Anda di halaman 1dari 10

ASAS-ASAS RETROAKTIF

HUKUM PIDANA ISLAM

KELOMPOK 3
PENGERTIAN ASAS RETROAKTIF
Retroaktif
Berasal dari bahasa latin "Retroactus" yang artinya "to drive back"
Asas rektroaktif adalah ajaran yang menyatakan bahwa pemberlakuan
ketentuan perundang-undangan pidana secara surut
Artinya hukum yang baru dibuat dapat diberlakukan untuk perbuatan
pidana yang terjadi pada masa lalu sepanjang hukum tersebut mengatur
perbuatan tersebut, misalnya pada pelanggaran HAM berat.
Bertentangan dengan asas legalitas
KUHP dan RKUHP tidak memperkenankan berlakunya asas retroaktif
Dalam hukum pidana Islam yang dimaksud dengan asas
retroaktif secara etimologis yaitu dasar yang menjadi
tumpuan pemberlakuan suatu aturan secara surut
terhitung sejak tanggal diundangkannya.
Sedangkan pengertian asas retroaktif menurut
etimologis adalah sebagai hukum yang mencabut atau
mengurangi hak-hak tetap yang diperoleh berdasarkan
hukum yang ada, menciptakan kewajiban baru,
membebankan tugas baru atau melekatkan
ketidakcakapan baru dalam hal transaksi atau
‘konsiderasi’yang telahlewat (Husayniy, 2003:18).
Pandangan kontra atas asas retroaktif

Tidak ada kepastian hukum (certainty of law)


Membuka peluang bagi rezim penguasa untuk
menggunakan hukum secara sewenang-wenang
Melanggar HAM pelaku
Pandangan Pro atas asas retroaktif
Memberikan perlindungan HAM korban terhadap kejahatan
yang belum diatur dalam undang-undang (Social Defense)
Mengutamakan keadilan masyarakat daripada kepastian hukum
(kolektivisme)
Pemidanaan dengan melanggar asas legalitas memang tidak
adil, namun tidak menghukum orang yang bersalah karena
kejahatan yang dilakukannya jauh lebih tidak adil (Nuremberg
Trial)
Kompromi Pro-Kontra atas asas retroaktif

Asas legalitas tetap menjadi asas pokok dalam hukum pidana


Pemberlakuan asas retroaktif terbatas pada kasus-kasus
tertentu yang sangat membahayakan bagi kepentingan
masyarakat (emergency exit)
Pemberlakuan asas retroaktif di Indonesia

Pasal 3 ayat (1) UU No. 26 Tahun 2000 tentang


Pengadilan HAM
Pelanggaran HAM berat : Kejahatan genosida
dan kejahatan kemanusiaan
Dalam sejarah penegakan HPI pernah terjadi penerapan
asas retroaktif, yaitu kasus qadzaf dan hirabah

Kasus 1 : Qadzaf
"Dan orang-orang yang menuduh perempuan-
perempuan yang baik (berzina) dan mereka tidak
mendatangkan empat orang saksi, maka deralah
mereka delapan puluh kali, dan janganlah kamu
terima kesaksian mereka untuk selama-lamanya.
Mereka itulah orang-orang yang fasik,"
QS. An-Nur[24]:4
Ayat ini diturunkan berkenaan dengan hadits al-ifk
(peristiwa dusta/kabar bohong)
Kasus 2 : Hirabah
"Hukuman bagi orang-orang yang memerangi Allah
dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di bumi
hanyalah dibunuh atau disalib, atau dipotong
tangan dan kaki mereka secara silang, atau
diasingkan dari tempat kediamannya. Yang
demikian itu kehinaan bagi mereka di dunia, dan
di akhirat mereka mendapat azab yang besar."
QS. Al-Ma'idah[5]:33
"Kecuali orang-orang yang bertobat sebelum kamu
dapat menguasai mereka; maka ketahuilah, bahwa
Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
QS. Al-Ma'idah[5]:34
SEKIAN
TERIMAKASIH :)

Anda mungkin juga menyukai