaraan dan mesin yang harus
dan Peralatan  pengangkutan menghasilkan gas buang yang cocok 1.17.2(2)
meterial dengan standar mutu yang ada.
 Debu meningkat  Menggunakan tutup terpal yang memadai
akibat ceceran untuk tanah yang diangkut.
tanah.
 Terjadi licin akibat  Pembersihan ceceran tanah yang jatuh di
ceceran tanah di jalur angkutan tanah.
musim hujan.
 Kebisingan disekitar  Memilih alat berat yang digunakan, yang 1.17.2(1)
jalur. seminimal mungkin menghasilkan
getaran-getaran terhadap lingkungan
sekitarnya atau memasang peredam
kebisingan pada knalpot kendaraan alat
berat dan mengurangi kecepatan
kendaraan.
 Semua kendaraan yang mengangkut
material harus layak pakai (diupayakan 1.17.2(1)
harus mempunyai peredam, sehingga
menghasilkan suara yang tidak bising).
 Kerusakan jalan  Mengatur batas beban / muatan yang
eksisting, akses dan diperbolehkan oleh angkutan material. 1.5.2(3)
jembatan.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan


15 | B A B
` PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis


Pelaksanaan
Kegiatan Efek Dampak Catatan
Dampak Negatif Upaya Pengelolaan Spesifikasi di Lapangan
Jenis Kegiatan Kendala/Tindak
yang Timbul Tidak Kontrak
Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Lanjut
Jelas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
 Kontraktor harus bertanggung jawab atas
kerusakan jalan/jembatan disekitarnya.
 Keselamatan  Memasang rambu lalu lintas, atau barikade
pemakai atau fasilitas lain yang diperlukan bagi 1.8.4(1)
jalan/gangguan lalu pendukung arus lalu lintas dan
lintas. kenyamanan bagi pengguna jalan.
 Pengaturan lalu lintas dengan penempatan
petugas bendera (flagman) dan 1.8.4(2)
mengupayakan pengangkutan material
dilakukan pada malam hari.
 Dampak lainnya:  Upaya pengelolaan lainnya
 Keresahan dan  Memberikan informasi/penyuluhan
Mobilisasi Tenaga Persepsi Penduduk. kepada masyarakat setempat untuk dapat
Kerja berpartisipasi membangun prasarana
bersama pekerja pendatang.
 Konflik masyarakat  Melakukan koordinasi dengan aparat
akibat pendatang. keamanan setempat untuk memelihara
keamanan lingkungan serta melakukan
tindakan pengamanan jika terjadi konflik
sosial.
 Memberikan penyuluhan kepada pekerja
pendatang.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan


16 | B A B
` PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis


Pelaksanaan
Kegiatan Efek Dampak Catatan
Dampak Negatif Upaya Pengelolaan Spesifikasi di Lapangan
Jenis Kegiatan Kendala/Tindak
yang Timbul Tidak Kontrak
Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Lanjut
Jelas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
 Kecemburuan social  Memberikan kesempatan/prioritas kepada
masyarakat setempat yang terkena 1.17.2(5)
dampak (tenaga kerja lokal) yang tidak
membutuhkan keahlian khusus untuk
bekerja diproyek.
 Dampak lainnya:  Upaya pengelolaan lainnya:
Pembuatan dan  Gangguan estetika  Mengupayakan penempatan Base Camp
Pengoperasian Base. jauh dari permukiman (jarak minimum
Camp 200 m)
 Penurunan kualitas  Membangun dan memelihara septic tank
air dan tempat pembuangan bahan
padat/sampah yang layak.
 Menghindari/mencegah terjadinya
tumpahan minyak atau polusi cairan.
 Pencemaran tanah  Menghindari/mencegah terjadinya
tumpahan minyak atau polusi cairan di atas
tanah
 Dampak lainnya:  Upaya pengelolaan lainnya:
Penyimpanan  Penyebaran debu  Lokasi tempat penyimpanan material
Material. sebaiknya jauh dari lokasi (minimum 200
m).

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan


17 | B A B
` PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis


Pelaksanaan
Kegiatan Efek Dampak Catatan
Dampak Negatif Upaya Pengelolaan Spesifikasi di Lapangan
Jenis Kegiatan Kendala/Tindak
yang Timbul Tidak Kontrak
Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Lanjut
Jelas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
 Gangguan aliran air  Tempat penyimpanan material bebas
permukaan genangan air, sampah dan tanaman. 1.11.3(2)
 Gangguan sisa  Pemisahan material sesuai dengan
material jenisnya (jangan dicampur) 1.11.3(3)
 Dampak lainnya:  Upaya pengelolaan lainnya:
Kegiatan dilokasi  Meningkatnya  Melakukan penyiraman pada tumpukan
AMP dan Stone  polusi udara/debu bahan selama musim kemarau.
 Melengkapi pekerja dengan masker.
 Apabila lokasi AMP dekat dengan
permukiman penduduk, maka lokasi AMP
harus dilengkapi dengan pemasangan jala
atau tumbuhan untuk mencegah
penyebaran debu.
 Mengupayakan penempatan lokasi 6.3.4(1)
material/ quarry, jauh dari lokasi
permukiman (jarak minimum 200 m).
 Meningkatnya  Menempatkan AMP jauh dari permukiman. 6.3.4(1)
kebisingan

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan


18 | B A B
` PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis


Pelaksanaan
Kegiatan Efek Dampak Catatan
Dampak Negatif Upaya Pengelolaan Spesifikasi di Lapangan
Jenis Kegiatan Kendala/Tindak
yang Timbul Tidak Kontrak
Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Lanjut
Jelas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
 Pencemaran air  Tidak membuang limbah berbahaya 1.16.2(9)
permukaan yang seperti cairan kimia, minyak atau thinner
diakibatkan oleh cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada.
buangan bahan
pelumas, oli, semen,
aspal atau material  Tidak membuang sisa bahan bangunan ke 1.16.2(10)
lainnya. dalam sungai atau saluran air.
 Melakukan penanggulangan dan
pencegahan lebih lanjut terhadap
penggunaan saluran drainase samping atau
bagian lain dari system drainase selain dari
pengaliran air permukaan
 Mencegah terjadinya tumpahan minyak 1.17.2(17)
dan polusi bahan buangan yang berasal dari
pekerjaan.

 Mencegah terjadinya tumpahan minyak 1.17.2(18)


dan polusi bahan buangan yang berasal dari
pekerjaan.
 Bahan aspal atau minyak pemanas 1.17.2(19)
buangan tidak boleh dibuang ke dalam
saluran air atau di atas tanah.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan


19 | B A B
` PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis


Pelaksanaan
Kegiatan Efek Dampak Catatan
Dampak Negatif Upaya Pengelolaan Spesifikasi di Lapangan
Jenis Kegiatan Kendala/Tindak
yang Timbul Tidak Kontrak
Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Lanjut
Jelas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Dampak lainnya   Upaya pengelolaan lainnya:

Pembersihan Lahan   Gangguan terhadap   Pembersihan dan pembongkaran 1.17.2(10)


dan Pembongkaran kestabilan area dilakukan pada daerah yang diperlukan
lahan/lereng. untuk pekerjaan.
 Membatasi penebangan tanaman selama
konstruksi.
 Gangguan estetika  Menyeleksi dan mempertahankan jenis
tanaman yang perlu dipertahankan.
 Membuang hasil pembabatan tanaman 1.16.2(7)
/sampah ke tempat pembuangan sampah
yang ditentukan.
 Hilangnya  Mengusahakan pemisahan tanah lapis atas
tumbuhan penutup untuk memudahkan penanaman kembali. 8.3.3(3)
 Dampak lainnya  Upaya pengelolaan lainnya:
 Genangan air/banjir  Pembuatan selokan untuk menghindari
Pekerjaan Drainase yang melimpah ke terjadinya genangan air. 2.1.1(6)
(Saluran air, badan jalan. 
Gorong-gorong, &  Membuat relokasi saluran air, jika
Box Culvert). pekerjaan drainase menghalangi saluran 2.1.3(4)
yang ada.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan


20 | B A B
` PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis


Pelaksanaan
Kegiatan Efek Dampak Catatan
Dampak Negatif Upaya Pengelolaan Spesifikasi di Lapangan
Jenis Kegiatan Kendala/Tindak
yang Timbul Tidak Kontrak
Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Lanjut
Jelas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
 Gangguan  Pengendalian lalu lintas sesuai seksi 1.8 2.3.1(12)
kelancaran lalu pemeliharaan lalu lintas.
lintas.
 Dampak lainnya:  Dampak lainnya:
 Pencemaran dan  Melakukan penyiraman terlebih dahulu
Pekerjaan Tanah polusi udara. pada lokasi pekerjaan galian dan timbunan 1.17.2(6)
(Pemadatan Tanah, untuk mengurangi debu.
Galian dan
 Perubahan aliran air  Lokasi pembuangan tanah agar tidak pada 2.1.3(3)
Timbunan)
permukaan. saluran air / sungai.
 Gangguan  Mengupayakan agar pada waktu 1.17.2(14)
kerusakan penggalian tidak merusak atau
sementara terhadap mengganggu utilitas umum maupun
fasilitas umum fasilitas pipa atau kabel bawah tanah.
(listrik, telepon, air
 Melakukan perlindungan terhadap setiap 1.17.2(15)
bersih, saluran
fasilitas pipa kabel bawah tanah dan
irigasi, dan lain-
jaringan bawah tanah lainnya atau struktur
lain).
yang mungkin ditemukan dan perbaikan
atas setiap kerusakan yang diakibatkan
operasi kegiatannya.
 Kecelakaan atau  Melakukan pengamanan terhadap pekerja 3.1.1(5)
cedera pekerja serta penduduk dan bangunan yang ada di
atau orang lain. sekitar galian.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan


21 | B A B
` PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis


Pelaksanaan
Kegiatan Efek Dampak Catatan
Dampak Negatif Upaya Pengelolaan Spesifikasi di Lapangan
Jenis Kegiatan Kendala/Tindak
yang Timbul Tidak Kontrak
Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Lanjut
Jelas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
 Gangguan  Pengendalian lalu lintas sesuai seksi 1.8
ketidaknyamanan pemeliharaan lalu lintas.
dan kemacetan lalu
lintas.
 Kebisingan akibat  Mengupayakan agar kebisingan yang
peralatan. ditimbulkan oleh alat berat di dalam
kegiatan pemadatan, tidak mengganggu
kenyamanan dan tidak melebihi tingkat
kebisingan yang disyaratkan.
 Gangguan  Membuat penggalian bertangga jika 8.3.3(1)
kestabilan terletak dibukit, yang mana permukaannya
lahan/lereng (erosi harus dilengkapi dengan lapisan rumput
dan longsor) atau tembok pengaman.
 Dampak lainnya:  Dampak lainnya:
Pengambilan  Menurunnya  Pengambilan material hendaknya dilokasi
Bahan/ Material stabilitas lereng dan tertentu, tidak ditikungan sungai bagian
Sungai. erosi. luar dan tidak di dekat bangunan.
Taken Material/Raw  Penanaman tananam ekosistem tepi sungai
Material. seperti bambu untuk pengamanan erosi
tepi sungai.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan


22 | B A B
` PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis


Pelaksanaan
Kegiatan Efek Dampak Catatan
Dampak Negatif Upaya Pengelolaan Spesifikasi di Lapangan
Jenis Kegiatan Kendala/Tindak
yang Timbul Tidak Kontrak
Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Lanjut
Jelas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
 Peningkatan  Pencucian material hendaknya tidak
sedimen pada dilakukan di dalam sungai, melainkan
bagian hilir. disuatu kolam tertentu diluar sungai.
 Longsor akibat  Mengarahkan air sungai pada belokan
terbentuknya lereng sungai agar tidak terjadi erosi sungai dan
sungai yang terjal. sedimentasi.

 Dampak terhadap  Pencucian material hendaknya tidak


makhluk hidup dilakukan di dalam sungai, melainkan
lainnya. disuatu kolam tertentu di luar sungai.
 Penurunan dasar  Pengamanan jarak tepi sungai dengan
sungai yang aktivitas penduduk antara 2-5 meter dari
menyebabkan tepi sungai.
kerusakan
bangunan sungai
yang ada di hilir.
 Dampak lainnya:  Upaya pengelolaan lainnya:

Pengambilan  Terbentuknya  Dilakukan reklamasi pada lokal 1.17.2(9)


Bahan/ Material kubangan- penambangan.
Darat kubangan, rawan
kecelakaan.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan


23 | B A B
` PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis


Pelaksanaan
Kegiatan Efek Dampak Catatan
Dampak Negatif Upaya Pengelolaan Spesifikasi di Lapangan
Jenis Kegiatan Kendala/Tindak
yang Timbul Tidak Kontrak
Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Lanjut
Jelas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
 Hilangnya Top Soil  Pada bekas lokasi ditambang, harus 1.17.2(9)
akibat pengupasan. direklamasi dengan timbunan top soil yang
asli dan dilakukan upaya penanaman
kembali.
 Rusaknya lansekap  Pada bekas lokasi ditambang, harus 1.17.2(9)
setempat. direklamasi dengan timbunan top soil yang
asli dan dilakukan upaya penanaman
kembali tepian sungai.
 Hilangnya vegetasi  Hendaknya tidak semua pohon ditebang, 1.17.2(10)
lokal. melainkan hanya poho-pohon yang berada
pada lokasi yang betul-betul sangat
dibutuhkan saja.
 Dampak lainnya:  Upaya pengelolaan lainnya:

Pengambilan Bahan  Suara akibat  Pemberitahuan jadwal peledakan.


/ Material Gunung peledakan.  Peledakan dilaksanakan pagi hingga siang
hari.
 Debu akibat  Penyiraman lokasi untuk menghindari
peledakan debu.
 Tidak melakukan peledakan dengan
 Getaran kekuatan tinggi (baku mutu tingkat
getaran tercantum dalam Kep.Men.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan


24 | B A B
` PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis


Pelaksanaan
Kegiatan Efek Dampak Catatan
Dampak Negatif Upaya Pengelolaan Spesifikasi di Lapangan
Jenis Kegiatan Kendala/Tindak
yang Timbul Tidak Kontrak
Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Lanjut
Jelas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Lingkungan Hidup No.
49/MENLH/11/1996).
 Penurunan dan  Pengambilan material hendaknya
gangguan nilai dilokalisasi di tempat tertentu.
visual / bentang
alam.
 Terjadinya longsor  Hendaknya tidak semua pohon ditebang, 1.17.2(10)
akibat melainkan hanya pohon–pohon yang berada
penggundulan pada lokasi yang betul-betul sangat
tanaman. dibutuhkan saja.
 Dampak lainnya:  Upaya pengelolaan lainnya:
Pekerjaan  Gangguan terhadap  Membuat pengaturan lalu lintas (memakai 1.8.4(2)
Perkerasan Jalan kenyamanan dan petugas bendera dan memasang rambu lalu
(Pelebaran jalan, kelancaran lalu lintas atau pembatas) dilokasi pekerjaan.
Lapis pondasi, Lapis lintas.  Pengaturan lalu lintas satu arah tanpa
perekat/ Lapis 6.1.1(7)
merusak pekerjaan yang sedang
resap pengikat, dilaksanakan.
Perkerasan  Menghindari/mencegah kemacetan lalu 1.8.2
beraspal. lintas yang terdapat pada perlintasan-
perlintasan sebidang (dengan pengaturan
petugas bendera atau perbaikan badan jalan
diperlintasan sehingga kendaraan yang
melintas dapat lancar).

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan


25 | B A B
` PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis


Pelaksanaan
Kegiatan Efek Dampak Catatan
Dampak Negatif Upaya Pengelolaan Spesifikasi di Lapangan
Jenis Kegiatan Kendala/Tindak
yang Timbul Tidak Kontrak
Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Lanjut
Jelas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

 Pencemaran udara  Semua kendaraan dan peralatan harus 1.17.2(1)


dan kebisingan. dilengkapi alat peredam suara.
 Semua kendaraan dan peralatan harus 1.17.2(2)
menghasilkan gas buang yang sesuai dengan
standar baku mutu udara.

 Kecelakaan kerja.  Mendisiplinkan para pekerja untuk


mematuhi prosedur pelaksanaan 19.1(*)
pekerjaan dan pemakaian / penggunaan
pakaian maupun peralatan pengaman /
pelindung kerja.
 Memberikan asuransi kecelakaan atau 13.1(d)(*)
kematian terhadap pekerja.

 Kerusakan pada  Membatasi beban transportasi kendaraan


jalan yang dilalui. yang diizinkan melalui jalan tersebut. 1.5.2(3)
 Pencemaran  Membuang sisa aspal pada tempat yang
terhadap air/tanah. telah disetujui. 6.1.1(7)
 Upaya pengelolaan lainnya:
Dampak lainnya

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan


26 | B A B
` PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis


Pelaksanaan
Kegiatan Efek Dampak Catatan
Dampak Negatif Upaya Pengelolaan Spesifikasi di Lapangan
Jenis Kegiatan Kendala/Tindak
yang Timbul Tidak Kontrak
Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Lanjut
Jelas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
 Lalu lintas terputus.  Pengalihan rute lalu lintas sementara
Pekerjaan Jembatan dengan membuat jembatan darurat. 1.8.3(4)
 Kerusakan  Membatasi beban transportasi kendaraan
jalan/jembatan yang diizinkan melalui jalan tersebut. 1.5.2(3)
yang dilalui.
 Gangguan terhadap  Membuat pengaturan lalu lintas (memakai 1.8.4(2)
kenyamanan dan petugas bendera dan memasang rambu
kelancaran lalu lalu lintas atau pembatas) dilokasi
lintas. pekerjaan.
Pekerjaan Jembatan  Pengaturan lalu lintas satu arah tanpa
merusak pekerjaan yang sedang 6.1.1(7)
dilaksanakan.
 Menghindari/mencegah kemacetan lalu
lintas yang terdapat pada perlintasan-
perlintasan sebidang (dengan pengaturan 1.8.2
petugas bendera atau perbaikan badan
jalan diperlintasan sehingga kendaraan
yang melintas lancar).

 Kecelakaan kerja.  Mendisiplinkan para pekerja untuk 19.1(*)


mematuhi prosedur pelaksanaan
pekerjaan dan pemakaian / penggunaan

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan


27 | B A B
` PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis


Pelaksanaan
Kegiatan Efek Dampak Catatan
Dampak Negatif Upaya Pengelolaan Spesifikasi di Lapangan
Jenis Kegiatan Kendala/Tindak
yang Timbul Tidak Kontrak
Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Lanjut
Jelas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
pakaian maupun peralatan pengaman /
pelindung kerja.
 Memberikan asuransi kecelakaan atau 13.1(d)(*)
kematian terhadap pekerja.
 Pencemaran udara  Semua kendaraan dan peralatan harus
dan kebisingan. dilengkapi alat peredam suara. 1.17.2(1)
 Semua kendaraan dan peralatan harus
menghasilkan gas buang yang sesuai
dengan standar baku mutu udara.

1.17.2(2)
 Perubahan aliran  Penetapan lokasi bangunan bawah
sungai jembatan dengan memperhatikan arah
aliran air sungai (design).
Dampak lainnya  Upaya pengelolaan lainnya:
Keterangan : Pelaksana Pemantauan :
Nama/Name :
(*) = Syarat-syarat Kontrak Jabatan/Occupation : Supervision Engineer
Tanggal/Date :
TTD :

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan


28 | B A B
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

D.4. APRESIASI DAN INOVASI KONSULTAN


D.4.1. Apresiasi Konsultan
➢ Field Engineering
Pada awal pekerjaan, sebelum pekerjaan konstruksi dilakukan,
Kontraktor dibawah pengawasan Team Supervisi harus melaksanakan
pekerjaan Stacking Out dan revisi pengukuran, pemasangan patok dan
Bench Mark serta survai-survai lain yang diperlukan. Kegiatan survai
ini meliputi pengukuran plan (lay out), survai potongan memanjang
(Longitudinal Section) dan pengukuran melintang (Cross Section).
Setelah pelaksanaan staking out, sebagai pembanding terhadap disain
perencanaan serta untuk menentukan jenis-jenis pekerjaan dalam
suatu proyek, maka diperlukan suatu survai pendahuluan atau biasa
disebut dengan Field Engineering. Pekerjaan ini merupakan tahap awal
dari tahap-tahap pekerjaan berikutnya, dan merupakan pekerjaan
yang sangat penting yang harus dilaksanakan secara bersama antara
ketiga belah pihak (Pimpinan Proyek, Konsultan dan Kontraktor).
Hasil Field Engineering ini nantinya dibandingkan dengan volume
yang terdapat pada Dokumen Volume Pekerjaan Fisik, sehingga bisa
diketahui variasi pekerjaan yang nantinya akan dijadikan patokan atau
pelengkap dalam dokumen pelaksanaan.
➢ Pengendalian Mutu
Team Supervisi, selain melaksanakan pengawasan pekerjaan lapangan
secara visual, juga akan melakukan pengawasan kualitas material di
laboratorium. Pengawasan ini dimaksudkan agar seluruh material
yang dipakai untuk pekerjaan ini sesuai dengan persyaratan seperti
yang diuraikan di dalam dokumen kontrak, khususnya spesifikasi.
Teknisi Laboratorium beserta Supervisor Engineer akan memonitor
pekerjaan-pekerjaan laboratorium seperti analisa test, gradasi

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

29 | B A B D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

material, test stability, test kompaksi/kepadatan, analisa formula


campuran, dan test-test laboratorium yang lainnya.
Pengendalian mutu merupakan tugas Konsultan Pengawas yang paling
pokok, karena dengan pengendalian mutu yang baik akan
menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan yang ditentukan oleh
spesifikasi teknis.
Dalam usaha untuk memenuhi tuntutan mutu maka di dalam Team
Supervisi ada seorang yang bertugas dan bertanggung jawab penuh
dalam masalah pengendalian mutu yaitu Quality Engineer.
Pengendalian mutu merupakan salah satu langkah untuk pencapaian
sasaran akhir dalam menyelesaikan setiap tahap pekerjaan yang
ditangani yang ditangani yaitu Biaya Hemat, Mutu Cermat, dan Waktu
Tepat. Standar pengendalian mutu dalam pekerjaan ini adalah seperti
tertera dalam bagan alir pada halaman berikut ini.
Proses pengendalian mutu mencakup segala bidang yang terlibat
dalam proses produksi baik SDM, material, peralatan, proses, sarana
kerja.
a. SDM
• Memilih SDM yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman
sejenis. Pengarahan, pembinaan Monitor dan pelaporan
b. Material
• Pengujian sample bahan.
• Pemilihan sumber material (kuantitas dan kualitas) yang
memadai.
• Jadwal kebutuhan material.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

30 | B A B D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Gambar D.1. Bagan Alir Pengendalian Mutu

• Cara penyimpanan.
• Cara handling.
• Monitor dan pelaporan.
c. Peralatan
• Pemilihan jenis alat yang sesuai
• Kalibrasi untuk alat tertentu (ukuran, takaran, timbangan).
• Pemilihan sumber alat (kuantitas, umur dan kualitas) yang
memadai.
• Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman.
• Jadwal kebutuhan alat.
• Penyediaan bahan bakar.
• Penyediaan suku cadang.
• Control service.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

31 | B A B D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

• Monitor dan pelaporan.


d. Proses
• Trial mix, trial embankment, job mix.
• Peralatan yang sesuai.
• Komposisi yang sesuai.
• Standar proses.
• Metoda pelaksanaan.
• Cek hasil.
• Monitor dan pelaporan.
e. Sarana Kerja
• Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
kerja.
• Kemudahan akses.
• Terpenuhinya alat kerja.
• Kemudahan mobilitas dan komunikasi.

➢ Administrasi
Pekerjaan administrasi merupakan bagian dari pekerjaan Konsultan,
oleh sebab itu pekerjaan administrasi harus diselenggarakan dengan
tertib, karena prosedur administrasi ini sangat penting artinya
didalam mendapatkan catatan-catatan secara tertulis mengenai
pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Dalam kaitan ini, Team Supervisi
berkewajiban untuk membuat seluruh prosedur pekerjaan fisik
mengikuti dan mempunyai catatan-catatan baik pada saat pengajuan
pekerjaan oleh Kontraktor (Request of Work), catatan-catatan hasil
pengawasan baik secara visual di lapangan maupun hasil test
laboratorium, termasuk juga perhitungan quantitas hasil pekerjaan
sebagai bahan pembayaran, dimana catatan-catatan ini harus
disimpan dan di-file-kan dengan tertib. Surat-menyurat dengan
Kontraktor ataupun dengan Pemimpin Pelaksana baik yang

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

32 | B A B D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

menyangkut administrasi biasa maupun administrasi teknis akan


diselenggarakan dengan baik dan tertib sesuai dengan ketentuan
didalam dokumen kontrak. Pengajuan Pembayaran Bulanan (Monthly
Certificate) oleh Kontraktor akan dicocokkan dan dipelajari dengan
melihat catatan-catatan harian inspektor lapangan dan hasil
pengukuran dan perhitungan bersama (joint measurement).
Pembuatan Contract Change Order (Perubahan Kontrak) akan
disiapkan dan dibuat sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi
yang dilengkapi dengan alasan-alasan dan argumentasi dilakukan
perubahan, perhitungan-perhitungan, sket/gambar-gambar, dan
usulan mengenai perpanjangan waktu (apabila diperlukan) yang
berkaitan dengan perubahan tersebut. Seluruh dokumen kontrak,
gambar-gambar hasil survai, gambar disain/redisain serta gambar-
gambar kerja dan gambar terlaksana, catatan-catatan hasil pekerjaan
pengawasan, test laboratorium, akan disimpan secara rapi di kantor
Team Supervisi dan dapat dilihat/diperlukan setiap saat. Setiap klaim
yang diajukan oleh Kontraktor, seperti permintaan perpanjangan
waktu pelaksanaan, permintaan pembayaran atas hasil pekerjaan
akan selalu dipelajari dan dichek terhadap hasil monitoring pekerjaan,
serta didiskusikan terlebih dahulu sebelum diambil keputusan. Saran-
saran teknis, rekomendasi, serta alternatif-alternatif terhadap
pemecahan setiap masalah yang timbul, akan selalu diberikan oleh
team Supervisi kepada Pemimpin Pelaksana baik secara lisan maupun
tertulis. Semua dokumen administrasi baik dokumen administrasi
biasa maupun administrasi teknis termasuk kelengkapan-
kelengkapannya akan diserahkan kepada Pemimpin Pelaksana pada
akhir dari masa layanan konsultasi pekerjaan Team Supervisi.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

33 | B A B D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

D.4.2. Inovasi Konsultan

D.4.2.1. Protokol Kesehatan Terkait Covid-19


Pandemi COVID-19 telah memengaruhi seluruh aspek kehidupan,
bahkan menghentikan aktivitas perekonomian di berbagai negara,
tidak terkecuali Indonesia. Banyak masyarakat yang terkena
dampaknya, mulai dari kehilangan pekerjaan akibat pemutusan
hubungan kerja (PHK) hingga berkurangnya pendapatan. Di sisi lain,
ketahanan perusahaan dalam menghadapi situasi seperti ini
sangatlah menentukan nasib keberlanjutan bisnisnya. Beberapa
perusahaan bahkan telah menyiapkan skenario terburuk dalam
menghadapi dampak COVID-19.

Dunia juga disebut akan memasuki era baru atau New Normal.
Kondisi ini memungkinkan adanya banyak perubahan tatanan
kehidupan manusia yang lebih menitikberatkan pada aspek
kesehatan. Pada intinya, kondisi new normal adalah perubahan
perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal dengan
memperhatikan penerapan kesehatan guna mencegah penyebaran
COVID-19.

a) Protokol kesehatan dalam penyelenggaraan jasa konstruksi


Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI telah menerbitkan Keputusan
Menteri Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020. Dalam dokumen
ini, telah dijabarkan hal-hal teknis yang dapat dilakukan
perusahaan untuk melakukan pengendalian penyebaran COVID-
19. Protokol kesehatan tersebut kemudian diperkuat dengan
disusulnya Instruksi Menteri PUPR Nomor 2/IN/M/2020 tentang
Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

34 | B A B D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Mengacu pada dua keputusan meneri ini, kami akan merangkum


sekaligus menjelaskan bagaimana protokol kesehatan yang dapat
diterapkan perusahaan untuk pekerjaan yang berkaitan dengan
proyek konstruksi.

1. Membentuk Satuan Tugas Pencegahan COVID-19


Dalam tahap awal, perusahaan diharuskan membentuk
Satuan Tugas pencegahan COVID-19. Satuan Tugas
setidaknya berjumlah paling sedikit 5 (lima) orang yang
terdiri dari 1 ketua yang merangkap sebagai anggota dan 4
(empat) anggota yang dapat mewakili
pemilik/penyelenggara proyek, konsultan, kontraktor,
subkontraktor, maupun vendor/supplier.
Pihak Satuan Tugas yang telah dibentuk diharapkan dapat
memantau dan memperbarui perkembangan informasi
mengenai COVID-19 yang berada di wilayahnya. Selain itu,
Satuan Tugas Pencegahan COVID-19 memiliki tanggung
jawab untuk melakukan sosialisasi, edukasi, mencegah,
memeriksa, maupun menangani kasus yang berkaitan dengan
COVID-19.

2. Membuat kerja sama penanganan dengan fasilitas


kesehatan setempat
Pihak perusahaan kontraktor bersama Satuan Tugas
diharapkan dapat menjalin koordinasi dan kerja sama dengan
rumah sakit atau fasilitas kesehatan setempat. Dengan
dibangunnya koordinasi yang baik, jika sewaktu-waktu
terdapat kasus reaktif di area kerja, pihak perusahaan dapat
dengan cepat memberikan penanganan maupun merujuk
pasien.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

35 | B A B D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

3. Menyediakan fasilitas pencegahan COVID-19


Adapun fasilitas kesehatan yang dimaksud pada poin ini
adalah ruang klinik yang dilengkapi sarana kesehatan
memadai, seperti tabung oksigen, pengukur suhu badan,
pengukur tekanan darah, obat-obatan, nomor telepon
darurat, termasuk juga petugas medis.
Selain fasilitas kesehatan pada ruang klinik, perusahaan
kontraktor diwajibkan menyediakan fasilitas pencuci tangan
beserta sabun, hand sanitizer dengan konsentrasi alkohol
minimal 70%, tisu, dan poster edukasi mengenai tata cara
mencuci tangan yang baik dan benar.
Perusahaan juga diharapkan dapat menyediakan vitamin dan
nutrisi tambahan bagi setiap pekerja. Hal ini dimaksudkan
untuk menjaga stamina dan kekebalan tubuh pekerja dari
risiko terinfeksi virus.

4. Mengedukasi karyawan dan seluruh orang untuk dapat


menjaga diri dari COVID-19
Bentuk edukasi pencegahan COVID-19 dapat dilakukan
dalam dua cara, yaitu melalui sosialisasi langsung dan tidak
langsung. Proses sosialisasi langsung dapat dilakukan
sebelum karyawan memulai pekerjaan atau dikenal dengan
penyuluhan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di pagi
hari (safety morning talk) dan setelah menyelesaikan
pekerjaan.

Sementara sosialisasi tidak langsung dapat dilakukan melalui


pemasangan poster pada tempat yang strategis dan
menyebar poster digital mengenai imbauan mencuci tangan

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

36 | B A B D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

secara teratur, menggunakan masker, menjaga jarak, maupun


langkah pencegahan lainnya.

5. Skrining kesehatan karyawan secara teratur


Manajer proyek di lapangan haruslah menyediakan alat
pengukur suhu atau thermogun untuk memeriksa suhu setiap
pekerja maupun pengunjung yang masuk ke area lapangan.
Pengecekan suhu ini sebaiknya juga dilakukan secara teratur,
baik di waktu pagi, siang, dan sore. Jika terdapat pekerja atau
pengunjung yang terlihat kurang sehat dan suhu tubuh tinggi,
manajer proyek di lapangan wajib untuk melarangnya masuk
dan membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat.

6. Menjaga kebersihan dan higienitas area kerja


Banyak orang
yang
menghabiskan
kesehariannya di
tempat kerja.
Untuk itu,
kebersihan dan
higienitas area kerja adalah hal yang utama. Di masa pandemi
COVID-19 ini, pihak perusahaan harus melakukan
pembersihan fasilitas secara rutin.
Lakukan penyemprotan disinfektan secara berkala.
Pemilihan disinfektan juga harus sesuai dengan persyaratan
perdagangan dari pemerintah setempat, termasuk peraturan-
peraturan yang berlaku. Larutan disinfektan harus
dipersiapkan dan digunakan sesuai instruksi dari
Kementerian Kesehatan/departemen kesehatan, termasuk

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

37 | B A B D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

instruksi untuk melindungi keselamatan dan kesehatan


petugas disinfeksi, penggunaan alat pelindung diri, dan tidak
mencampur disinfektan-disinfektan kimia yang berbeda.
Disinfeksi harus diprioritaskan untuk permukaan-
permukaan yang sering disentuh, termasuk juga permukaan
meja, pegangan pintu, laptop, remote control, mouse, maupun
peralatan kerja yang digunakan saat di lapangan.
Selain itu, koordinator proyek di lapangan juga harus
mengatur penggunaan alat kerja masing-masing karyawan.
Bila harus bergantian, pastikan peralatan kerja (sharing tools)
telah dibersihkan menggunakan cairan disinfektan.

7. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)


Adapun alat
pelindung diri yang
wajib dikenakan
oleh setiap pekerja
adalah masker dan
sarung tangan. Jika
memungkinkan,
gunakan masker jenis N95, atau minimal masker kain yang
diganti setiap empat jam sekali. Tentunya, pihak perusahaan
kontraktor harus berusaha menyediakan masker bagi para
pekerja.
Untuk menjaga aspek kesehatan dan kebersihan area kerja,
sediakan juga tempat pembuangan tertutup untuk
membuang bahan-bahan yang telah terpakai agar area kerja
tetap terjaga higienisnya.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

38 | B A B D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

8. Melakukan physical distancing di area proyek


Virus COVID-19 dapat menular dengan mudah melalui kontak
langsung maupun percikan/partikel droplet dari penderita.
Risiko paparan COVID-19 menurut WHO adalah adanya
kemungkinan kontak erat (di bawah 1 meter) dengan orang-
orang yang telah terinfeksi COVID-19. Untuk itu,
sosialisasikan juga mengenai pengaturan jarak antarpekerja
minimal satu meter pada setiap aktivitas kerja.
Pengorganisasian kerja dengan menggunakan panggilan
telepon, surat elektronik, maupun rapat virtual dapat menjadi
alternatif cara untuk menjalin komunikasi antarpekerja.

9. Membatasi jumlah pekerja dan pengunjung di lokasi


proyek
Physical distancing atau menjaga jarak akan semakin mudah
jika jumlah orang yang ada di area proyek sedikit. Untuk itu,
jumlah pekerja dan pengunjung haruslah dibatasi. Buatlah
kebijakan mengenai pembatasan pengunjung maupun jadwal
kerja karyawan. Meskipun pembatasan jumlah pekerja akan
berdampak terhadap jadwal proyek yang telah ditentukan,
keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja tetaplah harus
diutamakan.

10. Menghentikan sementara pekerjaan jika terindikasi


karyawan yang terpapar COVID-19
Menurut Instruksi Menteri PUPR Nomor 2/IN/M/2020,
penyelenggaraan jasa konstruksi dapat diberhentikan
sementara jika teridentifikasi:
• Memiliki risiko tinggi akibat lokasi proyek berada di
pusat/zona penyebaran COVID-19

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

39 | B A B D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

• Telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus


Pasien Dalam Pengawasan (PDP), atau
• Pimpinan kementerian/lembaga/instansi/kepala daerah
telah mengeluarkan peraturan untuk menghentikan
kegiatan sementara akibat keadaan kahar

b) Langkah-langkah khusus untuk lokasi kerja dan pekerjaan


berisiko tinggi
Selain langkah-langkah yang telah disebutkah di atas, WHO telah
menerbitkan protokol kesehatan yang dapat diimplementasikan
untuk kegiatan dan pekerjaan berisiko tinggi.

Buatlah penilain risiko dan rencana aksi pencegahan dan mitigasi


COVID-19

Penggunaan masker medis, jubah sekali pakai, sarung tangan, dan


perlindungan mata untuk pekerja di lingkungan yang berisiko
tinggi atau berada di dalam zona merah

Latih pekerja dalam praktik-praktik pencegahan dan


pengendalian infeksi serta penggunaan alat pelindung diri

Jangan menugaskan pekerja yang memiliki gangguan kesehatan


bawaan, mengandung, atau berusia lebih dari 60 tahun untuk
menjalankan tugas-tugas berisiko tinggi

Pencegahan dan penanganan COVID-19 tidak akan berjalan


sukses tanpa dukungan dari kita semua, termasuk juga organisasi
pekerja. Untuk itu, organisasi pekerja memiliki peran penting
untuk ikut berpatisipasi dalam melakukan pencegahan
penularan. Organisasi pekerja juga harus ikut mengawasi dan
mengedukasi setiap pekerja agar mengikuti praktik protokol
kesehatan yang telah disusun oleh perusahaan.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

40 | B A B D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Pandemi COVID-19 yang melanda seluruh negara menunjukkan


fungsi penting penyelenggaraan K3 untuk setiap bidang
pekerjaan. Selain untuk memastikan tempat kerja aman
digunakan, K3 sangat penting untuk menjamin kesehatan
maupun membatasi penyebaran virus yang mudah menular.
Dengan begitu, penerapan K3 di area kerja menjadi kunci dalam
melindungi kesehatan pekerja dan keluarganya.

Dengan memiliki rencana mitigasi risiko darurat di tempat kerja,


maka penyebaran COVID-19 dapat dengan mudah diatasi. Selain
itu, setiap pengawas K3 diharapkan tetap melakukan
pemantauan terhadap kondisi area kerja. Hal ini sangat
diperlukan untuk memastikan bahwa langkah-langkah
pengendalian COVID-19 telah dijalankan dengan baik.

D.4.2.2. Metode Pelaksanaan


Di dalam Sub Bab Inovasi ini, Konsultan akan mencoba untuk
memberikan sebuah gambaran tentang metode lain selain dari
metode-metode yang sudah banyak dikembangkan untuk masalah
Penyelidikan Tanah. Harapan Konsultan hal ini dapat memberikan
masukan baik untuk Konsultan sendiri maupun untuk pengguna jasa.

Metode yang dimaksud adalah Metode Geofisis untuk pengujian


tanah. Sebenarnya metode ini bukan metode baru dan sudah ada
sejak lama. Tulisan tentang metode ini disadur dari buku tentang
mekanika tanah yang disusun oleh R.F. Craig pada tahun 1989.

Pada kondisi-kondisi tertentu, metode-metode geofisis dapat


digunakan dalam penyelidikan tanah, khususnya pada tahap
pengenalan (reconnaissance). Tetapi, metode-metode ini belum tentu
sesuai untuk semua kondisi tanah dan terdapat keterbatasan
infoimasi yang dapat diperoleh, sehingga metode-metode tersebut

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

41 | B A B D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

harus dianggap sebagai metode suplemen saja. Letak batas-batas


lapisan hanya dapat ditentukan bila sifat-sifat fisis material-material
yang berdekatan benar-benar berbeda. Dalam hal ini hasilnya perlu
dicocokkan terhadap data yang diperoleh dan metode-metode
langsung seperti pengeboran. Bila hubungan antara keduanya telah
diperoleh, maka Metode Geofisis dapat memberikan hasil dengan
cepat dan ekonomis, misalnya untuk pengisian rincian antara lubang-
lubang bor berjarak antara yang besar atau untuk mengindikasikan di
mana diperlukan lubang-lubang bor tambahan. Metode ini berguna
dalam memperkirakan kedalaman lapisan batuan atau muka air
tanah. Metode Geofisis sendiri terdiri dari Metode Refraksi Seismik
dan Metode Resistivitas Elektrik.

1. Metode Refraksi Seismik


Metode ini mengacu pada kenyataan bahwa gelombang-
gelombang seismik memiliki kecepatan yang berbeda-beda dalam
berbagai tipe tanah (atau batuan). Di samping itu, gelombang-
gelombang tersebut mengalami refraksi pada saat melintasi batas
antara tipe-tipe tanah yang berbeda. Metode ini menghasilkan
penentuan tipe tanah secara umum dan perkiraan kedalaman
batas-batas lapisan atau lapisan batuan.
Gelombang dibangkitkan balk dengan peledakan bahan peledak
maupun dengan memukul sebuah pelat logam dengan martil
besar. Peralatan tersebut terdiri dari satu atau lebih transduser
getaran sensitif, yang disebut geofon, dan sebuah alat ukur waktu
yang sangat teliti yang disebut seismograf. Sebuah rangkaian
antara detonator atau martil dan seismograf mengaktifkan
mekanisme pengukuran waktu pada saat dilakukan peledakan
atau penghentakan cepat. Geofon juga dihubungkan ke seismograf
secara elektrik. Pada saat gelombang pertama mencapai geofon,

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

42 | B A B D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

mekanisme pengukuran waktu berhenti dan jangka waktunya


dicabut dalam per seribu detik.
Ketika dilakukan peledakan atau penghentakan, gelombang -
gelombang dipancarkan ke segala arah. Sebuah gelombang
khusus, yang disebut gelombang langsung, akan merambat sejajar
dengan permukaan tanah ke arah geofon. Gelombang-gelombang
lainnya merambat ke arah bawah, dengan berbagai sudut
terhadap arah horisontal, dan akan mengalami refraksi bila
melewati suatu lapisan dengan kecepatan seismik yang berbeda.
Bila kecepatan seismik lapisan yang lebih bawah lebih tinggi dari
kecepatan lapisan di atasnya, maka sebuah gelombang akan
merambat di sepanjang puncak lapisan yang lebih bawah, sejajar
dengan batas lapisan, seperti terlihat dalam Gambar D.3.
Gelombang ini seterusnya 'membocorkan' energi kembali ke
permukaan. Energi refraksi gelombang ini dapat dideteksi oleh
geofon.
Prosedurnya (Gambar D.3) terdiri dari pemasangan sebuah
geofon pada tiap-tiap titik yang berurutan dalam sebuah garis
lurus, dengan jarak yang makin besar dari sumber pembangkit
gelombang. Panjang garis antara titik-titik tersebut harus 3-5 kali
kedalaman penyelidikan yang diperlukan. Sederetan ledakan atau
hentakan dibuat dan waktu tiba gelombang pertama pada setiap
posisi geofon dicatat secara berturutan. Bila jarak antara sumber
dan geofon pendek, waktu tiba yang tercatat merupakan milik
gelombang langsung. Bila jarak antara sumber dan geofon
melebihi suatu nilai tertentu (tergantung pada tebal lapisan yang
lebih atas), maka gelombang yang mengalami refraksi dideteksi
oleh geofon lebih dulu. Ini dapat terjadi karena alur refraksi
gelombang, meskipun lebih panjang dari alur gelombang

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

43 | B A B D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

langsung, sebagian melewati suatu lapisan dengan kecepatan


seismik yang lebih tinggi. Penggunaan bahan peledak biasanya
diperlukan bila jarak sumber geofon melebihi 30 - 50 m atau bila
lapisan yang lebih atas bersifat lepas.
Suatu prosedur alternatif yang lain adalah menggunakan sebuah
geofon dengan posisi tetap dan menghasilkao sederetan ledakan
atau hentakan pada jarak-jarak yang makin jauh dari geofon
tersebut.

Gambar D.2. Metode Refraksi Seismik

Waktu tiba gelombang diplot terhadap jarak antara sumber dan


geofon, salah satu plot tipikal diperlihatkan dalam Gambar D.4.
Bila jarak sumber geofon lebih kecil dari d maka gelombang
langsung akan mencapai geofon terlebih dahulu dibandingkan
dengan gelombang yang mengalami refraksi dan hubungan waktu
jarak diwakili oleh sebuah garis lurus (AB) yang melalui titik asal.
Bila, sebaliknya, jarak sumber - geofon lebih besar dari d maka
gelombang yang mengalami refraksi akan tiba terlebih dahulu dan

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

44 | B A B D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

hubungan waktu jarak diwakili oleh sebuah garis lurus (BC)


dengan kemiringan yang berbeda dengan AB. Kemiringan garis-
garis AB dan BC merupakan kecepatan-kecepatan seismik (V1 dan
V2) dari lapisan-lapisan yang lebih atas dan lebih bawah. Tipe-tipe
umum tanah atau batuan dapat ditentukan dari kecepatan-
kecepatan tersebut di atas. Kedalaman batas antara dua lapisan
(D) (asalkan tebal lapisan lebih atas konstan) dapat diperkirakan
dari rumus:

d  V2 − V1 
D=  
2  V2 + V1 

Metode ini juga dapat digunakan bila terdapat lebih dari dua
lapisan dan telah ada prosedur – prosedur untuk mengidentifikasi
kemiringan batas lapisan dan diskontinuitas vertikal.
Rumus yang digunakan untuk memperkirakan kedalaman batas-
batas lapisan didasarkan atas asumsi-asumsi bahwa setiap lapisan
bersifat homogen dan isotropis, batas-batas tersebut berupa
bidang, setiap lapisan cukup tebal untuk menghasilkan perubahan
kemiringan pada grafik waktu jarak dan kecepatan seismik
bertambah pada setiap lapisan selanjutnya dari permukaan ke
bawah.
Suatu lapisan lempung yang terletak di bawah selapis kerikil
padat, sebagai contoh, tidak akan terdeteksi. Kesulitan-kesulitan
lain yang timbul adalah bila rentang kecepatan lapisan-lapisan
yang berdekatan saling tumpang tindih sehingga sulit dibedakan
antara keduanya, dan bila kecepatan bertambah menurut
kedalaman pada lapisan khusus. Hal penting yang perlu dilakukan
adalah membuat koreksi hasil metode ini dengan data dari
pengeboran.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

45 | B A B D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

2. Metode Resistivitas Elektrik


Metode ini tergantung pada perbedaan tahanan elektrik dari
berbagai tipe tanah (batuan) yang berlainan. Aliran arus melalui
suatu tanah terutama diakibatkan oleh aksi elektrolisis dan
karenanya tergantung pada konsentrasi garam yang terlarut
dalam air pori, di mana partikel-partikel mineral tanah adalah
konduktor arus yang jelek. Resistivitas tanah karenanya akan
berkurang ketika baik kadar air maupun konsentrasi garam
bertambah. Suatu pasir rapat yang bersih yang berada di atas
muka air tanah, misalnya, akan memperlihatkan resistivitas yang
tinggi akibat rendahnya tingkat kejenuhan dan tidak adanya
garam yang terlarut. Suatu lempung jenuh dengan angka pori yang
tinggi, sebaliknya, akan menunjukkan resistivitas yang rendah
akibat adanya air pori yang rektif melimpah dan ion-ion bebas
dalam air tersebut.
Dalam bentuknya yang biasa (Gambar 4.2), metode ini melibatkan
penanaman empat buah elektroda ke dalam tanah dengan jarak
yang sama (L) sepanjang suatu garis lurus. Arus (I ) dari baterai
mengalir melalui tanah di antara dua elektroda terluar, sehingga
menghasilkan suatu medan elektrik pada tanah. Penurunan
tegangan (E) lalu diukur di antara dua elektroda terdalam.
Resistivitas semu (R) diberikan oleh persamaan :
L.E
R = 2 .
I
Resistivitas semu (apparent resistivity) mewakili suatu bobot rata-
rata dari resistivitas sebenarnya pada suatu volume tanah yang
besar, di mana tanah di dekat permukaan jauh lebih berbobot
daripada tanah pada suatu kedalaman. Adanya suatu kpisan tanah
dengan resistivitas tinggi di bawah suatu lapisan dengan

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

46 | B A B D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

resistivitas rendah mendorong arus untuk mengalir lebih dekat ke


permukaan dengan penurunan tegangan yang lebih tinggi dan
dengan dernikian menghasilkan nUai resistivitas semu yang lebih
tinggi. Keadaan sebaliknya akan benar bila suatu lapisan dengan
resistivitas rendah terletak di bawah suatu lapisan dengan
resistivitas tinggi.
Prosedur yang dikenal sebagai pendugaan kedalaman (founding)
digunakan bila di-butuhkan variasi resistivitas menurut
kedalaman, ini memangkinkan dibuatnya perkiraan kasar tentang
tipe dan kedalaman lapisan. Sederetan pembacaan pun dilakukan,
jarak (yang sama) antara elektroda ditambah untuk setiap
pembacaan selanjutnya, tetapi pusat dari keenrpat elektroda
tersebut tetap dipaku pada satu titik. Pada saat jarak bertambah
besar, resistivitas semu dipengaruhi oleh kedalaman tanah yang
lebih besar. Bila resistivitas bertambah dengan bertambahnya
jarak antar elektroda, maka dapat disimpulkan bahwa suatu
lapisan yang terletak di bawahnya yang memiliki resistivitas lebih
tinggi akan mulai mempengaruhi pembacaan. Bila penambahan
jarak pemisah menghasilkan penurunan resistivitas, maka
sebaliknya, suatu lapisan dengan resistivitas yang lebih rendah
akan mulai mempengaruhi pembacaan. Makin tebal suatu lapisan
makin besar pula jarak elektroda yang pengaruhnya dapat
diamati, dan sebaliknya.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

47 | B A B D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Gambar D.3. Metode Resistivitas Elektrik

Resistivitas semu diplot terhadap jarak elektroda, lebih disukai di


atas kertas log-log. Kurva-kurva karakteristik untuk suatu
struktur dua-lapisan dilukiskan dalam Gambar D.4. Untuk kurva
A, resistivitas lapisan 1 lebih rendah dari lapisan 2, untuk kurva B,
lapisan 1 memiliki resistivitas yang lebih tinggi dari lapisan 2,
Kurva-kurva tersebut menjadi asimtotis terhadap garis-garis yang
mewakili resistivitas yang sebenarnya R1 dan R2 dari lapisan-
lapisan yang berurutan. Ketebalan kira-kira dari lapisan dapat
diperoleh dengan membandingkan kurva resistivitas pengamatan
terhadap jarak elektroda dengan serangkaian kurva standar,
Metode interpretasi yang lain juga telah dikembangkan untuk
sistem-sistem dua-lapisan dan tiga-lapisan.

Prosedur yang dikenal sebagai pendugaan profil (profiling)


digunakan dalam penyelidikan variasi tipe-tipe tanah secara
lateral. Serangkaian pembacaan dilakukan, di mana keempat
elektroda dipindahkan ke arah lateral sebagai satu kesatuan untuk
setiap pembacaan selanjutnya. Jarak elektroda tetap tidak

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

48 | B A B D
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

berubah untuk setiap pembacaan, Resistivitas semu diplot


terhadap pusat posisi keempat elektroda tersebut, dengan skala
alamiah, plot tersebut dapat digunakan untuk menentukan posisi-
posisi tanah dengan resistivitas tinggi atau rendah. Kontur
resistivitas dapat diplot seluas daerah yang diberikan.
Resistivitas semu untuk suatu tipe tanah atau batuan khusus
dapat bervariasi meliputi suatu rentang yang luas, sebagai
tambahan, saling tumpang tindih terjadi antara rentang-rentang
untuk tipe-tipe yang berbeda. Ini membuat identifikasi tipe tanah
atau batuan dan lokasi batas lapisan-Iapisan sangat tidak
menentu. Adanya penampakan-penampakan yang tidak
beraturan di dekat permukaan dan potensial perpencaran (stray
potentials) juga dapat menyebabkan kesulitan-kesulitan dalam
interpretasi. Karenanya hasil-hasil yang diperoleh harus
dikorelasikan dengan data-data dari lubang bor. Metode ini
dianggap kurang meyakinkan bila dibandingkan dengan metode
seismik.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

49 | B A B D

Anda mungkin juga menyukai