Anda di halaman 1dari 155

PT.

SERENE TECHNO BAKTI


PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

URAIAN PENDEKATAN DAN


METODOLOGI KERJA BAB E
E.1. PENDAHULUAN
E.1.1. Latar Belakang

Pembangunan Infrastruktur menjadi salah satu strategi untuk


memungkinkan percepatan pemulihan ekonomi Nsional. Industri jasa
konstruksi mampu untuk mendorong pertumbuhan, pemerataan ekonomi,
pertumbuhan serta penyerapan tenaga kerja. Pembangunan /
Pemeliharaan prasarana kebinamargaan sangat signifikan dalam
mendorong percepatan pemulihan ekonomi.

Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi yang merupakan urat nadi
kehidupan masyarakat mempunyai peranan penting dalam usaha
pengembangan kehidupan seperti Pemerataan pembangunan dan
hasilnya, Pertumbuhan ekonomi dan perwujudan keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia.

Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan


Ruang untuk Membangun dan meningkatkan kualitas Insfrastruktur
daerah yang berkualitas dan mendukung kelancaran arus barang, orang
dan jasa yang berorientasi pada peningkatan pembangunan dan
perekonomian daerah.

Dalam rangka melaksanakan amanat Rencana Umum Jangka Menengah


Daerah Provinsi Banten Tahun 2017 – 2022. Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Prov. Banten mempunyai tugas utama mewujudkan Misi
membangun dan meningkatkan kualitas infrastruktur yang menjadi focus

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

1|BAB E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

utama Pemerintah Provinsi Banten untuk segera dituntaskan kerusakan


dan dilakukan penataan serta pelebaran adalah jalan yang menjadi
kewenangan Provinsi Banten.

Dalam setiap pelaksanaan Konstruksi Fisik Bangunan Pemerintah yang


dikakukan oleh Penyedia Jasa harus mendapatkan pengawasan secara
teknis di lapangan, agar rencana dan spesifikasi teknis yang telah disiapkan
dan digunakan sebagai dasar Pelaksanaan Konstruksi dapat berlangsung
secara efektif. Pelaksanaan Pengawasan lapangan harus dilakukan secara
penuh dengan menempatkan tenaga-tenaga ahli dalam bidang
pengawasan pekerjaan di lapangan, sesuai dengan kebutuhan dan
kompleksitas pekerjaan. Konsultan Pengawas bertugas secara umum
mengawasi pekerjaan konstruksi dari segi biaya, mutu dan waktu
pelaksanaan. Konsultan Pengawas bertanggung jawab secara professional
atas jasa pengawasan yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku
profesi yang berlaku. Kinerja Penagwasan di lapangan sangat ditentukan
oleh kualitas, integritas, dan intensitas pengawasan, yang secara
menyeluruh dapat melakukan kegitannya berdasarkan KAK yang telah
disepakat.

E.1.2. Maksud Dan Tujuan


Maksud pengadaan Penyedia Jasa Konsultan pekerjaan Pengawasan
Rehabilitasi Jalan KH. Hasyim Ashari (Kota Tangerang) ini adalah untuk:
a. Melakukan pengawasan teknis pelaksanaan pekerjaan konstruksi di
lapangan oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi (Selanjutnya disebut
penyedia atau Penyedi Jasa dalam Spesifikasi Teknis).
b. Memberikan solusi penyelesaian kendala-kendala teknis yang
dihadapi oleh Penyedia di Lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan
konstruksi yang memenuhi perrsyaratan spesifikasi teknis.

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

2|BAB E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

c. Memberi kepastian dan jaminan kepada Pengguna Jasa bahwa


pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi
sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan teknis yang tercantum
dalam dokumen kontrak.
d. Melakukan inspeksi pemenuhan tingkat layanan jalan berdasarkan
indikator kinerja jalan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.
e. Membantu menyelesaikan revisi desain,bilamana terdapat perbedaan
antara desain yang ada dengan kondisi dilapangan.
f. Melakukan verifikasi data dan laporan uji mutu hasil tahapan setiap
pekerjaan konstruksi termasuk kinerja jalan yang dilaksanakan
Penyedia.
g. Melakukan validasi data pelaksanaan kegiatan pekerjaan konstruksi
melalui audit mutu.
h. Membantu menyelesaikanrevisi desain, bilamana terdapat perbedaan
antara desain yang ada dengan kondisi aktual dilapangan.
Adapun tujuannya adalah:
a. Pengendalian pelaksanaan pekerjaan dilapangan untuk mendapatkan
hasil pekerjaan konstruksi yang memenuhi persyaratan yang
tercantum didalam spesifikasi teknis (Tepat Mutu), dilaksanakan
secara tepat biaya serta tepat waktu dan sasaran, sehingga tercapai
kinerja yang direncanakan secara akuntabel, efisien dan efektif guna
menjamin ketersediaan infrastruktur Jalan yang handal.
b. Melaksanakan pengawasan dan penjaminan mutu pelaksanaan
pekerjaan konstruksi di lapangan untuk mendapatkan hasil pekerjaan
konstruksi yang memenuhi persyaratan yang tercantum di dalam
spesifikasi (Tepat Mutu Kontrak).
c. Dan penjamin mutu teknis pekerjaan konstruksi jalan untuk
mendapatkan hasil pekerjaan yang memnuhi kinerja jalan yang

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

3|BAB E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

diterapkan dalam dokumen kontrak, guna menjamin ketersediaan


infrastruktur jalan yang handal dan berkelanjutan

E.1.3. Sasaran
Sasaran pengadaan jasa konsultan Pengawasan Rehabilitasi Jalan KH.
Hasyim Ashari (Kota Tangerang) ini, adalah tercapainya program RPJMD
Provinsi Banten, Penciptaan dan penyerapan lapangan kerja di daerah,
serta memberi manfaat social dan ekonomi bagi masyarakat.

Disamping itu, sasaran yang diharapkan yaitu dapat melakukan sebagian


tugas PPK yang bersangkutan, khususnya dalam hal menyangkut masalah
pengendalian teknis dilapangan dan administrasi teknik pada umumnya,
dilimpahkan kepada Penyedia Jasa ini.

E.1.4. Lingkup Kegiatan


Lingkup kegiatan ini adalah:
1) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan oleh
penyedia pekerjaan konstruksi agar hasil pekerjaan sesuai dengan
gambar rencana dan spesifikasi pekerjaan yang ada.
2) Mengukur kuantitas pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan dan
melakukan pemeriksaan untuk pembayaran akhir pekerjaan.
3) Memeriksa dan menguji mutu bahan-bahan yang digunakan dan mutu
hasil pekerjaannya.
4) Menjamin bahwa konstruksi yang sudah selesai telah memenuhi syarat.
5) Memberikan saran-saran mengenai perubahan pekerjaan dan tuntutan
(claims).
6) Memberikan rekomendasi atas pengoperasian dan pemeliharaan
peralatan yang digunakan.
7) Peninjauan kembali desain dan melaksanakan pemeriksaan gambar
terlaksana.

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

4|BAB E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

8) Melaksanakan pemeriksaan gambar terpasang/terbangun secara


bertahap sesuai progress mutual check dan MC yang dicapai sampai
dengan 100%.
9) Dalam hal ini konsultan bekerja dengan task concept di mana konsultan
bertanggung jawab secara penuh terhadap kualitas pekerjaan dan
kuantitas volume yang terjadi di lapangan serta melaporkan kepada
PPK Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Prov. Banten melalui
tim teknis dan direksi lapangan.

Uraian Pekerjaan :
1) Persiapan:
a) Menyusun Rencana Mutu Kontrak (RMK) Pengawasan sesuai
dokumen kontrak pekerjaan konstruksi.
b) Mempelajari hal-hal yang terkait dokumen kontrak pekerjaan
konstruksi, termasuk pengendalian manajemen dan keselamatan
lalulintas serta SMK3K, dan Dokumen Lingkungan.
c) Membantu PPK dalam pelaksanaan PCM dan mutual check.

2) Pelaksanaan Pengawasan Teknis


a) Turut serta dalam pelaksanaan rekayasa lapangan dan membantu
memeriksa shopdrawing yang disiapkan oleh Penyedia Jasa.
b) Melaksanakan Pengawasan Rehabilitasi Jalan KH. Hasyim Ashari
(Kota Tangerang) secara professional, efektif dan efisien sesuai
dengan spesifikasi sehingga terhindar dari resiko kegagalan
konstruksi.
c) Memeriksa dan menyetujui laporan harian dan laporan mingguan
pekerjaan konstruksi.
d) Mengevaluasi dan menyetujui monthly sertificate (MC).
e) Pengendalian mutu pekerjaan dilapangan dengan menerapkan
prosedur kerja dan uji mutu pada setiap tahapan kegiatan
pekerjaan sesuai dokumen kontrak.

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

5|BAB E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

f) Membuat laporan bulanan terkait progress pekerjaan dilapangan


dan membuat rekomendasi setiap permasalahan yang timbul
dilapangan kepada Pengguna Jasa.
g) Membuat laporan teknis (bila diperlukan) pada setiap terjadinya
perubahan kinerja pekerjaan.
h) Melaksanakan koordinasi dengan Tim Pelaksana Konstruksi dan
Instansi terkait.
i) Memberikan kajian teknis bila terjadi review design, bilamana
terdapat perbedaan antara design yang ada dengan kondisi di
lapangan.

3) Pengendalian Pekerjaan Fisik


Pengendalian pekerjaan fisik bertujuan sebagai kendali mutu proses
pelaksanaan pekerjaan fisik, kendali mutu tersebut diantaranya :
a) Setiap kegiatan fisik dimulai dari mobilisasi maupun pelaksanaan
pekerjaan pelaksana pekerjaan wajib mengajukan jadwal kegiatan
yang kemudian ditindaklanjuti dengan surat ijin melakukan
pekerjaan baik mobilisasi maupun pelaksanaan pekerjaan fisik
yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan.
b) Pelaksanaan kegiatan fisik wajib diawasi dimulai dari mobilisasi
sampai dengan kegiatan fisik oleh tim pengawas yang ditunjuk oleh
Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.
c) Hasil pekerjaan fisik wajib di periksa kebenarannya sebelum
dilakukan proses pembayaran. Proses pembayaran dapat
dilakukan apabila pekerjaan sudah dapat diterima oleh tim
pengwasan dan diketahui oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat
Pembuat Komitmen.
Adanya berita acara pemeriksaan pekerjaan yang dikeluarkan oleh
Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

6|BAB E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

E.1.5. Gambaran Umum Lokasi Kegiatan


Kegiatan Jasa Pengawasan Rehabilitasi Jalan KH. Hasyim Ashari (Kota
Tangerang) berada di Kota Tangerang Provinsi Banten.

Gambar E.1. Perkiraaan Peta Lokasi Pekerjaan di Kota Tangerang – Provinsi


Banten

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

7|BAB E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

E.1.5.1. Kondisi Geografis


Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan
Provinsi Banten menjelaskan tentang luas wilayah Provinsi
Banten yaitu sebesar 8.651,20 km2, secara Administratif
Provinsi Banten terdiri dari 4 (empat) kabupaten, yaitu Serang,
Pandeglang, Lebak, Tangerang dan 2 (dua) Kota yaitu Tangerang
dan Cilegon.
Wilayah Provinsi Banten berada pada batas astronomis
105o01'11"- 106o07'12" Bujur Timur dan 05o07'50" - 07o01'01"
Lintang Selatan, posisinya sangat strategis karena terletak pada
lintasan perdagangan nasional dan internasional yakni Selat
Sunda yang merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).
Disamping itu, Provinsi Banten juga merupakan pintu gerbang
yang menghubungkan antara Pulau Jawa dengan Pulau
Sumatera. Adapun batas-batas wilayah Provinsi Banten
yaitu:
• Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sunda;
• Sebelah Timur berbatasan dengan DKI Jakarta dan Provinsi
Jawa Barat;
• Sebelah Utara dengan Laut Jawa;
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Hindia

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

8|BAB E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Gambar E.2. Peta Wilayah Administrsai Provinsi Banten

Topografi wilayah Provinsi Banten berkisar pada ketinggian 0–


1.000 m dpl. Secara umum kondisi topografi wilayah Provinsi
Banten merupakan dataran rendah yang berkisar antara 0 – 200
m dpl yang terletak di daerah Kota Cilegon, Kota Tangerang,
Kabupaten Pandeglang, dan sebagian besar Kabupaten Serang.
Adapun daerah Lebak Tengah dan sebagian kecil Kabupaten
Pandeglang memiliki ketinggian berkisar 201 – 2.000 m dpl dan
daerah Lebak Timur memiliki ketinggian 501 – 2.000 m dpl yang
terdapat di Puncak Gunung Sanggabuana dan Gunung Halimun.
Kondisi topografi suatu wilayah berkaitan dengan bentuk raut
permukaan wilayah atau morfologi. Morfologi wilayah Banten

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

9|BAB E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

secara umum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu morfologi


dataran, perbukitan landai-sedang (bergelombang rendah-
sedang) dan perbukitan terjal.
Morfologi Dataran Rendah umumnya terdapat di daerah bagian
utara dan sebagian selatan. Wilayah dataran merupakan
wilayah yang mempunyai ketinggian kurang dari 50 meter dpl
(di atas permukaan laut) sampai wilayah pantai yang
mempunyai ketinggian 0 – 1 m dpl.
Morfologi Perbukitan Bergelombang Rendah - Sedang sebagian
besar menempati daerah bagian tengah. Wilayah perbukitan
terletak pada wilayah yang mempunyai ketinggian minimum 50
m dpl. Di bagian utara Kota Cilegon terdapat wilayah puncak
Gunung Gede yang memiliki ketingian maksimum 553 m dpl,
sedangkan perbukitan di Kabupaten Serang terdapat wilayah
selatan Kecamatan Mancak dan Waringin Kurung dan di
Kabupaten Pandeglang wilayah perbukitan berada di selatan. Di
Kabupaten Lebak terdapat perbukitan di timur berbatasan
dengan Bogor dan Sukabumi dengan karakteristik litologi
ditempati oleh satuan litologi sedimen tua yang terintrusi oleh
batuan beku dalam seperti batuan beku granit, granodiorit,
diorit dan andesit. Biasanya pada daerah sekitar terobosaan
batuan beku tersebut terjadi suatu proses remineralisasi yang
mengandung nilai sangat ekonomis seperti cebakan bijih timah
dan tembaga.
Potensi sumber daya air wilayah Provinsi Banten banyak
ditemui di Kabupaten Lebak, sebab sebagian besar wilayahnya
merupakan Kawasan hutan lindung dan hutan produksi
terbatas.
Berdasarkan pembagian Daerah Aliran Sungai (DAS), Provinsi

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

10 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Banten dibagi menjadi enam DAS, yaitu :


• DAS Ujung Kulon, meliputi wilayah bagian Barat Kabupaten
• Pandeglang (Taman Naional Ujung Kulon dan sekitarnya);
• DAS Cibaliung-Cibareno, meliputi bagian Selatan wilayah
Kabupaten Pandeglang dan bagian selatan wilayah
Kabupaten Lebak;
• DAS Ciujung-Cidurian, meliputi bagian Barat wilayah
Kabupaten Pandeglang;
• DAS Rawadano, meliputi sebagian besar wilayah Kabupaten
Serang dan Kabupaten Pandeglang;
• DAS Teluklada, meliputi bagian Selatan wilayah Kabupaten
Lebak dan Kabupaten Pandeglang;
• DAS Cisadane-Ciliwung, meliputi bagian Timur wilayah
Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang.

Tata air permukaan untuk wilayah Provinsi Banten sangat


tergantung pada sumber daya air khususnya sumber daya air
bawah tanah. Terdapat 5 satuan Cekungan Air Bawah Tanah
(CABT) yang telah di identifikasi, yang bersifat lintas
Kabupaten/Kota, antara lain CABT Labuan, CABT Rawadano dan
CABT Malingping dan lintas Provinsi meliputi CABT Serang –
Tangerang dan CABT Jakarta.
Potensi dari masing-masing satuan cekungan air bawah tanah
ini, dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Satuan Cekungan Air Bawah Tanah (CABT) Labuan


CABT Labuan ini mencakup wilayah Kabupaten Pandeglang
(±93 %) dan Kabupaten Lebak (± 7 %) dengan luas lebih
kurang 797 km2. Batas cekungan air bawah tanah di bagian
barat adalah selat Sunda, bagian utara dan timur adalah batas

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

11 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

pemisah air tanah dan di bagian selatan adalah batas tanpa


aliran karena perbedaan sifat fisik batuan. Jumlah imbuhan
air bawah tanah bebas (air bawah tanah pada lapisan akuifer
tak tertekan/akuifer dangkal) yang berasal dari air hujan
terhitung sekitar 515 juta m3/tahun. Sedang pada tipe air
bawah tanah pada akuifer tertekan/akuifer dalam, terbentuk
di daerah imbuhannya yang terletak mulai elevasi di atas 75
m dpl sampai daerah puncak Gunung Condong, Gunung
Pulosari dan Gunung Karang;

b. Satuan Cekungan Air Bawah Tanah (CABT) Rawadano


CABT Rawadano mencakup wilayah Kabupaten Serang dan
Kabupaten Pandeglang, dengan total luas cekungan lebih
kurang 375 km2. Batas satuan cekungan satuan air bawah
tanah ini di bagian utara, timur dan selatan berupa batas
pemisah air bawah tanah yang berimpit dengan batas air
permukaan yang melewati Gunung Pasir Pematang Cibatu
(420 m), Gunung Ipis (550 m), Gunung Serengean (700 m),
Gunung Pule (259 m), Gunung Kupak (350 m), Gunung
Karang (1.778 m), Gunung Aseupan (1.174 m) dan Gunung
Malang (605 m). Sedang batas di bagian barat adalah Selat
Sunda.
Berdasarkan perhitungan imbuhan air bawah tanah,
menunjukkan intensitas air hujan yang turun dan
membentuk air bawah tanah di wilayah satuan cekungan ini
sejumlah 180 juta m3/tahun, sebagian diantaranya mengalir
dari lereng Gunung Karang menuju Cagar Alam Rawadano
sekitar 79 m3/tahun. Sedang air bawah tanah yang berupa
mata air pada unit akuifer volkanik purna Danau yang
dijumpai di sejumlah 115 lokasi menunjukkan total debit

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

12 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

mencapai 2.185 m3/tahun. Sementara itu pada unit akuifer


volkanik Danau pada 89 lokasi, mencapai debit 367
m3/tahun. Total debit dari mata air keseluruhan sebesar
2.552 m3/tahun;

c. Satuan Sub Cekungan Air Bawah Tanah (CABT) Serang-


Cilegon

Satuan sub cekungan ini merupakan bagian dari CABT Serang


– Tangerang, yang secara administratif termasuk dalam
wilayah Kota Serang, Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak,
dan Kabupaten Pandeglang, dengan luas wilayah sekitar
1.200 km2. Batas satuan cekungan ini di bagian utara adalah
laut Jawa, bagian timur adalah K.Ciujung, bagian selatan
merupakan batas tanpa aliran dan bagian barat adalah Selat
Sunda.
Dari hasil perhitungan neraca air menunjukkan jumlah
imbuhan air bawah tanah di wilayah satuan cekungan ini
sebesar 518 juta m3/tahun, sedang jumlah aliran air bawah
tanah pada tipe lapisan akuifer tertekan sekitar 13 m3/
tahun, berasal dari daerah imbuhan yang terletak di sebelah
utara dan barat daya yang mempunyai elevasi mulai sekitar
50 m dpl.

d. Satuan Sub Cekungan Air Bawah Tanah (CABT) Tangerang


Satuan sub cekungan ini mencakup wilayah Kota Tangerang,
Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak
dan sebagian Kabupaten Bogor (Provinsi Jawa Barat), dengan
total luas sekitar 1.850 km2. Batas sub cekungan ini di
sebelah Utara adalah Laut Jawa, bagian timur adalah Kali

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

13 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Cisadane, bagian Selatan yang merupakan kontak dengan


lapisan nir akuifer, serta bagian barat adalah Kali Ciujung.
Jumlah imbuhan air bawah tanah di seluruh sub CABT
Tangerang sekitar 311 juta m3/tahun, sedangkan jumlah
aliran air bawah tanah tertekan terhitung sekitar 0,9 juta
m3/tahun.
Iklim wilayah Banten sangat dipengaruhi oleh Angin Monson
(Monson Trade) dan Gelombang La Nina atau El Nino. Saat
musim penghujan (Nopember - Maret ) cuaca didominasi oleh
angin Barat (dari Sumatera, Samudra Hindia sebelah selatan
India) yang bergabung dengan angin dari Asia yang melewati
Laut Cina Selatan. Pada Bulan Agustus cuaca didominasi oleh
angin Timur yang menyebabkan wilayah Banten mengalami
kekeringan yang keras terutama di wilayah bagian pantai
utara, terlebih lagi bila berlangsung El Nino. Temperatur di
daerah pantai dan perbukitan berkisar antara 22o C dan 32o
C, sedangkan suhu di pegunungan dengan ketinggian antara
400 –1.350 m.dpl mencapai antara 18o C –29o C.
Curah hujan tertinggi sebesar 2.712 – 3.670 mm pada musim
penghujan bulan September – Mei mencakup 50% luas
wilayah Kabupaten Pandeglang sebelah barat dan curah 335
– 453 mm pada bulan September-Mei mencakup 50% luas
wilayah Kabupaten Serang sebelah Utara, seluruh luas
wilayah Kota Cilegon, 50% luas wilayah Kabupaten
Tangerang sebelah utara dan seluruh luas wilayah Kota
Tangerang. Pada musim kemarau, curah hujan tertinggi
sebesar 615 – 833 mm pada bulan April – Desember
mencakup 50% luas wilayah Kabupaten Serang sebelah utara,
seluruh luas wilayah Kota Cilegon, 50% luas wilayah

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

14 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Kabupaten Tangerang sebelah utara dan seluruh luas wilayah


Kota Tangerang, sedangkan curah hujan terendah pada
musim kemarau sebanyak 360 – 486 mm pada bulan Juni –
September mencakup 50% luas wilayah Kabupaten
Tangerang sebelah selatan dan 15% luas wilayah Kabupaten
Serang sebelah Tenggara.
Kondisi kemiringan lahan di Provinsi Banten terbagi menjadi
tiga kondisi yang ekstrim yaitu:
• Dataran yang sebagian besar terdapat di daerah Utara
Provinsi Banten yang memiliki tingkat kemiringan lahan
antara 0 – 15%, sehingga menjadi lahan yang sangat
potensial untuk pengembangan seluruh jenis fungsi
kegiatan. Dengan nilai kemiringan ini tidak diperlukan
banyak perlakuan khusus terhadap lahan yang akan
dibangun untuk proses prakonstruksi. Lahan dengan
kemiringan ini biasanya tersebar di sepanjang pesisir
Utara Laut Jawa, sebagian wilayah Serang, sebagian
Kabupaten Tangerang bagian utara serta wilayah selatan
yaitu di sebagaian pesisir Selatan dari Pandeglang hingga
Kabupaten Lebak;
• Perbukitan landai-sedang (kemiringan < 15% dengan
tekstrur bergelombang rendah-sedang) yang sebagian
besar dataran landau terdapat di bagian utara meliputi
Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Tangerang,
dan Kota Tangerang, serta bagian utara Kabupaten
Pandeglang;
• Daerah perbukitan terjal (kemiringan < 25%) terdapat di
Kabupaten Lebak, sebagian kecil Kabupaten Pandeglang
bagian selatan dan Kabupaten Serang.

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

15 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Perbedaan kondisi alamiah ini turut berpengaruh terhadap


timbulnya ketimpangan pembangunan yang semakin tajam,
yaitu wilayah sebelah utara memiliki peluang berkembang
relatif lebih besar daripada wilayah sebelah Selatan.

Sumber daya tanah wilayah Provinsi Banten secara geografis


terbagi dua tipe tanah yaitu: (a) kelompok tipe tanah sisa atau
residu dan (b) kelompok tipe tanah hasil angkutan. Secara
umum distribusi dari masing-masing tipe tanah ini di wilayah
Provinsi Banten, terdapat di Kabupaten Serang, Kabupaten
Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Tangerang, Batuan
endapan termuda adalah aluium dan endapan pantai yang
berupa Kerikil, pasir, lempung, rombakan batu gamping,
koral bercampur pecahan moluska atau kerang kerangan,
gosong pantai dan gamping terumbu.

Wilayah administrasi Provinsi Banten terdiri dari empat


wilayah kabupaten dan empat kota, berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tanggal 25
Oktober 2019 luas daratan masing-masing kabupaten/kota,
yaitu: Kabupaten Pandeglang (2.746,89 km2), Kabupaten
Lebak (3.426,56 km2), Kabupaten Tangerang (1.011,86 km2),
Kabupaten Serang (1.734,28 km2), Kota Tangerang (153,93
km2), Kota Cilegon (175,50 km2), Kota Serang (266,71 km2),
serta Kota Tangerang Selatan (147,19 km2).

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

16 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Gambar E.3. Luas Wilayah Menurut Kabupaten/Kota di


Provinsi Banten (km2), 2020

Adapun Luas Daerah dan Jumlah Pulau menurut Kabupaten/


Kota pada wilayah administrasi pemerintahan di Provinsi
Banten adalah sebagaimana di bawah ini :

Tabel E.1. Luas Daerah dan Jumlah Pulau Menurut Kabupaten/Kota di


Provinsi Banten, 2020

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

17 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Tabel E.2. Tinggi Wilayah dan Jarak ke Ibukota Provinsi Menurut


Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2020

E.1.5.2. Kondisi Demografis


Penduduk Banten tahun 2020 berdasarkan hasil Sensus
Penduduk 2020 (September) mencapai 11.904.562 jiwa yang
terdiri atas 6.070.271 jiwa penduduk laki-laki dan 5.834.291
jiwa penduduk perempuan. Sedangkan laju pertumbuhan
penduduk per tahun 2010-2020 sebesar 1,10 persen.
Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2020
penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar
104,04.
Kepadatan penduduk di Provinsi Banten tahun 2020 mencapai
1.232 jiwa/km2. Kepadatan Penduduk di 8 kabupaten/ kota
cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak
di Kota Tangerang dengan kepadatan sebesar 12.314 jiwa/km2
dan terendah di Kabupaten Lebak sebesar 405 jiwa/km2.

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

18 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Tabel E.3. Jumlah Penduduk, Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi


Banten, 2010 dan 2020

Tabel E.4. Laju Pertumbuhan Penduduk, Menurut Kabupaten/Kota di


Provinsi Banten, 2010 dan 2020

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

19 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Tabel E.5. Kepadatan Penduduk per km2, Menurut Kabupaten/Kota di


Provinsi Banten, 2010 dan 2020

E.1.5.3. Kondisi Transportasi


Pada tahun 2020 dari 753,13 km panjang jalan di Provinsi
Banten, sepanjang 259,72 km dalam kondisi aspal (34,48%),
kemudian 493,41 km dengan jenis permukaan jalan lainnya
(65,51%).
Jumlah kendaraan bermotor yang terdapat di Provinsi Banten
tahun 2020 antara lain 789,23 ribu mobil penumpang, 2,45 ribu
bus, 177,56 ribu truk, dan 4,14 juta sepeda motor.

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

20 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Tabel E.6. Panjang Jalan1 Menurut Kabupaten/Kota dan Tingkat


Kewenangan Pemerintahan di Provinsi Banten (km), 2018–2020

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

21 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Tabel E.7. Panjang Jalan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Permukaan


Jalan di Provinsi Banten (km), 2020

Tabel E.8. Panjang Jalan Menurut Kabupaten/Kota dan Kondisi Jalan di


Provinsi Banten (km), 2020

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

22 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

E.1.6. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu Pelaksanaan kontrak kegiatan ini dilaksanakan selama 240
(Dua Ratus Empat Puluh) hari kalender.

E.1.7. Kebutuhan Personil


Seperti yang tertera di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) bahwa jenis
Personil yang harus disiapkan oleh Konsultan berikut
klasifikasi/syaratnya adalah sebagai berikut :
1. Ketua Tim/ Supervision Engineer
Mempunyai sertifikat keahlian yang dikeluarkan oleh asosiasi terkait
dengan dilegalisasi oleh lembaga jasa konstruksi (LPJK) Minimal Ahli
Madya Jalan.
Supervision engineer disyaratkan seorang Sarjana S1 Teknik Sipil dari
Perguran tinggi negeri atau yang telah lulus dari suatu perguruan tinggi
swasta yang telah terakreditas atau perguruan tinggi internasional
yang diakui.
Supervision engineer disyaratkan berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan dibidang pengawasan jalan dan Jembatan selama 2 (dua)
tahun. Diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli
konsultasi bidang ke-PU-an dari LPJK sebagai Supervision Engineer,
tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh
kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai
dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
Tugas- tugas Supervision engineer akan meliputi, namun tidak terbatas
pada hal-hal yang tersebut dibawah ini :
• Mengawasi dan meneliti ketepatan dari semua
pengukuran/rekayasa lapangan yang dilakukan kontraktor
sehingga dapat memudahkan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
Pengawasan Rehabilitasi Jalan KH. Hasyim Ashari (Kota

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

23 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Tangerang) mengambil keputusan-keputusan yang diperlukan,


termasuk untuk pekerjaan minor mendahului pekerjaan utama
serta rekayasa terperinci lainnya.
• Melakukan pengawasan secara teratur dan memeriksa pekerjaan
pada semua lokasi dilapangan dimana pekerjaan konstruksi
sedang dilaksanakan serta memberi penjelasan tertulis kepada
kontraktor mengenai apa yang sebenarnya dituntut dalam
pekerjaan tersebut, bila dalam kontrak hanya dinyatakan secara
umum.
• Mengupayakan bahwa kontraktor memahami dokumen kontrak
secara benar, melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan
spesifikasi serta gambar-gambar, dan kontraktor menerapkan
teknik pelaksanaan konstruksi yang tepat atau cocok dengan
keadaan lapangan untuk berbagai macam kegiatan pekerjaan.
• Membuat rekomendasi kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
Pengawasan Rehabilitasi Jalan KH. Hasyim Ashari (Kota
Tangerang) untuk menerima atau menolak pekerjaan dan
material.
• Mencatat kemajuan setiap hari yang dicapai kontraktor pada
lembar kemajuan pekerjaan (Progress Schedule) yang telah
disetujui
• Memonitor secara seksama kemajuan dari semua pekerjaan dan
melaporkannya segera atau tepat waktu bila kemajuan pekerjaan
terlambat sebagaimana tercantum pada buku spesifikasi umum
dan hal itu benar-benar berpengaruh terhadap jadwal
penyelesaian yang direncanakan. Dalam hal demikian, maka
Supervision Engineer juga membuat rekomendasi secara tertulis
bagaimana caranya untuk mengejar keterlambatan tersebut.

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

24 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

• Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil pengukuran setiap


pekerjaan yang telah selesai yang disampaikan oleh quantity
engineer / inspector.
• Menjamin bahwa sebelum kontraktor diijinkan untuk
melaksanakan pekerjaan berikutnya, maka pekerjaan- pekerjaan
sebelumnya yang akan tertutup atau menjadi tidak tampak harus
sudah diperiksa atau diuji dan sudah memenuhi persyaratan dalam
dokumen kontrak.
• Memberi rekomendasi kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
dan PPTK Kegiatan Pengawasan Rehabilitasi Jalan KH. Hasyim
Ashari (Kota Tangerang), menyangkut mutu dan jumlah
pekerjaan yang telah selesai dan memeriksa kebenaran dari setiap
sertifikat pembayaran bulanan kontraktor.
• Membuat perhitungan dan sketsa-sketsa yang benar untuk bahan
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Pengawasan Rehabilitasi
Jalan KH. Hasyim Ashari (Kota Tangerang) pada setiap akan
memerintahkan perubahan pekerjaan.
• Mengawasi dan memeriksa pembuatan gambar sebenarnya
terbangun atau terpasang (as built drawing) dan mengupayakan
agar semua gambar tersebut dapat diselesaikan sebelum
Penyerahan Pertama Pekerjaan ( PHO ).
• Memeriksa dengan teliti atau seksama setiap gambar- gambar
kerja dan analisa atau perhitungan- perhitungan konstruksinya
dan kuantitasnya, yang dibuat oleh kontraktor sebelum
pelaksanaan.
• Memberikan Kajian Teknik bila terjadi review design bila ada
perbedaan design yang ada dengan kondisi lapangan.

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

25 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

• Menyusun atau memelihara arsip korespondensi proyek, laporan


harian, laporan mingguan, bagan kemajuan pekerjaan,
pengukuran, gambar- gambar dan lainnya.
• Membuat laporan- laporan pada sesuai bagian Kerangka Acuan
Kerja, mengenai kemajian fisik dan keuangan proyek yang ada
dibawah wewenangnya dan menyerahkan kepada Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan Pengawasan Rehabilitasi Jalan KH.
Hasyim Ashari (Kota Tangerang), serta Instansi lain yang Terkait
tepat pada waktunya.

2. Inspection Engineer
Inspection Engineer disyaratkan seorang dengan Pendidikan minimal
sarjana (S1) Teknik Sipil dengan pengalaman dibidang pengawasan
Teknik Jalan minimal 2 (dua) tahun, serta memiliki SKA yang masih
berlaku minimal Ahli Muda Teknik Jalan.
Tugasnya antara lain:
• Memeriksa kesesuaian antara gambar perencanaan dengan
pelaksanaan di Lapangan.
• Melaksanakan pengawasan harian, agar pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan oleh Kontraktor sesuai dengan desain yang
ditentukan / ditetapkan.
• Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan spesifikasi yang
tercantum dalam Dokumen Kontrak.
• Membantu menyiapkan data terinci serta rekomendasi teknis
Sehubungan dengan variasi volume kontrak.
• Membantu mengecek dan mengukur volume bahan dan hasil
pekerjaan yang dihasilkan oleh Penyedia Jasa Konstruksi, untuk
dipakai sebagai dasar pembayaran bulanan.

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

26 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

• Melaporkan segera kepada Team Leader apabila ternyata


pelaksanaan pekerjaan akan mengakibatkan terlampauinya
volume pekerjaan yang tercantum dalam dokumen kontrak.

3. Asisten Quantity & Quality


Asisten Quantity & Quality disyaratkan seorang dengan Pendidikan
minimal sarjana (S1) Teknik Sipil dengan pengalaman dibidang
pengawasan Teknik Jalan minimal 2 (dua) tahun.
Tugas dan tanggung jawab Asisten Quantity & Quality mencakup, tapi
tidak terbatas padahal-hal sebagai berikut
• Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari pengawas Lapangan
Direksi, serta mengusahakan agar Ketua Tim dan PPK Pelaksanaan
selalu mendapat informasi yang diperlukan sehubungan dengan
pengendalian mutu.
• Membantu melakukan pengawasan dan pemantauan atas
pengaturan personil dan peralatan laboratorium Kontraktor, agar
pelaksanaan pekerjaan selalu didukung tersedianya tenaga dan
peralatan pengendalian mutu sesuai dengan persyaratan dalam
Dokumen Kontrak.
• Membantu Team Leader melakukan pengawasan dan pemantauan
atas pengaturan dan pengadaan “Batching Plant” atau peralatan
lain yang diperlukan.
• Melakukan pengawasan setiap hari dan bertanggung jawab
terhadap kualitas semua kegiatan pemeriksaan mutu bahan dan
pekerjaan, serta memberikan laporan kepada Team Leader setiap
timbul permasalahan sehubungan dengan pengendalian mutu
bahan dan pekerjaan.
• Mengirim semua ringkasan laporan mutu mingguan dan bulanan
kepada Team Leader.
• Membackup perhitungan volume pekerjaan.

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

27 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

4. Petugas K3
Seorang sarjana Teknik semua jurusan dengan pengalaman dibidang
pengawasan Teknik Jalan minimal 1 (satu) tahun, dan memiliki SKA
Ahli Muda K3 Konstruksi.
Tugas dan tanggung jawab Petugas K3 mencakup, tapi tidak terbatas
pada hal - hal sebagai berikut:
• Mengidentifikasi dan memetakan potensi bahaya yang mungkin
terjadi di lingkungan kerja. Hal ini termasuk membuat tingkatan
dampak dari bahaya (impact) dan kemungkinan terjadinya bahaya
tersebut (probability);
• Menyusun rencana program keselamatan dan kesehatan kerja
yang meliputi upaya preventif dan upaya korektif. Upaya preventif
bertujuan untuk mengurangi terjadinya bahaya atau kecelakaan di
lingkungan kerja. Upaya korektif bertujuan untuk menanggulangi
kecelakaan yang terjadi di lingkungan kerja;
• Membuat dan memelihara dokumen terkait kesehatan dan
keselamatan kerja. Dokumentasi yang baik termasuk faktor
penting dalam mencegah dan menanggulangi bahaya. Hal ini
termasuk merancang prosedur baku dan catatan terkait kesehatan
dan keselamatan kerja; dan
• Mengevaluasi insiden kecelakaan yang mungkin terjadi, serta
menganalisis akar masalah termasuk tindakan preventif dan
korektif yang diambil.

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

28 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Tabel E.9. Jenis, Jumlah, waktu tugas dan Kualifikasi Personil

PENGALAMAN KUALIFIKASI
NO. POSISI JUMLAH
KERJA

TENAGA AHLI (PROFESIONAL STAFF)

S1 Teknik Sipil ; Ahli


1 Supervision Engineer 1 Orang  2 tahun
Madya Teknik Jalan

S1 Teknik Sipil : Ahli


2 Inspection Engineer 1 Orang -
Muda Teknik Jalan

TENAGA TEKNIS (SUB PROFESIONAL STAFF)

Asisten Quantity& Quality


1 1 Orang - S1 Teknik Sipil
Engineer

2 Petugas K3 1 Orang - S1 Teknik Semua Jurusan

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

29 | B A B E
` PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN


RUANG PROV. BANTEN

PT. SERENE TECHNO


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN BAKTI
(PPK) BIDANG BINA MARGA PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN (PPTK)


KETUA TIM / SUPERVISION ENGINEER
PROJECT OFFICER (PO)
ARIS PRASETYO BUDI, ST.

INSPECTION ENGINEER

Cecep Rahmat, ST

ASISTEN QUANTITY &


PETUGAS AHLI K3
QUALITY ENGINEER
Oka Mulniodi, ST Ichsan Faisal Rizki, ST

Gambar E.4. Struktur Organisasi Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan KH. Hasyim Ashari (Kota Tangerang)

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong


30 | B A B
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

E.1.8. PELAPORAN
Pelaporan memiliki syarat setiap isi laporan harus jelas dan dapat dibaca
serta disusun dalam bahasa Indonesia dengan tata bahasa yang baik dan
benar. Ukuran kertas masing-masing laporan adalah A4 (210x297mm)
dan A3 khusus untuk album gambar as built drawing. Pembuatan laporan
terdiri dari :

a. Laporan Program Mutu


Laporan Program Mutu memuat informasi pekerjaan yang akan
dilaksanakan, organisasi kerja, jadwal pelaksanaan pekerjaan,
prosedur pelaksanaan pekerjaan, prosedur intruksi kerja; dan
pelaksana kerja. Laporan yang harus diserahkan terhitung 7 (tujuh)
hari setelah SPMK dikeluarkan. Laporan ini dibuat 5 (lima) Buku
Laporan. Laporan ini dibuat untuk dijadikan acuan dan pegangan
dalam pelaksanaan pekerjaan.Laporan ini dibuat sebelum pelaksanaan
kontrak dimulai dan diajukan oleh Konsultan Supervisi pada saat PCM
(Pre Construction Meeting).
Bentuk Laporan Program Mutu tersusun sebagai berikut :
• Informasi Pekerjaan
• Organisasi Kerja
• Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
• Metode Pelaksanaan
• Pengendalian Pekerjaan
• Laporan Pekerjaan

b. Laporan Harian
Laporan Harian merupakan laporan/ catatan singkat mengenai
aktifitas kegiatan pekerjaan konstruksi yang memuat diantaranya
pekerjaan yang sedang/ sudah dilaksanakan baik aktifitas Konstruksi,
mobilisasi personil atau peralatan, logistic bahan material konstruksi,

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

31 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

cuaca maupun catatan – catatan lain yang perlu disampaikan kepada


pengguna jasa serta foto-foto dokumentasi harian.
Penentua tanggal awal laporan harian berdasarkan Surat Penyerahan
Lapangan (SPL) dari PPK Konstruksi kepada Konraktor.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) hari setelah
hari yang dilaporkan tersebut. Laporan sebagimana tersebut diatas
disampaikan dalam bentuk foto (jpg/ png) melalui Instant Mesengger
(Whatsapp) maupun email. Laporan foto menggunakan aplikasi yang
dapat menentukan lokasi secara realtime.

c. Laporan Mingguan
Laporan Mingguan ini merupakan laporan rangkuman dari Laporan
Harian mengenai kemajuan kegiatan kontraktor, keadaan cuaca, juga
permasalahan yang dialami oleh kontraktor/ Konsultan bila ada
(menyangkut administrasi, Teknik atau keuangan) dan memberikan
rekomendasi atau saran-saran bagaimana menanggulangi /
menyelesaikan permasalahan tersebut dan memuat rencana kerja
minggu berikutnya. Dalam laporan mingguan ini dilampirkan pula
table progress pekerjaan konstruksi.
Laporan harus diserahkan langsung dalam bentuk buku selambat-
lambatnya hari ke-8 (delapan) per minggu sebanyak 3 (tiga) rangkap
(1 Asli dan 2 Copy) per laporan per minggu dan harus dibuat
sedemikian rupa sehingga direksi senantiasa mendapat informasi yang
tepat pada waktunya.

Laporan Mingguan ini harus disampaikan dalam bentuk format yang


ditentukan oleh PPK/ Direksi Pekerjaan jasa konsultansi.

d. Laporan Bulanan
Laporan ini merupakan laporan singkat mengenai kemajuan kegiatan
Penyedia Pekerjaan Konstruksi, keadaan cuaca, juga permasalahan

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

32 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

yang dialami oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi / Penyedia Jasa


Konsultansi bila ada (menyangkut administrasi, teknik atau keuangan)
dan memberikan rekomendasi atau saran-saran bagaimana
menanggulangi / menyelesaikan permasalahan tersebut. Secara garis
besar Laporan Bulanan memuat:
▪ Permasalahan
▪ Solusi
▪ Rencana dan Realisasi Kerja Bulan Terkait
▪ Jadwal Pekerjaan Bulan Selanjutnya
Laporan harus diserahkan pada interval 30 (tiga puluh) hari kerja atau
1 (satu) bulan dan dibuat sebanyak 5 (lima) Buku Laporan. Jadwal
pengiriman laporan diatur sebagai berikut:
▪ Ringkasan kemajuan bulanan (progress summary) paling lambat
setiap tanggal 1 (satu) pada bulan berikutnya. Pengiriman dapat
dilakukan melalui E-mail ditujukan kepada PPK Dinas PUPR Prov.
Banten dan instansi lainnya yang terkait.
▪ Buku laporan kemajuan bulanan paling lambat setiap tanggal 5 pada
bulan berikutnya.

e. Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat rangkuman pelaksanaan kegiatan dan
kesimpulan hasil pekerjaan. Laporan akhir harus dibuat sebelum
konsultan mengakhir tugasnya, juga harus merangkum tanggapan
serta perubahan dalam pelaksanaan dan berisi rangkuman semua
Laporan Bulanan, Laporan Teknis, serta Laporan Lainnya dan
Dokumenrasi atau foto-foto pelaksanaan pekerjaan pengawasan serta
dilengkapi dengan administrasi PHO atau Dokumen administrasi
lainnya yang menyatakan Progress Pekerjaan Konstruksi telah selesai
dilaksanakan.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

33 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Laporan AKhir juga menceritakan secara ringkas dan jelas mengenai


Metode Pelaksanaan Konstruksi, relaisasi biaya pekerjaan dan
perubahan – perubahan kontrak yang terjadi, lokasi-lokasi sumber
material dan hasil oengujian mutu pekerjaan, Personil Kontraktor dan
Konsultan yang terlibat, Pelaksanaan pengawasan konstruksi yang
telah dilaksanakan, rekomendasi tentang cara pemeliharaan
dikemudian hari dan segala permasalahan yang kemungkinan besar
akan timbul pada pekerjaan yang baru dilaksanakan, serta saran-saran
tentang perbaikan yang perlu dilakukan dan rekomendasi terhadap
pembayaran kepada kontraktor.

Laporan harus diserahkan langsung dalam bentuk Buku, selambat –


lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah PHO Pekerjaan Fisik, dan
diterbitkan sebanyak 5 (lima) Buku Laporan.

E.2. URAIAN PENDEKATAN


Pengawasan pekerjaan infrastruktur jalan dan jembatan yang baik merupakan suatu
aspek penting menunjang keberhasilan pembinaan Bidang Bina Marga, utamanya
keberhasilan dalam meningkatkan mutu pelaksanaan pekerjaan fisik jalan dan
jembatan. Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi meliputi tahap perencanaan dan
pengawasannya yang masing – masing tahap dilaksanakan melalui kegiatan
penyiapan, pengerjaan dan pengakhiran.

Tahap pengawasan menjadi tahap yang tidak kalah pentingnya sebagai proses
pengendalian terhadap pelaksanaan pekerjaan fisik. Fungsi dasar pekerjaan
konstruksi yaitu mempunyai beberapa wujud karakter, antara lain :

a. Quality control, yaitu mengamankan komponen secara menyeluruh dan mendetail


(tidak secara random) untuk memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan dan selalu
dilengkapi daftar simak apa yang akan diperiksa.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

34 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

b. Observasi berkala, yaitu mengamankan tercapainya sasaran desain dengan segala


konsep, metode, asumsi, perilaku struktur, urutan pelaksanaan, dan observasi cermat
serta detail.

E.2.1. Pendekatan Normatif


Dalam pelaksanaan pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan KH. Hasyim
Ashari (Kota Tangerang) ini, berpedoman kepada :
1. Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018, Untuk Pekerjaan Konstruksi
Jalan Dan Jembatan, No. 02/ SE/Db/2018;
2. UU No.38 Tahun 2004 Tentang Jalan;
3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tengan Jasa Konstruksi (Lembar
Negara Republik Indonesia tahun 2017 Nomor 11, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6018);
4. Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.02/2019 tentang Standar
Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
16/PRT/M/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
7. Peraturan Menteri pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat Nomor
13/PRT/M/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14
Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Melalui Penyedia;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21
Tahun 2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi;

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

35 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2011 tentang


Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang
Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri;
11. Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang Besaran
Remunerasi Minimal Tenaga kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli
untuk Layanan Jasa Konsutalnsi Konstruksi;
12. Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 21/SE/M/2019 tentang Standar
Susunan Tenaga Ahli untuk Pengawasan Pekerjaan Konstruksi Melalui
Penyedia;
13. Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 15/SE/M/2019 tentang Tata Cara
Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
14. Peraturan Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO) Nomor :
55/SK.DPN/XII/2019 tentang Pedoman Standar Minimal tahun 2020
Biaya Langsung Personil (Remuneration / Billing Rate dan Biaya
Langsung Non Personil (Direct Cost) untuk penyusunan rencana
anggaran biaya (RAB) dan harga perkiraan sendiri (HPS) kegiatan jasa
konsultansi.
15. Manual, panduan, modul, yang tercantum dalam Dokumen Spesifikasi
Teknis Kebinamargaan.

E.2.2. Pendekatan Umum


Kegiatan Team Supervisi Lapangan dilaksanakan bersama-sama dengan
Dinas PUPR Prov. Banten. Pengawasan teknis pekerjaan dilaksanakan oleh
Dinas PUPR Prov. Banten yang dalam hal ini bertindak sebagai "Engineer"
yang dibantu dan mendelegasikan sebagian tugasnya kepada Team
Pengawas Teknis yang dalam hal ini bertindak sebagai "Engineering
Representative" sesuai dengan pengertian yang disebutkan didalam
dokumen Kontrak Fisik. Untuk mencapai hasil kerja yang maksimal dan

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

36 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

dapat terciptanya kondisi kerja yang baik, maka hubungan antara konsultan
dengan lembaga-lembaga yang terkait dengan proyek itu sangatlah penting
mengingat PPK Dinas PUPR Prov. Banten sebagai Kepala Pelaksana,
Konsultan sebagai pihak pengawas dan kontraktor sebagai pihak pelaksana,
masing-masing merupakan bagian yang tak terpisahkan.

E.2.3. Pendekatan Teknis


Untuk mencapai hasil kerja yang maksimal dan dapat tercapai kondisi kerja
yang baik, maka diperlukan koordinasi yang baik antara konsultan supervisi
dengan lembaga-lembaga yang terkait dengan proyek, serta hubungan
antara konsultan dengan instansi lainnya yang membantu Pemilik Proyek.

Konsultan sebagai pihak pengawas dan kontraktor sebagai pihak pelaksana,


masing-masing merupakan bagian yang tak terpisahkan di dalam penentuan
lancar tidaknya pelaksanaan proyek. Selain itu Konsultan harus dapat
bekerja sama sepenuhnya dengan lembaga pemerintah lainnya yang terkait
dengan pekerjaan.

Tugas-tugas yang akan didelegasikan adalah berupa tugas-tugas yang


berkaitan dengan masalah teknis dan kontrak, dimana tugas-tugas tersebut
diuraikan dalam sub bab lain dari dokumen usulan teknis ini.

Agar diperoleh hasil pengawasan pekerjaan yang maksimal dalam pekerjaan


Supervisi Konstruksi ini, Tim Supervisi akan melaksanakan sistem
pengawasan dan pembagian kerja yang sistematis dan terencana
sebagaimana prinsip-prinsip dalam manajemen konstruksi. Untuk itu
pemilihan personil yang berpengalaman dan pengelompokan personil
dalam tim merupakan hal yang tak dapat dipisahkan untuk mencapai
sasaran diatas.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

37 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Pemahaman atas lingkup supervisi yang akan dilaksanakan sangat mutlak


diperlukan, khususnya jenis pekerjaan dalam kategori Task Concept ataupun
Assistance Concept.

Kategori Task Concept akan menuntut peranan dan tanggung jawab


Konsultan yang lebih mendalam dan berwenang penuh untuk penanganan
supervisi pelaksanaan pekerjaan mencakup diantaranya pekerjaan
perencanaan dan review design (jika diperlukan) berikut penyiapan gambar
design dan estimasi biaya konstruksinya serta terhadap pengawasan
pekerjaan agar hasil akhir mutu pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan.
Disamping itu pada akhir pekerjaan menyiapkan manual operasi dan
pemeliharaan (jika diperlukan).

Sedangkan kategori Assistance Concept, Konsultan cenderung akan lebih


banyak membantu Pihak Proyek untuk pekerjaan pengawasan/supervisi
dalam usaha menyelesaikan pekerjaan kontruksi sesuai dengan standar
teknis yang diinginkan.

Dalam hal pelaksanaan supervisi konstruksi pada pekerjaan ini,


sebagaimana telah disebutkan dalam Kerangka Acuan Kerja adalah dalam
bentuk Task Concept.

Tugas/sasaran utama dalam pelaksanaan supervisi konstruksi adalah


mencapai sasaran yang diinginkan, yakni mencakup :
a. Tercapainya Kualitas Pekerjaan, dimana hasil pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan kualitas teknik yang diinginkan.
b. Fungsi Bangunan yang Optimal, dalam hal ini bangunan konstruksi yang dibuat
sesuai dengan dimensi yang direncanakan dan dapat berfungsi sebagaimana
yang diharapkan.
c. Pengendalian Ketepatan Waktu Pelaksanaan, dimana pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan jadwal kontrak yang telah ditetapkan.
d. Pengendalian Biaya Pekerjaan, dimana konsultan supervisi turut
mengendalikan sehingga biaya pekerjaan sesuai dengan kuantitas dan kualitas

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

38 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

bangunan yang dibuat dan secara keseluruhan tidak melampauai dana yang
telah disediakan.
e. Ketepatan Cara Pelaksanaan, dilakukan dengan cara yang tepat.
f. Terjaminnya Keselamatan Kerja, dapat terjaga dengan baik.
g. Hasil Akhir Pelaksanaan, diselesaikan dengan rapih.
h. Diterima Lingkungan, tidak mengganggu lingkungan.

Disamping tugas utama tersebut, konsultan supervisi juga akan


melaksanakan kegiatan :
• review design (jika diperlukan),
• on the job training kepada staff proyek (jika diperlukan),
• checking gambar konstruksi yang dibuat kontraktor,
• evaluasi BOQ dan estimasi biaya konstruksi,
• monitoring kemajuan pekerjaan dan pembayaran,
• checking as built drawing,
• dokumentasi dan pengarsipan pelaksanaan konstruksi
• dan lain-lain.
Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kegiatan Pengawasan/
supervisi adalah:
1) Melakukan kaji ulang dan memberikan persetujuan terhadap semua usulan
rencana, jadual dan dokumen terkait pekerjaan konstrksi dan pelaksanaan
proyek yang telah dibuat oleh kontraktor.
2) Melakukan pengecekan untuk memastikan pertanggung jawaban kontraktor
terhadap jadual dan rencana kerja yang telah disetujui.
3) Melakukan pengecekan dan memberikan persetujuan terhadap desain dan
perhitungan desain yang disiapkan oleh kontraktor.
4) Melakukan pengecekan dan inspeksi kualitas dan kuantitas pekerjaan.
5) Melakukan pengawasan tambahan penyelidikan / penelitian lapangan (sesuai
dengan keperluan)
6) Memberikan saran dan persetujuan terhadap jadual pengadaan dan jumlah
bahan konstruksi seperti semen, dan lain-lain ayng diusulkan oleh kontraktor.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

39 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

7) Meberikan saran dan persetujuan terhadap metode pengukuran dan


perhitungan volume pekerjaan dan membantu melakuka verifikasi kemajuan
kontrak dan pembayaran.
8) Melakukan inspeksi ke pabrik pembuat peralatan dan bahan-bahan konstruksi
(sesuai dengan keperluan bila diperlukan).
9) Menyiapkan laporan-laporan inspeksi dan kegiatan pegawasan
10) Melakukan pangawasan dan persetujuan gambar purna laksana (as built
darwings) yang telah dibuat dan diserahkan oleh kontraktor.

E.2.4. Hubungan Kerja dan Koordinasi


Team Supervisi yang terdiri dari Supervision Engineer, dibantu Asisten
Tenaga Ahli, dan Tenaga Pendukung. Team Supervisi berkedudukan di dekat
lokasi pekerjaan sebagai upaya untuk dapat memonitor secara langsung dan
terus menerus mengenai perkembangan dan kemajuan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor serta mengupayakan agar segala pekerjaan
yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan/spesifikasi yang ada. Team
Supervisi akan membuat laporan kemajuan dan aktifitas Kontraktor sebagai
pelaksana fisik. Pekerjaan-pekerjaan ini juga mencakup hal-hal seperti
pembuatan Rekayasa Lapangan, Contract Change Order, menganalisa klaim
Kontraktor, memeriksa pengajuan Sertifikat Pembayaran Bulanan (Monthly
Certificate) lengkap dengan back up datanya, serta penyiapan Professional
Hand Over (PHO). Koordinasi kegiatan Team Pengawas Lapangan akan
dilaksanakan oleh Team Supervisi yang dalam hal ini akan diwakili oleh
Supervision Engineer dan atau Inspector akan bersama-sama dengan PPK
Dinas PUPR Prov. Banten.

E.2.5. Hubungan Koordinasi dengan Kontraktor


Hubungan koordinasi dengan Kontraktor dilakukan melalui Project Officer
yang ditunjuk oleh PPK Dinas PUPR Prov. Banten. Dalam hubungan ini
Konsultan adalah bertindak sebagai wakil dari Dinas PUPR Prov. Banten

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

40 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

atau biasa disebut dengan "Engineer Representative". Konsultan didalam


melaksanakan tugasnya akan memberikan saran-saran kepada Kontraktor
mengenai masalah-masalah yang berkaitan dan timbul didalam pelaksanaan
pekerjaan. Selain itu Konsultan juga akan membantu Kontraktor dengan
memberikan saran-saran mengenai metode kerja, organisasi, pemilihan dan
penempatan staf/tenaga, pemilihan dan penempatan peralatan kerja yang
digunakan dan membantu monitoring pelaksanaan kerja dll. Selain itu
terhadap masalah-masalah yang diperkirakan akan timbul didalam
pelaksanaan pekerjaan, akan didiskusikan secara bersama-sama antara
konsultan, kontraktor dan Dinas PUPR Prov. Banten termasuk didalamnya
apabila diperlukan adanya revisi disain (review design) ataupun disain ulang
(redesign). Konsultan akan memberikan saran, alternatif pemecahan
masalah serta rekomendasi didalam upaya untuk pengambilan keputusan,
dimana keputusan ini nantinya harus disetujui oleh Dinas PUPR Prov.
Banten sebelum dilaksanakan dilapangan. Periodic Meeting, sedikitnya
sekali dalam seminggu diadakan bersama-sama dengan kontraktor dan
bilamana perlu dengan Kepala Dinas PUPR Prov. Banten untuk
mengevaluasi pelaksanaan kerja minggu sebelumnya, serta membuat
program kerja minggu berikutnya.

E.3. METODOLOGI PELAKSANAAN TEKNIS PENGAWASAN

E.3.1. Metodologi dari Konsultan


Secara umum tugas dari Team Pengawas Teknik adalah melakukan
supervisi/pengawasan terhadap Pekerjaan Rehabilitasi Jalan KH. Hasyim
Ashari (Kota Tangerang).

Pekerjaan-pekerjaan ini dapat dikelompokkan dalam pekerjaan-pekerjaan


berikut:
a. Supervisi Lapangan (Field Supervision)

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

41 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

b. Evaluasi Jadwal Kerja Kontraktor (Work Schedule)


c. Survei Engineering (Engineering Survey)
d. Pengawasan/Pemeriksaan (Inspection)
e. Test Material (Material Testing)
f. Administrasi (Contract Administration)
g. Penyerahan Pekerjaan Konstruksi (Provisional Hand Over)
h. Pelaporan (Reporting)

E.3.1.1. Supervisi Lapangan (Field Supervision)


Team Supervisi yang dipimpin oleh Team Leader / Supervision
Engineer akan secara continue melaksanakan supervisi atas
pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor, dimana
seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan yang disyaratkan di
dalam dokumen kontrak pekerjaan fisik (spesifikasi). Supervisi
ini meliputi pekerjaan-pekerjaan seperti :
• Kontrol kualitas campuran
• Produksi dari plant
• Kontrol penghamparan
• Pencatatan kejadian-kejadian yang timbul sehari-hari
• Survei lapangan dan disain ulang (Review Design)
• Memfile catatan-catatan tentang kuantitas pembayaran
• Memfile gambar-gambar kerja dan revisi yang mungkin
dilaksanakan
• Menganalisa hasil pekerjaan kontraktor
• Mengadakan pertemuan koordinasi rutin dengan kontraktor
• Pengawasan data cuaca dan data hujan
• Membuat/memelihara administrasi proyek
• Mencatat dan menganalisa peralatan kontraktor

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

42 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

• Memeriksa dan merekomendasi/menyetujui gambar kerja


(Shop drawing) dan gambar detail
• Penyiapan Contract Change Order
• Negosiasi Pekerjaan dengan kontraktor
• Pembuatan laporan-laporan
• Memeriksa dan menyetujui estimasi pembayaran bulanan
(Monthly Certificate)
• Pengontrolan Anggaran Proyek
• Melaporkan keterlambatan serta kemajuan pekerjaan

E.3.1.2. Evaluasi Jadwal Kerja Kontraktor (Work Schedule)


Tim Supervisi akan mengevaluasi rencana kerja kontraktor untuk
disesuaikan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi seperti
waktu yang tersedia, kondisi cuaca, ketersediaan peralatan,
ketersediaan tenaga kerja dan material. Selain itu urutan-urutan
pekerjaan juga harus diperhatikan di dalam penyusunan rencana
kerja dan kemudian dimintakan persetujuan kepada Pemimpin
Proyek/Pemimpin Bagian Proyek yang nantinya dapat dipakai
sebagai dasar rencana kerja keseluruhan. Monitoring terhadap
pelaksanaan pekerjaan dan rencana kerja ini arus terus menerus
dilakukan sebagai upaya pengendalian waktu dan biaya (lihat
Gambar E.5 dan E.6) sehingga dapat tercapainya jadwal seperti
yang diharapkan.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

43 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Gambar E.5. Diagram Alir Pengendalian Mutu

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

44 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Biaya Pekerjaan
Tetap

Gambar E.6. Diagram Alir Pengendalian Biaya

E.3.1.3. Survey Engineering


Setiap disain awal dari suatu proyek pada umumnya selalu
mengalami revisi-revisi pada saat pelaksanaannya, hal ini
biasanya diakibatkan kondisi lapangan yang sesungguhnya telah

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

45 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

mengalami perubahan-perubahan kondisi dibandingkan dengan


kondisi pada saat survey untuk pembuatan disain, atau
dikarenakan kesalahan-kesalahan kecil baik pada saat survey
ataupun kesalahan disain itu sendiri. Perubahan/revisi ini dapat
berupa revisi yang kecil (penambahan atau pengurangan), tetapi
dapat pula dalam suatu pelaksanaan terjadi revisi disain yang
besar sampai kepada penggantian disain itu sendiri. Untuk
menanggulangi masalah-masalah diatas, maka pada awal
pekerjaan, sebelum pekerjaan konstruksi dilakukan, Kontraktor
dibawah pengawasan Team Supervisi harus melaksanakan
pekerjaan Staking Out dan revisi pengukuran, pemasangan patok
dan Bench Mark serta survai-survai lain yang diperlukan.
Kegiatan survai ini meliputi pengukuran plan (lay out), survai
potongan memanjang (Longitudinal Section) dan pengukuran
melintang (Cross Section).
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada pekerjaan Staking
Out (pematokan) adalah sebagai berikut (namun tidak terbatas
pada hal-hal berikut) :
1. Titik Kontrol,
a. Ditentukan letaknya, yaitu pada daerah yang tidak
terganggu oleh kegiatan pelaksanaan.
b. Titik Kontrol ini berfungsi sebagai dasar atau patokan
dimana dapat ditentukan suatu elevasi atau letak struktur
yang sesuai dengan gambar rencana.
c. Cara pengukuran : Horizontal/Vertikal
2. Elevasi jalan
Beberapa hal yang tidak diinginkan bisa mungkin terjadi saat
pelaksanaan, jika pekerjaan Setting-Out (pematokan)
diabaikan atau tidak dilakukan dengan benar. Ilustrasi berikut

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

46 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

menggambarkan hal-hal yang mungkin terjadi saat


pelaksanaan.

Setelah pelaksanaan Staking Out, sebagai pembanding


terhadap disain perencanaan serta untuk menentukan jenis-
jenis pekerjaan dalam suatu proyek, maka diperlukan suatu
survai pendahuluan atau biasa disebut dengan Field
Engineering. Pekerjaan ini merupakan tahap awal dari tahap-
tahap pekerjaan berikutnya, dan merupakan pekerjaan yang
sangat penting yang harus dilaksanakan secara bersama
antara ketiga belah pihak (Dinas PUPR Prov. Banten,
Konsultan dan Kontraktor).

Dari hasil Field Engineering ini dapat ditentukan hal-hal sebagai


berikut :
• Jenis pekerjaan
• Lokasi/stasion pekerjaan
• Desain yang diperlukan
• Ukuran yang diperlukan
• Volume masing-masing item pekerjaan
• Dan lain-lain

Hasil Field Engineering ini nantinya dibandingkan dengan volume


yang terdapat pada Dokumen Volume Pekerjaan Fisik, sehingga
bisa diketahui variasi pekerjaan yang nantinya akan dijadikan
patokan atau pelengkap dalam dokumen pelaksanaan.

E.3.1.4. Pengawasan/Pemeriksaan (Inspection)


Pengawasan/Pemeriksaan merupakan bagian pokok dari
program kerja konsultan yakni berupa monitoring secara
continue segala pekerjaan Kontraktor serta hasilnya. Metoda

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

47 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

pelaksanaan kerja Kontraktor di monitor agar sesuai dengan


persyaratan yang dikehendaki di dalam spesifikasi, dan apabila
terdapat cara pelaksanaan yang menyimpang dari ketentuan
yang ada, Kontraktor harus dapat menjelaskan dan memberikan
argumentasi bahwa metoda pekerjaan yang diterapkan tidak
akan mengurangi kualitas pekerjaan. Inspektor ataupun anggota
Team Supervisi yang lain akan membuat laporan harian
mengenai pelaksanaan konstruksi, masalah-masalah yang timbul,
revisi-revisi pekerjaan yang telah dilakukan, lokasi pekerjaan,
tenaga kerja yang ada, peralatan yang dipakai, estimasi kuantitas
hasil pekerjaan dan bilamana perlu konsep dan sket gambar serta
ukuran serta total kuantitas, kondisi cuaca serta kondisi lokasi
pekerjaan. Pekerjaan pengawasan akan dilakukan secara teliti
dan terkendali untuk masing-masing item pekerjaan, dengan
menggunakan prosedur pengawasan yang lazim digunakan dan
dengan menggunakan tata cara dan flow chart yang berlaku.

Selama Kontraktor melaksanakan pekerjaan, Team Supervisi


akan selalu memonitor mengenai pembuatan profil konstruksi,
pengukuran-pengukuran awal, kualitas material, pemadatan,
kadar air material, gradasi material, pekerjaan shoulder (bahu
jalan), saluran tepi dan lain-lain. Team Supervisi akan secara
bersama memonitor, memberikan saran-saran teknis apabila
diperlukan dan tindakan alternatif yang biasa ditempuh apabila
terdapat kesulitan-kesulitan pelaksanaan pekerjaan. Untuk
pekerjaan pengaspalan/pelapisan ulang akan dilakukan
monitoring terhadap cara dan sistem pemadatannya,
material/agregatnya tidak tersegregasi, gradasinya, kerataan
perkerasan, temperatur aspal, stabilitas dan lain-lain. Untuk
pekerjaan struktur akan dilakukan monitoring terhadap

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

48 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

kestabilannya, pelaksanaan campuran dan komposisi campuran


dan lain-lain. Hasil pemantauan pekerjaan akan selalu dicatat
dalam catatan harian (daily record) yang dilakukan baik pada saat
awal, selama dan setelah pekerjaan dilaksanakan. Pengukuran
kuantitas hasil pekerjaan akan dilakukan bersama-sama antara
Konsultan, Kontraktor dan Pihak Dinas PUPR Prov. Banten
dimana pengukuran ini dilakukan setelah pekerjaan tersebut dan
dapat diterima baik dari segi hasil pekerjaan (performance)
maupun mutu, pelaksanaan pekerjaan. Prosedur pembayaran
yang dilakukan akan mengikuti ketentuan yang disebutkan di
dalam dokumen kontrak, terutama menginduk pada spesifikasi
(persyaratan khusus) atau pada buku volume III Dokumen
Kontrak Fisik.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

49 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Gambar E.7. Prosedur Pengawasan Pekerjaan Aggregate Base

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

50 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Gambar E.2. Prosedur Pengawasan Pekerjaan Agregate Base

Gambar E.3. Prosedur Pengawasan Pekerjaan Station Earthworks


Shoulder Zone

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

51 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Gambar E.8. Prosedur Pengawasan Pekerjaan Station Earthworks Ditch Zone

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

52 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

E.3.1.5. Pelaksanaan Pekerjaan Di Lapangan (Construction Method)


Beberapa hal yang menyangkut masalah metode pelaksanaan
(construction method) yang harus diperhatikan oleh Konsultan
Pengawas sebagai Team Supervisi pada Pekerjaan Jasa
Konsultansi Pengawasan Rehabilitasi Jalan KH. Hasyim
Ashari (Kota Tangerang) akan diuraikan seperti di bawah ini.
1. Pekerjaan Persiapan
1.a. Suvei Lapangan
• Dilakukan survey untuk menetapkan letak quarry
tanah yang diperlukan untuk material timbunan yang
memenuhi syarat kualitas dan kuantitas. Dan lokasi
untuk disposal area, yang diperlukan untuk tempat
pembuangan tanah bekas galian yang tidak memenuhi
syarat sebagai material timbunan.
• Dilakukan survey untuk menetapkan letak quarry
sirtu yang memenuhi syarat sebagai material subbase.
• Dilakukan survey untuk menetapkan letak quarry
batu, bila pengadaan batu pecah akan diproduksi
sendiri dengan stone crusher, untuk bahan aggegate.
• Dilakukan survey untuk menetapkan letak Base Camp
yang paling menguntungkan, misal :
- Letaknya pada lokasi jalan yang akan dilaksanakan
(sedekat mungkin) , dan mudah drainasenya .

- Usahakan memperoleh tanah yang luas, sehingga


Crushing Plant dan Asphalt Mixing Plant dapat
terletak pada satu lokasi.
- Tidak mengganggu lingkungan dan masyarakat
sekitarnya.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

53 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

• Survey-survey ini biasanya telah dilakukan pada


waktu proses perhitungan biaya (cost estimate), tetapi
terkadang perlu dilakukan survey ulang untuk
meyakinkan survey pertama atau mencari alternatif
yang lebih bagus.
• Situasi letak Plant harus direncanakan sebaik-
baiknya, agar lalu lintas Dump Truck yang
memasukkan bahan baku (raw material), tidak saling
mengganggu dengan Dump Truck yang membawa
keluar hasil produk (hot mix), caranya adalah dengan
menyusun site plan yang baik.
• Jalan masuk/keluar Dump Truck harus dibuat cukup
kuat, untuk menjamin kelancaran transportasi
material/hot mix.
• Dibuat drainase lingkungan yang baik, agar lokasi
base camp tidak terganggu pada musim hujan.
• Alat-alat yang menggunakan ukuran (berat, volume,
temperatur, dan lain-lain) agar menggunakan
kalibrasi yang masih berlaku, termasuk alat
laboratorium.
• Dibuat Mix Design untuk Hot Mix sesuai spesifikasi
yang ada, dengan menggunnakan material yang akan
dipakai.
• Dilakukan Field Survey untuk review design sesuai
pekerjaan yang akan dilakukan, termasuk untuk
Mutual Check Nol (MC O)

1.b. Pekerjaan Pengukuran


Pekerjaan pengukuran sebaiknya dilakukan oleh juru
ukur yang bersertifikasi, untuk menjamin ketepatan

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

54 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

pengukuran. Hal ini sangat penting karena merupakan


pekerjaan awal yang sangat menentukan. Pada dasarnya
pekerjaan pengukuran (setting out) ini adalah untuk
mengetahui :
• Batas-batas Pekerjaan
• Trace Rencana Jalan
• Lokasi bangunan yang ada
• Posisi dan Lokasi setiap bangunan yang akan dibangun
• Menentukan elevasi pekerjaan setiap bangunan yang
akan dibangun.

Gambar E.9. Pengukuran (setting Out) Kondisi


Eksisting
Pengukuran juga akan dilakukan sepanjang proses
pelaksanaan pekerjaan. Hasil pengukuran juga dipakai
untuk menentukan progres pekerjaan yang
berhubungan dengan pembayaran. Adapun langkah-
langkah pekerjaan pengukuran untuk pembangunan
jalan ini antara lain adalah :

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

55 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

• Pertama kali dipasang patok-patok As jalan pada setiap


jarak kurang lebih 50 meter untuk bagian jalan yang
lurus. Untuk bagian jalan yang lengkung, dapat dibuat
patok-patok As yang jaraknya dekat sehingga kelihatan
jelas garis lengkungnya.
• Selain patok As, dipasang juga patok-patok bantu dan
patok elevasi yang diletakkan ditempat yang aman
(tidak terganggu oleh kegiatan pekerjaan).
• Badan jalan yang terletak pada daerah
galian/timbunan, dibuat profil sampai permukaan
subgradenya.

1.c. Pengaturan Lalu lintas


Jika pekerjaan berupa peningkatan jalan, dimana jalan
eksisting masih digunakan untuk arus lalu lintas, maka
perlu dilakukan Pengaturan Lalu lintas. Pengaturan Lalu
lintas bertujuan untuk memberikan keamanan dan
kenyamanan berlalu lintas bagi pengguna jalan. Target
minimal adalah memelihara kuantitas dan kualitas lalu
lintas yang ada dan menghilangkan/mengurangi
gangguan lalu lintas akibat pelaksanaan pekerjaan.
Papan pemberitahuan akan dipakai sebagai sarana
pemberitahuan (penyebaran informasi) kepada
masyarakat akan adanya pekerjaan
pembangunan/peningkatan jalan, sehingga masyakat
pengguna jalan dapat menyesuaikan dan memahami
adanya kemungkinan gangguan terhadap arus lalu lintas.
Papan pemberitahuan akan diletakkan pada tempat-
tempat yang strategis dan mudah dilihat bagi pengguna
jalan.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

56 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Pengaturan lalu lintas (traffic management) akan


dikonfirmasikan kepada pihak yang berwenang dan
pihak-pihak terkait. Konsultan akan memantau dan
memeriksa Kontraktor dalam memelihara jalan yang
berpengaruh kepada area operasional dengan kondisi
yang baik. Konsultan akan mengecek kesiapan
Kontraktor dalam hal penyiapan fasilitas pengaturan
lalu lintas, alat-alat atau fasilitas tersebut antara lain
meliputi :
• Rambu-rambu
• Lampu-lampu
• Rubber cone
• Pengarah pengalihan jalan dan petunjuk jalan
• Pagar penghalang sementara
• Bendera-bendera
• Papan pemberitahuan
Konsultan juga akan selalu mengawasi kerja konsultan
berkaitan dengan penyingkiran tumpahan tanah dan
material pada badan jalan dan proses pengembalian
kondisi jalan pada kondisi semula.

1.d. Peralatan
Sebelum konstruksi dimulai, Konsultan akan melakukan
pengecekan terhadap peralatan yang dimobilisasi oleh
Kontraktor. Peralatan tersebut meliputi peralatan
konstruksi dan peralatan laboratorium ringan.
Peralatan laboratorium ringan meliputi : perkakas yang
akan digunakan sebagai pengambilan sampel di
lapangan (core drill) dan alat pengujian tanah (sand cone,

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

57 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

troxler, dll). Peralatan laboratorium tersebut harus


sudah dalam keadaan siap pakai dan sudah terkalibrasi.
Peralatan konstruksi untuk pekerjaan pembangunan
jalan antara lain meliputi :

PERALATAN
PERALATAN UTAMA PERALATAN UMUM
PEMBANTU
Bulldozer Theodolith Scaffolding + Support
Excavator Water Pass Shoring Abt
Dump Truck Total Station Rapid Shoring
Motor Grader Prisma Slip Form
Pad Foot Roller EDM Communication Tools
Vibro Roller Bar Cutter Pick up
Wheel Loader Bar Bender Sepeda Motor
Asphalt Finisher Compressor Minibus
Batching Palant Baby Roller
Asphalt Sprayer Welding Machine
Tandem Roller Generator set
Pneumatic Tire Roller

2. Pekerjaan Pembersihan Tempat Kerja


Pekerjaan Pembersihan Tempat Kerja meliputi pekerjaan
clearing, grubbing dan stripping. Clearing mencakup
pekerjaan tebang pohon dan tanaman perdu, peralatan yang
dipakai adalah chain saw parang dan alat potong yang lain.

Grubbing mencakup pekerjaan pembuangan kotoran baik


hasil clearing maupun kotoran lain yan ada di lokasi
pekerjaan. Stripping merupakan pekerjaan pembersihan
lokasi dan lapisan humus yang menutupi lokasi pekerjaan.

Stripping dilakukan dengan mengupas lapisan permukaan


tanah dari sisa-sisa akar pohon dan humus setebal 20 cm

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

58 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

sesuai kondisi tanah setempat. Hasil ketiga aktivitas tersebut


diatas harus dibuang keluar lokasi pekerjaan.

3. Pekerjaan Galian & Timbunan


3.a. Pekerjaan Galian
✓ Untuk menetapkan batas-batas galian, dapat
dipasang patok-patok pembantu dan atau tali yang
menghubungkan dua profil yang berdekatan.

• Berpedoman pada tali batas galian, maka galian kasar


dapat dilaksanakan dengan Excavator. Jumlah
Excavator yang diperlukan dihitung berdasarkan
kapasitas alat dan waktu yang tersedia.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

59 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Gambar E.10. Penggalian Pelebaran Perkerasan Jalan dengan


Excavator

• Galian dari Excavator langsung dimuat ke Dump


Truck yang telah disiapkan (jumlah kebutuhan Dump
Truck harus disesuaikan dengan kapasitas
Excavator), dan kemudian diangkut ketempat yang
ditentukan. Usahakan posisi Dump Truck sedemikian
rupa sehingga swing dari Excavator bersudut kecil.

• Bila karena suatu hal profil rusak atau berubah


posisi, maka sebelum galian finishing dilakukan,
profil tersebut diperbaiki dengan pedoman patok-
patok bantuan yang selalu terjaga .

• Galian finishing dilakukan oleh tenaga orang dengan


cangkul. Sebenarnya dengan kerja sama yang baik
antara pelaksana dan operator excavator yang mahir,
dapat langsung dilakukan penggalian sampai
garis/bidang finishing.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

60 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Galian Finishing

3.b. Pekerjaan Timbunan


Didalam pekerjaan timbunan, unsur yang perlu
dicermati adalah masalah pemadatan. Pemadatan tanah
sangat dipengaruhi oleh kadar air tanah pada saat
pemadatan. Dari percobaan di laboratorium yang
menggunakan sampel-sampel tanah, diperoleh kadar air
yang diperkenankan untuk mencapai kepadatan yang
dipersyaratkan (Optimum Moisture Content, OMC).

Gambar E.11. Pekerjaan Timbunan Pilihan

Didalam praktek tidak mudah menetapkan berapa


banyak air yang diperlukan pada saat pemadatan,
kecuali Pelaksana yang sudah berpengalaman sekali.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

61 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Tetapi untuk pedoman kasar, adalah sebagai berikut:


• Bila selama pemadatan timbul debu, berarti kadar air
kurang
• Bila selama pemadatan, tanah keluar air nya (becek),
berarti kadar airnya terlalu tinggi.
Hal-hal yang berpengaruh terhadap kepadatan ,adalah:
• Tebal lapisan tanah lepas, yang akan dipadatkan
• Berat dan energi Alat Pemadat
• Banyaknya lintasan pemadatan
• Kadar air
Adapun urutan pelaksanaan pemadatan akan diulas
sebagai berikut :

3.b.1. Percobaan Pemadatan


• Hamparkan tanah lepas setebal yang kita
kehendaki, diatas permukaan yang telah
dipadatkan seperlunya (biasanya dalam
spesifikasi teknik ditetapkan tidak boleh lebih
dari 20 cm )
• Semprotkan air, bila dirasakan hamparan
tanah kadar airnya masih kurang (tetapi lebih
baik agak kurang dari pada kelebihan)
• Kemudian dipadatkan dengan alat pemadat
Vibro Roller atau Sheep Foot Roller dan dicoba
misalnya dengan 6 lintasan. Sesudah itu
diambil sampel tanah dan diukur
kepadatannya (berat volume keringnya, δk).
Bila ternyata masih kurang padat, maka
lintasan pemadatan ditambah lagi, misalnya
ditambah dua lintasan. Bila tingkat

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

62 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

kepadatannya telah dicapai, maka cara - cara


tersebut dipakai sebagai pedoman
selanjutnya.

3.b.2. Pemadatan Timbunan


• Dasar tanah yang akan ditimbun, dipadatkan
seperlunya, sesuai persyaratannya.
• Tanah timbunan yang diambil dari quarry,
atau lokasi galian, dibawa dengan Dump
Truck, ditumpahkan di lokasi tempat
timbunan yang telah dipersiapkan. Jarak
tumpukkan diatur sedemikian, sehingga bila
dihampar dengan ketebalan 20 cm seluruh
permukaan dapat tertimbun.
• Tumpahan tanah dari Dump Truck
digusur/diratakan dengan Bulldozer atau
Grader untuk mencapai ketebalan hamparan
kurang lebih 20 cm. Perhatikan kadar airnya
secara visual.
• Bila musim hujan, sebaiknya hamparan tanah
dibatasi seperlunya saja, dan
dilindungi/ditutupi dengan terpal. Bila hujan
cukup deras, pekerjaan harus dihentikan.
• Lapisan pertama tersebut sebaiknya melebihi
lebar kaki timbunan kurang lebih 50 cm ,
dikanan dan dikiri. Kemudian setelah kadar
air dinilai cukup, langsung dipadatkan dengan
Vibro Roller atau Sheep Foot Roller dengan
lintasan sebanyak percobaan pemadatan yang
telah dilakukan.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

63 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

• Bidang pemadatan harus overlapping kurang


lebih 15 cm, agar seluruh permukaan
terpadatkan. Lapisan pertama yang telah
selesai dipadatkan, diambil sampelnya setiap
jarak 50 meter (atau sesuai spesifikasi), dan
diperiksa kepadatannya.

Belum
Padat
Overlapping±
15 cm

Sudah Padat

• Bila kepadatannya telah memenuhi syarat,


maka lapisan berikutnya baru diperbolehkan
untuk dihampar.
• Timbunan dan pemadatan harus dilakukan
lapis demi lapis untuk menjamin mutu
timbunan.

Gambar E.12. Pemadatan Timbunan

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

64 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

4. Pekerjaan Sub Grade (Persiapan Tanah Dasar)


Persiapan tanah dasar berada pada lapis timbunan terakhir
atau pada galian. Tanah dasar merupakan bagian pekerjaan
yang disiapkan untuk lapis pondasi (bisa pondasi bawah, sub
base). Sub grade harus selebar badan jalan termasuk bahu
jalan.
Pekerjaan penyiapan tanah dasar (sub grade) dilaksanakan
setelah pekerjaan saluran gorong-gorong, pipa drainase yang
berada dibawahnya selesai dikerjakan. Bila tanah dasar
berada didaerah galain, permukaan galain harus dibentuk
sesuai dengan penampangnya dan dipadatkan. Jika tanah
dasar berada di daerah timbunan, maka tanah dasar adalah
lapis terakhir dari proses timbunan dan harus dipotong sesuai
dengan bentuk penampang jalan dan dipadatkan.
Permukaan tanah dasar harus dipadatkan hingga 100%,
sedangkan untuk yang berada pada timbunan dengan elevasi
kurang dari 20 cm, pemadatannya sampai 95%.
Pekerjaan persiapan tanah dasar, tahapannya adalah sebagai
berikut :
✓ Marking tiap 50 m di centerline rencana jalan dan harus di
cek posisinya secara periodik.
✓ Ditches, drains dan outlet untuk drainase disisi kiri dan
kanan sepanjang konstruksi subgrade harus dibuat dan
dijaga untuk melindungi tanah dasar dari kerusakan
karena air permukaan/hujan.
✓ Pemotongan hingga permukaan sesuai elevasi dan bentuk
penampang jalan.
✓ Pemadatan tanah dasar menggunakan Vibro Roller hingga
mencapai kepadatan sesuai spesifikasi.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

65 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

5. Pekerjaan Sub Base Course (Lapis Pondasi Bawah)


Didalam konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement),
lapisan sub base bisa hanya ada satu bisa ada dua lapis, untuk
yang menggunakan dua lapis bisa disebut dengan Lapis
Agregat Base A dan Lapis Agregat Base B. Langkah-langkah
Pekerjaan Sub base antara lain adalah sebagai berikut :
➢ Pada permukaan subgrade yang telah siap, dipasang patok
batas subbase, berpedoman dari patok As.

CL
Patok Patok

➢ Material yang telah disiapkan untuk lapisan sub base,


diangkut dengan Dump Truck dan ditumpahkan
sepanjang jalan.
➢ Satu tumpahan Dump Truck mewakili daerah seluas yang
diperhitungkan. Bila material untuk perkerasan bahu jalan
tidak sama dengan material subbase, maka material bahu
jalan di drop lebih dahulu.

Lebar sub base


CL

4.00

5.00
➢ Material subbase dihampar/diratakan dengan
menggunakan Motor Grader dengan cara menyetel

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

66 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

ketinggian dan kemiringan bladenya sesuai yang


diperlukan dalam gambar design.

➢ Material sub base yang telah diratakan dengan Motor


Grader, diperiksa ketinggiannya/kerataannya (bila ada
yang kurang atau lebih dapat diselesaikan dengan tenaga
orang). Segera diikuti dengan pekerjaan pemadatan
dengan Vibro Roller.
➢ Pemadatan pertama, sekaligus dipakai sebagai percobaan
pemadatan untuk dapat memperoleh data, berapa lintasan
yang diperlukan agar mencapai tingkat kepadatan yang
disyaratkan, dan berapa % faktor pemadatan yang terjadi
dari material lose (lepas) menjadi material padat. Data ini
nantinya dipergunakan sebagai pedoman dalam pekerjaan
sub base seterusnya.
➢ Pada saat penghamparan dan pemadatan harus
diperhatikan kadar air optimumnya.
➢ Untuk mencapai keseragaman kepadatan, terutama pada
batas-batas jalur pemadatan, maka pemadatan satu jalur
dengan jalur sebelahnya harus dilakukan overlaping
selebar kurang lebih 15 cm.

Material yang biasa digunakan untuk Sub Base adalah :

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

67 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Cement Treated Base (CTB), bahan campuran yang terdiri dari


aggregat halus dan kasar, semen dan air. Kadar air yang
digunakan sangat minim sehingga menghasilkan beton
dengan slump nol.

CTB ini walaupun wujudnya adalah beton, bukan merupakan


perkerasan kaku (rigid pavement), tetapi merupakan
mengembangan dari soil cement, yang biasanya digunakan
untuk sub base atau base pada jalan flexible pavement.
Penggunaan CTB sebagai sub base atau base course,
mempunyai kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan
aggregat biasa, maupun struktur beton biasa.

Soil Cement, pada umumnya bahan yang banyak digunakan


untuk lapisan subbase atau base pada struktur jalan, adalah
aggregate. Tetapi pada daerah tertentu dimana aggregate sulit
diperoleh atau terpaksa harus didatangkan dari tempat lain
yang jauh, sehingga perlu biaya yang sangat mahal, maka
perlu dicari bahan alternatif yang lain. Salah satu alternatif
yang sering dipilih untuk digunakan sebagai bahan lapisan
subbase maupun base adalah “ Soil Cement “ .

Yang dimaksud dengan soil cement disini adalah bahan


campuran antara tanah, semen, air seperlunya dengan
persyaratan tertentu.

6. Pekerjaan Base Course (Lapis Pondasi)


Pekerjaan lapisan base ini dilaksanakan berdasarkan data
yang diperoleh dari percobaan penghamparan dan
pemadatan. Dengan data yang diperoleh dalam proses
percobaan pemadatan yang telah ditetapkan sebagai
pedoman, maka proses penghamparan untuk lapisan base ini,

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

68 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

dilaksanakan sama dengan proses pemadatan pada


percobaan.

Sebelum melangkah kepada Pekerjaan Base, sebelumnya akan


diulas mengenai Pekerjaan Trial Mix & Percobaan Pemadatan
Hot Mix. Point-point yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan
ini adalah sebagai berikut:
Material base yang digunakan adalah aspal beton untuk
pondasi (asphalt concrete Base, AC-Base). Dapat juga
digunakan AC-Base Asbuton.
Trial Mix dilakukan dengan tujuan memberikan
kepastian/menjamin campuran pelaksanaan, bahwa
pekerjaan Mixing nantinya dapat berjalan dengan lancar
dan memenuhi persyaratan teknis.
Perlu diingat bahwa setiap ada penggantian material,
maka perlu dilakukan trial mix ulang.
Dilaksanakan persiapan-persiapan untuk melakukan trial
mix, seperti : penyediaan material (batu, pasir, filler dan
aspal) yang cukup, kalibrasi semua peralatan, mix design
dan kesiapan alat.
Pemanasan aspal pada temperatur antara 140°C sampai
160°C. Pada saat aggregate dimasukkan kedalam unit
pengaduk (sebelumnya agregat dipanaskan dulu),
temperatur campuran aggregate dan aspal maximum
155°C .
Pada saat keluar, campuran aspal harus mempunyai
temperatur antara 135°C sampai 155°C.
Hasil campuran, diambil sampelnya kemudian dilakukan
pengetesan di laboratorium, untuk mencari nilai-nilai

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

69 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

karateristik Marshall (Stabilitas, Void/Rongga, Kadar


aspal, Flow, Density).
Bila mixing telah memenuhi persyaratan yang ditentukan,
maka dilakukan persiapan-persiapan untuk melakukan
percobaan penghamparan dan pemadatan.
Hot mix dibawa dengan Dump Truck ketempat percobaan
penghamparan, yang kondisi tanahnya sama dengan sub
base yang ada (sebaiknya dekat lokasi). Hot mix dihampar
dengan menggunakan Asphalt Finisher pada temperatur
minimum 120°C, dengan ketebalan hamparan yang
diperkirakan untuk mendekati tebal lapisan base padat
sesuai persyaratan.
Pemadatan pertama (Break Down Rolling) temperatur
dilakukan pada minimum 115°C. Pengukuran temperatur
di lapangan menggunakan termometer lapangan yang
ditusukkan pada hot mix yang diukur. Alat pemadat
menggunakan Steel Tandem Roller sebanyak 2 atau 3
lintasan.
Pemadatan tahap kedua (Intermediate Rolling) dilakukan
pada temperatur hot mix mencapai 90°C - 115°C.
Alat pemadat yang digunakan adalah Pneumatic Tire
Roller (PTR) sebanyak 6 - 10 lintasan.
Pemadatan tahap terakhir (Finishing Rolling) dilakukan
pada temperatur hot mix paling rendah 85°C. Alat
pemadat menggunakan Steel Tandem Roller sebanyak 2
lintasan
Selama pemadatan, roda selalu dibasahi dengan air, untuk
mencegah lekatnya hot mix pada roda pemadat.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

70 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Banyaknya lintasan, terutama Intermediate Rolling dibuat


beberapa variasi agar dapat memilih alternatif yang tepat.
Contoh variasi pemadatan dapat dilihat pada tabel berikut
ini.

Tabel E.10. Contoh Variasi Pemadatan

VARIASI 1 VARIASI 2 VARIASI 3


Break Down Rolling 3 lintasan 3 lintasan 3 lintasan
Intermediate 6 lintasan 8 lintasan 10 lintasan
Rolling
Finishing Rolling 2 lintasan 2 lintasan 2 lintasan

Tiap-tiap variant, setelah 24 jam, diambil sampelnya


masing-masing (dengan core drill) dan ditest density dan
ketebalannya.
Hal-hal yang penting dicatat dan menjadi pedoman dari
hasil percobaan adalah :
- Turunnya temperatur Hot mix dari AMP ke site (lokasi
penghamparan).
- Koefisien pemadatan (dari lose ke padat)
- Banyaknya lintasan pada masing-masing tahap
pemadatan (variant yang memenuhi syarat hasil
densitynya)
Temperatur campuran aspal yang dipersyaratkan untuk
berbagai jenis aspal, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel E.11. Temperatur campuran aspal yang dipersyaratkan

Construction Bitumen Asphalt Mixture Temperature ( o C )


No
Procedure Viscocity AC 40/60 AC 60/70 AC 80/100
Mixing Marshall Mix
1. 0.20 160 ± 1 155 ± 1 145 ± 1
Specimen

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

71 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Construction Bitumen Asphalt Mixture Temperature ( o C )


No
Procedure Viscocity AC 40/60 AC 60/70 AC 80/100
Compacting Marshall
2. 0.40 150 ± 1 145 ± 1 135 ± 1
Mix Spec.
Maximum Mixing
3. -- 170 165 155
Temperature in AMP
Mixing , target
4. 0.20 –0.50 150 – 160 145 – 155 135 - 145
Temperatur Range
Loading Asphalt into
5. 0.50 – 1.00 140 – 155 135 – 150 125 – 140
Truck

6. Delivery to Paver 0.50 – 1.00 135 – 155 130 – 150 120 – 140

7. Breakdown Rolling 1–2 130 – 150 125 – 145 115 – 135

Secondary Rolling /
8. 2 - 20 105 – 130 100 – 125 90 – 115
Intermediate Rolling

9. Finishing Rolling > 20 > 100 > 95 > 85

Jenis perkerasan yang digunakan untuk lapis base ini


biasanya berupa campuran beraspal (Asphalt Treated Base,
ATB). Jenis ini menggunakan sistem campuran panas (hot
mix). Untuk mendukung sistem pengerjaannya, harus
disediakan alat komunikasi antara tempat penghamparan
hot mix dengan AMP (HT, radio dan lain-lain), hal ini adalah
untuk memastikan sistem kontrol pada suhu campuran,
jangan sampai terjadi proses menunggu, sehingga
menyebabkan suhu campuran akan turun dan suhu
pemadatan dibawah yang disyaratkan dalam spesifikasi.
Penghamparan hot mix, tidak boleh dilakukan pada waktu
hujan, karena akan mengurangi mutu dari campuran
beraspal yang dihasilkan.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

72 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Langkah pekerjaan Campuran Beraspal (ATB) pada Lapisan


Base dapat dijelaskan sebagai berikut :
• Permukaan sub base yang akan dioverlay (dilapis) dengan
Hot Mix, dibersihkan dari semua kotoran, dengan
menggunakan Air Compressor.
• Kemudian diikuti dengan penyemprotan aspal (jenis MC)
untuk Prime Coat sebanyak 0.4-1.2 kg/m2, dengan
menggunakan Asphalt Sprayer.
• Prime Coat diperlukan sebagai sarana perekat antara
permukaan base dengan lapisan ATB. Prime Coat terdiri
dari campuran aspal dan kerosin dengan perbandingan
yang ditentukan. Prime Coat harus dibiarkan minimal
selama 24 jam untuk memberikan kesempatan meresap
sebelum dilakukan pelapisan ATB.
• Dibuat guide line pada tepi dan As jalan sebagai pengarah
Asphalt Finisher pada proses penghamparan. Garis ini akan
diikuti oleh jalannya Asphalt Finisher dengan cara
menggantungkan unting-unting pada sisi Asphalt Finisher.
• Agar alat perangkat penghamparan Hot Mix dapat efisien,
maka jumlah Dump Truck pengangkut Hot Mix harus
disesuaikan dengan kapasitas penghamparan.
• Asphalt Finisher disiapkan di ujung tempat mulai
penghamparan, dengan posisi unting-unting tepat pada
guide line dan alat pengatur ketebalan hamparan di setel
sesuai ketebalan yang diinginkan.
• Kesiapan perangkat alat penghampar dan pemadat di
lokasi harus diberitahukan kepada petugas di AMP melalui
alat kominikasi yang dipakai.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

73 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

• Selama penghamparan, Asphalt Finisher dibantu dengan


tenaga orang dibagian depan, untuk menjaga agar jalur
yang dilewati roda/track Asphalt Finisher, bersih dari
tumpahan Hot Mix, sehingga kerataan hamparan dapat
terjamin.
• Hot Mix dalam Dump Truck, sebelum ditumpahkan ke
Asphalt Finisher, harus diukur dulu temperaturnya.
• Pemadatan tiga tahap dilakukan seperti pada percobaan
(Break Down Rolling, Intermediate Rolling, dan Finish
Rolling), khususnya temperatur yang diperkenankan pada
masing-masing tahapan pemadatan.
• Untuk Break Down Rolling roda penggerak harus di depan,
tidak boleh dibelakang

Belum padat Sudah padat

Sub Base

• Arah gerakan alat pemadat, sejajar dengan arah As jalan


dan pemadatan dimulai dari sisi terendah dan kemudian
bergeser ke sisi yang lebih tinggi.

Arah pemadatan Arah pemadatan

1 2 4 3

• Selama pemadatan, tidak boleh merubah kecepatan secara


mendadak dan alat dilarang berhenti diatas hotmix yang

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

74 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

masih panas. Kecepatan bergerak alat pemadat diatur


sebagai berikut :
- Steel Tandem Roller, maximum 4 km/jam
- Tire Roller, maximum 15 km/jam.
• Untuk melakukan pembelokan, harus dilakukan di luar
atau di daerah yang sudah selesai pemadatannya.
Karena lebar serta panjang hamparan dari alat penebar ada
batasnya, maka dalam pelaksanaan diperlukan sambungan.
Ada 2 (dua) macam sambungan, yaitu : Longitudinal Joint dan
Tranversal Joint. Agar diperoleh sambungan yang baik, maka
selisih waktu pelaksanaan tidak lebih dari 3 x 24 Jam.

7. Pekerjaan Surface Course (Lapis Pemukaan)


Material surface dibuat dari aspal beton, hanya ukuran
aggregatenya lebih halus dan voidnya lebih kecil karena
berfungsi sebagai lapisan kedap air juga. Lapis permukaan ini
bisa hanya terdiri dari satu lapis atau dua lapis. Untuk dua
lapis, lapis yang bawah biasa disebut dengan Binder Course
(AC-BC) dan untuk lapis yang paling atas biasa disebut dengan
Wearing Course (AC-WC).
Langkah Pekerjaan Surface antara lain adalah sebagai berikut:
• Sama seperti lapisan aspal beton pada base, sebelumnya
permukaan yang akan dilapis surface, dibersihkan dulu dan
dikeringkan dengan menggunakan Compressor.
• Kemudian diikuti dengan penyemprotan aspal untuk Tack
Coat sebanyak 0.25 – 0.5 liter/m2, dengan menggunakan
Asphalt Sprayer/Asphalt Distributor.
Tack Coat, pada prinsipnya sama dengan prime coat, hanya
saja tack coat berfungsi sebagai lapis pengikat sedangkan

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

75 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

untuk prime coat lebih berfungsi sebagai lapis resap


pengikat. Bahannya terdiri dari campuran aspal dan kerosin.
Digunakan sebagai coating antar lapisan aspal (baik lama
maupun baru). Tack Coat juga digunakan antara Binder
Course (AC-BC) dengan Wearing Course (AC-WC) jika
Lapisan permukaan menggunakan dua lapis.
• Pembuatan guide line, seperti pada lapisan base, untuk
mengarahkan jalannya Asphalt Finisher.
• Proses berikutnya dari penghamparan sampai pemadatan,
sama dengan lapisan base sebelumnya. Hanya ketebalannya
saja yang berbeda.

8. Pekerjaan Test Sampling


Test terhadap sampel hotmix hasil pekerjaan, dilakukan baik
di AMP maupun yang telah dipadatkan dilapangan. Di unit
AMP setiap hari produksi, selalu diambil sampelnya untuk
ditest dilaboratorium.
Dilapangan, hotmix yang telah dipadatkan juga ditest dengan
cara diambil sampelnya menggunakan core drill, untuk setiap
jarak 50 meter atau ditetapkan dalam persyaratan. Sampel
yang diambil, ditest kepadatannya dan juga lainnya sesuai
persyaratan. Biasanya sampel core drill juga diukur
ketebalannya dari lapisan yang diambil.

9. Pekerjaan Bahu Jalan (Shoulder)


Ditepi jalan (bahu jalan), biasanya juga dipadatkan dengan
lapisan subbase.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

76 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

• Pekerjaan bahu dimulai dengan pengembalian


kondisi/lebar bahu sesuai dengan gambar rencana,
biasanya dilakukan clearing.
• Ditepi perkerasan, ditumpuk material untuk bahu jalan.
Jarak tumpukan dihitung seperti tumpukan material
subbase.
• Tumpukan material untuk bahu jalan ditebar dan
diratakan dengan Motor Grader dengan cara
menyerongkan bladenya/pisaunya.

Kemudian diikuti dengan pemadatan menggunakan Mini


Vibro Roller.
Material bahu jalan

Bahu jalan

Perkerasan jalan
Grader ILUSTRASI PEKERJAAN
PERBAIKAN BAHU

10. Pekerjaan Marking


Untuk pekerjaan yang kecil, marking (dengan cat) dapat
dikerjakan tenaga orang dengan cara menggunakan mal dari
lembaran karet atau karton.
Untuk pekerjaan marking (marka) yang cukup banyak,
biasanya digunakan alat yang dipasang pada mobil. Untuk
mengoperasilkan alat ini ,perlu guide line yang dikuti oleh
mobil. Alat tersebut dapat disetel untuk membuat marka jalan
yang putus-putus maupun yang menerus, Pelaksanaan
dengan alat yang dipasang di mobil dapat diselesaikan dengan

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

77 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

kecepatan 10 km/jam. Marka jalan ini biasanya menggunakan


cat khusus, yang lebih tahan terhadap geseran.
Sebelum pekerjaan marka dilaksanakan, permukaan aspal
harus dibuat bersih dan kering, dengan menggunakan
compressor .

Gambar E.13. Pelaksanaan Pekerjaan Marka Jalan dengan


menggunakan Mesin Thermoplastik

E.3.1.6. Monitoring Kemajuan Pekerjaan


Konsultan akan mengevaluasi rencana kerja (Schedule)
Kontraktor untuk disesuaikan terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhinya seperti waktu yang tersedia, kondisi cuaca,
ketersediaan peralatan, tenaga kerja dan material.

Melakukan monitoring dan pengecekan perlu dilakukan secara


terus menerus sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
termasuk keterlambatan pencapaian target fisik, serta usaha-
usaha penanggulangan dan tindakan yang diperlukan dengan

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

78 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

terlebih dahulu berkonsultasi dengan Kepala Dinas PUPR Prov.


Banten.

Pada umumnya monitoring dilakukan berpedoman kepada Kurva


– S yang dibuat untuk mengetahui posisi kemajuan/progres
pekerjaan dibandingkan dengan target rencana yang telah
disepakati sebagai tolok ukur “ behind or ahead schedule”.

Dalam hal ini Konsultan akan mengusulkan diterapkannya


penjadwalan menggunakan metoda “Network Diagram” dimana
metoda ini dinilai mempunyai kelebihan dibanding menggunakan
metoda “Bar Chart / Gantt Chart” konvensional.

Network Planning adalah merupakan sistem informasi untuk


penyelenggara proyek, tetapi tidak semua informasi dapat
dimasukan atau diperoleh dari Network Planning. Informasi yang
ada kaitannya dengan network planning adalah hanya
menyangkut aktivitas-aktivitas atau peristiwa (event) yang ada di
dalam network diagram saja. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa yang dihasilkan oleh network planning adalah
informasi aktivitas atau peristiwa yang ada di dalam network
diagram saja. Informasi yang ada di dalam network diagram pada
umumnya adalah jadual pelaksanaan setiap aktivitas yang harus
dilaksanakan untuk menyelesaikan suatu proyek dan sumber
daya yang digunakan untuk menyelesaikan aktivitas-aktivitas
tersebut.

Dengan demikian Network Planning dapat didefinisikan sebagai


berikut :
Network Planning adalah suatu model yang dipakai dalam
penyelenggaraan proyek yang berisi rangkaian aktivitas yang
diurut sesuai dengan yang diperlukan untuk menyelesaikan

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

79 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

proyek sehingga model tersebut dapat merepresentasikan proses


pelaksanaan proyek itu sendiri.
Prasyarat pembuatan network planning yang harus dipenuhi agar
network planning tersebut dapat memberikan manfaat pada
penyelenggara proyek antara lain :
➢ Model harus lengkap : aktivitas dan sumber daya yang
dimasukan ke dalam network planning harus benar-benar
aktivitas dan sumber daya yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek, sedangkan aktivitas dan sumber daya
yang tidak perlu, tidak boleh dimasukan ke dalam network
planning. Dengan demikian, network planning yang
dihasilkan benar-benar mencerminkan proses pelaksanaan
proyek.
➢ Model harus cocok dengan proyeknya, model network
planning untuk proyek pembangunan jembatan berbeda
dengan network planning pembangunan jalan atau proyek
penelitian dan pengembangan.
➢ Asumsi yang dipakai dapat dipertanggungjawabkan :
Network planning sebagai metoda perencanaan mau tidak
mau harus menggunakan asumsi. Asumsi tersebut bisa
didapat dari pengalaman, analogi dengan proyek
sebelumnya, expert judgement dan lain lain.
➢ Sikap pelaksana : sikap penyelenggara proyek sangat
memegang peranan dalam memanfaatkan network planning
karena sebagus dan selangkap apapun network planning yang
dihasilkan tetapi bila penyelenggara proyek tidak
mendukung terhadap keberhasilan proyek, maka network
planning tersebut tidak akan ada manfaatnya.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

80 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Tahap-tahap aplikasi network planning pada suatu perencanaan


proyek dapat dibagi ke dalam beberapa tahap, yaitu :
✓ Pendefinisian aktivitas (activity definition) yaitu
mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan
dalam rangka penyelesaian proyek.
✓ Urutan aktivitas (activity sequencing) yaitu mengidentifikasi
dan mendokumentasikan ketergantungan satu aktivitas
dengan aktivitas lainnya sehingga menghasilkan jaringan
kerja atau network diagram.
✓ Estimasi waktu (activity duration estimation) dan
sumberdaya yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
aktivitas.
✓ Pembuatan jadual (schedule development) dengan cara
menganalisa network diagram sehingga menghasilkan jadual
proyek.
✓ Pengendalian jadual proyek (schedule control) supaya jadual
proyek yang dijadikan acuan kerja tidak menyimpang.

Walaupun tahapan tersebut di atas didefinisikan secara terpisah


tetapi pada aplikasinya, tahapan-tahapan tersebut dapat
dilakukan secara bersamaan, overlap dan berinteraksi satu sama
lainnya. Perlu diingat di sini bahwa pentahapan tersebut tidak
selalu harus ada pada waktu pembuatan jadual proyek. Di dalam
proyek kecil, pentahapan tersebut bisa digabung menjadi satu,
tetapi untuk proyek besar, pentahapan tersebut perlu dilakukan
mengingat kompleksitas dari proyek yang harus disederhanakan
dan di sistimatikkan. Contoh tampilan Construction Schedule
ditampilkan dalam gambar berikut ini.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

81 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Gambar E.14. Contoh Tampilan Construction Schedule

Secara garis besarnya proses penjadualan yang berbasis analisa


jaringan kerja dapat digambarkan seperti bagan alir berikut ini.

Gambar E.15. Kerangka Manajemen Waktu

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

82 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

E.3.1.7. Program Program Pengendalian


1. Pengendalian Biaya (B)
Dengan sistem Kontraktor Utama maka harga konstruksi
bersifat lump sump, tidak terikat pada Daftar Volume (Bill of
Quantity – BOQ) melainkan ‘yang tertera/tercantum’ di
dalam Dokumen Perencanaan (Gambar dan Spesifikasi).
Adanya selisih antara jumlah volume dan kedua dokumen di
atas menjadi tanggung jawab internal pelaksana pekerjaan
untuk mengendalikan biaya tambahan yang
ditimbulkannya.

Kemungkinan perubahan harga konstruksi yang menjadi


beban Pemberi Tugas terjadi karena beberapa faktor antara
lain :
➢ Eskalasi harga beberapa butir pekerjaan tertentu seperti
pekerjaan beton yang dikaitkan dengan fluktuasi harga
besi dan semen
➢ Pekerjaan tertentu yang volumenya dinyatakan sebagai
(profesional) oleh pertimbangan khusus. Misal
pekerjaan pondasi yang sangat tergantung kondisi
tanah, sebenarnya bukan berdasarkan hasil tes random
semata
➢ Peningkatan biaya Overhead Pelaksana Pekerjaan (di
dalam Bill dari Bill of Quantity) untuk menutupi
perpanjangan waktu pelaksanaan yang disebabkan
pekerjaan tambah kurang
➢ Beberapa faktor lain yang tentunya terdapat dalam
dokumen kontrak / rencana kerja dan syarat-syarat
(RKS) seperti masalah ‘force major’ yang tak terduga /
darurat.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

83 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Pengendalian tambahan biaya oleh faktor pada butir 1)


(eskalasi harga) biasanya cukup mengacu pada aturan
pemerintah yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan
tentang eskalasi harga bagi proyek-proyek pemerintah.

Pengendalian tambahan biaya oleh faktor yang dilakukan


melalui proses ‘negosiasi’ antara Pemberi Tugas dan
Pelaksana Pekerjaan yang bersangkutan dengan mengacu
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) dalam dokumen
kontrak.

2. Program Pengendalian Mutu (M)


Program jaminan dan tindakan pengendalian kualitas
meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Pengendalian Dokumen yang berhubungan dengan :
• Pendistribusian dokumen dengan cepat dan tepat
kepada pihak yang berkepentingan termasuk
pengendalian mengenai berbagai macam dokumen
baik asli maupun revisinya sehingga penggunaan
dokumen yang salah dapat dicegah
• Pengidentifikasian seluruh status dokumen
termasuk status revisi, distribusi dan kondisi
dokumen yang salah
• Penyimpanan (filling system) seluruh dokumen
pengendalian kualitas seperti dokumen
perencanaan, testing, manufacturing instalasi,
konstruksi, prosedur, manual, gambar dan dokumen
petunjuk jaminan kualitas.
b. Pengendalian Perencanaan Proses pengendalian
perencanaan berupa :

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

84 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

• Evaluasi, analisis, rekomendasi, instruksi dan


pengarahan yang menjamin bahwa seluruh aktivitas
pembangunan terencana dengan baik dan sistematis
• Penjabaran yang tepat dari persyaratan-persyaratan,
standard codes dan sebagainya di dalam gambar,
spesifikasi teknis, prosedur dan manual
• Persyaratan dan jaminan bahwa seluruh proses
perubahan perencanaan mengikuti seluruh tahapan
prosedur review dan persyaratan lain yang sama
seperti proses perencanaan awalnya
• Sistem dan pengendalian bahwa hanya dokumen
yang absah (valid) yang digunakan.
c. Pengendalian Pengadaan Bahan dan Peralatan
Proses pengendalian bahan dan peralatan terutama
ditinjau dari segi waktu pengadaan dan pemasangan
terhadap seluruh jadwal pelaksanaan.
d. Permasalahan Pengendalian Kualitas
• Gambar-Gambar, spesifikasi teknis dan persyaratan
perencanaan yang berlaku
• Peraturan standard dan ‘codes’ yang berlaku sesuai
program jaminan kualitas QA Program yang harus
dipenuhi oleh pemasok
• Data / catatan QA yang perlu dibuat dan
dikendalikan oleh pemasok
• Persyaratan khusus, persyaratan test dan inspeksi
termasuk kriteria penerimaan barang sesuai
spesifikasi teknis
• Persyaratan identifikasi barang dan peralatan

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

85 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

• Persyaratan pengangkut, pengemasan dan


pengiriman barang.
e. Pengendalian Pengujian dan Pengawasan (Inspeksi)
• Program dan prosedur test dan inspeksi tersedia dan
disusun dengan baik
• Adanya personil untuk tugas tersebut yang
berkualitas dan berpengalaman cukup
• Identifikasi dari seluruh aktivitas dan karakteristik
yang akan diinspeksi
• Penyusunan standar penerimaan dan kriteria
penolakan sesuai spesifikasi teknis
• Uraian rinci mengenai metode inspeksi atau test
yang harus dilaksanakan
• Persyaratan kondisi peralatan ukur dan persyaratan
lingkungan yang khusus (kalibrasi alat, macam-
macam kondisi, kondisi temperatur/ tekanan udara
dan sebagainya)
• Pelaksanaan tindak lanjut atas keputusan mengenai
modifikasi, perbaikan dan penggantian item barang /
komponen sesuai hasil inspeksi dan pengujian.

Dengan selesainya proses pelelangan lengkap dengan


penunjukan kontraktor utama, maka secara kontraktual
standar mutu dimaksud dalam dokumen perencenaan
(Gambar dan Spesifikasi) menjadi ‘valid’ terhadap batas
waktu dan harga konstruksi yang ditawarkan kontraktor
utama. Dengan demikian program pengendalian mutu
dimaksudkan untuk mengamankan dokumen perencanaan
dalam penerapannya di lapangan. Namun tidak dapat
dihindari dengan sistem kontrak pemborongan yang lump

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

86 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

sump dimana unsur spekulasi antara mutu dan harga cukup


besar menempatkan program pengendalian mutu kembali
seperti kondisi semula yang perlu didekati secara
komprehensif dengan mempertimbangkan faktor waktu
dan biaya. Dari sini terlihat benturan kepentingan antara
Konsultan Supervisi Konstruksi, Kontraktor dan sub-
subnya.

Misal suatu hasil pengecoran beton yang terbukti keropos


(hony comb) tidak selalu harus langsung dibongkar dan
dibangun kembali melainkan dicoba alternatif lain yang
tidak meminta tambahan waktu misalnya dengan injeksi
(grouting) bahan plasticizer tetapi hasilnya harus diuji
kembali.

Telah lazim dimaklumi bahwa kualitas mutu pekerjaan di


lapangan tidak tergantung kemampuan teknis kontraktor
semata melainkan juga pada kondisi perencanaan misalnya
suatu detail perencanaan yang rumit yang berada di luar
standard kemampuan teknis kontraktor. Hal serupa terjadi
pada pemilihan bahan lokal sebagai satu-satunya pilihan
yang biasanya tidak memuaskan. Perubahan perencanaan
juga merupakan faktor lain yang mempengaruhi mutu
pekerjaan di lapangan karena mengakibatkan pekerjaan
bongkar pasang selain juga menurunnya mental para
pekerja untuk menghasilkan sesuatu yang baik. Idealnya
program pengendalian mutu direncanakan secara terpadu,
mulai saat perencanaan, pelelangan, pelaksanaan bahkan
sampai masa perawatan, suatu sistem yang lebih dikenal
sebagai Quality Assurance memberi kesempatan adanya

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

87 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan proses


sebelumnya.

1. Program Pengendalian Waktu (W)


Berdasarkan waktu yang ditentukan Pemberi Tugas untuk
pelaksanaan pekerjaan maka dibuatkan ‘Master
Construction Schedule’ mencakup keseluruhan pekerjaan
yang ditawarkan dalam satu paket Kontraktor Utama.
Master Construction Schedule dibuat dalam bentuk ‘barchart’
kecuali untuk kepentingan praktis seperti pembuatan
jadwal penempatan personil dan lain-lain. Konsultan
sengaja tidak membuat CPM (Capital Path Method) selain
tidak disyaratkan juga terlalu riskan bila hal ini tidak match
dengan jadwal kontraktor karena bagaimanapun baiknya
sebuah Network Planning harus diuji oleh kontraktor
sebagai pelaku konstruksi yang dominan. Berdasarkan
‘Master Construction Schedule’ yang dapat berupa jadwal
rinci setiap
1) Bangunan atau fasilitas fisik,
2) Disiplin / paket pekerjaan,
3) Kegiatan tertentu (misal proses pelelangan)

Untuk keperluan monitoring dan pengendalian proyek


secara total dapat pula diuraikan lebih lanjut dalam bentuk,
1) Daftar aktivitas kritis,
2) Jadwal aktivitas per periode tertentu (bulanan,
mingguan dan sebagainya).

Konsultan menggunakan Microsoft Project dan hardware


yang diperlukan untuk pengendalian waktu. Dalam hal

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

88 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

terjadi perubahan baik perlambatan atau percepatan,


dilakukan beberapa penyesuaian (updating) dari program-
program antara lain penyesuaian jalur kritis dengan jalur
lainnya yang tidak kritis sehingga record keseluruhan akhir
waktu aktivitas tetap sama seperti rencana semula. Secara
ringkas tindakan yang diambil bila terjadi kelambatan
penyelesaian suatu pekerjaan adalah,
1) Meneliti sebab kelambatan,
2) Meningkatkan tenaga kerja (baik keahlian maupun jam
kerjanya),
3) Proses kebutuhan harus dipercepat,
4) Merevisi jadwal pelaksanaan,
5) Mempertimbangkan/mencoba usulan yang lebih baik
yang disepakati bersama.

Pembahasan bersama dengan penyelenggara proyek


dilakukan melalui Rapat Lapangan maupun Rapat
Kordinasi.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

89 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Gambar E.16. Diagram Alir Pengendalian Mutu Tanah

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

90 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Gambar E.17. Bagan Alir Pengambilan Contoh Material

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

91 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Gambar E.18. Bagan Alir Pengendalian Mutu Hotmix

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

92 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

E.3.1.8. Rapat Lapangan dan Rapat Koordinasi


Rapat Lapangan adalah membahas mengenai persoalan-
persoalan yang timbul sehubungan dengan pekerjaan misalnya
seperti jadwal testing, inspeksi/survey lapangan dan lain
sebagainya. Demikian pula apabila timbul masalah dengan hasil
test yang tidak memenuhi syarat, maka perlu didiskusikan
tentang bagaimana mengatasinya atau perbaikan apa yang perlu
dilakukan.
Selama jangka waktu pelaksanaan pekerjaan secara berkala
seminggu sekali diadakan Rapat Lapangan kecuali ditentukan
lain. Rapat Lapangan dihadiri oleh :
a) Pemberi Tugas,
b) Konsultan Supervisi,
c) Konsultan Menejemen Konstruksi,
d) Pelaksana Pekerjaan,
e) Pihak Lain yang ada sangkut pautnya dengan pelaksanaan
pekerjaan.
Keputusan dalam rapat lapangan dituangkan/dicatat dalam
berita acara/risalah rapat lapangan yang disusun oleh Konsultan
Menejemen Konstruksi. Keputusan ini sifatnya mengikat dan
dalam waktu 2 (dua) hari setelah rapat lapangan dimaksud harus
sudah disampaikan kepada semua pihak yang terkait dengan
pelaksanaan pekerjaan yaitu,
a) Pemberi Tugas,
b) Konsultan Perencana,
c) Pelaksana Pekerjaan,
d) Pihak Lain yang ada sangkut pautnya dengan pelaksanaan
pekerjaan.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

93 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Dalam rapat lapangan berikutnya selalu dipantau sampai sejauh


mana keputusan tersebut di atas telah dilaksanakan. Biaya rapat
sepenuhnya ditanggung oleh pelaksana.
Rapat Koordinasi adalah untuk membahas masalah yang timbul
berkaitan dengan rencana kerja dalam pelaksanaan, sasaran
proyek dan program kerja. Ditinjau dari obyek permasalahan,
rapat koordinasi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis rapat
yaitu :
a) Rapat Menejemen
b) Rapat Teknis.
Setiap rapat koordinasi Konsultan Menejemen Konstruksi
membuat risalah rapat sebagai pegangan kerja bagi semua pihak
yang terlibat. Yang ikut dalam rapat koordinasi adalah:
a) Pemberi Tugas.
b) Konsultan Pengawas.
c) Pelaksana (Kontraktor).
d) Supplier/pihak terkait yang dapat memberikan penyelesaian
yang dibutuhkan.

E.3.1.9. Administrasi
Seperti halnya pekerjaan pengawasan, pekerjaan administrasi
harus diselenggarakan dengan tertib, karena prosedur
administrasi ini sangat penting artinya didalam mendapatkan
catatan-catatan secara tertulis mengenai pekerjaan yang sedang
dilaksanakan. Dalam kaitan ini, Team Supervisi berkewajiban
untuk membuat seluruh prosedur pekerjaan fisik mengikuti dan
mempunyai catatan-catatan baik pada saat pengajuan pekerjaan
oleh Kontraktor (Request of Work), catatan-catatan hasil
pengawasan baik secara visual di lapangan maupun hasil test

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

94 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

laboratorium, termasuk juga perhitungan quantitas hasil


pekerjaan sebagai bahan pembayaran, dimana catatan-catatan ini
harus disimpan dan di-file-kan dengan tertib. Surat-menyurat
dengan Kontraktor ataupun dengan Dinas PUPR Prov. Banten
baik yang menyangkut administrasi biasa maupun administrasi
teknis akan diselenggarakan dengan baik dan tertib sesuai
dengan ketentuan didalam dokumen kontrak.

1. Perintah Perubahan (Change Orders)


Menyiapkan rekomendasi sehubungan dengan adanya
perubahan desain sampai dengan penerbitan Addenda akibat
dari perubahan tersebut.
Pembuatan Contract Change Order (Perintah Perubahan
Kontrak) akan disiapkan dan dibuat sesuai dengan
persyaratan dalam spesifikasi yang dilengkapi dengan
alasan-alasan dan argumentasi dilakukan perubahan,
perhitungan-perhitungan, sket/gambar-gambar, dan usulan
mengenai perpanjangan waktu (apabila diperlukan) yang
berkaitan dengan perubahan tersebut. Seluruh dokumen
kontrak, gambar-gambar hasil survai, gambar
disain/redisain serta gambar-gambar kerja dan gambar
terlaksana, catatan-catatan hasil pekerjaan pengawasan, test
laboratorium, akan disimpan secara rapi di kantor Team
Supervisi dan dapat dilihat/diperlukan setiap saat. Setiap
klaim yang diajukan oleh Kontraktor, seperti permintaan
perpanjangan waktu pelaksanaan, permintaan pembayaran
atas hasil pekerjaan akan selalu dipelajari dan dicek terhadap
hasil monitoring pekerjaan, serta didiskusikan terlebih
dahulu sebelum diambil keputusan. Saran-saran teknis,
rekomendasi, serta alternatif-alternatif terhadap pemecahan

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

95 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

setiap masalah yang timbul, akan selalu diberikan oleh team


Supervisi kepada PPK Dinas PUPR Prov. Banten baik secara
lisan maupun tertulis.

2. Sertifikat Pembayaran Bulanan (Monthly Certificates)


Pemeriksaan dilakukan terhadap setiap tagihan pembayaran
oleh Kontraktor melalui sertifikat pembayaran bulanan
(Monthly Certificates) kemudian menanda-tanganinya.
Pengajuan Pembayaran Bulanan (Monthly Certificate) oleh
Kontraktor akan dicocokkan dan dipelajari dengan melihat
catatan-catatan harian Inspector lapangan dan hasil
pengukuran dan perhitungan bersama (joint measurement).

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

96 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

PENGAJUAN PEMBAYARAN BACK UP DATA


OLEH KONTRAKTOR PELENGKAP :
+ • Tanggal
DATA PELENGKAP • Station
• Lokasi
• Volume
• Material
• Alat
• Gambar
• dll

CEK Data Pelengkap

PENGUKURAN BERSAMA (A)

REVISI / Perhitungan
Tidak CEK
MELENGKAPI

Ya

PENGAJUAN

Berdasarkan
Spesifikasi dan
REVISI Tidak CEK Gambar Rencana

Terhadap Daftar
Kuantitas &
CEK Harga (B)

Ya
BACK UP DATA
MONTHLY KUMULATIF VOLUME YANG
CERTIFICATE SELESAI DIBAYAR (B) – (A) = V

Tidak
MENYIAPKAN
MONTHLY CERTIFICATE (MC)

Persetujuan
CEK

Ya

PEMBAYARAN KEPADA
KONTRAKTOR

Gambar E.19. Bagan Alir Pengajuan Pembayaran Oleh Kontraktor

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

97 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

E.3.1.10. Pengukuran Kuantitas dan pembayaran


Pengukuran kuantitas dilakukan sesuai spesifikasi terhadap
setiap pekerjaan yang telah selesai dikerjakan dengan telah
memenuhi standar kualitas yang ditentukan untuk diberikan
pembayaran.

Kontraktor harus menyiapkan tambahan informasi yang


diperlukan antara lain titik-titik referensi untuk membantu
“staking out” berupa bench mark dan sebagainya. Penentuan titik-
titik tersebut akan diawasi dan dicek dengan teliti.
Dalam hal pembayaran yang diberikan secara berangsur, maka
survey terhadap pekerjaan yang telah diselesaikan akan
dilakukan oleh Kontraktor dibawah pengawasan tim supervisi.

E.3.1.11. Pengelolaan Aspek Lingkungan


Dalam Peraturan Menteri PU No. 69/PRT/1995 tentang Pedoman
Teknis AMDAL Proyek Bidang PU, diperlukan pertimbangan
lingkungan dalam setiap tahap siklus proyek.
Kegiatan ini akan meliputi penjabaran Rencana Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan kedalam pelaksanaan pekerjaan dan
secara terus menerus dilakukan monitoring dan evaluasi
pengaruh pelaksanaan konstruksi terhadap kondisi lingkungan
didalam lokasi dan sekitar proyek.
Di dalam pekerjaan campuran beraspal harus memperhatikan
dan menjaga kelestarian lingkungan di sekitar lokasi kerja.
Persyaratan mengenai dampak lingkungan diuraikan dalam
Standar tersendiri. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi
antara lain adalah sebagai berikut :
a) Pada saat menetapkan lokasi pendirian unit produksi
campuran beraspal (AMP) dan unit produksi batu (stone

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

98 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

crusher) harus telah melaksanakan studi kelayakan AMDAL


(Analisa Mengenai Dampak Lingkungan), UKL (Upaya Kelola
Lingkungan), dan UPL (Upaya Penataan Lingkungan), dan
telah disetujui oleh instansi yang berwenang.
b) Selama proses produksi polusi udara dan kebisingan yang
terjadi harus berada di bawah ambang batas yang
disyaratkan. Polusi udara dapat di cegah dengan
mengoperasikan pengumpul debu (dust collector) sesuai
persyaratan. Limbah dari pengumpul debu jenis basah (wet
scrubber dust collector) harus ditampung dalam kolam
penampungan.
c) Limbah-limbah lain yang berbahaya harus ditempatkan pada
lokasi yang aman sedemikian rupa sehingga tidak mencemari
lingkungan.
d) Pada saat pekerjaan selesai dan lokasi kerja akan ditutup,
maka daerah bekas lokasi kerja tersebut harus dikembalikan
ke fungsinya semula, seperti misalnya kembali menjadi
daerah tegalan.
e) Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi tercantum
dalam Keputusan Mentri (KEPMEN) tentang tata cara dan
persyaratan teknis penyimpanan dan pengumpulan limbah
bahan berbahaya dan beracun, KEPMEN tentang indeks
standar pencemaran udara, dan KEPMEN tentang tingkat
kebisingan.

E.3.1.12. Penyerahan Pekerjaan Konstruksi (Provisional Hand Over)


Pada akhir dari pekerjaan konstruksi, maka kontraktor akan
mengajukan permintaan PHO (Provisional Hand Over) kepada
PPK Dinas PUPR Prov. Banten. Keterlibatan Team Supervisi dalam

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

99 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

hal ini adalah membantu memberikan penjelasan-penjelasan


teknis mengenai pekerjaan, saran-saran teknis, informasi
mengenai test laboratorium, kuantitas pekerjaan, gambar-
gambar disain/revisi disain, dll. Disamping itu, Team Supervisi
juga akan membuat usulan pekerjaan-pekerjaan yang perlu
diperbaiki oleh Kontraktor dalam bentuk daftar kerusakan yang
masih menjadi tanggung jawab Kontraktor selama periode
pemeliharaan atau biasa disebut "Defect and Defeciancies" dan
penyerahan berkas - berkas teknis dan administrasi kepada Dinas
PUPR Prov. Banten.

Adapun dokumen-dokumen yang harus ada pada saat serah


terima pekerjaan sementara antara lain adalah seperti tertera
pada Tabel pada halaman berikut.

Tabel E.12. Kelengkapan Dokumen Administrasi Yang Harus Ada Pada Saat PHO

NO. URAIAN

I DASAR HUKUM PEMERIKSAAN


1. Berita Acara Serah Terima Sementara (PHO)
2. Surat Perjanjian Pemborongan dan Lampiran
3. Contract of Change (CCO) jika ada
4. Addendum jika ada
Surat Penugasan Direksi Pihak Konsultan kepada Ahli Teknik Jalan dalam hal
5.
PHO
6. Pengajuan Serah Terima Sementara (PHO), dari :
- Kontraktor
- Konsultan
- Dari proyek ke Panitia
7. SK Pembentukan Panitia PHO/FHO

II DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN FISIK


1. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

100 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

NO. URAIAN
2. Berita Acara Serah Terima Lahan
3. Gambar Konstruksi
- Gambar Rencana/Design Drawing
- Gambar Kerja/Shop Drawing
- Gambar Terlaksana/As Built Drawing

III KELENGKAPAN ADMINISTRASI KERJA


1. Contactor’s All Risk
2. Jaminan Pelaksanaan Awal
3. Jaminan Pelaksanaan Addendum
4. Jamsostek
5. Jaminan Uang Muka
6. Sertifikat :
- MC
- Laporan Quantity Control
- Laporan Quality Control

IV DOKUMEN PELENGKAP
1. Struktur Organisasi Kontraktor Masa Pelaksanaan
2. Laporan Harian dan Mingguan
3. Laporan Mingguan dan Bulanan
4. Jadwal Rencana Kerja (S-Curve)
5. Foto Dokumentasi (0%, 50%, 100%)

Gambar E.20. Tahapan Serah Terima Pertama Pekerjaan

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

101 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses Serah Terima


Pertama Pekerjaan adalah:
a. Pengujian Akhir Pekerjaan (Test on Completion)
• Dalam rangka menerima hasil pekerjaan, PPK
memerintahkan Direksi Teknis/Konsultan Pengawas
untuk melakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap
hasil pekerjaan.
• Sebelum pelaksanaan pengujian akhir pekerjaan, Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas harus memberitahukan
kepada PPK tentang jadwal pelaksanaan pengujian yang
telah disepakati dengan Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi.
• Sebelum tanggal pelaksanaan pengujian, Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi harus memeriksa dokumentasi
pengendalian mutu (quality control-QC).
• Kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas dalam pengujian pada
akhir pekerjaan adalah sebagai berikut:
✓ Mengecek kesesuaian kinerja secara keseluruhan
dari pekerjaan final yang telah selesai dengan
seluruh persyaratan dalam kontrak maupun
kesesuaian maksud dari desain/gambar, sebagai
contoh dimensi, ketinggian, dll;
✓ Pengujian sampel random minimum oleh Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas (bila diperlukan);
✓ Evaluasi dari semua dokumen terlaksana (as-built
document) yang menunjukkan bahwa seluruh
pekerjaan telah sesuai dengan persyaratan
pekerjaan dan seluruh laporan ketidaksesuaian

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

102 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

(Non-Conformance Reports/NCR) telah


diselesaikan;
✓ Direksi Teknis/Konsultan Pengawas mengevaluasi
dokumentasi dari quality assurance (QA) Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi untuk menyakinkan
bahwa seluruh pekerjaan telah selesai sesuai
dengan persyaratan pekerjaan dan seluruh laporan
ketidaksesuaian telah diselesaikan.
• Untuk pemeriksaan dan uji fungsi, PPK dan Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas dapat mengacu spesifikasi
yang ada. Apabila hasil pemeriksaan terhadap cacat
mutu dan uji fungsi belum sesuai dengan spesifikasi yang
ada, maka PPK berhak menunda persetujuan berita
acara serah terima pekerjaan dan Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi wajib melakukan perbaikan
terhadap hasil pekerjaan hingga sesuai dengan
spesifikasi yang sudah tercantum dalam kontrak.
• Untuk pemeriksaan administratif, PPK dapat
membentuk Tim Pemeriksa yang membantu
pemeriksaan terhadap dokumentasi terlaksana (As-Built
Document) pelaksanaan pekerjaan.

E.3.1.13. Penyusunan Program Pemeliharaan


Program pemeliharaan perlu disusun untuk dijadikan pedoman
bagi Pemberi Tugas dalam melakukan pemeliharaan fisik agar
proyek ini dapat dimanfaatkan sesuai umur rencananya.
Konsultan akan menyusun program pemeliharaan ini dengan
dilengkapi data teknis yang diperlukan termasuk hal-hal yang
perlu dilakukan Kontraktor selama masa pemeliharaan (warranty
period).

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

103 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Sebelum dimulainya masa pemeliharaan, Penyedia Jasa Pekerjaan


Konstruksi harus menyerahkan program kerja/rencana kegiatan
yang akan dilakukan dalam rangka melaksanakan pemeliharaan,
paling sedikit mencakup kegiatan:
a. Pemeriksaan
Kegiatan/tindakan yang dilakukan untuk memastikan apakah
komponen/item/fungsi hasil pekerjaan masih sesuai dengan
spesifikasi.

b. Pelaksanaan Pemeliharaan dan Perbaikan

Kegiatan/tindakan yang dilakukan untuk mencegah dan


memperbaiki kerusakan suatu komponen/item/ fungsi hasil
pekerjaan.

Komponen-komponen yang harus dipelihara serta mekanisme


pemeliharaannya, disesuaikan dengan yang tercantum dalam
Manual Operasi & Pemeliharaan yang harus diserahkan pada saat
PHO.

Dokumen rencana pemeliharaan diperiksa dan disetujui oleh


Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.

E.3.2. Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Pekerjaan


Kegiatan penjaminan mutu dan pengendalian mutu dimulai sejak
penandatanganan kontrak sampai tanggal penyerahan akhir pekerjaan dan
terbagi dalam 3 tahapan, yaitu:
1. Tahap Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi;
2. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi; dan
3. Tahap Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

104 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Gambar E.21. Tahapan Pelaksanaan Kontrak Pekerjaan Konstruksi

E.3.2.1. Tahap Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi


a) Penyerahan Lokasi Kerja
o Penyerahan lokasi kerja dilakukan sebelum penerbitan
SPMK, dengan terlebih dahulu melaksanakan Peninjauan
Lapangan Bersama;
o Peninjauan lapangan bersama bertujuan untuk
memastikan kesiapan lokasi kerja yang akan
diserahterimakan, serta untuk melakukan inventarisasi
seluruh bangunan yang ada serta seluruh aset milik
pengguna jasa;
o PPK wajib menyerahkan lokasi kerja sesuai dengan
kebutuhan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi yang
tercantum dalam rencana kerja yang telah disepakati
dalam Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak;

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

105 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

o Hasil peninjauan dan penyerahan dituangkan dalam Berita


Acara Penyerahan Lokasi Kerja.
b) Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
o Penerbitan SPMK dilakukan paling lambat 14 hari sejak
tanggal penandatanganan kontrak atau 14 (empat belas)
hari kerja sejak penyerahan lokasi kerja pertama kali;
o Dalam SPMK dicantumkan Tanggal Mulai Kerja;
o Penetapan Tanggal Mulai Kerja setelah serah terima
lapangan dilaksanakan atau paling cepat dilaksanakan
bersamaan dengan tanggal SPMK.
c) Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak
o Rapat persiapan pelaksanaan kontrak merupakan rapat
awal antara PPK, Pengendali Pekerjaan (Direksi
Lapangan/Konsultan MK), Pengawas Pekerjaan (Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas), Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi, tim perencana serta pihak terkait;
o Rapat persiapan pelaksanaan kontrak atau Pre
Construction Meeting (PCM) harus sudah dimulai
maksimal 7 (tujuh) hari setelah terbitnya SPMK dan
sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan;
o Tujuan rapat persiapan pelaksanaan kontrak:
▪ Persamaan pandangan dan pemahaman terkait hal-
hal yang mendasar pada pelaksanaan proyek, seperti:
jadwal, alur komunikasi dan koordinasi, alur
persetujuan, kebijakan pengendalian mutu dan
Keselamatan Konstruksi serta mekanisme pelaporan
dan pembayaran hasil pekerjaan;
▪ Untuk mendapatkan kesepakatan terhadap
pelaksanaan kontrak;

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

106 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

▪ Penyesuaian seluruh kegiatan dalam RMPK dengan


persyaratan-persyaratan dalam dokumen kontrak;
▪ Pemenuhan terhadap kebutuhan data dan informasi
terkait proyek;
▪ Untuk melakukan perubaahan kontrak apabila
diperlukan.

Gambar E.22. Tahapan Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

E.3.2.2. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi;


a) Pemeriksaan Bersama (Mutual Check/MC-0)
o Pemeriksaan Bersama dilaksanakan dengan cara
melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi
lapangan, mencakup:

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

107 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

▪ Pemeriksaan terhadap desain awal dilakukan untuk


menilai kesesuaian desain dengan kondisi lapangan;
▪ Jika diperlukan penyesuaian terhadap desain, maka
dilakukan review desain; dan
▪ Penyesuaian terhadap kuantitas (volume) awal
berdasarkan review desain yang dilakukan.
o Penyesuaian pada gambar desain dan volume awal, harus
dicantumkan dalam berita acara hasil pemeriksaan
bersama dan selanjutnya dilakukan perubahan/adendum
kontrak.
o Prosedur Perubahan di Lapangan mengacu pada Prosedur
(P-07).
b) Pengajuan Persyaratan untuk Memulai Kegiatan Setiap
Pelaksanaan Pekerjaan
o Untuk memulai setiap kegiatan pekerjaan, Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi harus menyampaikan permohonan
izin memulai pekerjaan (Request of Work).
o Prosedur permohonan izin memulai pekerjaan sesuai
dengan Prosedur (P-01) dan mengisi Formulir Pengajuan
Memulai Pekerjaan (F-01) dengan paling sedikit
melampirkan:
▪ Gambar Kerja
Prosedur pengajuan persetujuan dan perubahan
gambar kerja (shop drawing) mengacu pada Prosedur
(P-03).
▪ Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (Method Statement),
mencakup:
✓ Metode Kerja
✓ Tenaga kerja yang dibutuhkan;

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

108 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

✓ Peralatan yang dibutuhkan;


✓ Material yang digunakan;
✓ Aspek Keselamatan Konstruksi (mengacu pada
analisis Keselamatan dan kesehatan Kerja/K3 per
pekerjaan); dan
✓ Jadwal mobilisasi tiap-tiap sumber daya.

Pengajuan persetujuan material sesuai dengan


Prosedur (P-02).

Dalam metode kerja perlu disampaikan titik-titik


tunggu (hold point) terkait pengendalian mutu
pekerjaan. Titik-titik tunggu ini perlu dipantau dan
diawasi (jika diperlukan dapat pula dilakukan
pengujian).
▪ Rencana Pemeriksaan dan Pengujian (Inspection and
Test Plan/ ITP)

Jadwal pelaksanaan pemeriksaan bahan, material,


serta titik tunggu (hold point) pada metode kerja.
o Pemeriksaan terhadap persyaratan untuk izin memulai
pekerjaan dilakukan oleh Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas kemudian disampaikan kepada Pengendali
untuk mendapatkan persetujuan.

c) Pengawasan Mutu Pekerjaan


Pengawasan mutu pekerjan dilakukan melaui pemeriksaan
dan pengujian terkait hal-hal berikut:
o Metode Kerja
▪ Pelaksanaan Pekerjaan sesuai dengan metode kerja
yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan
MK;

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

109 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

▪ Memperhatikan titik tunggu, dimana pekerjaan dapat


dilanjutkan bila tahap pekerjaan sebelumnya telah
disetujui.
o Tenaga kerja yang terlibat
Pemeriksaan terkait jumlah tenaga kerja sesuai dengan
rencana.
o Peralatan yang dibutuhkan
Pemeriksaan terkait keteersediaan SILO (Surat Izin Laik
Operasi) dan SIO (Surat Izin Operator) untuk operator
masing-masing alat
o Material yang digunakan
Pengawasan terkait spesifikasi dan jumlah material dasar
dan material olahan sesuai dengan dokumen pengajuan
material.
o Keselamatan Konstruksi (mengacu analisis K3 tiap
pekerjaan)
▪ Dokumen analisis K3 sudah disetujui oleh Direksi
Lapangan/Konsultan MK; dan
▪ Implementasi keselamatan konstruksi per pekerjaan.
o Jadwal mobilisasi tiap-tiap sumber daya
Pemeriksaan terkait ketersedian sumber daya tiap
pekerjaan sesuai jadwal mobilisasi.
o Rencana Pemeriksaan dan Pengujian (Inspection and Test
Plan / ITP)
Pengawasan terhadap kegiatan pemeriksaan dan
pengujian sesuai dengan rencana pada metode kerja.
o Hasil Pekerjaan

Pengawasan terhadap proses tiap-tiap kegiatan dilakukan


berdasarkan spesifikasi dan metode kerja yang diajukan.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

110 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Pengawasan terhadap hasil pekerjaaan dilakukan berdasarkan


spesifikasi.

Pemeriksaan material pada saat penerimaan dilakukan sesuai


Prosedur (P-04). Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
melakukan pemeriksaan secara visual dan pengukuran (bila
diperlukan), dan disaksikan.

Pengawasan tekait hasil tia-tiap kegiatan pekerjaan sesuai


dengan persyaratan. Jika ditemukan hasil pekerjaan yang tidak
sesuai spesifikasi, Pengawas Pekerjaan dapat memberikan
peringatan dan teguran tertulis kepada pihak pelaksana
pekerjaan dan mengusulkan kepada pengguna jasa untuk
menghentikan pelaksanaan pekerjaan sementara jika
pelaksana pekerjaan tidak memperhatikan peringatan yang
diberikan.

Pengawas Pekerjaan, untuk memastikan agar material yang


dikirim ke lapangan sesuai dengan material yang telah distujui.

Pemeriksaan dan Pengujian berkala material dilaksanakan


sesuai dengan rencana pengujian pada dokumen Pemeriksaan
dan Pengujian (ITP) yang terkait dengan material tersebut.
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus memastikan
pengujian berkala memenuhi persyaratan pada kontrak dan
sesuai dengan peraturan yang berlaku sesuai dengan prosedur
(P-05).

Pemeriksaan hasil pekerjaan dilakukan pada setiap pekerjaan


maupun sub pekerjaan. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
harus melakukan pemeriksaan pekerjaan baik fisik maupun
administrasi. Jika hasil pekerjaan sudah sesuai spesfikasi,
maka Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi mengajukan

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

111 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

permohonan pemeriksaan kepada PPK sesuai dengan


prosedur (P-06).

Jika dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan adanya


penyesuaian atau perubahan di lapangan, maka perubahan di
lapangan dilaksanakan sesuai Prosedur (P-07).

Pengendalian ketidaksesuaian hasil pekerjaan dilakukan oleh


Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dan Pengawas Pekerjaan.
Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ditemukan ketidaksesuaian
dengan spesifikasi, Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dan
Pengawas Pekerjaan membuat laporan ketidaksesuaian sesuai
Prosedur (P-08) dan (P-09).

E.3.2.3. Tahap Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi

a) Serah Terima Pertama Pekerjaan (Provisional Hand


Over/PHO)
o Serah Terima Pekerjaan adalah kegiatan penyerahan
pekerjaan yang telah selesai 100% (seratus perseratus)
dari Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi kepada Pengguna
Jasa dalam kondisi dan standar sebagaimana disyaratkan
dalam kontrak;
o Pernyataan pekerjaan selesai 100% berdasarkan
rekomendasi dari Direksi Lapangan/Konsultan MK yang
disampaikan kepada PPK;
o Rekomendasi Direksi Lapangan/Konsultan MK
dikeluarkan berdasarkan hasil verifikasi lapangan dari
Direksi Teknis/Konsultan Pengawas;

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

112 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

o Isi surat rekomendasi Direksi Lapangan/Konsultan MK


mencakup tanggal tentatif pekerjaan selesai 100%, daftar
cacat mutu dan kekurangan (jika ada);
o Berdasarkan rekomendasi dari Direksi
Lapangan/Konsultan MK, PPK melakukan Serah terima
Pertama Pekerjaan. Hasilnya dituangkan dalam berita
acara serah terima pertama pekerjaan.
o Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan dan dokumen
administratif telah sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam Kontrak maka PPK dan Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi menandatangani Berita Acara Serah
Terima (BAST) Pertama Pekerjaan (berita Acara PHO).
o Setelah penandatanganan BAST Pekerjaan (BAST PHO),
PPK dapat menyerahkan hasil pekerjaan kepada PA/KPA.
Kemudian PA/KPA meminta Panitia Serah Terima/Panitia
Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PPHP) untuk melakukan
pemeriksaan administratif terhadap hasil pekerjaan yang
diserahterimakan. Serah terima pekerjan ini bersifat
laporan ke PA/KPA dan belum memindahkan tanggung
jawab hasil pekerjaan ke PA/KPA. Serah terima ini
dimaksudkan untuk mempermudah pemeriksaan
administratif oleh PPHP nantinya pada saat serah terima
akhir pekerjaan (FHO).
o Apabila hasil pemeriksaan administrasi ditemukan
ketidaksesuaian/kekurangan, Panitia Serah
Terima/Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PPHP) melalui
PA/KPA memerintahkan PPK untuk memperbaiki
dan/atau melengkapi kekurangan dokumen administratif.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

113 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Hasil pemeriksaan administratif dituangkan dalam Berita


Acara

Gambar E.23. Tahapan Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi

b) Pemeliharan Hasil Pekerjaan


o Masa Pemeliharaan paling singkat untuk pekerjaan
permanen selama 6 (enam) bulan, sedangkan untuk
pekerjaan semi permanen selama 3 (tiga) bulan dan dapat
melampaui tahun anggaran.
o Setelah tahap PHO, PPK melakukan pembayaran sebesar
95% (sembilan puluh lima perseratus) dari harga kontrak,
sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan retensi
selama masa pemeliharaan (jaminan pemeliharaan).
o Hal-hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan selama
kurun waktu masa pemeliharaan sebagai berikut:

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

114 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

▪ Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib melakukan


kegiatan pemeliharaan (pemeriksaan, pemeliharaan
dan perbaikan) sebagaimana yang disampaikan dalam
dokumen rencana pemeliharaan sehingga kondisi
tetap seperti pada saat penyerahan pertama
pekerjaan;
▪ Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib
melaksanakan pemeriksaan berkala sesuai rencana
yang disampaikan;
▪ Jika dalam rentang masa pemeliharaan terdapat
kerusakan maka Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
wajib memperbaiki dan segala biaya yang dibutuhkan
untuk perbaikan menjadi tanggungjawab Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi;
▪ Jika kerusakan yang terjadi disebabkan oleh unsur
suatu keadaan yang terjadi diluar tanggung jawab para
pihak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya
(keadaan kahar) maka perbaikan dilakukan atas
perintah PPK dan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi serta biaya perbaikan
ditanggung oleh PPK;
▪ Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi menyampaikan
laporan pemeliharaan yang mencakup kegiatan-
kegiatan yang telah dilaksanakan selama masa
pemeliharaan kepada PPK;
▪ Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dapat
mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK
untuk penyerahan akhir (FHO) setelah seluruh
tanggung jawab selama masa pemeliharaan telah

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

115 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

dilaksanakan sebelum berakhirnya masa


pemeliharaan; dan
▪ Gambar terlaksana harus diserahkan sebelum
dilakukan serah terima akhir pekerjaan.

E.4. PROGRAM KERJA


Kegiatan proyek dapat dibagi menjadi 3 (tiga) tahapan pekerjaan yaitu :
1) pekerjaan Pra Pelaksanaan Konstruksi,
2) Pelaksanaan Konstruksi dan Pemeliharaan (PHO dan FHO).
3) Pekerjaan pengawasan akan dilakukan mulai pekerjaan pra pelaksanaan
konstruksi sampai PHO.

Untuk kegiatan pemeliharaan sampai FHO akan dilakukan sendiri oleh kontraktor
tanpa didampingi konsultan pengawas. Kegiatan pengawasan konstruksi tersebut
akan dilakukan secara detail dan terus menerus atau setiap hari berupa inspeksi,
kontrol, penyelesaian masalah teknis dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan
kontraktor dari segi kualitas, kuantitas dan waktu pelaksanaan.
Kegiatan konsultan pengawas dalam hal ini meliputi :
a. Memeriksa pekerjaan persiapan kantor lapangan
b. Koordinasi pekerjaan :
Fungsi lapangan (Tenaga profesional dan sub profesional) akan bekerja sama
untuk mengarahkan kontraktor dalam merencanakan kegiatan lapangan yang
mencakup penyiapan peralatan dan personil sesuai waktunya.
c. Pemantauan kemajuan pekerjaan
Tim lapangan akan menyiapkan system pemantauan dan pengawasan kemajuan
pekerjaan actual kontraktor dibandingkan dengan jadwal rencana kerjanya
(kurva-S)
d. Memeriksa dan membuat rekomendasi terhadap hasil pengujian bahan/ material
yang digunakan dalam konstruksi.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

116 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

e. Kontrol biaya dan prakiraannya


Layanan ini meliputi pendanaan proyek yang berkelanjutan. Konsultan akan
memeriksa permohonan tagihan kontraktor terhadap volume pekerjaan
terlaksana, persiapan sertifikat pembayaran, evaluasi terhadap perubahan,
negosiasi tuntutan dan perkiraan aliran dana pada interval waktu tertentu.
f. Penjadwalan dan pengelolaan pertemuan lapangan (Site meeting).
Pertemuan lapangan dijadwalkan secara rutin antara kontraktor, konsultan dan
pemberi kerja untuk membahas dan memecahkan permasalahan yang terjadi
dilapangan.
g. Membuat teguran dan nasehat teknis.
Konsultan secara aktif memantau pekerjaan kontraktor dan melakukan teguran
bila terjadi penyimpangan terhadap spesifikasi teknis maupun metode kerja.
h. Memeriksa usulan perintah perubahan dan addendum
Tim pengawas akan meneliti usulan perubahan pekerjaan yang diajukan
kontraktor secara teknis maupun biayanya. Apabila secara teknis dapat
dipertanggung jawabkan menurut standar yang berlaku, dengan tidak
mengurangi atau menambah biaya konstruksi dan sudah melalui rapat lapangan,
maka perubahan tersebut akan dibuatkan addendum nya.
i. Kerja sama dengan pemberi tugas.
Kerja sama dengan pemberi tugas mencakup pelaporan pengawasan yang
meliputi laporan kemajuan pekerjaan terakhir, permasalahan lapangan serta
pemecahannya. Tujuannya untuk membuat pemberi tugas memahami semua isu
utama, permasalahan dan pemecahannya di lapangan sehubungan dengan
pelaksanaan proyek.

Untuk menunjang pengawasan teknis agar pekerjaan tidak menyimpang dari gambar
rencana serta spesifikasi yang telah ditentukan dalam RKS (Rencana Kerja dan
Syarat-syarat) diperlukan administrasi yang baik. Untuk itu pelaksanaan
pengawasan terhadap administrasi meliputi :
a. Penelitian kontrak antara kontraktor dengan direksi pekerjaan (owner)

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

117 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

b. Menyiapkan formulir yag diperlukan untuk pengawasan.


c. Membantu penyiapan sertifikat pembayaran bulanan untuk kontraktor yang
menyatakan volume, kualitas dan biaya.
d. Merekomendasikan pelaksanaan pekerjaan kontraktor tidak menyimpang dari
syarat yang ditentukan.
e. Membantu penyelesaian perselisihan antara kontraktor dan direksi pekerjaan.

Manajemen pelaksanaan proyek yang rapih dan lengkap sangat diperlukan. Untuk itu
konsultan akan melakukan kegiatan antara lain :
a. Membuat korespondensi proyek, agenda proyek, kegiatan harian pelaksanaan
pekerjaan, hasil pengujian mutu, data perhitungan volume pekerjaan, laporan
permasalahan dan solusinya.
b. Menyusun laporan sesuai yang dikendaki didalam KAK.
c. Koordinasi dan komunikasi yang lancar antara tim pengawas, Kontraktor dan
pemberi tugas
Untuk lebih jelas dalam memahami alur logika pekerjaan pengawasan, maka
konsultan menyajikan Metode Pelaksanaan Pekerjaan dan Diagram Alir Pelaksanaan
pekerjaan pengawasan yang dapat dilihat pada Gambar E.24. dan Gambar E.25.
Selama masa pelaksanaan sampai pada saat pelaksanaan PHO (Provesional Hand
Over), Engineer akan memberikan instruksi-instruksi tertulis, dimana pihak
kontraktor berkewajiban untuk mengikuti dan melaksanakannya.
Instruksi-instruksi tersebut dapat berupa :
a. Instruksi persetujuan atau perubahan atas working schedule, drawings maupun
proposal yang diajukan pihak kontraktor.
b. Instruksi atas pedoman-pedoman suatu jenis pekerjaan tertentu.
c. Instruksi atas pelaksanaan jenis-jenis pekerjaan baru diluar rencana kerja
kontraktor.
d. Instruksi atas keberatan ataupun penolakan dari metoda kerja maupun hasil kerja
kontraktor.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

118 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

e. Instruksi untuk penambahan jenis-jenis equipment tertentu ataupun


penambahan tenaga kerja.
f. Instruksi-instruksi atas keberatan terhadap tenaga-tenaga inti dari kontraktor
yang dianggap tidak cakap.
g. Instruksi-instruksi lainnya.

Pada hal-hal tertentu setelah berkonsultasi terlebih dahulu dengan Pemimpin


Pelaksana, Team supervisi mempunyai wewenang penuh untuk menginstruksikan
kepada kontraktor agar :
a. Melaksanakan pengurangan atau penambahan kualitas dari jenis-jenis pekerjaan
tertentu .
b. Meniadakan jenis-jenis pekerjaan tertentu.
c. Merubah karakter atau kualitas atau jenis pekerjaan tertentu.
d. Merubah elevasi atau dimensi dari bagian-bagian pekerjaan tertentu.
e. Melaksanakan pekerjaan tambahan tertentu yang dipandang perlu untuk
kelengkapan penyelesaian pekerjaan. Sejauh variasi-variasi mana masih dianggap
dibenarkan didalam kontrak dan juga masih dalam batas-batas kemampuan
anggaran proyek.

Team Supervisi setelah berkonsultasi sebaik-baiknya dengan Pemimpin Pelaksana,


berhak untuk menyatakan pembatalan apabila :
a. Kontraktor secara tertulis menyampaikan persyaratan bahwa mereka dalam
keadaan bangkrut/pailit (yang diperkuat dengan pernyataan dari bankirnya).
b. Pihak kontraktor menyerahkan sebagian atau seluruh pekerjaannya kepada
kontraktor lain tanpa memberi tahu atau minta persetujuan tertulis dari
Pemimpin Pelaksana.
c. Pihak kontraktor mengabaikan kontrak.
d. Pihak kontraktor dengan kesengajaan melaksanakan pekerjaan yang
bertentangan dengan kondisi kontrak ataupun mengabaikan kewajiban-
kewajiban mereka seperti yang diatur didalam kontrak.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

119 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

e. Pihak kontraktor tidak dapat menunjukkan kemampuan kerja sesuai yang


diharapkan atau apabila pihak kontraktor menentang ataupun mengabaikan
instruksi-instruksi dari Team Supervisi.
f. Dan hal-hal lain yang telah diatur didalam dokumen kontrak.

Team Supervisi akan bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang bertalian
dengan penunjukannya kepada Pemimpin Pelaksana. Pemimpin Pelaksana berhak
sepenuhnya untuk meminta pertanggung jawaban dari Team Supervisi berupa :
a. Mengganti tenaga-tenaga yang dianggap kurang cakap menurut penilaian
Pemimpin Pelaksana
b. Mendatangkan tenaga-tenaga yang diperlukan secara insidentil
c. Memberikan data atau informasi-informasi lain yang bersifat engineering science
ataupun statistical data.

Jadwal pelaksanaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan KH. Hasyim Ashari (Kota


Tangerang) dijelaskan di dalam Bab F pada dokumen penawaran adminitrasi dan teknis ini,
sedangkan Jadwal Penugasan Tenaga Ahli akan dijelaskan pada Bab H.

Pekerjaan Pengawasan Rehabilitasi Jalan

120 | B A B E
` PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Gambar E.24. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong


121 | B A B
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Gambar E.25. Diagram Alir Pelaksanaan pekerjaan Supervisi Rehabilitasi


Jalan KH. Hasyim Ashari (Kota Tangerang)

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

122 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

E.5. TAHAPAN DAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN


1. Tahapan Metode Pelaksanaan Pekerjaan Jalan

Gambar E.26. Tahap-1 Metoda Pelaksanaan Jalan Rigid Pavement

a. Keterangan metode pelaksanaan tahap-1:


• Pengukuran/penentuan elevasi

Gambar E.27. Metoda Pelaksanaan Jalan Rigid Pavement

• Keterangan metode pelaksanaan tahap-1:


Pembuatan dowel dan tie bar

Gambar E.28. Metoda Pelaksanaan Jalan Rigid Pavement

• Keterangan metode pelaksanaan tahap-2:


Buat patokan lean concrete

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

123 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Gambar E.29. Metoda Pelaksanaan Jalan Rigid Pavement

• Keterangan metode pelaksanaan tahap-3:


Pengecoran lapisan lean concrete dengan tebal yang telah ditentukan
t=10 cm.

Gambar E.30. Metoda Pelaksanaan Jalan Rigid Pavement

• Keterangan metode pelaksanaan tahap-4:


- Persiapan daerah penghamparan concrete pavement dan
penghamparan lapisan plastik
- Pemasangan dowel dan tie bar yang telah diolesi gemuk/vaseline

Gambar E.31. Metoda Pelaksanaan Jalan Rigid Pavement

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

124 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

• Keterangan metode pelaksanaan tahap-5:


Penghamparan concrete pavement dengan back hoe

Gambar E.32. Metoda Pelaksanaan Jalan Rigid Pavement

• Keterangan metode pelaksanaan tahap-6:


Pekerjaan Concrete Pavement dengan Slipform paver SP 500 dengan
tebal t=27 cm

Gambar E.33. Metoda Pelaksanaan Jalan Rigid Pavement

• Keterangan metode pelaksanaan tahap-7:


Pembentukan texture (pengkasaran permukaan)

Gambar E.34. Metoda Pelaksanaan Jalan Rigid Pavement

• Keterangan metode pelaksanaan tahap-8:


Perawatan Beton (Curring Compound & Geotextile)

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

125 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Gambar E.35. Metoda Pelaksanaan Jalan Rigid Pavement

• Keterangan metode pelaksanaan tahap-9:


Pembuatan Celah Dengan Saw Cutter

Gambar E.36. Metoda Pelaksanaan Jalan Rigid Pavement

• Keterangan metode pelaksanaan tahap-9:


Pekerjaan Joint Sealant

2. Tahapan Metode Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement

Gambar E.37. Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement

• Keterangan metode pelaksanaan tahap-1:


Pekerjaan pembentukan badan jalan dengan menggunakan
motorgrader

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

126 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Gambar E.38. Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement

• Keterangan metode pelaksanaan tahap-2:


Pekerjaan pemadatan subgrade dengan menggunakan vibro roller
sampai kedalaman 20 cm di bawah elevasi

Gambar E.39. Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement

• Keterangan metode pelaksanaan tahap-3:


Pengangkutan material subbase class - b dengan menggunakan dump
truck.

Gambar E.40. Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

127 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

• Keterangan metode pelaksanaan tahap-4:


Dumping material sub base dari dump truck ke spreader box

Gambar E.41. Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement

• Keterangan metode pelaksanaan tahap-5:


Penghamparan & perataan subbase class-b menggunakan spreader
box

Gambar E.42. Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement

• Keterangan metode pelaksanaan tahap-6:


Pekerjaan pemadatan sub base dengan menggunakan vibro roller per
layer 15 cm.

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

128 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Gambar E.43. Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement


• Keterangan metode pelaksanaan tahap-7:
Pengangkutan material base course class - a dengan menggunakan
dump truck.

Gambar E.4. Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement

• Keterangan metode pelaksanaan tahap-8:


Dumping material base course dari dump truck ke spreader box

Gambar E.44. Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement

• Keterangan metode pelaksanaan tahap-9:


Pekerjaan penghamparan base course dengan menggunakan

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

129 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

spreader box

Gambar E.45. Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement


• Keterangan metode pelaksanaan tahap-10:
Pekerjaan pemadatan base course menggunakan vibro roller per
layer 15 cm

Gambar E.46. Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement

• Keterangan metode pelaksanaan tahap-11:


Pekerjaan perkerasan aspal jalan akses
- Prime coat
- Asphalt treated base (atb) 15 cm
- Tack coat
- Asphalt concrete ( 5 cm Binder Coarse) & (5 cm Wearing Coarse)

Gambar E.47. Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement


• Keterangan metode pelaksanaan tahap-12:
Pekerjaan perkerasan aspal bahu jalan
- Prime coat

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

130 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

- Asphalt treated base (atb) 10 cm

Gambar E.48. Metoda Pelaksanaan Jalan Flexible Pavement

• Keterangan metode pelaksanaan tahap-13:


Pekerjaan perkerasan aspal diatas rigid pavement jalur utama/ramp
- Tack coat
- Asphalt concrete (ac) 6 cm (wearing coarse)

E.6. PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)


Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) merupakan bagian
dari sistem manajemen pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dalam rangka menjamin
terwujudnya Keselamatan Konstruksi. Keselamatan Konstruksi diartikan segala
kegiatan keteknikan untuk mendukung Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan
pemenuhan standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan yang
menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja keselamatan publik, harta
benda, material, peralatan, konstruksi dan lingkungan. SMKK ini mengacu kepada
peraturan perundang-undangan di antaranya: Undang-undang No. 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja, Undang undang No. 2 tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi serta mengadopsi ISO 45001:2018 dengan beberapa penyesuaian.

Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, mengamanatkan pada


Pasal 3, bahwa tujuan penyelenggaraan Jasa Konstruksi diantaranya memberikan
arah pertumbuhan dan perkembangan Jasa Konstruksi untuk mewujudkan struktur
usaha yang kukuh, andal, berdaya saing tinggi, dan hasil Jasa Konstruksi yang
berkualitas.

Selain itu penyelenggaraan Jasa Konstruksi pada UU tersebut mengamanahkan


untuk mewujudkan ketertiban penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang menjamin

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

131 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

kesetaraan kedudukan antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam menjalankan
hak dan kewajiban, serta meningkatkan kepatuhan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang undangan.

Atas dasar hal tersebut, Pemerintah Pusat diberikan tanggungjawab atas


penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang sesuai dengan standar keamanan,
keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan (Standar K4) sesuai Pasal 4 ayat (1)
huruf c, serta kewenangan Pemerintah sesuai amanat Pasal 5 ayat (3) dan kemudian
bahwa Standar K4 wajib untuk dipenuhi oleh Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa
sesuai amanat Pasal 59 ayat (1) Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi.

E.6.1. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian
dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja, guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.

Jasa konstruksi adalah industri dengan bahaya tinggi yang terdiri dari
berbagai kegiatan yang melibatkan konstruksi, perubahan, dan / atau
perbaikan. Contohnya termasuk konstruksi perumahan, pembangunan
jembatan, pengaspalan jalan, penggalian, penghancuran, dan pekerjaan
pengecatan dengan skala besar. Pekerja konstruksi terlibat dalam banyak
kegiatan yang dapat menghadapkan mereka dengan bahaya yang serius,
seperti jatuh dari atap, mesin yang tidak dijaga, terkena peralatan konstruksi
berat, listrik, debu silika, dan asbes. Dalam pelaksanaan pekerjaan sering
timbul kecelakaan kerja. Untuk itu penerapan Sistem Manajemen K3 dalam
industri jasa konstruksi sangatlah penting.

K3 adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan pengertian pemberian


perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, yang
berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja
konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja. Kegiatan

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

132 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan yang


dalampelaksanaan kegiatan konstruksi tersebut menimbulkan berbagai
dampak yang tidak dinginkanantara lain yang menyangkut aspek
keselamatan dan kesehatan kerja.

Oleh karena itu suatu perusahaan yang bergerak di bidang kerja konstruksi
harus mempunyai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3). Adapun bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan meliputi
struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur,
proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan,
pencapaian,pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang selamat, aman, efisien
dan produktif.

Kesuksesan program Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(SMK3) pada proyek konstruksi tidak lepas dari peran berbagai pihak yang
saling terlibat, berinteraksi dan bekerja sama. Hal ini sudah seharusnya
menjadi pertimbangan utama dalam pelak-sanaan pembangunan proyek
konstruksi yang dilakukan oleh tim proyek dan seluruh manajemen dari
berbagai pihak yang terkait didalamnya. Masing-masing pihak mempunyai
tanggung jawab bersama yang saling mendukung untuk keberhasilan
pelaksanaan proyek konstruksi yang ditandai dengan evaluasi positif dari
pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja.

Di Indonesia ada beberapa pedomana penerapan SMK3 Konstruksi salah


satunya adalah PP No 50 tahun 2012. Peraturan tersebut berisi tentang
peraturan SMK3 Sistem Manajemen K3 di perusahaan konstruksi, khususnya
Kontraktor Jasa Konstruksi adalah masalah Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan.

Dalam PP No 50 tahun 2012 penerapan SMK3 bertujuan untuk


meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi. Juga mencegah dan

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

133 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan


manajemen, pekerja atau buruh.

1) Peraturan Perundangan K3 Bidang Konstruksi


a) Undang Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 01/Men/1980 Tentang K3
Konstruksi Bangunan.
c) SKB Menaker Dan Menteri PU No. 174/MEN/1986 Dan No.
104/KPTS/1986 No. 174/MEN/1986 Dan No. 104/KPTS/1986
Tentang K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi Beserta Pedoman
Pelaksanaan K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
d) SE Menakertrans No.321 tahun 2007
e) Permen PU No. 9 Tahun 2008 tentang Pedoman SMK3
f) PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
g) Permen PU No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum.
h) UU No.2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi, Tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/Prt/M/2014
Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

2) Skematika Program SMK3


Skema Program SMK3 dalam Pekerjaan Konstruksi, dapat dilihat pada
gambar berikut :

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

134 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Gambar E.49. Skematika Program SMK3

a) Program Pencegahan Kecelakaan

 Melakukan Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian


Risiko, dengan memprioritaskan upaya meniadakan bahaya,
mengurangi bahaya, mengisolasi sumber bahaya, mengikuti
Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

135 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

prosedur yang selamat, dan upaya yang terakhir memakai alat


pelindung diri, dengan uraian sbb:
✓ Peniadaan bahaya (eliminasi) yaitu mencegah secara
langsung, misal menutup sumber bahaya, memberi pagar
pelindung dari jatuh, dsb.
✓ Penggantian bahan, metode, alat, proses menjadi yang lebih
kecil bahaya dan risiko-nya, misalnya penggunaan beton
precast, penggantian asbes dengan gypsum, dsb.
✓ Pengendalian rekayasa, misalnya dengan memberi
pelindung pada bukaan, metode kerja/metode pelaksanaan
yang lebih selamat, penggunaan alat bantu mekanis dsb.
✓ Pengendalian administratif, misalnya membuat prosedur
kerja, ijin kerja, pelatihan, pemberian rambu-rambu dsb.
✓ Penggunaan alat pelindung diri (APD), antara lain pelidung
kepala dari benturan (helmed) pelindung kaki (safety shoes),
pencegah jatuh (safety harness), pelindung mata (google),
pelindung

 Membuat analisis keselamatan pekerjaan (Job Safety Analysis)


langsung di tempat/lokasi pekerjaan nya untuk memastikan,
jenis bahaya yang ada dan apa upaya pengendalian yang paling
tepat.

 Melakukan pengendalian yang langsung bias mencegah


kecelakaan di tempat kerja :
✓ Mengendalikan perilaku pekerja agar disiplin pakai APD
(Alat Pelindung Diri) dari kecelakaan,
✓ Mengendalikan kondisi tempat, alat, bahan, & lingkungan
kerja dengan memasang APK (alat pelindung kerja) a.l:
pagar, tangga, barikade, jaring pengaman dll untuk
mencegah kecelakaan.

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

136 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

b) Penjelasan Bahaya & Pencegahan Risiko Kecelakaan (Safety


Induction)

Setiap orang yang baru masuk pertama kali ke lokasi proyek, apakah
pegawai, pengguna jasa, konsultan, subkontraktor, tamu dsb. harus
mendapatkan safety induction, yaitu penjelasan tentang:
 Peraturan Keselamatan dan kesehatan kerja di proyek
 Potensi bahaya terkait dengan pekerjaan atau lokasi yang akan
dihadapi
 Upaya pencegahan kecelakaan yang harus dilakukan ketika
berada di tempat berbahaya
 Petunjuk keselamatan yang harus diikuti
 Tindakan darurat, yang harus disadari, dipahami dan dilakukan
bila terjadi keadaan darurat.

c) Perbincangan K3 (Safety Talk, Safety Morning Talk)


Mengumpulkan semua pekerja di lapangan sebelum mulai bekerja,
dan menyampaikan himbauan / komitmen bersama setiap Jum’at
pagi selama +/- 15 menit, untuk terus melindungi dan menjaga
keselamatan dan kesehatan diri masing-masing dan orang-orang
yang berada di dekatnya dengan mematuhi peraturan K3 dan terus
disiplin memakai APD dan berperilaku selamat dan hati-hati.

d) Pemeliharaan dan Peningkatan Kesadaran K3 (Safety


Awareness).
Promosi dan memberikan motivasi kepada semua orang yang ada
ditempat kerja untuk secara terus-menerus melaksanakan program
K3 secara konsisten agar tidak ada kecelakaan, berupa:
 Pemberian informasi dan berita terkait K3 melalui papan
pengumuman,
 Poster, sapanduk K3, dan Rambu-rambu,
 Mengadakan safety sharing event, pemberian penghargaan

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

137 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

ketaatan dan sanksi pelanggaran.

e) Inspeksi K3 & Patroli K3 (Safety Inspection & Safety Patrol)


 Inspeksi K3 berkala (Harian, Mingguan, pakai Formulit Inspeksi)
untuk setiap item pekerjaan, alat, material & lingkungan kerja,
untuk menguji kesesuaiannya dengan standar K3, spesifikasi
teknisInspek si insidentil/dadakan, untuk menguji tingkat
penerapan program K3 dan perilaku pekerja secara real/nyata
apakah telah betul membudaya atau diikuti hanya jika ada
jadwal inspeksi.
 Patroli K3 (safety patrol) secara rutin oleh tim proyek atau dari
pengawas dan pengguna jasa.

Tujuan inspeksi ini adalah untuk menguji Kesesuaian terhadap


standar K3 setiap sumberdaya dan proses, untuk segera
dilakukan perbaikan & tindakan pencegahan, karena
menyangkut keselamatan dan kesehatan, yang sewaktu-waktu
dapat menimbulkan kecelakaan berat dan fatal.

f) Pengukuran Kinerja SMK3


 Pengukuran kinerja SMK3 terhadap indikator positif, berupa
Tingkat Penerapan SMK3, sejauh mana program SMK3
dilaksanakan, mengukut tingkat kepatuhan terdap Peraturan
dsb. Sifatnya lebih pro aktif guna meningkatkan kinerja dan
mencegah kecelakaan.
 Pengukuran terhadap indikator negatif, antara lain jumlah
insiden, jumlah hari kerja hilang, jumlah pelanggaran, nearmiss,
dsb.
 Melakukan penyelidikan insiden, dan
 Membuat Laporan ketidak sesuaian,
 Melakukan observasi nearmiss, tindakan perbaikan dan
tindakan pencegahan,

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

138 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

 Melakukan Audit internal untuk mengukur efektifitas


penerapan SMK3.

g) Rapat K3 (Safety Meeting)


Menyelenggarakan Rapat Pertemuan K3 seminggu sekali setiap hari
Rabu untuk membahas : Pencapaian targetK3, Angka Pelanggaran,
Efektifitas pelaksanaan, Tindk lanjut hsl inspeksi dan Tindak lanjut
audit. Dalam rapat ini diharapkan setiap masalah K3 bisa diperbaiki.

h) Audit Internal SMK3 (Safety Internal Audit)


Dilakukan setiap 3 bulan sekali untuk mengevaluasi seberapa jauh
efektifitas SMK3, tindakan perbaikan dan pencegahan secara
sistemik yang harus dilakukan.

i) Pelatihan K3 (Safety Training)


 Pelatihan K3 bagi pekerja cara menggunakan APD dan APK, agar
sehat, selamat dan produktif
 Pelatihan K3 bagi mandor & staf proyek agar dapat melatih &
memotivasi pekerja untuk belerja sehat & selamat dalam kondisi
apapun.
 Materi/subyek yang dilatihkan, meliputi sekurang-kurangnya:
Penggunaan APD, alat, dan bahan, Dasar-dasar K3, P3K,
evakuasi, Pemadaman Api, dan Simulasi keadaan darurat

3) Pengendalian Dokumen Dan Rekaman K3

a) Menyusun dan mengendalian Dokumen SMK3, meliputi


prosedur, instruksi dan metode kerja untuk setiap item pekerjaan
yang harus dikendalikan bahaya dan risikonya.

b) Membuat Rekaman Pelaksanaan SMK3, memelihara Data Hasil


Inspeksi, rnotulen rapat, Laporan-laporan kejadian, bukti–bukti, dan
dokumen lainnya.

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

139 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

c) Membuat Laporan Pelaksanaan Program K3, berupa:


 Laporan Jenis dan Jumlah penyimpangan Rencana K3, dan
Rencana Tindak Lanjut Perbaikannya.
 Laporan Kejadian dan Penanganannya untuk: a. Kecelakaan
Ringan, b. Kecelakan Berat, c. Kecelakaan fatal, d. Kecelakaan
Peralatan Berat, e. Penyakit Umum, f. near-miss dsb.

d) Mengirimkan laporan :
 Kegiatan P2K3 3 bulanan ke Depnaker setempat.
 Laporan kinerja SMK3 ke kantor Pusat dan ke Pengguna Jasa.

4) Penyediaan & Penggunaan Fasilitas Penunjang Program K3


a) Promosi Program K3, antara lain Pemasangan:
 Bendera K3 (berada di sisi paling kanan jika di lihat dari depan,
tinggi 3,5m), bendera RI (berada di tengah, tinggi 4 m) dan
bendera WIKA (di sisi paling kiri jika dilihat dari depan, tinggi
3,5 m) jarak masing-masing 2m.
 Spanduk, berisi: Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
 Papan-papan Tanda (Sign Board) berisi Slogan-slogan K3
berupa gambar/pamflet berisi peringatan tentang bahaya dan
kecelakaan serta penyakit di lokasi pekerjaan dan ajakan untuk
memperhatikan K3. Papan tersebut di pasang di tempat yang
strategis dan mengenai sasaran.

b) Fasilitas Penunjang Program K3, meliputi:


 Alat Pelindung Diri (APD): Helm, sepatu keselamatan, sabuk
penyelamat, sarung-tangan, masker, anti debu/respirator,
masker anti gas beracun, Kaca-mata las/gogle, pelampung dsb.
yang harus dipakai sesuai dengan jenis pekerjaan guna
mencegah risiko kecelakaan & penyakit akibat kerja.
 Fasiltas P3K meliputi Kotak P3K, petugas & manual P3K sesuai
jumlah pekerja & lokasi pekerjaan.

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

140 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

 Alat Pemadam Kebakaran Ringan (APAR), Jenis, jumlah dan


tempat pemasangannya disesuaikan dengan fungsi ruangan.
 APAR dipasang a.l. di Kantor, Gudang BBM/Gas/Material,
Instalasi alat/genset/bengkel, Gudang bahan berbahaya
(Peledak, Cat, Bahan Kimia, dsb), Asrama Karyawan, Barak
Pekerja dan Tiap Lantai Bangunan Proyek yang sedang
dikerjakan.
 Pagar & Jaring Penyelamat, dipasang di tepi lubang-bukaan
lantai dan dinding, tepian lantai bangunan bertingkat, tepi
lubang galian tanah, tepian platform, tepian tangga dsb
 Penangkal Petir dipasang di Bangunan tertinggi dan Tower
Crane
 Pembuatan,perawatan,pengaturan & penggunaan jalan keja
 Rambu-rambu Peringatan: Awas Bahaya Dari Atas, Awas Kepala
Terbentur, Awas Longsoran, Awas Kebakaran / Strum Listrik
dsb.
 Rambu-rambu Petunjuk: Ketinggian Pintu/Portal, Jalur Instalasi
Listrik, Tinggi tumpuk-an dll.
 Rambu-rambu Larangan: Selain Petugas Dilarang masuk,
Dilarang membawa bahan berbahaya, dilarang merokok,
bergurau dll.

c) Penyelenggaraan Housekeeping, meliputi penyediaan Prasarana


kerja yang sehat yaitu terjaminnya kebersihan, kerapihan &
ketertiban antara lain:
 Tersedianya air bersih yang cukup memadai,
 Tersedianya tempat MCK bersih-terawat untuk karyawan &
pekerja
 Ruang kerja nyaman,
 Musholla bersih dan terawat,
 Tersedianya bak sampah,

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

141 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

 Pembersihan & pembuangan sampah teratur,


 Sanitasi dan drainasi yang sehat,
 Keteraturan pemasangan perancah, penyimpanan material/alat
perkakas/APD/alat bantu, dsb

d) Contoh-contoh Slogan K3
 Agar Selamat Dalam Bekerja Pakaialah Alat Pelindung Diri
 Mulailah Pekerjaan Dengan Semangat Dan Akhirilah Dengan
Selamat.
 Hindarilah Kecelakan, Keluarga Anda Menanti Di Rumah.
 Kecerobohan Dan Kelalaian Sebab Utama Kecelakaan Kerja
 Upayakan Keselamatan & Kesehatan Kerja Mulai Dari Diri Dan
Lingkungan Anda Terdekat
 Sebelum Bekerja Pastikan Gambar Pedoman Dan Cara Kerja Anda
Benar
 Periksa Dan Pastikan Semua Alat Dan Sarana Kerja Anda Dalam
Keadaan Baik Sebelum Anda Gunakan
 Jangan Melakukan Dan Mencoba Sesuatu Yang Tidak Anda
Kuasai, Panggilah Petugas Yang Benar.

E.6.2. Implementasi Program K3 di Lapangan


Petugas yang kompeten di bidangnya akan digunakan untuk
mengidentifikasi masalah/bahaya yang potensial sebelum dimulainya
pekerjaan. Instruksi tertulis untuk pekerjaan-pekerjaan yang mengandung
resiko tinggi akan disiapkan.

Peralatan pengamanan/alat pelindung diri akan disediakan/dipakai dan


dirawat dengan baik selama pelaksanaan pekerjaan.

Papan peringatan/poster K3 akan ditempatkan di tempat-tempat yang


potensial terhadap bahaya dan harus mudah dilihat oleh seluruh personil di
lapangan.

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

142 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Program K3 lapangan akan memperhitungkan unsur-unsur berikut:


a. Peraturan Dasar K3 Pemilik Proyek dan Pemerintah
b. Rencana Pencegahan terhadap kehilangan
c. Pertolongan Pertama/ Prosedur Medis
d. Pelatihan Personil terhadap aspek-aspek K3
e. Ijin Kerja
f. Pencegahan / perlindungan terhadap Kebakaran
g. Emergency Response Plan
h. House Keeping
i. Environmental Hazard
j. Inspeksi dan audit terhadap Pencegahan Kehilangan dan Audit
k. Penyelidikan terhadap kecelakaan
l. Peraturan K3

E.6.3. Emergency Response Plan


Prosedur emergency response plan dikembangkan untuk semua insiden
yang potensial termasuk api, ledakan, bencana alam, dan lain-lain. Prosedur
ini meliputi sarana berkomunikasi, fire fighting, sarana medis, keselamatan,
evakuasi, dan sarana-sarana lain yang mungkin diperlukan. Para personil
pada suatu periode berkala dibimbing melalui pertemuan -pertemuan K3,
pelatihan penanggulangan keadaan darurat (Emergency Drill), dan lain-lain.

PRA RENCANA KESELAMATAN DAN


PT. SERENE TECHNO
BAKTI KESEHATAN KERJA
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

1. KEBIJAKAN

i. Konsultan berkomitmen untuk memenuhi kebijakan K3 konstruksi yang ditetapkan oleh


Departemen Pekerjaan Umum, Peraturan dan Standar yang telah ditetapkan.
ii. Konsultan berkomitmen untuk mencapai standar manajemen tertinggi termasuk dalam hal
keamanan konstruksi, tempat bekerja dan lingkungan lainnya dimana pekerjaan berlangsung.
Konsultan akan memberikan dan menjaga lingkungan tempat bekerja dengan aman dan sehat
sesuai dengan praktek bisnis yang sesuai dengan ketentuan regulator.
iii. Konsultan akan berusaha untuk menghilangkan dan menekan apapun resiko yang terjadi akibat

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

143 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

kebakaran, keamanan, kerusakan terhadap properti dan kecelakaan personel atupun penyakit.
Kegiatan K3 selalu menjadi prioritas utama yang harus dijalankan setiap harinya dalam semua
aktifitas operasional dimanapun lokasi pekerjaan tersebut berada.
iv. Konsultan akan berusaha untuk selalu menjalankan aktifitas proteksi lingkungan hidup untuk
memastikan kesesuaiannya dengan ketentuan legislatif.
v. Konsultan berkomitmen untuk menjaga komunikasi dengan semua pihak yang terkait; baik dengan
badan pemerintahan, pihak keamanan, komunitas sekitarnya, pelanggan ataupun vendor dan sub-
kontraktor; untuk saling bertukar informsi dan teknologi yang berhubugnan dengan proteksi
lingkungan.
vi. Karyawan dari pihak Konsultan akan bertanggung jawab untuk memastikan keamanan diri sendiri
dan pihak lain yang berada dilokasi kerja terhadap kesehatan, keamanan dan kelestarian
lingkungan hidup.

2. PERENCANAAN
1) Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko Bahaya

Jenis/ Tipe Identifikasi Jenis Bahaya & Resiko K3


NO Pengendalian Resiko K3
Pekerjaan Jenis Bahaya Resiko K3
1 Mengemudikan - Selip - Luka - Perawatan mesin
Kendaraan Proyek - Tabrakan - ringan kendaraan secara
- Luka Berat berkala
- Kematian - Tanggap terhadap
- Kendaraan kondisi kendaraan jika
- rusak merasakan ada
- Kerugian kerusakan
- materiil - Pengecekan dan
penggantian ban secara
berkala
- Pengemudi kendaraan
harus memiliki Surat
Ijin Mengemudi
- Mematuhi rambu-
rambu

2 Pengawasan - Tersandung besi - Luka - Mengatur perletakan


Pekerjaan - Tangan terjepit - ringan material tidak
Pengangkutan Besi - Kejatuhan besi - Luka Berat menghalangi akses
keluar masuk
- Memakai sarung
tangan
- Memakai sepatu safety

3 Pengawasan - Tangan lecet - Luka ringan - Memakai sarung


Pekerjaan - Tangan terjepit - Luka Berat tangan
Pemotongan Besi - Tangan terpotong - Memastikan pekerja
dengan blander atau - Kejatuhan besi tidak bercanda saat
mesin potong - Kesetrum bekerja
beraliran listrik - Memastikan alat dalam
keadaan laik pakai
- Memastikan posisi alat
sehingga pemotongan
dengan blander dapat
dilakukan dengan aman

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

144 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

- Mengatur perletakan
material
- Memastikan Panel
listrik tertutup
- Memastikan Jalur
kabel berada di atas
- Memastikan Stop
kontak tidak berada di
bawah
- Memastikan
Sambungan kabel
diisolasi dengan benar
- Memastikan Kabel tidak
banyak sambungan
4 Pengawasan - Tertabrak truck - Luka sedang - Memastikan jalan akses
Pekerjaan mixer atau CP - Luka Berat layak untuk mobilisasi
Pengecoran - Anggota badan - Kematian truck
terkena adukan - Memastikan kontraktor
beton menyediakan rambu
- Suara mesin kecepatan maksimal
merusak truck
pendengaran - Memastikan kontraktor
menyediakan
pemandu/ security
untuk mengatur
mobilitas truck mixer
- Memastikan
pengemudi memiliki
SIM dan Surat Jalan
Pengawasan - Jatuh - Luka sedang - Memastikan catwalk
Pekerjaan Instalasi - Tangan tergores - Luka Berat untuk pijakan kuat dan
Pipa - Menghirup udara - Kematian tidak sempit
kotor - Menjaga jarak dengan
- Terkena percikan lokasi pekerjaan
api las - Memakai earplug
- Tersandung kabel - Memakai helm safety
- Suara mesin
merusak
pendengaran
Pengawasan - Jatuh - Luka ringan - Memastikan scaffolding
Pekerjaan wiring - Kulit tangan - Luka sedang terpasangn dengan
terkelupas kuat dan rapi
- Mata terkena debu - Memastikan Catwalk
untuk pijakan kuat dan
tidak sempit
- Menjaga jarak dengan
lokasi pekerjaan

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

145 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Pengawasan - Jatuh - Luka ringan - Memastikan scaffolding


Pekerjaan - Kulit tangan - Luka sedang terpasang dengan kuat
penyambungan dan terkelupas dan rapi
instalasi alat listrik - Memastikan Catwalk
untuk pijakan kuat dan
tidak sempit
- Menjaga jarak dengan
lokasi pekerjaan

Pengawasan - Jatuh - Luka ringan - Memastikan scaffolding


Pekerjaan Pengelasan - Kulit tangan - Luka sedang terpasangn dengan
(welding) terkelupas kuat dan rapi
- Iritasi mata - Memastikan Catwalk
- kesetrum untuk pijakan kuat dan
tidak sempit
- Menjaga jarak dengan
lokasi Pekerjaan
Pengawasan - Cedera badan - Keseleo - Memastikan material
Pekerjaan - Tersandung - Tangan Terjepit tertata pada saat
pengangkatan - Pinggang dan pengangkatan
Material bahu sakit - Memakai helm safety
- Memakai sepatu safety
- Menjaga jarak dengan
lokasi pekerjaan
Pengawasan - Tertimpa - Luka ringan - Memastikan tersedia
Pekerjaan galian longsoran tanah - Luka sedang alat semprot nyamuk
Pondasi - Terjatuh ke dalam - Luka berat - Memakai helm safety
lubang galian - Memakai sepatu safety
- Terkena gigitan - Menjaga jarak dengan
nyamuk lokasi pekerjaan

2) Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko Bahaya

i. Kesehatan, Higiene Kantor & Asusransi Tenaga Kerja

Undang – Undang / Peraturan Tentang :


UU No. 23 Tahun 1992 Kesehatan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Penyelenggaraan Program Jaminan
Tahun 1993 Sosial Tenaga Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Transmigrasi No. Per.02/Men/1980 Dalam Penyelenggaraan Keselamatan
Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Pelayanan Kesehatan Kerja
Transmigrasi No. 03/MEN/1982,
Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Penyelenggaraan Pemeliharaan
Kerja Dan Menteri Kesehatan Nomor: Kep - Kesehatan
235/MEN/1985 &14/MENKES/SKB/III/1985 Bagi Tenaga Kerja

PerMenkes Nomor 718/1987 Batas Syarat Kebisingan


PerMenkes Nomor Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi
472/MENKES/PER/VI/1996 Kesehatan
SE Menteri tenaga Kerja No. 01/MEN/1997 Nilai Ambang Batas ( NAB ) Faktor Kimia di Udara

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

146 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Lingkungan kerja
KepMen tenaga kerja Nomor 51/MEN/1999 Nilai Ambang Batas ( NAB ) Faktor Fisik di
Tempat Kerja ( Debu )
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan,
Transmigrasi Nomor: Per-01/MEN/1979, Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bagi Tenaga
Para Medis Perusahaan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Kewajiban Melapor Penyakit Akibat
Transmigrasi Nomor: Per- 01/MEN/1981, KerjaKewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
ii. Jasa Konstruksi

Undang – Undang / Peraturan Tentang :


Peraturan Khusus Direktur Pekerjaan Umum Nomor Instalasi Mesin – mesin dan sarananya
119966/Stw Tanggal 19 Agustus 1910 (Bijbl No. 8600
Sebagai Telah Dirobah Dengan Surat Keputusan Kepala
Keselamatan Kerja No. S. 60/1/2 Tanggal 9 Maret
1929),
Undang-Undang 18 Tahun 1999 Jasa Konstruksi
Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Transmigrasi No. Per 01/MEN/1980, Pada Konstruksi Bangunan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Kwalifikasi Juru Las Di Tempat Kerja
Transmigrasi, No: Per. 02/MEN/1982
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Pesawat Angkat Dan Angkut
Indonesia No. : Per. 05/MEN/1985
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Pesawat Tenaga dan Mesin Produksi
Indonesia No. : Per. 04/MEN/1985
Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Tempat
Dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: Kep. Kegiatan Konstruksi
174/MEN/86 Nomor: 104/Kpts/1986
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. : Kwalifikasi Syarat-Syarat Operator Keran Angkat
Per.01/MEN/1989,

iii. Khusus Pekerjaan Jalan & Jembatan

Undang – Undang / Peraturan Tentang :


Undang-Undang No.38 Tahun 2004 Jalan
Undang-Undang No.8 Tahun 1990 Jalan Tol
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. Jalan
26 Tahun 1985
Standar spesifikasi kereb No. 011/S/BNKT/1990, Dept. Pembahasan dari buku petunjuk ini mencakup
PU masalah-masalah : - pembahasan teknis eperti :
fungsi, struktur dan dimensi kereb, - penempatan
kereb
Manual Pengaturan Lalu Lintas untuk Keselamatan Manual pengaturan lalu lintas adalah meliputi
Selama Pekerjaan Pemeliharaan perambuan sementara (peringatan, larangan,
Jalan No. 015/T/BM/1999, Dept PU perintah dan atau petunjuk) yang antara lain
mencakup penggunaan jenis rambu,
ukuran/design,teknik penempatan,serta
pembuatan tata letak perambuan.
Pekerjaan pemeliharaan jalan yang dimaksudkan
dalam manual ini mencakup pekerjaan

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

147 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

pemeliharaan jalan termasuk pekerjaan


pemasangan utilitas jalan
Pedoman Pemeliharaan Perlengkapan Jalan No. Pedoman teknis ini menjelaskan tentang hal yang
016/T/BM/1999, Dept. PU berkaitan dengan jenis perlengkapan jalan,
peralatan yang digunakan untuk pemeliharaan
dan cara pemeliharaan, yang meliputi
pembersihan, perbaikan serta mengecat ulang.
Petunjuk pelaksanaan pemasangan utilitas No. Masalah yang akan dibahas pada buku ini
002/T/BNKT/1990 Dept PU meliputi ketentuan-ketentuan tentang
pelaksanaan pemasangan utilitas baik pada
badan jalan maupun pada jembatanjembatan
yang dikaitkan dengan ketentuan- ketentuan
yang ada dan berlaku antara lain undang-undang
jalan no. 13 th.1980 tentang jalan dan PP No. 26
th 1985 tentang jalan.

Perambuan Sementara untuk Pekerjaan Jalan Pedoman teknis perencanaan perambuan


No. Pd T-12-2003, PU semntara bagi pekerjaan jalan, jembatan dan
fasilitas prasarana perkotaan merupakan acuan
atau tata cara untuk penempatan rambu
sementara meliputi deskripsi,
ketentuan umum, ketentuan teknis, dan tata cara
perencanaan bagi pihak yang terkait dengan
pekerjaan jalan. Pekerjaan jalan tersebut
mengambil sebagian atau seluruh dari DAMIJA
yang diperkirakan bisa menggangu arus lalu
lintas dan keselamatan keselamatan pemakai
jalan.

Penanganan lokasi rawan kecelakaan lalu Penanganan lokasi rawan kecelakaan lalu lintas
lintas No. Pd T-09-2004-B, Dept PU ini menguraikan metode penanganan lokasi
rawan kecelakaan lalu lintas yang terbagi
kedalam empat tahapan penyelidikan, yaitu tahap
identifikasi lokasi rawan kecelakaan, tahap
analisis data, tahap pemilihan teknik penanganan
serta tahap monitoring dan evaluasi. Pedoman ini
disusun terdiri atas Ruang Lingkup, Acuan
Normatif, Definisi dan istilah, Ketentuan umum,
etentuan teknis, dan Prosedur Penanganan.

Tata cara pemasangan rambu dan marka jalan Tata cara ini membahas ketentuan-ketentuan
perkotaan No. Pd-NN32 Dept PU pemasangan rambu dan marka jalan perkotaan

iv. Keselamatan Umum (Publik Safety)

Undang – Undang / Peraturan Tentang :


Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Keselamatan kerja
Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. Nomor: Pembentukan Panitia Pembina Keselamatan Dan
2 Tahun 1970, Kesehatan Kerja Di Tempat Kerja (di Perusahaan)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi (Lembaran
Nomor 11 Tahun 1975, Negara No. 15 Tahun 1975)

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

148 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi Persyaratan Penunjukan Dan Wewenang Serta
Dan Koperasi R.I No: Per-03/MEN/Tahun 1978 Kewajiban Pegawai Pengawas Keselamatan Kerja
Dan Ahli Keselamatan
Kerja
Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Dan Pemasangan Instalasi Di Tempat Kerja ( listrik, lif,
Perawatan Tenaga Kerja No. Kpts – 40/DP/1978 ketel/pesawat uap, gas, debu, penyalur petir, X-
Ray, pesawat tenaga, mesin, cairan air,
pemadam/pencegah kebakaran, pencegahan
pencemaran lingkungan bangunan konstruksi).
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Penunjukan Pegawai-Pegawai Pengawas Yang
Transmigrasi Nomor: Kep-33/MEN/Dp/79, Diberi Kewajiban Menjalankan Pengawasan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi Keselamatan Dan Keselamatan Kerja Syarat-
Syarat Pemasangan Dan Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. : Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik
Per.02/MEN/1983
Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. Nomor: Penyediaan Data Bahan Berbahaya Terhadap
Kep-612/MEN/1989, Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Tata Cara Penunjukan Kewajiban Dan Wewenang
Indonesia No. : Per.02/MEN/1992 Ahli Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I Nomor : Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Per.05/MEN/1996 Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Tata Cara Pelaporan Dan Pemeriksaan
03/MEN/98, Kecelakaan

E.6.4. Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri (APD) Beserta Fungsinya


Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan
untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau
seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja berdasarkan (Permenaker
Pasal 1 dan 2 tahun 2010). Alat pelindung diri wajib diberikan perusahaan
kepada para pekerjanya sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan
diberikan secara cuma-cuma. Pengusaha dan pengurus wajib memasang
rambu-rambu peringatan mengenai kewajiban memakai alat pelindung diri
di tempat kerja. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri,
fungsi dan jenis Alat Pelindung Diri yang sering dipakai. Alat-alat APD terdiri
dari alat pelindung kepala, alat pelindung mata dan wajah, alat pelindung
telinga, alat pelindung pernapasan, alat pelindung tangan, alat pelindung
kaki, pakaian pelindung dan alat pelindung jatuh perorangan.

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

149 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Gambar E.50. Contoh Alat Pelindung Diri

a. Alat Pelindung Kepala


Alat pelindung kepala adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi kepala dari benturan, kejatuhan benda tajam atau benda
keras yang melayang di udara, terpapar oleh radiasi panas, api, percikan
bahan-bahan kimia dan suhu yang ekstrim. Jenis-jenis alat pelindung
kepala terdiri dari helm pengaman (safety helmet), topi atau tudung
kepala dan lain-lain. Gambar E.51 di bawah ini menunjukkan helm
pengaman.

Gambar E.51. Helm Pangaman (Safety Helmet)

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

150 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

b. Alat Pelindung Mata dan Wajah


Alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang berfungsi
untuk melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya,
paparan partikel-partikel yang melayang di udara dan di badan air,
percikan benda-benda kecil, panas atau uap panas, pancaran cahaya, dan
benturan benda keras atau tajam. Jenis alat pelindung mata dan muka
terdiri dari kacamatan pengaman (spectacles), (goggles), perisai
pengelas dan perisai wajah seperti yang terlihat pada Gambar berikut.

Gambar E.52. Kacamata pengaman, Goggles, Perisai Pengelas dan perisai


wajah
Sumber: Google Image

c. Alat Pelindung Telinga


Alat pelindung telinga adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi alat pendengaran terhadap kebisingan atau tekanan. Jenis
alat pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga (ear plug) dan penutup
telinga (ear muff) seperti tertera pada Gambar E.53.

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

151 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

Gambar E.53. Sumbat Telinga (Ear Plug) dan Penutup Telinga (Ear Muff)
Sumber: Google Image

d. Alat Pelindung Pernapasan


Alat pelindung pernapasan adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi organ pernapasan dengan cara menyalurkan udara bersih
dan sehat atau menyaring cemaran bahan kimia, mikrorganisme,
partikel yang berupa debu, kabut (aerosol), uap, asap, gas, dan lain-lain.
Jenis alat pernapasan yang bisa dilihat pada Gambar E.31 terdiri dari
masker dan respirator.

Gambar E.54. Respirator Dan Masker


Sumber: Google Image

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

152 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

e. Alat Pelindung Tangan


Pelindung tangan adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi tangan dan jari-jari tangan dari semburan api, suhu panas,
suhu dingin, radiasi elektromagnetik, arus listrik, bahan kimia, benturan,
pukulan dan goresan. Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan
yang terbuat dari berbagai jenis dan berbagai bahannya seperti pada
Gambar berikut.

Gambar E.55. Sarung tangan dengan berbagai jenis dan bahan

f. Alat Pelindung Kaki


Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa atau
terbentur dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena
cairan panas atau dingin, uap panas, dan tergelincir. Jenis pelindung kaki
berupa sepatu keselamatan (safety shoes) (Gambar E.56) pada pekerjaan
konstruksi dan pekerjaan yang berpotensi bahaya peledak, bahaya
listrik, tempat kerja yang basah atau licin dan bahaya binatang.

Gambar E.56. Safety Shoes

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

153 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

g. Pakaian Pelindung
Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau
seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin, benda-
benda panas, cairan, logam panas, benturan dengan mesin, benturan
dengan peraltan, tergores, dan lingkungan seperti virus, bakteri dan
jamur. Jenis pakaian pelindung tediri dari rompi (vests), jacket, jas hujan
dan pakaian pelindung yang menutupi sebagian atau seluruh bagian
badan seperti pada Gambar dibawah.

Gambar E.57. Jenis-jenis Pakaian Pelindung


Sumber: Google Image

h. Alat Pelindung Jatuh Perorangan


Fungsi Alat pelindung jatuh perorangan berfungsi membatasi gerak
pekerja agar tidak masuk ke tempat yang mempunyai potensi jatuh atau
menjaga pekerja berada pada posisi kerja yang diinginkan dalam
keadaan miring maupun tergantung dan menahan serta membatasi
pekerja jatuh sehingga tidak membentur lantai dasar. Jenis alat
pelindung jatuh perorangan seperti pada Gambar E.58 terdiri dari sabuk
pengaman tubuh (harness), tali koneksi (lanyard), tali pengaman (safety

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

154 | B A B E
PT. SERENE TECHNO BAKTI
PERANCANG-PERENCANA-PENELITI-PENGAWAS TEKNIK

dokumen usulan teknis

rope), alat penjepit tali (rope clamp), alat penahan jatuh bergerak (mobile
fall arrester), dan lain-lain.

Gambar E.58. Alat Pelindung Jatuh Perorangan


(Sumber: Google Image)

Pekerjaan Pengawasan Pelebaran Simpang Gondrong

155 | B A B E

Anda mungkin juga menyukai