No. Absensi : 01
Nama : Agung Styawan
Kelas : XI IPA 4
Tsunami
Di Indonesia, istilah tsunami sudah tidak asing lagi. Fenomena alam ini pernah
menggoreskan luka yang dalam bagi bangsa kita. Beberapa tahun yang lalu, ribuan nyawa
melayang tersapu tsunami di Banda Aceh. Indonesia berduka, dunia pun berduka.
Sesungguhnya, tsunami tidak hanya milik Indonesia semua negeri yang berbatasan dengan
laut dan memiliki potensi gempa yang tinggi rawan terkena tsunami. Salah satunya adalah
negeri yang digdaya dengan tehnologi, yakni Jepang. Namun, apakah sebenarnya tsunami
itu? Mengapa tsunsmi muncul? Bagaimana pula proses terbentuknya?(1)
Kata tsunami berasal dari Bahasa Jepang yang berarti ‘ombak besar pelabuhan’.
Defenisi umum tsunsmi adalah naiknya gelombang laut ke daratan dengan kecepatan tinggi
akibat adanya gempa pusat di dasar lautan. gempa tersebut dapat diakibatkan oleh tanah
yang longsor, lempeng bumi yang bergeser, gunung berapi yang mengalami erupsi, serta
meteorit yang jatuh di lautan, tsunami biasanya terjadi apabila besar gempa melebihi
Melebihi 7 skala richter. Tsunami cukup berbahaya terutama bagi mereka yang bermukim
di sekitar pantai. Dengan kekuatan besar tsunami akan menyapu apapun yang
dilewatinya(2).
Jika berbicara mengenai proses terjadinya tsunami, kita tentu harus memulai dari
penyebabnya, yakni gempa di dasar lautan. Tsunami selalu diawali dengan suatu
pergerakan dahsyat yang lajim kita sebut gempa sebagian besar tsunami disebabkan oleh
pergerakan lempeng yang terletak di dalam wilayah lautan. Akan tetapi, berdasarkan
catatan sejarah ada pula tsunami yang disebabkan oleh letusan gunung yakni Gunung
Krakatau yang meletus pada tahun 1883(3).
Gempa yang terjadi di dasar laut akan mengakibatkan terjadinya gelombang air laut.
Gelombang tersebut kemudian dapat bergerak hingga mencapai daratan. tenaga yang
besar dalam gelombang mampu merambat dengan kecepatan yang tak terbayangkan.
kecepatannya dapat mencapai seribu km per jam di lautan. pada saat mencapai pantai,
kecepatannya berkurang menjadi 30-50 km/jam. meskipun berkurang pesat, kecepatan
tersebut sudah mampu menyebabkan kerusakan yang parah di daratan(4).
Jika mencermati proses terjadinya tsunami, tentu kita paham bahwa tak ada campur
tangan manusia di dalamnya. dengan demikian, Bapak memiliki kendali untuk mencegah
terjadinya tsunami. Namun, dengan persiapan dan kewaspadaan yang maksimal, kita
dapat meminimalkan dampaknya, contoh yang baik sudah diperlihatkan Jepang dengan
membangun tembok tinggi dan peringatan-peringatan dini. meskipun rawan tsunami,
kesadaran rakyatnya mampu menekan jumlah korban akibat bencana tersebut(5).
(dirangkum dari berbagai sumber)