Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lanjut usia adalah orang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas yang
mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan ber
Negara (UU RI No 13 tahun 1998). Menurut WHO membagi usia lanjut sebagai
berikut: a. usia 45-60 tahun disebut middle age(setengah baya). b. usia 60-75 tahun
disebut elderly (usia lanjut atau wreda utama) dan lansia resiko tinggi c. usia 75-90
tahun disebut old (tua atau wreda prawasana) d. usia 90 tahun, disebut very old (tua
sekali atau wreda wasana).
Menurut Pedoman Pengelolaan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut, Depkes
RI (2003), pelayanan kesehatan di kelompok usia lanjut meliputi pemeriksaan
kesehatan fisik dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut sebagai
alat pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita
(deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat
perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan (BPPK) usia lanjut
atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di Puskesmas.
Menurut WHO batasan usia pelayanan lansia di bagi menjadi 3:
1. Pra lansia ( usia 45-59 tahun )
2. Lansia ( usia >60 tahun )
3. Lansia resti ( usia > 70 tahun )

B. Tujuan

Sebagai panduan untuk melaksanakan pelayanan kesehatan usila, sehingga dapat


memberikan hasil yang bermutu dan dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat.

C. Sasaran

- Perawat dan bidan wilayah


- Perawat dan bidan puskesmas
- Programmer usila

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan kesehatan usila adalah pelayanan di dalam gedung dan luar
gedung .Pelaksanaan pelayanan kesehatan usila di jaringan Puskesmas di sesuaikan
dengan sarana prasarana dan tenaga yang tersedia .Pelayanan kesehatan usila di
Puskesmas Asembagus meliputi kegiatan yang dimulai dari pemeriksaan pralansia
dan lansia yang sesuai standar dan pembinaan posyandu lansia.
E. Batasan Operasional

- Posyandu lansia

- Pelayanan kesehatan lansia

- Penyuluhan

- Senam lansia

- Kunjungan rumah lansia resiko tinggi


BAB I
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pengelola program Usila petugas yang telah mendapat pelatihan program Usila.
Petugas pelaksana adalah petugas pelaksana yang telah memenuhi standar kualifikasi
sebagai tenaga pelaksana dan telah mendapat pelatihan sesuai dengan tugasnya.

Kompetensi ( Kompetensi
No Jenis Ketenaga an Jumlah
Ijazah) Tambah an
Pelatihan )

Fungsional DIV KEBIDANAN


1 1
Bidan

B. Distribusi Ketenagaan
Petugas program usila 1 orang dengan standart minimal sudah melakukan pelatihan
tentang program usila.

C. Jadwal Kegiatan
- Posyandu lansia setiap bulan 1 kali
- Pelayanan kesehatan lansia setiap hari
- Senam lansia 1 bulan sekali
- Kunjungan rumah lansia resiko tinggi
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
Pelayanan kesehatan usila di gedung Puskesmas Asembagus, dan dilakukan di ruang
BP yang terdiri dari 1 ruangan dimana ruang pemeriksaan dan pengobatan menjadi
satu dengan 1 tempat tidur pasien.

Peralatan untuk penderita usila adalah sejumlah alat pemeriksaan yang dipergunakan
untuk melaksanakan pelayanan di ruang BP

B. Standart Fasilitas
a. Alat di ruang BP

1. Tensi meter

2. Stetoskop

3. Termometer

4. Timbangan Badan

b. Bahan Habis Pakai

1. Hanscoon
2. Masker
3. Perlengkapan

1. Tempat sampah medis yang dilengkapi dengan injakan pembuka dan penutup
2. Tempat sampah non medis tertutup
c. Mebeler

1. Kursi kerja
2. Meja tulis 1/2 biro
3. 1 tempat tidur pasien
d. Pencatatan dan Pelaporan

1. Buku register pelayanan


2. Status penderita
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
1 omosi usila
2 Pengobatan pasien usila

B. Metode

1. Pengobatan pasien usila dengan anamnesa dan pemeriksaan bagi penderita


yang datang ke unit pelayanan puskesmas.
2. Manajemen program usila
- monitoring dan evaluasi program usila
- Pengelolaan logistik program usila

Menghitung dan Analisa Indikator

1. Jumlah Posyandu lansia yang dibina

Jmlh Posyandu lansia yg dibina x 100%


Jmlh posyandu lansia yang ada

2. Jumlah pra lansia dan lansia baru yang dilayani kesehatannya

Jmlh pra lansia & lansia yg dilayani di pusk x 100%


Jmlh riil pra lansia & lansia

C. Langkah Kegiatan

- Posyandu lansia

- Pelayanan kesehatan lansia

- Penyuluhan

- Senam lansia

- Kunjungan rumah lansia resiko tinggi


BAB V

LOGISTIK

A. Pengelolaan logistik
1. Perencanaan Kebutuhan Obat
Perencanaan Kebutuhan obat usila dilakukan terpadu dengan perencanaan obat
program lainnya yang berpedoman pada :
- Jumlah pasien usila pada tahun sebelumnya
- Jumlah 10 penyakit terbanyak tahun sebelumnya
- Sisa stok yang ada
- Perkiraan waktu perencanaan dan waktu distribusi

2. Tingkat UPK ( Unit Pelayanan Kesehatan )

UPK menghitung kebutuhan tahunan, tribulan ,dan bulanan sebagai dasar


permintaan ke Kabupaten / Kota.

B . Pengadaan obat usila

Pengadaan obat usila menjadi tanggung jawab pusat mengingat obat usila merupakan
obat yang sangat esensial .

C. Pemantauan Mutu obat usila

Mutu obat usila diperiksa melalui pemeriksaan pengamatan fisik obat meliputi :

- Kebutuhan kemasan dan wadah


- Penandaan / label termasuk persyaratan penyimpanan
- Leaflet dalam bahasa Indonesia
- Nomor batch dan tanggal kadaluwarsa baik di kemasan dan box .
BAB VI

KESELAMATAN SASARAN PROGRAM

 Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) Adalah suatu sistem dimana puskesmas


membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
 Tujuan penerapan keslamatan paisen adalah terciptanya budaya keselamtan
pasien, meningkatkan akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat,
menurunkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di puskesmas, terlaksananya program-
program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
 Pelayanan usila memperhatikan keselamatan pasien dengan cara :
a. Identifikasi Potensi
- Kemungkinan kesalahan identifikasi tipe penyakit usila
- Kemungkinan kesalahan penulisan nama pada kartu penderita usila
- Kemungkinan kesalahan pencatatan hasil pemeriksaan penderita usila
- Kemungkinan kesalahan penyerahan obat usila
b. Pencegahan terjadinya kesalahan
- Pelaksanaan prosedur identifikasi dan kesesuaian dengan identitas
pasien
- Petugas dalam melakukan pelayanan harus sesuai dengan SOP
- Monitoring secara berkala oleh Tim Mutu Puskesmas
c. Pelaporan
- Setiap adanya kesalahan pelayanan usila dilaporkan kepada Tim Mutu
Puskesmas
- Pengaduan dan keluhan pasien terkait dengan pelayanan usila
dilaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas
d. Penanganan/tindak lanjut
- Hasil identifikasi, temuan audit internal, pelaporan dan keluhan atau
pengaduan dibahas dan ditindaklanjuti oleh Tim Mutu dalam Rapat Tinjauan
Manajemen
Hasil rapat dilakukan umpan balik kepada penanggung program usila

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A. Tujuan
- Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
- Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
“Universal Precaution”.
B. Tindakan yang beresiko terpajan
- Cuci tangan yang kurang benar.
- Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
- Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.
C. Prinsip Keselamatan Kerja
Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah
menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan.
Ketiga prinsip tesebut dijabarkan yaitu :

- Cuci tangan guna mencegah infeksi silang


- Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna
mencegah kontak dengan kuman penyakit.
- Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu yang digunakan di program usila adalah pembinaan posyandu lansia
dan pelayanan kesehatan pralansia dan lansia 78%. Pelayanan penderita usila baru adalah
pelayanan usila pertama kali di tahun ini. Indikator mutu akan dipantau oleh Tim Mutu
Puskesmas melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan. Pencapaian indikator mutu dibahas
dalam pertemuan tinjauan manajemen dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.

\
BAB IX

PENUTUP
Panduan ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sector terkait dalam
pelaksanaan kegiatan program usila di UPTD Puskesmas Asembagus. Keberhasilan
kegiatan program usila merupakan keberhasilan upaya pembinaan posyandu lansia dan
pelayanan kesehatan lansia sesuai standar.

Anda mungkin juga menyukai