Anda di halaman 1dari 36

-

-
www.lib.umtas.ac.id

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori

1. Media Pembelajaran Kokami (Kotak Kartu Misterius)

a. Pengertian Media

Media memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai alat bantu

untuk menyampaikan informasi dari pendidik agar dapat diterima oleh

siswa/peserta didik. Media pembelajaran adalah salah satu hal yang penting

karena akan sangat membantu dalam proses pembelajaran dan juga peserta

didik akan lebih memahami apa yang disampaikan pendidik sehingga peserta

didik tidak kesulitan. Contohnya yaitu jika pendidik ingin menunjukkan

contoh hewan singa, pendidik hanya perlu menunjukkan gambar singa

tersebut atau dapat juga dalam bentuk film maupun video hewan tanpa harus

membawa hewan yang dalam bentuk asli. Sehingga peseta didik menjadi

lebih paham dan juga memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi

pembelajaran.

Menurut Daryanto (2016: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari

kata medium. Maksud dari medium yaitu sebagai perantara atau pengantar

terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Media merupakan

salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari

pembawa pesan kepada penerima pesan dalam suatu komunikasi.

Pembelajaran yaitu suatu proses interaksi antara pendidik dan peserta

didik yang dilakukan secara sengaja guna mencapai terjadinya proses belajar.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
7

Sedangkan menurut Miarso dalam Suryani (2018:3) Pembelajaran

merupakan suatu keadaan yang digunakan untuk menunjukkan suatu usaha

pelaksanaan pendidikan yang dilakukan secara sengaja, dengan tujuan yang

ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta yang

pelaksanaannya terkendali.

Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu

sarana penyampaian informasi yang dipergunakan agar mencapai tujuan

pembelajaran yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan peserta

didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar yang

pelaksanaanya terkendali.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai sumber belajar.

Dengan demikian, kehadiran media sebagai sumber belajar adalah suatu

keharusan agar proses belajar tersebut dapat memudahkan proses belajar.

Menurut Sanaky dalam Suryani (2018:9) media dalam dunia pendidikan

memiliki kegunaan-kegunaan yaitu:

1) Memudahkan penyampaian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas

(tertulis atau hanya lisan),

2) Sebagai solusi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.

Menurut Daryanto (2017:10) bahwa secara rinci, fungsi media dalam

proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
8

a) Media dapat membantu pendidik untuk memperjelas materi yang

akan disampaikan. Contohnya tentang rumus/simbol, diagram, dan

lain-lain.

b) Dapat memanipulasi benda yang tidak dapat dihadirkan ketika

proses pembelajaran berlangsung. Contohnya ketika guru

menerangkan materi tata surya, guru cukup menampilkannya dalam

bentuk video. Adapun contoh yang lain yaitu ketika guru

menjelaskan tentang metamorphosis pada hewan, guru dapat

dibantu dengan media gambar maupun video.

c) Menampilkan kembali kejadian atau objek yang sudah lama terjadi.

Misalnya jika peserta didik ingin melihat pidato proklamasi, guru

cukup menampilkan videonya kepada peserta didik.

c. Tujuan Media

Penggunaan media pembelajaran yang maksimal tentunya didasari

adanya tujuan serta untuk mendapatkan nilai tambah yang bisa didapat dan

diberikan kepada peserta didik atau siswa melalui pengalaman belajar yang

ada di sekolah maupun di tempat lainnya.. Menurut Sanaky dalam Suryani

(2018:8) bahwa tujuan media yaitu:

1) Mempermudah pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran

2) Mengefisiensikan waktu

3) Membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
9

d. Manfaat Media

Media sangat bermanfaat bagi proses pembelajaran di kelas. Dengan

media pendidik akan lebih mudah untuk menyampaikan pembelajaran.

Contohnya jika guru ingin menampilkan hewan gajah, maka guru cukup

menampilkan gambar maupun video saja.

Nurseto (2011:22) mengemukakan bahwa manfaat media

pembelajaran yaitu:

1) Menarik perhatian siswa saat proses pembelajaran berlangsung

2) Metode mengajar menjadi lebih bervariasi

3) Peserta didik menjadi lebih banyak melakukan aktivitas selama proses

kegiatan belajar, sehingga siswa tidak hanya mendengarkan materi dari

pendidik, tetapi juga dapat mengamati, menunjukkan,

mendemonstrasikan.

4) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan

5) Meningkatkan perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan

motivasi belajar.

e. Perangkat Media Pembelajaran

Perangkat adalah sejumlah bahan, alat, petunjuk dan pedoman yang

akan digunakan dalam proses pencapaian kegiatan yang diinginkan.

Menurut Daryanto (2017:16) yang termasuk perangkat media adalah

material, equipment, hardware, dan software. Istilah material berkaitan erat

dengan istilah equipment dan istilah hardware berhubungan dengan istilah

software.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
10

Material dalam media pembelajaran yaitu bahan media. Material

merupakan bahan yang digunakan maupun dipakai dalam media

pembelajaran. Sedangkan equipment merupakan sesuatu yang dipakai untuk

menyampaikan pesan yang disimpan dalam media pembelajaran.

Perangkat media pembelajaran meliputi bahan yang dipakai, dan

berdasarkan bahan yang digunakan diperlukan juga peralatan yang dipakai

untuk menyampaikannya kepada audien. Adapun istilah hardware yaitu

peralatan yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang telah dituang ke

dalam bahan media tersebut untuk dikirim kepada audien. Sedangkan

software yaitu isi pesan yang disimpan dalam bahan media tersebut.

f. Sejarah Media Pembelajaran Kokami (Kotak Kartu Misterius)

Media pembelajaran Kokami menurut Saputra (2014: 113) pertama

kali dicetuskan oleh Abdul Kadir, SPd, guru SLTP Negeri 15 Mataram, Nusa

Tenggara Barat. Dia menerapkan pola pelajaran dengan permainan Kokami

(kotak kartu misterius). Permainan ini menjadi salah satu alternatif, selain

untuk menanamkan pengetahuan kepada siswa dengan menarik dan berbekas,

juga berfungsi untuk merangsang minat dan perhatian siswa. Media

pembelajaran ini mengantar Abdul Kadir meraih juara II Lomba Kreativitas

Guru tingkat SLTP 2003 bidang IPSK yang diselenggarakan oleh Lembaga

Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Menurut Kadir dalam mengajarkan bahasa Inggris, guru terkadang

menemui kesulitan yakni meyakinkan seluruh siswa untuk menerima dan

mengerti materi yang diajarkan. Cara-cara klasik seperti menerapkan pola

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
11

kalimat lalu diikuti dengan contoh-contoh terkadang hanya menuntut siswa

untuk mencatat. Saat ulangan, siswa yang tidak jujur akan berusaha

mencontek catatan yang tidak sempat dibacanya. Untuk itu, diperlukan cara

yang memungkinkan siswa agar dapat membuat catatan bukan hanya dalam

buku catatan, tapi juga dalam ingatannya. Mereka hanya merekam hal-hal

penting dan kompleks saja dalam buku catatannya.

Kokami, menurut Kadir, merupakan media yang dikombinasikan

dengan permainan bahasa. Penerapannya melibatkan seluruh siswa, baik

siswa yang biasanya pasif maupun yang aktif. Dengan demikian, permainan

ini sangat baik digunakan dalam sebuah kelas yang terdiri atas siswa dari latar

belakang berbeda kemampuannya. Mereka akan menemukan satu titik temu

dalam membuat simpulan untuk merespon pesan yang mereka terima.

Gabungan antara media dan permainan ini, mampu memberikan

motivasi dan menarik minat siswa untuk ikut aktif terlibat dalam proses

pembelajaran. Guru sebagai instruktur sekaligus fasilitator menyiapkan

sebuah kotak yang di dalamnya berisi pesan-pesan. Pesan yang ingin

disampaikan itu dapat berupa perintah, gambar atau simbol, pertanyaan,

petunjuk, bonus, atau sanksi yang dituliskan di atas potongan-potongan

karton dan dimasukkan dalam amplop tertutup.

Permainan dan media pembelajaran ini mampu melibatkan seluruh

siswa. Permainan ini pun mampu merangsang daya pikir yang inovatif,

kreatif, dan kritis siswa sehingga mereka mampu memahami pesan yang

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
12

diberikan. Respon-respon positif yang timbul secara komunikatif merupakan

hasil dari permainan yang dirancang dan diatur secara menarik dan sistematis.

g. Pengertian Media Pembelajaran Kokami (Kotak Kartu Misterius)

Media pembelajaran Kokami (Kotak Kartu Misterius) merupakan

media yang dibuat dengan bahan yang sederhana. Membuat media ini tidak

memerlukan bahan-bahan yang mahal, cukup dengan menyediakan kardus

bekas, dan dihias sedemikian rupa agar lebih menarik perhatian siswa.

Menurut Kadir dalam Rusiana (2014:186) “Kokami (kotak dan kartu


misteri) merupakan salah satu jenis media yang dikombinasikan dengan
permainan bahasa. Penerapannya melibatkan seluruh siswa, baik siswa
yang biasanya pasif maupun yang aktif. Dengan demikian, permainan ini
sangat baik digunakan dalam kelas yang heterogen.

Menurut Kadir gabungan antara media dan permainan ini mampu

secara signifikan memberikan motivasi dan menarik minat siswa untuk ikut

aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Untuk melakukan pembelajaran ini,

perlu disiapkan bahan-bahan seperti sebuah kotak berukuran 30 x 20 x 15 cm,

15 buah amplop ukuran 15 x 9 cm, dan 15 lembar kartu pesan ukuran 6 x 12

cm. Kokami dapat dibuat secara sederhana yang fungsinya sebagai wadah

tempat amplop dan amplop yang berisi kartu pesan. Sedangkan kartu pesan

berisi materi pelajaran yang ingin disampaikan kepada siswa, diformasikan

dalam bentuk perintah, petunjuk, pertanyaan, pemahaman gambar, bonus

atau sanksi

Kartu pesan pada media ini merupakan komponen yang paling penting

karena arah kegiatan belajar mengajar tertuang di dalamnya. Agar permainan

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
13

menjadi lebih menarik, maka kartu-kartu pesan yang dirancang bervariasi

dalam bentuk perintah atau bentuk lainnya.

h. Teknis Penggunaan Media Kokami (Kotak Kartu Misterius)

Pembelajaran menggunakan media Kokami memiliki beberapa

peraturan, yaitu:

1) Masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa. Media kokami

diletakkan didepan papan tulis di atas meja yang sudah disediakan.

2) Anggota setiap kelompok ditentukan secara acak. Tiap kelompok

memiliki seorang juru bicara (ketua) yang telah dipilih oleh guru dan

anggota kelompoknya.

3) Selama permainan berlangsung, juru bicara (ketua) setiap kelompok

dibantu sepenuhnya oleh anggota.

4) Juru bicara (ketua) dalam kelompok bertugas mengambil satu amplop

dari dalam Kokami secara acak dan menutup mata, setelah juru bicara

mendapat amplop yang telah dipilih, juru bicara membacakan isi amplop

dengan keras dan harus diperhatikan oleh semua anggota.

5) Anggota kelompok bertanggung jawab menyelesaikan kartu dalam kotak

misteri.

6) Jika kelompok yang mendapat kartu misterius tidak dapat menjawab,

kelompok lain berhak menyelesaikan tugas yang tidak dapat diselesaikan

oleh salah satu kelompok.

7) Pemenang ditentukan dari skor tertinggi dan berhak mendapatkan bonus.

8) Kelompok yang mendapatkan skor terendah akan mendapatkan sanksi.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
14

i. Kelebihan dan Kekurangan Media Permainan

Setiap media pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-

masing. Hal yang paling penting dalam sebuah media yaitu pesan dan

kegunaan yang cocok untuk siswa. Media pembelajaran tidak perlu terbuat

dari bahan yang mahal, meskipun media tersebut terbuat dari bahan yang

biasa saja, tetapi jika media tersebut mampu membuat proses pembelajaran

menjadi lebih efektif tidak ada salahnya media tersebut digunakan.

Menurut Saputra (2014:112) media Kokami (Kotak Kartu Misterius)

merupakan bagian dari multimedia pengalaman terlibat karena Kokami

disajikan dalam bentuk permainan dengan suasana yang menuntut keaktifan

siswanya.

Media Kokami ini memiliki beberapa kelebihan yaitu:

1) Media Kokami mudah digunakan karena bentuknya sederhana

2) Cara pembuatannya mudah

3) Bahan yang digunakan untuk membuat media Kokami sangat mudah

didapat dan harganya murah

4) Menarik bagi siswa untuk mengikutinya, karena media ini digunakan

melalui permainan dalam kelompok

5) Siswa dapat belajar untuk bertanggungjawab, tenggang rasa, mandiri,

saling menghargai dan menghormati, dan sebagainya.

Selain kelebihan di atas, media KOKAMI memiliki kelemahan,

diantaranya:

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
15

a) Siswa lebih tertarik pada permainannya daripada hasil yang ingin

dicapai,

b) Siswa akan lupa waktu, dan

c) Memerlukan banyak persiapan.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah perubahan seseorang yang asalnya tidak tahu menjadi

tahu merupakan hasil dari proses belajar. Misalnya yang tadinya tidak dapat

berbahasa inggris sekarang mahir berbahasa inggris. Akan tetapi tidak semua

perubahan yang terjadi dalam diri seseorang merupakan hasil dari proses

belajar. Misalnya bayi yang tadinya tidak dapat tengkurep lalu dapat

tengkurep, perubahan-perubahan ini terjadi karena kematangan. Yang harus

digaris bawahi bahwa perubahan hasil belajar diperoleh karena individu yang

bersangkutan berusaha untuk belajar. Menurut Siregar (2017:3) belajar

merupakan suatu proses yang terjadi pada semua makhluk hidup yang terjadi

sejak masih bayi sampai mati. Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu

yaitu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.

Belajar tidak harus melalui menempuh jalan dengan pendidikan di

sekolah, tetapi yang dimaksud belajar yaitu jika seseorang menempuh proses

dari suatu pengalaman yang didapatkan dari mana saja. Dari proses belajar

tersebut seseorang memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman itu sendiri.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
16

b. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja,

terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu

sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali, dengan

maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang. Menurut pendapat

Komalasari (2010:3) bahwa pembelajaran yaitu proses yang ditempuh untuk

mengajarkan peserta didik/pembelajar yang sudah direncanakan,

dilaksanakan, dan dievaluasi secara teratur agar peserta didik dapat mencapai

tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Pembelajaran juga merupakan usaha yang dilakukan oleh guru untuk

membuat siswa belajar, sehingga dapat terjadinya perubahan tingkah laku

pada diri siswa yang belajar dimana perubahan tersebut didapatkan dalam

waktu yang relative lama dan karena adanya suatu usaha.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang yang telah

dikerjakan dan diperoleh dengan jalan bekerja. Prestasi belajar juga pada

umumnya hanya dibatasi pada aspek kognitif saja, karena prestasi belajar

siswa dilihat dari nilai prestasi siswa di kelas.hasil nilai tersebut dapat berupa

hasil nilai sehari-hari, nilai ulangan semester, jumlah nilai rapot atau tes

nilai sumatif.

Benyamin S. Bloom dkk dalam Azwar (2016: 8) menyatakan

pendidikan dibagi menjadi tiga bagian yaitu kawasan kognitif, kawasan

afektif, dan kawasan psikomotor.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
17

Prestasi belajar, secara luas tentu mencakup ketiga kawasan tujuan

pendidikan tersebut. Walaupun begitu, membatasi pembahasan secara khusus

hanya pada kawasan kognitif saja dengan penekanan pada bentuk tes yang

tertulis. Prestasi belajar dibedakan dari tes kemampuan lain bila dilihat dari

tujuannya, yaitu mengungkapkan keberhasilan seseorang dalam belajar.

Tujuan ini membawa keharusan untuk selalu mengacu pada perencanaan

program belajar yang dituangkan dalam silabus materi pelajaran. Hakikat

penyelenggaraan testing ini sebenarnya adalah usaha menggali informasi

yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Dalam

kaitannya dengan tugas seorang tenaga pengajar, prestasi belajar merupakan

suatu alat pengukuran dibidang pendidikan yang sangat penting sebagai

sumber informasi dalam pengambilan keputusan.

Prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk

mengungkapkan performansi maksimal dalam menguasai bahan-bahan atau

materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal di kelas

prestasi belajar dapat berbentuk ulangan-ulangan harian, tes formatif, tes

sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi. Seorang

pengajar harus mengetahui dasar-dasar penyusunan prestasi belajar agar dapat

memperoleh hasil ukur yang akurat (valid) dan dapat dipercaya (reliabel).

Harus mengetahui aspek-aspek penggunaannya yang layak dikelas,

mengetahui cara-cara pemberian angka, dan paling penting adalah

mengetahui cara interpretasi hasil pengukuran tersebut. Prestasi belajar

dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka hasil evaluasi yang

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
18

dilakukan oleh guru. Jadi prestasi belajar berfokus pada nilai atau angka yang

dicapai dalam proses pembelajaran di sekolah.

Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan siswa

dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai

setelah siswa mengalami proses belajar mengajar. Purwanto dalam Sunarti

(2016:59) mengemukakan bahwa “faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar yaitu faktor Intern (dari dalam diri individu), yang terdiri dari faktor

fisiologis, dan faktor psikologis dan faktor Ekstern (dari luar individu), yang

terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental”.

Jadi berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi dua yaitu:

a) Faktor Intern

Faktor ini berkaitan dengan segala yang berhubungan dengan diri

siswa itu sendiri berupa motivasi, minat, bakat, kepandaian,

kesehatan, sikap, perasaan, dan faktor pribadi lainnya.

b) Faktor Ekstern

Faktor ini berhubungan dengan pengaruh yang datang dari luar diri

individu berupa sarana dan prasarana, lingkungan, masyarakat, guru,

metode pembelajaran, kondisi sosial, ekonomi, dan lain sebagainya.

3. Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan

Otak manusia terdiri dari otak kiri dan kanan. Masing-masing

memiliki fungsi yang berbeda. Otak kiri berfungsi dalam hal-hal yang

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
19

berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca, serta

merupakan pusat matematika.

Adapun otak kanan berfungsi dalam perkembangan Emotional

Quotient (EQ). Misalnya sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia

lain serta pengendalian emosi. Otak kanan berhubungan dengan aktivitas

kreatif berkaitan dengan irama, musik, warna, dan gambar. Otak kanan

mendorong orang untuk terampil, kreatif, dan inovatif.

Menurut Sri Hermawati Dwi Arini, dkk dalam Sahputra (2014:53)

mengemukakan bahwa, seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam

hubungannya dengan upaya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh

gagasan tertentu.

Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) di SD memiliki

peranan yang sangat penting dalam pembentukan pribadi peserta didik yang

khas. Bidang seni rupa, seni musik, dan seni tari memiliki peran sendiri-

sendiri. Pendidikan seni budaya dan keterampilan sangat penting untuk

menampilkan sikap apresiasi, kreatifitas siswa.

Pendidikan seni di SD sangat penting keberadaannya karena

pendidikan ini bertujuan mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri

dengan berbagai cara. Adapun tujuan yang lain yaitu menumbuhkan rasa

kesadaran berapresiasi terhadap keragaman budaya lokal dan global agar

membentuk sikap menghargai, demokratis, beradab, dan hidup rukun dalam

masyarakat dan budaya. Tujuan yang terakhir yaitu mengembangkan

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
20

kompetensi kemampuan dasar siswa yang mencakup persepsi, pengetahuan,

pemahaman, evaluasi, apresiasi, dan produktivitas.

Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar mempunyai

kewajiban dan bertanggungjawab penuh atas semua proses kegiatan belajar

mengajar di kelas.

Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) merupakan salah

satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah dasar yang terdiri dari

seni tari, seni musik, seni rupa, dan keterampilan yang merupakan mata

pelajaran yang di dalamnya terkandung muatan nilai berbudaya yang sangat

berguna untuk merangsang kreativitas berfikir siswa.

Dalam mata pelajaran SBK, aspek budaya tidak dibahas secara

tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata pelajaran SBK

pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Pendidikan

SBK menjadi tombak bagi siswa untuk mengenal kebudayaan Indonesia,

menumbuhkan rasa nasionalisme, serta menjadi wadah untuk

mengembangkan kreativitas siswa dalam berkarya.

Dalam pelaksanaan penelitian, evaluasi yang digunakan untuk

mengukur kreativitas siswa dalam pembelajaran SBK harus didasarkan pada

aspek-aspek yang harus dicapai siswa, yaitu:

1) Aspek Kognitif (pengetahuan): penilaian aspek kognitif dalam

pembelajaran SBK berkenaan dengan pemahaman daya pikir, lalu

diaplikasikan ke dalam perbuatan.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
21

2) Aspek Afektif (sikap): aspek afektif yang dijadikan penilaian yaitu

respon (sambutan) siswa dalam menunjukkan sikap kesungguhan dalam

belajar dan keberanian untuk mengungkapkan gagasan melalui gerakan.

3) Aspek Psikomotor (keterampilan): penilaian aspek pikomotor yang

dilakukan untuk mengetahui kreativitas siswa mencakup kemampuan

dalam menciptakan suatu hasil karya seni rupa murni.

Pembelajaran SBK pada siswa sekolah dasar lebih menekankan

kepada proses kreatif. Proses kreatif mengacu aktivitas siswa untuk berkreasi

secara spontan berdasarkan imajinasinya. Menumbuhkan respons kreatif pada

siswa sekolah dasar diperlukan stimulus (rangsangan). Rangsangan mampu

membangkitkan motivasi, imajinasi, dan inspirasinya

Dapat disimpulkan bahwa seni merupakan segala sesuatu perbuatan

manusia yang timbul dalam benaknya sehingga akan menjadi indah sehingga

dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya. Ruang lingkup mata

pelajaran seni budaya dan keterampilan (SBK) meliputi: seni rupa, seni

musik, seni tari, seni drama, dan keterampilan.

4. Deskripsi Materi Mengapresiasi Seni Musik

a. Identifikasi Berbagai Ragam Musik Daerah Nusantara

Musik daerah lahir dan berkembang secara turun-temurun sesuai

dengan budaya daerah masing-masing. Dalam musik nusantara terdapat

keanekaragaman budaya yang memiliki ciri khas dari masing-maisng daerah

setempat. Berikut ini adalah ragam musik daerah nusantara.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
22

1) Gamelan

Gamelan adalah seperangkat alat musik yang dimainkan dengan tanda

nada salendro dan pelog. Cara memainkan alat musik gamelan sangat

beragam. Ada yang digesek, ditiup, dipukul, dan dipetik. Daerah yang dikenal

memiliki gamelan antara lain Jawa barat, jawa tengah, jawa timur, Madura,

bali, Lombok, dan Kalimantan selatan (Banjarmasin).

Gambar 1.
Alat Musik Gamelan
(Sumber: http://www.datasunda.org, 2018)

2) Kolintang

Kolintang merupakan alat musik tradisional dari daerah minahasa.

Alat musik ini dibuat dari bilah-bilah kayu yang disusun sedemikian rupa

sehingga menghasilkan nada-nada diatonik. Alat ini dimainkan dengan cara

dipukul.

Gambar 2.
Alat Musik Kolintang
(Sumber: https://kanalsatu.com, 2018)

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
23

3) Gambang kromong

Gambang kromong merupakan kesenian musik masyarakat betawi

(tinggal di wilayah Jakarta dan sekitarnya). Kesenian musik ini biasanya

untuk mengiringi dan memberikan ilustrasi suasana pada pertunjukan

lenong.

4) Calung

Calung merupakan seni musik bambu di daerah Banyumas,

gabungan dari instrumen angklung (bambu) dan gamelan (logam). Sebagai

musik hiburan, calung tidak hanya menampilkan nada-nada Banyumasan

(Salendro), tetapi juga gubahan jawa gaya Surakarta dan Yogyakarta,

susunan nada sunda dengan rasa jawa, lagu pop, keroncong, dan dangdut.

Gambar 3.
Kesenian Calung Banyumas
(Sumber: https://www.revolvy.com, 2018)

5) Bheru

Bheru merupakan kesenian musik Desa Waru, Pamekasan,

Madura. Musik ini berfungsi sebagai pengiring pertunjukan. musik bheru

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
24

yang terdiri atas satu jedor, satu tambur, satu kecer, dua dug-dugan,

sorenen dari kayu, dan empat trompet.

6) Tataganing

Tataganing merupakan orkes batak toba. Peralatan musik pada

orkes ini terdiri atas gendang yang berbeda-beda ukuran yang disusun

berdasarkan tangga nada tertentu sehingga dapat memainkan sebuah lagu.

Sebuah cabang mirip gong kecil dan kendang kecil melengkapi orkes

dalam menentukan irama, sedangkan alat tiup serunai membawakan

lagunya.

7) Tarling

Tarling merupakan kesenian khas dari wilayah pesisir timur laut

Jawa Barat (Indramayu-cirebon dan sekitarnya). Bentuk kesenian ini pada

dasarnya adalah pertunjukan musik, namun disertai dengan drama pendek.

Nama “tarling” diambil dari singkatan dua alat musik dominan, yaitu gitar

dan suling. Selain kedua instrumen ini, terdapat pula sejumlah perkusi,

saron, kempul dan gong.

8) Sasando

Sasando adalah alat musik dari daerah Nusa Tenggara Timur.

Sasando adalah sebuah gitar dari bambu yang terdiri dari 36 dawai yang

terbuat dari logam.alat musik ini terbuat dari daun lontar .

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
25

Gambar 4.
Alat Musik Sasando
(Sumber: cerita-indonesian.blogspot.com, 2018)

Gambar 5.
Tangga nada pelog dan slendro
(Sumber: http://pamantulis.blogspot.com, 2018)

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
26

Gambar 6.
Tangga Nada Mayor dan Minor
(Sumber: http://senkreatif.blogspot.com, 2018)

Musik daerah adalah musik yang menjadi ciri khas suatu daerah.

Fungsi musik daerah adalah sebagai berikut:

a) Alat Komunikasi

Bunyi-bunyian yang berasal dari kentungan dapat digunakan untuk

memberi tahu penduduk akan adanya kebakaran, banjir, gempa bumi,

perampokan, atau pertemuan desa.

b) Pengiring Tari

Berbagai macam tari daerah yang kamu kenal, pada dasarnya

diiringi dengan musik daerah. Contohnya tari kecak (Bali), tari pakarena

(Sulawesi), dan tari mansorandat (Papua).

c) Pengiring Pertunjukkan

Pertunjukkan wayang kulit, wayang orang, dan ketoprak adalah

beberapa contoh seni pertunjukkan daerah yang diiringi oleh musik

daerah, yaitu gamelan.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
27

d) Pelengkap dalam upacara adat

Musik daerah dapat digunakan dalam upacara adat, misalnya

upacara kematian, upacara pernikahan atau upacara panen padi.

b. Unsur-Unsur Musik

Musik terbentuk dari beberapa unsur di antaranya irama dan

melodi.

1) Irama

Irama merupakan panjang pendeknya bunyi musik yang berjalan

menurut birama tertentu. Irama terbentuk dari sekelompok bunyi dan diam

dengan berbagai macam panjang pendek, membentuk pola irama, dan

bergerak menurut ketukan dalam birama.

2) Melodi

Melodi terbentuk dari sekelompok nada-nada yang berjalan menurut

irama tertentu. Susunan dalam melodi mempunyai pola yang mengacu pada

pola birama.

Unsur melodi tidak selalu ada dalam pertunjukan musik daerah.

Sebagai contoh musik gordang sambilan dari daerah Sumatera Utara. Alat

musik yang digunakan dalm pertunjukkan musik gordang sembilan yaitu

gendang. Gendang termasuk jenis alat musik ritmi. Jadi, musik ini hanya

memainkan perpaduan irama antara gendang satu dengan gendang lainnya.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
28

Gambar 7.
Irama dan Musik
(Sumber: http://mastugino.blogspot.co.id, 2018)

Gambar 8.
Notasi Balok
(Sumber:http://kbmmusikspensa.blogspot.co.id, 2018)

c. Membandingkan Berbagai Lagu dan Musik Nusantara

Lagu dan musik daerah di negara kita memiliki persamaan dan

perbedaan antara daerah satu dengan daerah lainnya. Persamaan dan

perbedaan itu dapat dilihat dari alat musik yang digunakan, syair, irama, atau

melodinya. Lagu merupakan salah satu yang membedakan daerah satu

dengan daerah lainnya. Penggunaan syair dan bahasa daerah itu sudah dapat

membedakan lagu dan musik dari setiap daerah di nusantara. Hal tersebut

dapat dilihat pada contoh syair lagu yang ada di bawah ini.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
29

Gambar 9.
Lagu Butet
(Sumber: Subekti, 2010)

Gambar 10.
Lagu Apuse
(Sumber: Subekti, 2010)

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
30

Lagu ”Butet” merupakan lagu daerah Sumatra Utara. Syair lagu ini

menggunakan bahasa daerah setempat. Irama pada lagu memiliki kesan sedih.

Sedangkan lagu Lagu ”Apuse” berasal dari daerah Papua. Syair pada lagu ini

menggunakan bahasa daerah setempat. Dilihat dari segi iramanya, lagu ini

memiliki irama yang riang.

Setiap daerah memiliki lagu daerahnya masing-masing. Tetapi bukan

hanya lagu daerah saja setiap daerah di Indonesia memiliki musik daerah

masing-masing. Ada persamaan dan perbedaan antara musik daerah satu

dengan musik daerah yang lainnya, contohnya dalam penggunaan alat musik.

Ada pula beberapa alat musik daerah yang meskipun jenisnya sama, tetapi

mempunyai bentuk yang berbeda. Perhatikan contoh berikut.

Gambar 11.
Alat Musik Thek-Thek atau Kentongan
(Sumber: http://budayajawa.blogspot.co.id, 2018)

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
31

Gambar 12.
Alat Musik Angklung
(Sumber: https://malangtoday.net, 2018)

Musik thek-thek atau kentongan pada gambar 11 dan musik angklung

pada gambar 12 sama-sama terbuat dari bambu. Sekilas musik thek-thek atau

kentongan dari daerah Banyumas, Jawa Tengah ini seperti musik angklung

dari daerah Jawa Barat. Namun, sebenarnya ada perbedaan antara musik thek-

thek atau kentungan dengan musik angklung, yaitu irama pada musik thek-

thek atau kentungan cenderung datar. Cara memainkannya pun berbeda.

Musik thek-thek atau kentungan dimainkan dengan cara dipukul. Selanjutnya,

musik angklung dimainkan dengan cara digoyang-goyangkan.

Indonesia memiliki keragaman budaya, termasuk seni musik.

Keragaman itu dapat dilihat dari syair, melodi, dan alat musiknya. Kita

sebagai bangsa Indonesia patut bangga dan harus menjaga keunikan seni

musik daerah, agar keanekaragaman musik nusantara tetap terjaga.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian ini mengenai pengaruh media Kokami (Kotak Kartu

Misterius) terhadap hasil belajar siswa materi mengapresiasi musik daerah

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
32

siswa kelas VI di SDN II Pamokolan.Berdasarkan eksplorasi peneliti,

ditemukan beberapa tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini.

1. Penelitian dari Putri Eka Kurniasari Widodo pada tahun 2017 yang

berjudul “Pengaruh Media KOKAMI terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas

V SDN Sambibulu Sidoarjo” Dilaksanakannya penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan media kokami

terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Sambibulu Sidoarjo dan

menunjukkan hasil bahwa:

a. Terdapat pengaruh yang signifikan pada kelas eksperimen.

b. Hasil t-test yang dilakukan diperoleh nilai thitung sebesar 4,19 dan

dengan taraf signifikan 5% diperoleh ttabel sebesar 2,00. Sehingga thitung

> ttabel (4,19>2,00) yang artinya Ho tidak terbukti dan Ha terbukti.

c. Peningkatan nilai rata-rata dari hasil pretest dengan hasil posttest pada

kelas eksperimen lebih besar daripada nilai rata-rata hasil pretest dan

posttest pada kelas kontrol,

d. Hasil n-gain ternormalisasi yang diperoleh kelas kontrol adalah 0,21.

Hasil tersebut memiliki interpretasi yang rendah karena 0,00 < 0,21 <

0,30. Sedangkan hasil n-gain ternormalisasi dari kelas eksperimen

adalah 0,57. Hasil tersebut memiliki interpretasi sedang karena 0,30 <

0,57 < 0,70.

e. Tanggapan siswa terhadap media kokami berinterpretasi sangat baik.

2. Penelitian dari Yuli Rusiana pada tahun 2014 yang berjudul ”Penggunaan

Media KOKAMI pada mata Pelajaran IPA untuk Meningkatkan Hasil

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
33

Belajar Siswa Kelas VA SDN Darungan 01 Kecamatan Tanggul

Kabupaten Jember”. Penelitian ini bertujuan agar pendidikan IPA dapat

menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan

alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Penguasaan terhadap

bidang IPA sangat diperlukan siswa sebagai bekal hidupnya dalam

menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

semakin pesat dan menunjukkan hasil bahwa:

a. Aktivitas mendengarkan pada siklus I sebesar 71,05% sedangkan

pada siklus II 94,73% sehingga dapat diketahui pada aktivitas

mendengarkan mengalami peningkatan 23,68%.

b. Pada ketercapaian aktivitas diskusi pada siklus I sebesar 63,68%

sedangkan pada siklus II 86,84% sehingga dapat diketahui pada

aktivitas diskusi mengalami peningkatan 23,16%.

c. Pada ketercapaian aktivitas menyelesaikan soal pada siklus I sebesar

59,45% sedangkan pada siklus II 92,10%, sehingga dapat diketahui

pada aktivitas menyelesaikan soal mengalami peningkatan 32,65%.

d. Hasil belajar siswa meningkat yaitu pada siklus 1 siswa yang tuntas

belajar sebanyak 22 anak (57,89%), dan pada siklus 2 siswa yang

tuntas belajar sebanyak 35 anak (92,10%).

e. Hasil belajar siswa yang tergolong dalam kategori tidak tuntas pada

siklus I sebesar 42,11% (16 siswa) sedangkan pada siklus II juga

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
34

sebesar 17,9% (3 siswa) dengan demikian kategori hasil belajar siswa

yang tergolong tidak tuntas mengalami penurunanan sebesar 34,21%.

3. Penelitian dari Puji Astutik pada tahun 2015 yang berjudul “Peningkatan

Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Problem Based Instruction

Berbantuan Media Kokami Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Bebengan

Kendal”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran IPA yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan

hasil belajar siswa melalui model problem based instruction berbantuan

media kokami di kelas IV SDN 1 Bebengan Kendal pada tahun

2015/2016. Hasil

a. Hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan adanya peningkatan dari

siklus I sampai siklus III. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I

memperoleh skor 21,87 dengan kategori baik (B). Siklus II hasil

observasi aktivitas siswa memperoleh skor 23,85 dengan kategori baik

(B). Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus III memperoleh skor

26,58 dengan kategori sangat baik (A).

b. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan mulai dari siklus I sampai

siklus III. Rata-rata kelas hasil belajar siswa pada siklus I adalah 74,6

dengan ketuntasan belajar klasikal 67,8%, (19 siswa dari 28 siswa),

siklus II rata-rata kelas adalah 75 dengan hasil ketuntasan belajar

klasikal 78,6% (22 dari 28 siswa), dan siklus III rata-rata kelas yang

diperoleh adalah 78,2 dengan hasil ketuntasan belajar klasikal 82,1%

(23 dari 28 siswa). Hasil tersebut menunjukkan bahwa indikator

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
35

ketuntasan belajar sekurang-kurangnya 80% sudah tercapai pada

siklus III

Dari beberapa penelitian relevan yang peneliti ajukan, peneliti akan

melakukan penelitian yaitu mengenai prestasi belajar siswa kelas VI setelah

dilakukan perlakuan dengan menggunakan media Kokami. Jika dalam

penelitian diatas tujuannya adalah pengaruh Kokami terhadap hasil belajar

IPS, meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA, dan meningkatkan

kualitas pembelajaran IPA, peneliti disini melakukan penelitian untuk

melihat prestasi belajar siswa pada materi mengapresiasi musik daerah setelah

media Kokami tersebut digunakan.

C. Kerangka Pikir

Media pembelajaran yang digunakan oleh guru kepada siswa dapat

mempengaruhi dan menunjang keberhasilan pembelajaran yang berdampak

pada prestasi belajar siswa.

Salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi

belajar yaitu media pembelajaran Kokami (Kotak Kartu Misterius). Media

Kokami yaitu media yang lebih tepatnya termasuk kedalam media tiga

dimensi. Media ini dibuat membentuk sebuah kotak yang bahannya terbuat

dari kardus. Media ini tergolong kedalam media yang dapat diproduksi

dengan mudah, dan tergolong sederhana dalam penggunaan dan

pemanfaatannya, dapat dibuat dengan mudah dan bahannya mudah diperoleh

di lingkungan sekitar.Melalui media KOKAMI tersebut diharapkan dapat

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Pada penelitian ini peneliti

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
36

menggunakan media Kokami pada mata pelajaran Seni Budaya dan

Keterampilan (SBK).

Media Kokami ini merupakan media yang diaplikasikan melalui

permainan. Siswa dituntut untuk bekerjasama dengan kelompoknya masing-

masing. Setiap kelompok harus bisa menjawab pertanyaan yang ada di dalam

kotak misterius yang sudah disediakan oleh guru, dan jika setiap kelompok

mampu menjawab setiap pertanyaan maka kelompok berhak medapatkan

skor, sedangkan jika kelompok tersebut tidak dapat menjawab maka

pertanyaan dapat diambil oleh kelompok lain. adapun langkah-langkah

penggunaan media Kokami dalam penelitian ini antara lain:

1. Pembagian kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa disetiap kelompoknya.

2. Pemilihan ketua kelompok yang ditentukan oleh guru.

3. Tugas ketua kelompok yaitu mengambil amplop misterius yang ada di

dalam kotak lalu membacakannya di depan kelas dengan lantang

sedangkan tugas anggota kelompok yaitu menjawab pertanyaan yang

dibacakan oleh ketua kelompok

4. Jika kelompok tersebut tidak bisa menjawab pertanyaan yang sudah

dibacakan oleh ketua, maka kelompok lain boleh merebut pertanyaan

yang tidak bisa di jawab oleh kelompok sebelumnya dan hal tersebut

dilakukan seterusnya

5. Jika kelompok yang bisa menjawab pertanyaan tersebut mendapatkan

skor.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
37

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik berupa pengetahuan,

sikap maupun keterampilan. Masalah yang sering dihadapi dalam kegiatan

belajar mengajar adalah kurang aktifnya peserta didik dalam kegiatan belajar

mengajar. Kurang aktifnya peserta didik dalam kegiatan pembelajaran

menyebabkan peserta didik kurang bisa menyerap materi pelajaran dengan

baik.

Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu usaha, kemampuan, dan

sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal di bidang pendidikan.

Kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis

tertentu yang berada di bangku sekolah. faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar ada dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu

faktor yang berhubungan dengan diri siswa itu sendiri yang berupa motivasi,

minat, bakat, kepandaian, kesehatan, sikap, perasaa, dan faktor pribadi

lainnya. Sedangkan faktor eksternal yaitu sekolah, lingkungan, sarana dan

prasarana khususnya hubungan guru dengan siswanya yang paling

mempengaruhi peningkatan prestasi belajar.

Dengan melalui pengukuran proses belajar dapat diketahui

peningkatan prestasi belajar siswa. Seperti juga dalam bidang studi lain

setelah dilaksanakan pengukuran proses belajar yang melalui hasil tes, maka

dapat diketahui prestasi belajar siswa dengan melihat nilai rapot maupun hasil

tes lain.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
38

Prestasi belajar pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur

aspek kognitifnya yang diambil dengan cara menggunakan tes. Adapun

kerangka berpikir dapat di gambarkan seperti di bawah ini:

Guru yang selalu menggunakan


metode konvensional

Pembelajaran menjadi
monoton

Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran SBK materi


mengapresiasi musik daerah rendah

Media Kokami (Kotak Kartu Misterius)

Pembelajaran dilakukan secara Pembelajaran dipadukan


berkelompok dengan permainan

Proses pembelajaran menjadi Siswa menjadi berpartisipasi


menyenangkan dan berkesan aktif dalam proses pembelajaran

Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran SBK materi


mengapresiasi musik daerah mengalami peningkatan

Gambar 13.
Skema Kerangka Berpikir
(Sumber: Dokumentasi Peneliti)

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
39

D. Hipotesis Penelitian

Secara etimologis hipotetsis berasal dari dua kata, yaitu “Hypo” yang

artinya di bawah dan “Thesa” yang artinya kebenaran. Menurut Jakni

(2016:41) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap hasil penelitian yang

akan dilakukan dan masih memerlukan suatu pembuktian dengan data-data

dan fakta-fakta di lapangan.

Menurut Arikunto (2013:112) ada dua jenis hipotesis yang digunakan

dalam penelitian:

1. Hipotesis nol sering disebut juga hipotesis statistik, karena biasanya

dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan

perhitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan adanya perbedaan antara

dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

2. Hipotesis kerja atau disebut hipotesis alternatif, disingkat Ha. Hipotesis

kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya

perbedaan antara dua kelompok.

Berdasarkan kerangka berfikir, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

a. Hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini yaitu media pembelajaran

KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) berpengaruh terhadap prestasi belajar

siswa kelas VI di SDN II Pamokolan.

b. Hipotesis nol (Ho) dalam penelitian ini yaitu media pembelajaran

KOKAMI (Kotak Kartu Misterius) tidak berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa kelas VI di SDN II Pamokolan.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
40

Kriteria Ha dapat diterima yaitu media pembelajaran Kokami

dikatakan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dalam materi

mengapresiasi musik daerah jika rata-rata posttest kelas eksperimen berbeda

secara signifikan dari pada kelas kontrol.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
41

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-

Anda mungkin juga menyukai