Anda di halaman 1dari 8

Proposal

UJI KEBUGARAN KARDIORESPIRASI


PEGAWAI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

KSM Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi


RSUP Dr. Hasan sadikin Bandung
Tahun 2021
1. Latar Belakang
Gerakan Nasional Revolusi Mental yang dicanangkan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 14 September 2015 menuntut
komitmen seluruh rakyat khususnya pegawai di jajaran Kementerian
Kesehatan untuk melaksanakan nilai-nilai utama revolusi mental yaitu
Integritas, Kerja Keras dan Gotong Royong. Nilai-nilai Revolusi Mental dan
budaya kerja rumah sakit harus diharmonisasikan untuk mengubah
mental dan perilaku pegawai rumah sakit dalam rangka menciptakan
budaya kerja positif untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Pelayanan
rumah sakit yang prima dibutuhkan oleh masyarakat dan hal ini harus
didukung oleh kualitas pegawai yang baik yang tidak terlepas dari masalah
kesehatan fisik ataupun mental pegawai.
Kesehatan fisik salah satunya ditentukan oleh kebugaran fisik.
Kebugaran fisik adalah keadaan sehat dan sejahtera yang menggambarkan
kemampuan untuk melakukan aspek olahraga, pekerjaan dan aktivitas
sehari-hari. Kebugaran fisik umumnya dicapai melalui nutrisi yang tepat,
latihan fisik sedang-berat, dan istirahat yang cukup. Salah satu komponen
dari kebugaran fisik adalah kebugaran kardiorespirasi yang diartikan
sebagai kemampuan sistem sirkulasi dan respirasi untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dalam aktivitas fisik yang berlangsung dalam waktu
lama dan berulang tanpa kelelahan yang berlebihan.
Kebugaran kardiorespirasi ditentukan melalui uji latih yang bisa
dilakukan dengan alat seperti treadmill atau ergocycle ataupun di lapangan
misalnya dengan uji jalan. Nilai ambilan oksigen maksimal pada saat otot
berkontraksi (VO2-max) yang diukur atau diprediksi dari uji latih
menentukan tingkat kebugaran kardiorespirasi seseorang. Tingkat
kebugaran kardiorespirasi menggambarkan kemampuan fungsional, yaitu
kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa lelah.
Kapasitas fungsional dinyatakan dalam metabolic equivalent (METs).
Berdasarkan METs, tingkat kapasitas fungsional seseorang dapat
dikelompokkan menjadi rendah, sedang atau tinggi.
Uji jalan 6 menit (6-MWT) adalah salah satu field test yang digunakan
secara luas dalam menentukan kebugaran kardiorespirasi atau kapasitas
fungsional. Uji ini sederhana, relatif mudah dilakukan dan tidak
membutuhkan peralatan yang kompleks. Berdasarkan hal ini, 6-MWT dapat
digunakan untuk melakukan pemeriksaan kebugaran kardiorespirasi pada
populasi yang banyak.
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) memiliki
jumlah pegawai pada akhir Desember 2020 sebesar 2794 orang. Penilaian
kebugaran kardiorespirasi pegawai RSHS perlu dilakukan secara berkala
untuk mendukung kinerja dan melakukan upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif agar kinerja pegawai dapat ditingkatkan. Beban
kerja dan tekanan yang dihadapi pegawai dalam berbagai tingkat dapat
menyebabkan kelelahan dan timbulnya penyakit. Selain itu, memperoleh
kesehatan merupakan hak setiap pegawai dan aspek penting dalam
mencapai Millenium Development Goals.

2. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum uji kebugaran kardiorespirasi pegawai RSHS
adalah menunjang revolusi mental untuk meningkatkan
budaya kerja positif
2.2 Tujuan khusus
 Mengetahui tingkat kapasitas fungsional pegawai
 Sebagai acuan pemberian program latihan kebugaran
pada pegawai
 Meningkatkan kinerja pegawai
 Meningkatkan kualitas pelayanan
 Menentukan kesesuaian pekerjaan pegawai dengan
tingkat kebugaran

3. Kebutuhan Sarana, Prasarana dan Alat (SPA)


Sarana dan alat uji yang dibutuhkan meluputi:
 Stopwatch
 Pengukur jarak
 Kerucut penanda untuk berputar
 Lintasan sepanjang 30 meter atau minimal 15 meter
 Kursi
 Meja
 Tensimeter, stetoskop dan pulse oxymeter
 Rekam medik atau lembar catatan pasien
 Oksigen
 Trolley emergensi
 Masker
 Hand sanitizer
 Sarana cuci tangan
 Kursi roda
 Brankar
Prasarana yang dibutuhkan adalah komputer dan internet serta
akses telepon darurat.
Rekapitulasi kebutuhan SPA berdasarkan jumlah pegawai adalah
sebagai berikut:
No Nama Alat Jumlah Kebutuhan
1. Stopwatch 4
2. Pengukur jarak 4
3. Kerucut penanda untuk berputar 8
4. Lintasan sepanjang 30 meter atau 4
minimal 15 meter
5. Kursi untuk pasien selama uji (bisa 4
diangkat dan tanpa sandaran tangan)
6. Kursi pasien sebelum dan sesudah uji 4
7. Kursi petugas 32
8. Meja petugas 8
9. Meja peralatan 4
10. Kursi tunggu 40
11. Tensimeter 4
12. Stetoskop 4
13. Pulse oxymeter 4
14. Rekam medik 3000
15. Skala Borg 4
16. Oksigen 4
17. Trolley emergensi 4
18. Komputer dan internet 4
19. Akses telepon darurat 4
20. Masker 3000
21. Hand sanitizer Untuk 4000 orang
(pegawai/petugas)
22. Cairan desinfektan Untuk 4000 orang
(pegawai/petugas)
23. Sarana cuci tangan 4
24. Kursi roda 4
25. Brankar 4
26. Alat tulis kantor 8 set

4. Tempat Pelaksanaan
Ruang pertemuan Gedung Cardiac Center lantai 7. Gabungan 4 ruang
pertemuan dapat digunakan untuk 2 track uji kebugaran kardiorespirasi.
Satu hari pemeriksaan dari pukul 08.00-12.00 (4 jam) dan pukul 13.00-
15.00 (2 jam), total 6 jam per hari pada satu lokasi uji, 3 hari dalam 1
minggu atau 12 hari dalam 1 bulan.

5. Kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Waktu


Uji jalan 6 menit membutuhkan total waktu 30 menit. Untuk satu
sarana uji dibutuhkan minimal 1 orang dokter Spesialis Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi (Sp.KFR) dan 1 orang residen Ilmu Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi untuk uji, 1 orang perawat, 2 orang administrasi, 1 petugas
kebersihan, dan 2 petugas keamanan.
Rekapitulasi kebutuhan SDM per hari dan waktu adalah sebagai
berikut:
No SDM Jumlah Kebutuhan
1. Sp.KFR 2
2. Residen IKFR 2
3. Perawat 2
4. Petugas Administrasi 4
5. Petugas Kebersihan 2
6. Petugas Keamanan 4

Perhitungan waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan 3000


pegawai adalah:
10 menit x 3000 orang = 30.000 menit = 500 jam
Waktu yang dibutuhkan 500 jam : 6 jam = 84 hari
84 hari : 2 tempat uji = 42 hari
42 : 12 hari = ± 3,5 bulan

6. Biaya
Pola tarif untuk uji fungsi kebugaran kardiorespirasi dengan 6MWT
adalah Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) per orang per kali. Biaya
uji fungsi kebugaran kardiorespirasi untuk pegawai adalah sebesar Rp.
225.000.000 (terbilang: dua ratus dua puluh lima juta rupiah) dan
diserahkan kepada kebijakan rumah sakit.

7. Usulan Remunerasi Sumber Daya Manusia


Petugas yang terlibat dalam uji kebugaran kardiorespirasi pegawai
RSHS diberikan reward berupa perhitungan dalam sistem remunerasi.
8. Hasil Evaluasi
Kebugaran kardiorespirasi ditentukan berdasarkan hasil prediksi
METs. Berdasarkan hasil prediksi METs didapatkan tingkat kapasitas
fungsional:
 Rendah (METs <3)
 Sedang (Mets 3-5.9)
 Tinggi (METs >6)
Pelaporan hasil uji kebugaran disampaikan dalam bentuk
rekapitulasi jumlah atau persentase pegawai sesuai tingkat kapasitas
fungsional.
Pegawai dengan tingkat kapasitas fungsional rendah
direkomendasikan untuk pemeriksaan medik lanjutan untuk menentukan
adanya faktor risiko kardiovaskuler, penyakit kardiovaskuler, respirasi dan
metabolik. Program rehabilitasi dilakukan setelah ada pemeriksaan medik
lanjutan dari spesialis bersangkutan. Pegawai dengan tingkat kapasitas
fungsional sedang direkomendasikan untuk menjalani program rehabilitasi
untuk meningkatkan kapasitas fungsional. Pegawai dengan tingkat
kapasitas fungsional tinggi dianjurkan untuk tetap mempertahankan
tingkat tingkat aktivitas fisik dengan latihan rumah.

9. Penutup
Uji kebugaran kardiorespirasi bagi pegawai RSHS perlu dilakukan
untuk mendapatkan data tingkat aktivitas fungsional pegawai. Berdasarkan
data ini pihak manajemen rumah sakit dapat membuat program kerja dan
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam meningkatkan
kesehatan pegawai untuk peningkatan kualitas pelayanan di RSHS.

Bandung, 17 Juni 2021


Kepala KSM Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi,

DR. dr. Vitriana, Sp.KFR(K)


NIP 197306021999032004

Anda mungkin juga menyukai