Anda di halaman 1dari 3

Nama : Randi Arman Pratama

NIM : 3211421030
Rombel Internasional
GEOGRAPHICAL RESEARCH METHOD
Tema : Sosial Politik
Judul Penelitian : “Model penggunaan lahan sawit terhadap konflik agrarian di desa Long
Bentuk, Kutai Timur”
Alasan Pemilihan Judul Penelitian : Potensi Kelapa Sawit yang menurut saya kurang
dimaksimalkan akibat dari berbagai konflik agraria yang terjadi.
Latar Belakang Penelitian :

 Sejarah Panjang Di Indonesia Terhadap Permasalahan Konflik Agraria


 Resolusi Konflik Agraria Di Sektor Sawit Yang Masih Minim
 Indonesia Sebagai Penghasil Kelapa Sawit Terbesar Di Dunia
 Potensi Kalimantan Timur Sebagai Salah Satu Wilayah Produsen Terbesar.

Rumusan Masalah :
“Bagaimana model pemanfaatan atau penggunaan lahan kelapa sawit dapat dikembangkan untuk
mengatasi dan memitigasi konflik agraria di Desa Long Bentuk Kutai Timur?”
Pertanyaan Penelitian :
1. Apa dampak dari konflik agraria dalam industri sawit di Kalimantan Timur terhadap
masyarakat lokal, lingkungan, dan pembangunan ekonomi?
2. Bagaimana pengelolaan konflik agraria dalam industri sawit dilakukan oleh pihak-pihak yang
terkait, seperti pemerintah, perusahaan sawit, dan masyarakat lokal?
3. Apa saja tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan konflik agraria dalam industri sawit di
Kalimantan Timur, dan bagaimana tantangan tersebut dapat diatasi?
4. Apa potensi industri sawit di Kalimantan Timur dalam jangka panjang, dan bagaimana
potensi tersebut dapat dikembangkan dengan berkelanjutan serta memperhatikan
kesejahteraan masyarakat dan lingkungan?
5. Bagaimana peran pemerintah, perusahaan sawit, dan masyarakat lokal dalam mengelola
konflik agraria dan mengembangkan industri sawit di Kalimantan Timur secara berkelanjutan.
1. Model perubahan penggunaan lahan/tutupan lahan (LUCC), Tutupan lahan adalah permukaan
fisik suatu lahan (Pauleit et al., 2005), sedangkan penggunaan lahan adalah ekspresi dari
interaksi antara lingkungan dengan aktivitas manusia yang mencoba untuk membuat
lingkungannya sesuai dengan kehidupan dan kebutuhannya (Antrop, 1998; Geist dan Lambin,
2002). Teori ini diharapkan memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mendorong
perubahan pola penggunaan lahan dari waktu ke waktu.
2. Common-pool resource theory atau Tragedy of the commons, sebuah konsep yang
dipopulerkan Garrett Hardin (1968) menunjukkan situasi pemanfaatan sumber daya bersama
(commons) di mana setiap individu bertindak demi keuntungan pribadi sehingga menyebabkan
berkurangnya sumber daya tersebut. Dalam teori ini diharapkan dapat membantu memahami
bagaimana institusi masyarakat dapat memengaruhi hak kepemilikan dan akses ke sumber daya
bersama seperti lahan pertanian.
3. Teori ekologi politik, Ekologi politik adalah bidang yang secara kritis menginterogasi
hubungan alam-masyarakat, terutama melihat hubungan kekuasaan yang bersinggungan dan
memengaruhi akses ke sumber daya alam, untuk mengungkap disparitas dan ketidakadilan dalam
distribusi biaya dan manfaat (Robbins, 2012). Teori ini diharapkan dapat memberikan informasi
yang mengkaji bagaimana dinamika kekuasaan mempengaruhi pengambilan keputusan seputar
pengelolaan sumber daya alam, termasuk keputusan terkait perluasan perkebunan kelapa sawit.
4. Teori transformasi konflik, Transformasi politik pada hakikatnya adalah sebuah proses yang
kompleks yang membutuhkan kontribusi timbal balik dari pihak yang ditranformasikan dan dari
pihak yang hendak dituju oleh proses tersebut. Dalam teori ini diharapkan dapat memberikan
cara agar pihak-pihak yang memiliki kepentingan atau nilai yang bersaing dapat bekerja sama
secara konstruktif untuk menyelesaikan konflik terkait penggunaan lahan yang diperebutkan.
Adapun alat analisis menggunakan tahapan analisis: penahapan konflik, urutan kejadian konflik,
pemetaan konflik, dan pohon konflik (Sumardjo et al., 2014).
1) Pohon konflik merupakan suatu alat untuk membantu menganalisis dengan menggunakan
pohon untuk mengurutkan isu-isu pokok konflik, yakni inti masalah dan akibat masalah.
2) Urutan kejadian konflik adalah menyusun kejadian-kejadian penting dalam skala waktu
tertentu (kronologis) menurut pandangan masing-masing pihak yang berkonflik.
3) Pemetaan konflik adalah suatu teknik yang dipakai untuk merepresentasikan konflik dalam
bentuk gambar (grafis) dengan menempatkan para pihak yang terlibat dalam konflik, baik
dalam hubungannya dengan masalah maupun antar para pihak sendiri.
Pemetaan konflik dalam penelitian ini berdasarkan:
a) Konflik terbuka, jika pihak yang berbenturan telah menyatakan dalam bentuk tindakan.
Konflik tertutup, jika kedua belah pihak belum menyatakan dalam bentuk tindakan namun
benturan kepentingan sudah terlihat.
b) Luasan konflik dilihat berdasarkan: (1) Sempit jika radius konfliknya hanya melibatkan
individu atau kelompok kecil, (2) Sedang jika radius konfliknya melibatkan mayoritas
masyarakat desa, (3) Luas jika radius konfliknya melibatkan masyarakat hingga di luar desa.
c) Intensitas konflik dilihat berdasarkan seberapa seringnya konflik tersebut terjadi: (1) Jarang
jika konflik tersebut hanya sekali terjadi (2) Sedang jika konflik tersebut berulang hingga dua
kali, (3) Sering jika konflik tersebut terjadi lebih dari dua kali.
d) Kedalaman konflik dilihat berdasarkan: (1) Dangkal jika konflik sebatas isu atau desa-desus,
(2) Sedang jika konflik berupa aksi terbuka seperti demo, pemalangan dan lainnya, (3) Dalam
jika konflik sudah berupa timbulnya kekerasan atau konflik telah berlajut hingga berupa
gugatan hukum.

Anda mungkin juga menyukai