Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Dalam mencari fakta-fakta diperlukan usaha yang
sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap
suatu masalah. Untuk mencari fakta tersebut diperlukan
metode. Metode dapat diartikan cara untuk melakukan
sesuatu, terutama dengan cara yang sistematis.
Pada umumnya penelitian bertujuan untuk menguji
kebenaran dari suatu konsep. Penelitian adalah suatu
penyelidikan atau suatu usaha pengujian yang dilakukan
secara teliti, dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau
prinsip-prinsip dengan menggunakan langkah-langkah
tertentu.
Pendekatan penelitian yang digunakan penulis dalam
penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Menurut Taylor & Bogdan (1984: 5)
penelitian kualitatif adalah
“... the broadest sense to research that produces
descriptive data : people's own written or spoken
words and observable behaviors”.
Apabila diterjemahkan secara bebas adalah suatu arti
yang luas untuk penelitian yang menghasilkan data
deskriptif semua perilaku dan ucapan orang secara lisan
maupun tulisan untuk diamati.

38
Metode ini penulis gunakan karena melalui metode
ini hasilnya lebih akurat dan bisa memahami interaksi
sosial. Permasalahan yang ada menurut penulis hanya dapat
diurai dengan metode ini karena ikut langsung berperan
serta dan melakukan wawancara mendalam melalui
informan/narasumber terhadap interaksi sosial tersebut.
Dengan demikian akan dapat ditemukan pola-pola
hubungan yang jelas. Data-data dan catatan lapangan yang
diperoleh pada saat penelitian akan penulis analisa dengan
mendeskripsikan keterkaitan antara satuan gejala.
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Nias Utara
dijadikan lokus penelitian untuk studi kasus karena penulis
bekerja sebagai staf dan tertarik untuk mengetahui dan
menganalisis tentang kondisi lingkungan kerja, serta
membukukannya dalam bentuk skripsi.
Melalui penerapan metode penelitian kualitatif ini
penulis mencoba meneliti keadaan yang sedang
berlangsung di lokus penelitian, sehingga memperoleh
informasi yang valid. Artinya dengan penelitian metode
kualitatif ini penulis bermaksud memberikan gambaran
atau lukisan secara sistematis mengenai fokus penelitian,
mengumpulkan, menyusun dan menganalisis data atas
masalah yang terjadi. Tujuannya adalah mendeskripsikan
bagaimana kondisi lingkungan kerja pegawai di Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Nias Utara.

39
B. Informan Penelitian
Peran dari informan menjadi sangat penting, karena
informasi mengenai permasalahan yang akan diteliti
sebagian besar diperoleh dari informan. Informasi yang
didapat dari seorang informan tersebut akan menghasilkan
informasi yang terus berkembang. Artinya informasi yang
diterima tidak hanya seputar pertanyaan yang diajukan
peneliti, di mana informasi yang didapat akan terus
bertambah sesuai dengan tema yang telah ditentukan dalam
penelitian ini yakni penempatan pegawai dan kinerja
organisasi.
Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah
pegawai yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS).
Sedangkan pegawai yang berstatus Tenaga Harian Lepas
(THL) tidak ikut sebagai informan dalam penelitian ini.
Alasannya adalah penulis menganggap bahwa pegawai
negeri sipil lebih tahu mengenai apa yang menjadi
TUPOKSI dalam pelaksanaan tugas dan memiliki tanggung
jawab yang lebih dalam upaya pencapaian tujuan
organisasi dibandingkan dengan pegawai THL.

Informan dalam penelitian ini adalah beberapa dari


pejabat dan Staf, eselon IV, Eselon III dan Eselon II di
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Nias Utara.
Alasannya adalah penulis mengambil informan tersebut
antara lain:
40
1. Pejabat eselon II, III dan IV merupakan informan kunci
pada penelitian ini karena subjek yang diteliti adalah
kondisi lingkungan kerja sehingga pertanyaan
wawancara terkait kondisi lingkungan kerja fisik dan
non fisik serta penataan peralatan kerja di Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Nias Utara terdiri dari
kasubbag umum dan kepegawaian, sekretaris Badan
Kepegawaian Daerah dan Kepala Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Nias Utara .
2. Staf merupakan informan tambahan, untuk mengetahui
sejauhmana pemahaman dan pengetahuan mereka
tentang lingkungan kerja di Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Nias Utara, dalam rangka
menjalankan dan mewujudkan visi dan misi organisasi.
Data informan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 3.1
Jumlah Informan Penelitian
No. Informan Jumlah
1. Kepala Badan 1 orang
Sekretaris Badan Kepegawaian
2. 1 orang
Daerah
Ka Sub bagian Umum dan
3. 1 orang
Kepegawaian
4. Staf Pegawai Negeri Sipil 3 orang
Jumlah 6 orang
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Nias
Utara.

41
Tabel 3.1 merupakan informan dan juga sebagai objek
yang diteliti oleh penulis. Informan dianggap oleh penulis
sebagai informan kunci dan informan tambahan.

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Untuk melakukan penelitian, diperlukan cara/teknik


untuk mengumpulkan data. Ada banyak teknik yang bisa
dilakukan untuk hal tersebut. Berdasarkan beberapa buku
referensi yang dibaca, peneliti memutuskan menggunakan
beberapa teknik, yaitu pengamatan non partisipasi
(participatory observation), wawancara, dan kajian
dokumen

1. Pengamatan Non-Partisipasi (Nonparticipatory


observation)

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil


pengamatan adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek,
perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan.
Alasan peneliti melakukan pengamatan adalah untuk
menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian,
untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti
perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan
pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan
balik terhadap pengukuran tersebut.
Pengamatan yang dilakukan penulis yaitu kondisi
lingkungan kerja yang terjadi di Badan Kepegawaian

42
Daerah Kabupaten Nias Utara yang terdiri atas kondisi
lingkungan fisik serta hubungan sosial antara atasan -
bawahan, dan sebaliknya serta hubungan antara sesama
pegawai selama menjalankan tupoksinya.

2. Wawancara
Silalahi (2009: 312) mengemukakan bahwa:
“Metode wawancara merupakan metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data atau
keterangan lisan dari seseorang yang disebut
responden melalui suatu percakapan yang sistematis
dan terorganisasi”.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
wawancara terstruktur untuk mendapatkan informasi yang
lebih mendalam kepada informan.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh


Sugiyono (2010: 140) bahwa:
“Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara
bebas, dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya”.
Dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas
pada penelitian, lalu mengerucut ke yang lebih khusus.
Wawancara ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci,
agenda atau daftar topik yang akan dicakup dalam
wawancara.

43
Jenis wawancara ini bersifat fleksibel dan
memungkinkan penulis mengikuti minat dan pemikiran
informan. Penulis dengan bebas menanyakan berbagai
pertanyaan kepada informan dalam urutan manapun
bergantung pada jawaban. Hal ini dapat ditindaklanjuti,
tetapi penulis juga mempunyai agenda sendiri yaitu tujuan
penelitian yang dimiliki dalam pikiran dan isu tertentu yang
akan digali. Namun pengarahan dan pengendalian
wawancara oleh penulis sifatnya minimal. Umumnya, ada
perbedaan hasil wawancara pada tiap informan, tetapi dari
yang awal biasanya dapat dilihat pola tertentu. Informan
bebas menjawab, baik isi maupun panjang pendeknya
paparan, sehingga dapat diperoleh informasi yang sangat
dalam dan rinci.

3. Kajian Dokumen
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam
bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data
yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, laporan, dan
sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan
waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk
mengetahui hal-hal yang diperlukan dalam penelitian.
Juga ditambah dengan cara mempelajari buku-buku
literatur maupun dokumen-dokumen resmi lain seperti
peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang

44
bertujuan untuk memperoleh data dan informasi yang
relevan dengan penelitian.

D. Teknik Verifikasi Data

Dalam penelitian, baik berbentuk kualitatif maupun


kuantitatif, kriteria utama yang harus diperhatikan adalah
valid, reliabel, dan objektif. Validitas adalah derajat
ketepatan antara data yang terdapat di lapangan dan data
yang dilaporkan oleh peneliti. Bila peneliti membuat
laporan yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada
objek, data tersebut dapat dinyatakan tidak valid.
Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian
kualitatif menggunakan istilah yang berbeda dengan
penelitian kuantitatif.
“Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif
meliputi uji, credibility (validitas internal),
transferability (validitas eksternal), dependability
(reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas).
(Sugiyono 2010: 270).

Validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi


penelitian dan hasil yang dicapai. Validitas eksternal
berkenaan dengan derajat akurasi, dapat atau tidaknya hasil
penelitian digeneralisasikan atau diterapkan pada  populasi
tempat sampel tersebut diambil. Bila sampel penelitian
representatif, instrumen penelitian valid dan reliabel, cara
mengumpulkan dan menganalisis data benar, penelitian
akan memiliki validitas eksternal yang tinggi.
45
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi
dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan
positivistik (kualitatif), suatu data dinyatakan reliabel
apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama
menghasilkan data yang sama atau peneliti yang sama
dalam waktu yang berbeda menghasilkan data yang sama
atau sekelompok data bila dibagi menjadi dua kelompok
menunjukkan data yang tidak berbeda.
Objektivitas berkenaan dengan derajat kesepakatan
atau interpersonal agreement antar banyak orang tentang
suatu data. Data yang objektif akan cenderung valid
walaupun belum tentu valid. Dapat terjadi suatu data yang
disepakati banyak orang belum tentu valid, tetapi yang
disepakati oleh sedikit orang malah lebih valid. Dalam
penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan
valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan
peneliti dan yang sesungguhnya terjadi pada objek yang
diteliti.
Pengertian reliabilitas dalam penelitian kuantitatif
sangat berbeda dengan reliabilitas dalam penelitian
kualitatif. Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan
paradigma dalam melihat realitas. Berdasarkan penjelasan
di atas, dapat disimpulkan bahwa validitas derajat
ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dan
data yang dapat dilaporkan oleh peneliti dengan data yang

46
sesungguhnya terjadi pada objek penelitian, sedangkan
reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan
stabilitas data atau temuan. Artinya, jika suatu penelitian
diterapkan pada objek yang berbeda dengan menggunakan
metode dan teknik penelitian yang sama, didapatkan hasil
penelitian yang sama.
Cresswell (2009: 191-192) mengemukakan bahwa
ada 8 (delapan) strategi dalam uji validitas data penelitian
kualitatif, yaitu:
1.Triangulate different data sources of information
by examining evidence from the source and using it
to build a coherent justification for themes.
(Mentriangulasi sumber-sumber data yang berbeda
dengan memeriksa bukti-bukti yang berasal dari
sumber-sumber tersebut dan menggunakannya
untuk membangun justifikasi tema-tema secara
koheren).
2.Use member checking to determine the accuracy of
the qualitative finding through taking the final
report of specific descriptions oe themes back to
participants and determining whether these
participants feel that they are accurate.
(Menerapkan member checking untuk mengetahui
akurasi hasil penelitian. Member checking ini dapat
dilakukan dengan membawa kembali laporan akhir
atau deskripsi-deskripsi atau tema-tema spesifik ke
hadapan partisipan untuk mengecek apakah mereka
merasa bahwa laporan/deskripsi/tema tersebut
sudah akurat).
3.Use rich, thick description to convey the findings.
(Membuat deskripsi yang kaya dan padat tentang
hasil penelitian).

47
4.Clarify the bias the researchers brings to the study.
(Mengklarifikasi bias yang mungkin dibawa
peneliti ke dalam penelitian).
5.Also present negative or discrepant information
that runs counter to the themes. (Menyajikan
informasi yang berbeda atau negatif yang dapat
memberikan perlawanan pada tema-tema tertentu).
6.Spend prolonged time in the field. (Memanfaatkan
waktu yang relatif lama di lapangan atau lokasi
penelitian).
7.Use peer debriefing to enhance the accuracy of the
account. (Melakukan Tanya jawab dengan sesama
rekan peneliti untuk meningkatkan keakuratan
penelitian).
8.Use an external auditor to review the entire
project. (Mengajak seorang auditor/external
auditor untuk mereview keseluruhan proyek
penelitian).
Dari 8 (delapan) strategi untuk menguji keabsahan
data yang telah disebutkan, penulis menggunakan
triangulasi karena lebih sesuai dengan kebutuhan
penelitian.
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi
diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data
yang ada sekaligus melakukan uji kredibilitas data
penelitian.

48
Stainback (Sugiyono, 2010: 241) menyatakan bahwa
“the aim is not to determinate the truth about some
social phenomenon, rather the purpose of
triangulation is to increase one’s understanding of
what ever is being investigated”.

Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari


kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada
peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah
ditemukan.
Dalam konsep triangulasi terdapat dua jenis
triangulasi dalam pengumpulan data kualitatif, yakni
triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Dalam penelitian
ini penulis menggunakan triangulasi teknik dalam proses
pengumpulan data penelitian. Sugiyono (2010: 241)
mengatakan bahwa :
“Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
mendapatkan data dari sumber yang sama”.

Hal ini dapat digambarkan pada gambar di bawah


ini:
Gambar 3.1
Triangulasi Teknik
Observasi
Sumber Data yang
sama
Wawancara

Kajian Dokumen

(Sugiyono, 2010: 242)

49
Dalam penelitian ini peneliti melakukan metode
observasi, wawancara dan kajian dokumen dengan
menggunakan sumber yang sama yakni pada lokus yang
sama yaitu di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Nias
Utara.
E. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
Sesuai dengan metode penelitian yang dipakai dalam
penelitian yakni metode penelitian kualitatif, maka teknik
menganalisis data yang didapat dari proses pengumpulan
data juga bersifat kualitatif. Menurut Miles and Huberman
(1994: 428-429):

“Our definition of data analysis contains three linked


subprocesses: data reduction, data display, and
conclusion drawing/verification. These processes
occur before data collection, during the study design
and planning; during data collection as interim an
early analyses are carried out; and after data
collection as final products are approached and
completed”.
Apabila diterjemahkan secara bebas artinya adalah
definisi kami pada analisis data berisi tiga sub proses
terkait: reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/verifikasi. Proses ini terjadi sebelum
pengumpulan data, selama studi desain dan perencanaan;
selama pengumpulan data sebagai interim suatu analisis
awal dilakukan, dan setelah pengumpulan data sebagai
produk akhir minimal mendekati dan diselesaikan.

50
Dari pernyataan tersebut, teknik analisis data ada 4
(empat) tahap. Tahapan tersebut dimulai dari proses
pengumpulan data, (data collection), reduksi data (data
reduction), penyajian data (data display), dan penarikan
kesimpulan/verifikasi (conclusion drawing/veryfing).
Dalam penelitian ini juga menggunakan semua tahapan
yang disebutkan tersebut. Dan dapat digambarkan sebagai
berikut:

Gambar 3.2
Proses Analisis Data

Data
Collection
Data
Display

Data
Reduction

Conclusion:
Drawing/Veryfing

Sumber: Miles and Huberman (1994: 429)


1.Pengumpulan Data (Data Collection)
Creswell (2009: 178) mengemukakan langkah-
langkah pengumpulan data meliputi:
“…the boundaries for the study, collection
information through unstructured or semistructured
observations and interviews, documents, and visual
materials, as well as estabilishing the protocol for
recording information”.

51
Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa batas-batas
untuk penelitian, pengumpulan informasi melalui
pengamatan terstruktur atau semistruktur dan wawancara,
dokumen, dan materi visual, serta standar protokol untuk
merekam informasi. Sejalan dengan itu, menurut
Herdiansyah (2010: 164),
“Idealnya, proses pengumpulan data sudah dilakukan
ketika penelitian masih berupa konsep atau draft”.

Proses pengumpulan data yang dilakukan penulis


juga seperti yang diungkapkan oleh para pakar tersebut.
Pengumpulan data sedang dan sudah dilakukan pada saat
rancangan penelitian ini dibuat dan diajukan, disebabkan
karena penulis bekerja di lokus penelitian.
Dari data yang ada, penulis mengemukakan beberapa
fenomena sementara yang berkaitan dengan masalah yang
ada. Untuk mendapatkan data yang lebih akurat, maka
penulis melanjutkan penelitian dengan menggunakan
instrumen penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya.

2. Reduksi Data (Data Reduction)


Menurut Sugiyono ( 2010:247) mereduksi adalah:
“Merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan”.

52
Kegiatan yang penulis lakukan dalam tahap ini
adalah mengidentifikasi hasil pengamatan, wawancara dan
kajian dokumen untuk mengkategorikan dan
mengklasifikasi data yang ada, agar data tersebut menjadi
sederhana dan memudahkan untuk menarik kesimpulan.

3. Penyajian Data (Data Display)


Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah
penyajian data. Dalam metode penelitian kualitatif,
penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, gambar, dan sejenisnya. Tetapi yang paling sering
digunakan adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Penyajian data dilakukan dengan menampilkan satuan-
satuan informasi secara sistematis sehingga memungkinkan
penulis sampai kepada gambaran untuk melakukan
penyimpulan.

4. Penyusunan Kesimpulan (Conclusion


Drawing/Veryfing)
Setelah melakukan penyajian data, tahap berikutnya
adalah menyusun kesimpulan berdasarkan data-data yang
ada. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang
kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Menurut Sugiyono (2010: 252-253):
“Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan

53
sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti
telah dikemukakan sebelumnya bahwa masalah dan
rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih
bersifat sementara dan akan berkembang setelah
penelitian berada di lapangan”.
Jadi, dalam mengambil kesimpulan yang
menggunakan metode penelitian kualitatif, penulis
menggunakan Interactive Model dari Miles and Huberman
(gambar 3.2).

54

Anda mungkin juga menyukai