Anda di halaman 1dari 9

Naskah Drama Legenda Baturaden

rifqi 8 September 2015 Naskah Drama Legenda


Baturaden2015-10-28T09:49:22+00:00Naskah
Drama No Comment

Alkissah pada zaman dahulu kala hidup seorang pemuda
tampan bernama Suta. Untuk menghidupi dirinya, Suta
bekerja sebagai seorang kacung di Kadipaten Kutaliman,
Banyumas,. Tugasnya adalah merawat sekaligus
membersihkan kandang kuda milik Adipati Kutaliman.
Oleh karena dia adalah seorang baik dan jujur, maka
selama bekerja tidak pernah mendapatkan masalah yang
berarti.
Bagaimana ceritanya? Langsung saja kita lihat di
alamnya :
Suta : Hee penonton, maen ke karang pucung nangkep
ikan, walaupun gue kacung tapi gue ganteng kan? gue
kerja dulu ya penonton?. (nyapu kandang kuda)
Adipati : (jalan-jalan di kandang kuda nya), ohh.. bagusbagus (sambil mengangguk-angguk), Suta kesini, saya
mau ngomong.
Suta : Sendiko dawuh paduka,,, (menghadap), ada apa
baginda?
Adipati : kerja kamu bagus, setiap hari kandang kudaku
bersih selalu, tidak salah kudaku sehat-sehat.
Suta : wah baginda bisa saja, tidak kok, kalo kuda
baginda sehat itu kan karena takdir sang Hyang Kuasa.
Adipati : karena kerja kamu bagus, aku kasih hadiah.
Suta : Maturnuwun gusti, kalo boleh tau apa hadiahnya
gusti?

Adipati : setiap hari pasaran manis aku bolehkan kamu


untuk berjalan-jalan di daerah Kutaliman ini, bagaimana?.
Suta : wahh maturnuwun sanget paduka, semoga sang
hyang kuasa menambah rejeki paduka.
Adipati : ya ya, saya ada urusan lagi Suta? Teruskan
pekerjaanmu Suta, (Adipati pergi).
Dengan titah dari adipati tersebut, setiap hari manis ia
sempatkan untuk berjalan-jalan di wilayah-wilayah
Kadipaten Kutaliman, karena wilyahnya yang luas maka
Suta memutuskan untuk mengunjungi satu persatu
wilayah tersebut. Singkat cerita saat berada di wilayah
terakhir yang ia kunjungi yakni Desa Jatisaba ia
mendengar sesuatu, apa yang ia dengar?, kita dengar di
TKP.
Putri Aghni : Tolong tolong. Siapa saja tolong saya.
(badan di lilit ular besar).
Suta : sepertinya aku mendengar suara orang minta
tolong? (dia mencari sumber suara) itu ternyata..
Dalang : stop. Dengan gagah berani Suta melawan ular
raksasa tersebut yag ternyata seorang siluman, namaya
Siluman Ula Weling, bertarunglah Suta dengan siluman
Ula Weling.
Suta : hey siluman tengik jangan kau ganggu perempuan,
jika kau masih punya nyali lewati dulu mayatku.
Ula Weling : ki sanak mengganggu saja usaha saya
mencari makan, atau tampaknya ki sanak ingin
memberikan tubuh kekar ki sanak untuk saya sarapan
juga?.
Suta : jangan banyak bacot kau !, ayo kita buktikan siapa
yang akan terlebih dahulu mencium tanah.

(Suta dan Ula Weling bertarung, dan Suta menang).


Suta : (mendekati Putri Aghni) Jenganten tak apa?,
Aghni : ya tak apa. (pandang-pandangan, lagu
pandangan pertama)
Suta : mari saya bawa Jenganten ke Tabib Wisnu (Suta
membopong Aghni)
Aghni : (mengangguk lemah) iyaa
Sejak pandangan pertama itu bersemilah benih-benih
asmara di lubuk hati kedua anak manusia itu, meski
mereka tak menyadari kejamnya status sosial sedang
mengintai untuk mencoba hubungan mereka kelak.
(Di rumah Tabib Wisnu)
(Tabib Wisnu mengobati Aghni dan Suta Nampak
bingung)
Suta : bagaimana dengan keadaan jenganten ini tabib?
Apakah dia bisa selamat?.
Wisnu : kelakuan sampeyan seperti orang sedang jatuh
cinta saja,
Suta : tidak lah, aku hanya seorang kacung, gadis mana
yang bersedia menikah dengan batur.
Wisnu : jadi sampeyan belum tau siapa yang sampeyan
tolong?
Suta : ya saya belum tau, yang penting menolong gitu.
Wisnu : Sampeyan memang orang baik, dia dalah Putri
Adipati Kadipaten Kutaliman, Putri Aghni namanya, ia
adalah putri tunggal sang raja.
Suta : astaga!!! Yang benar saja?
Wisnu : ya benar
Suta : ya sudah saya pamit dulu ki, ini uang 50 keping
buat ongkos jenganten pulang dan ongkos obat, kalau

lebih anggap saja uang trimakasih dari saya atas


informasinya.

Setelah itu pulanglah Suta ke rumahnya, hari-harinya kini


diselimuti gundah yang tak terkira, ia lebih banyak
melamun, layaknya orang jatuh cinta, makan tak enak
tidur tak nyenyak.
Pada suatu hari.
(Di dekat kandang Kuda).
Suta dan Aghni : Lewat dan tabrakan dan (lagu kuch2 ho
ta hai).
Raja : (Raja datang dan musik mati) Aghni masuk
rumah !!!, Suta, bawa kudaku si Bledeg ke kandang.
Suta dan Aghni : berpandangan dan bilang (sendhiko
dawuh romo/paduka)
Suatu hari ada seorang prajurit datang menghadap raja,
tampaknya dia membawa kabar penting, kabar apakah
itu?
Prajurit : Nuwun sewu gusti, saya ada kabar buruk gusti,
Adipati : kabar apa? Coba katakan!!!
Prajurit : anu. Anu anu
Adipato : ada apa dengan anumu?
Prajurit : Putri tadi siang jalan-jalan sama bathur paduka
si Suta.
Adiapti : apa!#?????, baturku berani-beraninya mendekati
putri semata wayangku? Akan ku penggal kepalanya, aku
kasih ke anjing kurapan!!!
Prajurit : ya hanya itu gusti, kulo izin pamit.
Adipati : ya, panggil Suta ke sini, aku ingin memenggal
kepala bathur tak tau diuntung itu!.

Prajurit : sendiko dawuh gusti.


Baru saja sang prajurit undur diri, Suta dang menghadap
dengan sendirinya tanpa disuruh oleh siapapun, apa
maksud kedatangannya?.
Adipati : ada apa Suta?.
Suta : jadi begini..
Adipati : kalau ngmong yang jelas!!
Suta : jadi begini, datangan hamba kesini bermaksud
baik, pertama hamba yakin sepenuhnya bahwa derajat
baginda dan putri baginda Putri Aghni jauh di atas derajat
hamba, tapi di lain pihak hamba yakin baginda tak
pernah memandang seseorang dari kedudukan dan
pangkat.
Adipati: ya saya tau, ayo terus terang, jangan
kebanyakan ngalor ngidul!.
Suta : jadi saya berniat melamar putri Aghni untuk saya
sendiri.
Adipati: apa?!! Bisa-bisanya akal ngawur seperti ini
merasuki kepalamu suta!, bisa-bisanya batur jatuh cinta
kepada raden nya?, bangun Suta bangun, mimpimu
terlalu indah. Walaupun langit yang luas itu jatuh
menimpaku aku tak akan mengabulkan permintaan yang
menghina martabat aku dan Kadipaten Kutaliman ini.
Prajurit sered batur tak tau malu ini ke penjara, penggal
lehernya sesegera mungkin!!!.
2 Prajurit : sendiko dawuh gusti, (menyeret Suta ke
penjara)
Suta : tapi baginda baginda (sambil diseret menuju
penjara)
Masuklah Suta ke penjara karena keberaniannya

menyatakan cinta, berita dipenjarakan batur kadipaten


Kutaliman ini segera menjadi topik pembicaraan di
seantero kadipaten sederhana itu, meskipun dihalangi
setengah mati namun akhirnya kabar itu sampai ke
telinga putri Aghni. Bagaimana keadaan Putri Aghni
mengetahui kekasihnya berada du jeruji besi?. Langsung
kita lihat di TKP
Aghni : (menangis) kenapa ayahanda tega melakukan itu
pada Suta? (marah-marah sendiri)
Adipati : (tiba-tiba datang) ada apa anakku? Kenapa
menangis
Aghni : Tentunya yang bertanya lebih tau dari pada yang
ditanya.
Adipati : Tak usahlah kau tangisi batur itu, nanti aku
jodohkan kau dengan putra mahkota kadipaten Ajibarang.
Aghni : terserah ayahanda mau berkata apa, namun
cintaku hanya untuk satu orang, Suta seorang.
Adipati : Kau memang keras kepala seperti ibumu dulu.
Aghni : sudahlah ayahanda, jangan mengalihkan
pembicaraan
Adipati: Ya sudah, ayah hendak bertolak ke Kadipaten
Ajibarang dulu. Membicarakan perjodohanmu.
Aghni ; terserah ayahanda.
Kepergian Adiapti tak disia-siakan Putri Aghni begitu saja,
dengan bantuan Wisnu sang tabib yang ternyata mantan
prajurit Gajahmada dulu saat menaklukan Nusantara Putri
Aghni berusaha membebaskan Suta dan berencana
kawin lari dengan laki-laki pujaannya itu.
(Putri Aghni dan Wisnu membebaskan Suta dan berhasil)
Putri Aghni dan Wisnu memapah Suta yang lemas dan

membawanya ke rumah Wisnu.


Lepasnya Suta dari penjara membuat Raja bak kebakaran
jenggot karenanya. Usaha apa yang ia lakukan?,
langsung kita lihat..
Prajurit : Maaf gusti tapi Putri Aghni dan Suta berhasil
meloloskan diri daari kerajaan ini.
Adipati : Apa??!!! Bagaimana kerja kalian hah tak
becus!!!. Aku adakan sayembara, barang siapa bisa
menagkap Putri Aghni dan Suta hidup-hidup atau mati
akan aku hadiahkan 5000 uang keping emas. Sebarkan
sayembara ini ke seluruh penjuru kadipaten, lebih baik
bagiku kehilangan putri dari pada wibawa.
Sementara Suta dan Putri Aghni sudah berhasil lolos dari
penjara dan sekarang dalam perjalanan mencari tempat
yang aman untuk bersembunyi, yaitu lereng Gunung
Slamet.
Apakah mereka sampai dengan selamat ke tempat
tujuannya itu? Kita lihat bersama-sama di TKP.
(Di pasar Wage)
Suta : (membeli makanan) ki sanak saya beli tiwul ini,
berapa harganya?
Penjual : 50 keping aden
(di tengah transaksi itu datnglah utusan raja ke pasar
wage itu untuk mengumumkan sayembara)
Utusan : Pengumuman pengumuman, adipati Kadipaten
Kutaliman mengadakan sayembara. Barang siapa bisa
menangkap putri adipati, Putri Aghni dan Suta hiduphidup atau mati akan dihadiahi 5000 uang keping emas
sekali lagi 5000 keping emas. TRIMAKASIH.
Penjual : wah wah seandainya aku yang memenangkan

sayembara itu ya den?


Suta : haha ya iyah pasti langsung jadi orang kaya
yah?.
Setelah membeli bekal seadanya, Suta dan Putri Aghni
bertolak menuju lereng Gunung Slamet yang terkenal
dengan keindahan alamnya, namun sebelum sampai ke
lereng itu mereka terlebih dahulu harus melewati hutan
larangan, apakah mereka berhasil?
(di tengah hutan)
Aghni : kakanda adinda capai, istirahat dulu yah? (tibatiba seekor ular menggigit kaki sang putri) aduh
kakiku sakit kakanda nampaknya aku digigit ular.
Suta : astaga, sepertinya ini ular berbisa adinda. Tap
tenang yah Kakanda pergi mencari obat dahulu.
Agni : iya
(Suta pergi mencari obat dan menemukannya. Mengobati
Aghni dan menggendongnya)
Akhirnya setelah menempuh perjalan 4 hari 4 malam
sepasang kekasih tangguh ini sampai di tempat impian
mereka.
Aghni : waw tempatnya indah sekali kakanda, adinda
bersedia jika kita mendirikan gubuk kita disini. Disini
adinda akan membesarkan anak-anak kita nanti.
Suta : iya, kakanda yakin suatu hari nanti tempat ini akan
menjadi tempat priamdona yang dikunjungi orang dari
berbagi tempat.
Akhirnya Suta dan Aghni menetap di lereng Gunung
Slamet tersebut, mereka beranak pinak dan jadilah
tempat itu sebuah pemukiman dan tempat pariwisata

yang kini disebut Baturaden. Nama yang berasal dari dua


kata yakni batur yang artinya kacung dan raden yang
berarti majikan.
-SEKIAN-

Anda mungkin juga menyukai