Anda di halaman 1dari 4

Bedhahing Rasa

Dening : Ichwan Januar Sulistyono, S.Pd.

Paraga

1. Ratu Ageng Tegalreja : ………………………………………………….


2. Kartika (LK 1) : ………………………………………………….
3. Kuswati (LK2) : ………………………………………………….
4. Retna (LK 3) : ………………………………………………….
5. Sri (LK 4) : ………………………………………………….
6. Lembayung : ………………………………………………….
7. Simbok : ………………………………………………….
8. Arumi : ………………………………………………….
9. Noni Van Aleta : ………………………………………………….
10. Emban : ………………………………………………….

INTRODUKSI
Suasana begitu sedih, jenazah simbok terbaring tertutup selembar kain jarik. Arumi, anak
semata wayangnya begitu meratapi kepergian simboknya. Teman-teman seperjuangannya
yang berusaha menenangkannya, tak mampu membendung kesedihan Arumi.
001
Arumi : Simboooook. Simboooook. (teriak) Simboooooooooooook !!

BABAK I
002
Simbok : Alah jan, kok seneng banget ta ndhuk. Ada apa ? Sini , simbok dicritani ndhuk.
003
Lembayung : Mbok, simbok sudah tau belum ? Tadi pagi ada nayaka praja yang kesini pas
simbok lagi ke pasar.
004
Simbok : Lho lhoooo, ada apa ? Kita dapat bebungah ndhuk ? Kok simbok tidak tau kalau
kagungan dalem paring bebungah pada kita.
005
Lembayung : Iya mbok. Bebungahnya bikin bungaaaah banget. Tapi jangan bilang bilang ya
mbok.
006
Simbok : Welhaaaa, apa ndhuk ? Apa ??
Lembayung mbisiki ke Simbok
007
Simbok : (kaget) Tenane ndhuk ? Tapi kan ….
008
Lembayung : Sudah, simbok pokoknya bakal jadi orang kaya. Tidak lagi nyari-nyari kayu
bakar ditengah hutan, tidak perlu lagi jadi buruh pukul batu dipinggir kali, tidak perlu lagi , ….
009
Simbok : Sik ta ndhuk. Tapi apa kamu sudah pertimbangkan matang-matang ? Lalu
adikmu Arumi ?
010
Lembayung : Halah mbok, Arumi angel dikandhani. Sudah mbok, saya mau pamit ke negara
dulu. Pareng mbok.
011
Arumi : Mbok , ada apa ta ? Kok simbok kelihatan sedih ? Apa mbakyu bikin tatu simbok
lagi ? Mboooook ?
012
Simbok : Oalah ndhuk, Arumi cah ayu.
013
Arumi : Ada apa mbok ?
014
Simbok : Oh tidak ndhuk, ayo kita makan siang dulu.

BABAK II
Kartika, Kuswati, Retna, Sri masuk langsung duduk bersila, caos sembah pada Ratu Ageng
Tegalreja.
015
Ratu Ageng : Kartika, Kuswati, Retna, Sri, terima kasih kalian telah menepati Nawala
yang aku kirimkan pada kalian. Ketahuilah, bahwa cucuku Raden Mas Surojo sebentar lagi akan
dinobatkan menjadi sultan oleh Inggris. Maka jelas, ideologi kita sebagai orang jawa, cepat atau
lambat pasti akan bergeser. Kartika, Kuswati.
016
Kartika, Kuswati : Sendika Nyi Ratu Ageng.
017
Ratu Ageng : Kalian yang ditugaskan di Prabayeksa, apakah kalian mendapat info dari
anakku ?
018
Kartika : Punten dalem sewu, Ratu Ageng. Sinuwun HB 2 akhir-akhir ini sangat
jarang memasuki Prabayeksa. Beliau saat ini lebih memilih menyendiri, karena kekecewaan
beliau terhadapa Belanda.
019
Kuswati : Betul Ratu Ageng. Saat ini kedudukan patih telah dijabat oleh Danureja II.
Semua sudah tau, bahwa Danureja II adalah pendukung Belanda.
020
Ratu Ageng : Sudah kuduga. Lalu sekarang dimana nakmas Sundoro ?
021
Retna : Tadhah wadana Nyi Ageng, ingkang sinuwun tidak mau
memberitahukan keberadaannya pada kami. Beliau ingin menyendiri.
022
Ratu Ageng : Baiklah. Sekarang kembalilah ke karaton. Sekali lagi, jangan pernah
katakan bahwa akulah panglima Prajurit Langen Kusuma.
023
Semua : Sendika !

BABAK III
024
Lembayung : Permisi nona. Permisi. Ini saya, Lembayung nona.
025
Van Aleta : Aaaaa Lembayung. Mari mari. Sudah kau putuskan tawaranku kemarin ?
026
Lembayung : Tentu saja nona. Saya siap bergabung dengan Belanda nona. Asalkan
hadiahnya sesuai yang nona tawarkan kemarin.
027
Van Aleta : Well well well, Lembayung. Tentu saja saya orang tidak akan bohong. 1
kantong emas. Emban ! Ini akan jadi milikmu. Sudah tau tugasmu apa ?
028
Lembayung : Tentu. Habisi Ratu Ageng kan ? Para nayaka praja yang kemarin datang
ke rumah sudah memberi tahu semua rencana nona Van Aleta. Mereka jelaskan secara detail,
apa dan bagaimana.
029
Van Aleta : Tentu saja mereka tau. Para nayaka praja itu juga sudah menjadi orang-
orangku, sama sepertimu Lembayung. Ratu Agenglah aktor intelektual dibalik kematian
ayahku, Kapten De Clerck di Bogowonto. Ayahku dibunuh oleh Hamengkuwana 1, suami Ratu
Ageng !
030
Lembayung : Tenang saja nona Van Aleta, Ratu Ageng sekarang sudah menjadi rakyat
biasa. Menjadi petani miskin, sama seperti simbokku.
BABAK IV
031
Ratu Ageng : Ini lho dhi, kemarin itu sayuran yg tak jual lumayan laku di barat kali
Progo.
032
Simbok : Cen iya mbakyu, disana memang mudah lakunya kalau berjualanan
sayur. Soalnya disana banyak rawa, bukan sawah seperti Tegalrejo sini. Ndhuk, Arumi. Bikin
minum ndhuk !
033
Lembayung : Ora sah ! Biar aku saja. Kamu ndak usah ikut-ikut urusan gawe wedang.
Gaweanmu resik-resik sama masak.
034
Lembayung : Mangga Mbok, mangga. Silakan diminum pumpung masih hangat.
035
Ratu Ageng : Sudah ya, gandheng sudah sore, saya pamit dulu. Banyak santri yang
nanti mau mengaji dirumah. Pareng nggih dhi. Ayo ndhuk.
036
Simbok : Aduh, perut simbok kok sakit ya ndhuk.
037
Arumi : Lho , simbok kenapa ? Mbok ?
037
Simbok : Tidak tau ndhuk, tiba-tiba perut simbok mual. Kepala simbok pusing.
Simbok mau rebahan dulu di senthong.
038
Arumi : Simbok !! Jangan tinggalkan Arumi mbok. Simboooook !
039
Ratu Ageng : Arumi, aku tau siapa pelakunya. Ikutlah denganku, maka kau akan siap
menghadapi semuanya.

BABAK V
Backsound : Geger Sepehi pecaaaaaah !!

Anda mungkin juga menyukai