Anda di halaman 1dari 3

Landasan 

Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia


Prinsip Dasar Akhlak
Pada dasarnya prinsip akhlak bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Tingkah laku Nabi
Muhammad merupakan contoh suri tauladan bagi umat manusia semua. Ini ditegaskan oleh
Allah dalam Al-Qur’an :

QS. Al-Ahzab Ayat 21


‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُكم في رسُوْ ل هّٰللا اُسْوةٌ حسنَةٌ لِّم ْن َكانَ يرْ جُوا هّٰللا و ْاليوْ م ااْل ٰ خر و َذ َكر هّٰللا‬
َ َ َ َ ِ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ِ ِ َ ْ ِ ْ 
‫َكثِ ْير ًۗا‬

Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang
banyak mengingat Allah

Tentang akhlak pribadi Rasulullah dijelaskan pula oleh ‘Aisyah ra. Diriwayatkan oleh
Imam Muslim. Dari ‘Aisyah ra. berkata : Sesungguhnya akhlak Rasulullah ia adalah Al-
Qur’an. (HR. Muslim). Hadis Rasulullah meliputi perkataan dan tingkah laku beliau,
merupakan sumber akhlak yang kedua setelah Al-Qur’an.

Segala ucapan dan perilaku beliau senantiasa mendapatkan bimbingan dari Allah. Allah
SWT berfirman :

‫۝‬٤‫۝ِإ ْن ھُ َوِإالَّ َوحْ ى يُوحى‬۳‫ع ِن ْالهَ َوى‬ Zُ ‫مايَ ْن ِط‬ٞ ‫َو‬


َ ‫ق‬

Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. An-Najm
(53): 3-4).

Dalam ayat lain Allah memerintahkan agar selalu mengikuti jejak Rasulullah dan
tunduk kepada apa yang dibawa oleh beliau. Allah berfirman :

‫۝‬۷‫ب‬ ۖ ‫ا تَهُوا ۚ َواتَّقُوأ‬ٝ َ‫َومَآ َءاتَ ُك ُم ال َّرسُوْ ُل فَ ُخ ُذوهُ َو َما نَھَ ٰى ُك ْم َع ْنهُ ف‬
ِ ‫هللاَ ِإ َّن هللاَ َش ِد ْي ُدال ِعقَا‬
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya
bagimu maka tinggalkanlah dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat
keras hukuman-Nya. (QS. Al-Hasyr (59) : 7)

Jika telah jelas bahwa Al-Qur’an dan Hadis Rasul adalah pedoman hidup yang menjadi
asas bagi setiap muslim, maka teranglah keduanya merupakan sumber akhlâkul karîmah
dalam ajaran Islam. Al-Qur’an dan Sunnah Rasul adalah ajaran yang paling mulia dari segala
ajaran manapun hasil renungan dan ciptaan manusia. Sehingga telah menjadi keyakinan
(akidah) Islam bahwa akal dan naluri manusia harus tunduk mengikuti petunjuk dan
pengarahan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dari pedoman itulah diketahui kriteria mana
perbuatan yang baik dan mana yang buruk. Nabi bersabda : Aku tinggalkan untukmu dua
perkara, kamu tidak akan sesat selamanya jika kamu perpegang teguh kepada keduanya,
yaitu Al-Qur’an dan sunnahku. (HR. Al-Bukhari)
 

7                         Asmaran AS,Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 1.

Landasan Normatif dan Landasan Filosofis Akhlak


A.   Landasan Normatif
Akhlak merupakan suatu cerminan hidup, kita wajib mempelajarinya sebagai pedoman
hidup kita. Ibnu Maskawaih pakar bidang akhlak mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang
tertanam dalam jiwa yang mendorong melakukan perbuatan tanpa pertimbangan.8 Adapun
landasan normatif akhlak sebagai individu atau masyarakat ada empat yaitu :
a.       Landasan normatif yang berasal dari Islam yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.
b.      Landasan normatif dari adat kebiasaan atau norma budaya , misalnya masyarakat Jawa yang
belum mengenal agama Islam, mereka telah menyakini suatu ajaran yang dikenal dengan
kejawen.
c.       Landasan normatif dari pandangan filsafat , hasil pemikiran kontemplatif dalam filsafat yang
telah menyebar di berbagai kehidupan di dunia.
d.      Landasan normatif yang memaksa dan mengikat yaitu norma hukum.
Landasan Normatif dapat berupa hukum  dan kaidah sosial serta berbagai peraturan
perundangan mengalami berbagai perubahan. Pemahaman tersebut dibangun oleh tiga dasar
yaitu sebagai berikut :
·         Segala sesuatu yang terjadi dalam masyarakat secara empiris yang terlihat dan terasa adalah
realitas absolut.
·         Pemahaman atas segala yang terjadi dan dilakukan oleh masyarakat bukan merupakan
kejadiannya.
·         Kompromisasi antara segala hal yang terjadi di masyarakat dengan corak pemahaman
normatif merupakan salah satu bentuk sintesis antara realitas mutlak dan realitas relatif
 

8   http://aditri03.blogspot.co.id/2013/12/pengertian-dan-ilmu-tentang-akhlak.html?m=1

Al-Quran sebagai Landasan Normatif


Wahyu adalah kalam Allah SWT. Kepada malaikat agar menjalankan perintahnya
untuk disampaikan kepada para nabi dan orang yang terpilih dan beriman sebagaimana
terdapat dalam surat Al-Anfal ayat 12 yang artinya sebagai berikut :
“(ingatlah), ketika tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat, ‘sesungguhnya, aku bersama
kamu, maka ingatlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman, ‘kelak akan ku berikan rasa
takut ke dalam hati orang kafir, maka pukulah di atas leher mereka dan pukulah tiap ujung
jari mereka.” (Q.S. Al-Anfal:12)
Al-Qur’an terkumpul dalam dada Rasulullah SAW dan beliau menjadi manusia yang
sangat cerdas meskipun ia tidak bisa membaca dan menulis.
Dalam Al-Qur’an terdapat ribuan ayat kauliyah yang membicarakan semua masalah
dalam berbagai kondisi, dan kisah-kisah yang dapat dijadikan pelajaran bagi kehidupan
manusia pada masa depan. Dasar-dasar keyakinan atas Al-Qur’an adalah keimanan sebagai
pondasi akhlak.

As Sunnah Sebagai Landasan Normatif


Al-qur’an dan As sunnah di formulasikan kedalam berbagai praktik keberagaman umat
Islam sekarang, tetapi bentuk tingkah lakunya telah diformat melalui paradigma yang
berbeda. Tanpa Rasul ,berarti tanpa sunah atau tanpa hadis. Ajaran islam tidak akan sampai
kepada generasi berikutnya jika tidak ada sunnah. Pandangan Al-qur’an dan as-sunnah
sebagai landasan normatif akhlak manusia yang berlaku secara umum.

B.   Landasan Filosofis
Filosofis diambil dari kata filsafat yang artinya ilmu pengetahuan tentang cara berpikir
kritis, pengetahuan tentang radikal. Filsafat juga merupakan kebebasan berpikir manusia
tanpa batas dengan mengacu pada hukum keraguan atas segala hal. Filsafat telah menempati
tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Akhlak manusia yang didasarkan pada landasan
filosofis tergambar dengan jelas di dalam kehidupan sebagai berikut :
·          Kehidupan bermasyarakat
·          Kehidupan berbangsa dan bernegara
·          Kehidupan beragama yang didasarkan pandangan filosofis pendiri atau agamanya.
·          Kehidupan berpolitik.

Anda mungkin juga menyukai