Anda di halaman 1dari 29

Proposal Bisnis KUK

Peserta Nomor 11158


Universitas Prasetiya Mulya
Gebby Hutahaean - 0131151001
Kharisma Satrio - 0131151096
Luisa Maria Wynne - 0131151200

Universitas Prasetiya Mulya


2018
Edu Town Kavling Edu I No. 1, Serpong, Jalan BSD Raya Utama, Pagedangan, Tangerang,
Banten 15339
DAFTAR ISI
1. Abstrak………………………………………………………………………………...3
2. BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………….4
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….4
3. BAB II GAMBARAN UMUM DAN RENCANA USAHA……………………...…..6
2.2 Analisis Pasar……………………………………………………………………...6
2.2.2 Target Pasar……………………………………………………………...7
2.2.3 Analisis SWOT………………………………………………………….9
2.3 Rencana Operasi………………………………………………………………….12
2.3.1 Desain Produksi​………………………………………………………...12
2.3.2 Teknis Pelaksanaan Produksi ​………………………………………….14
2.3.3 Cara Pendistribusian ​…………………………………………………..16
2.3.4 Pemanfaatan teknologi pada bisnis yang dikelola ​……………………..16
2.4 Rencana Pemasaran.​……………………………………………………………...17
2.5 Rencana SDA dan SDM​………………………………………………………….19
2.6 Rencana Pengembangan Usaha​…………………………………………………..20
4. BAB III PEMBAHASAN GAGASAN USAHA​……………………………………...21
3.1 Produk​……………………………………………………………………………21
3.2 BMC​……………………………………………………………………………...21
5. BAB IV ANGGARAN
BIAYA​………………………………………………….……23
4.1 Modal​…………………………………………………….………………….……23
4.1.1 Fixed Cost​………………………………………………………………23
4.1.2 Variable Cost (HPP)​……………………………………………………23
4.1.3 Biaya Lain-Lain (Per Bulan)​……………………………………….…..25
4.1.4 Total Modal​……………………………………………………….……25
4.2 Perkiraan Profit​……………………………………………………………...…...26
4.2.1 Profit Per Unit​……………………………………...…………..………26
4.2.2 Perkiraan Laba Rugi Bulan Pertama​………………….………………..26
4.3 Break Even Point (BEP)​…………………………………………….……26
REFERENSI​…………………………………………………………………….……27
LAMPIRAN………………………………………………………………………….28

2
ABSTRAK
Dalam memasak, banyak orang memilih produk makanan yang mudah dibuat tanpa
membutuhkan keahlian. Hal ini kemudian berdampak pada tingginya masyarakat yang mulai
menyukai produk makanan instan dibanding harus memasak sendiri. Namun, seringkali
produk instan tidak memperhatikan faktor penting lain yang dibutuhkan konsumen, seperti
kebersihan dan kandungan gizi yang berdampak pada kesehatan konsumen.
Melihat permasalahan tersebut, hadirlah sebuah produk bernama ​KUK yang
merupakan premix dengan cita rasa khas lokal yang bertujuan untuk memberikan ​value
praktis dalam memasak dan juga pengalaman memasak yang menyenangkan bagi konsumen.
Proposal ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara detail mengenai bisnis “KUK”
dari segi operasional, marketing, sumber daya manusia dan juga keuangan.
Hasil dari gambaran produk ​KUK dalam proposal ini diharapkan dapat menjadi salah
satu bentuk kontribusi dalam usaha pengembangan lini bisnis di Indonesia, khususnya dalam
bidang ​Food and Beverage.

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dalam
perekonomian di Indonesia. Dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia, proporsi
UMKM adalah 99,99% atau sebanyak 56,54 juta unit, sedangkan kontribusi UMKM terhadap
PDB Nasional menurut harga berlaku pada tahun 2012 sebesar Rp4.869,5 triliun atau
59,08%. Angka ini menunjukkan bahwa UMKM adalah salah satu penopang besar ekonomi
Indonesia. UMKM menyumbang volume ekspor hingga 14,06% (Rp166,63 triliun) dari total
ekspor nasional pada tahun 2012. UMKM juga menciptakan lapangan kerja baru yang
menyerap banyak tenaga kerja dan menciptakan pasar baru serta sumber inovasi. Bukan
hanya mengembangkan ekonomi lokal, tapi UMKM juga berperan penting dalam
pemberdayaan masyarakat.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah, sebuah perusahaan yang digolongkan sebagai UMKM adalah perusahaan kecil
yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang atau dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan
jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu. UMKM terbagi menjadi 9 subsketor ekonomi
dengan proporsi unit usaha terbesarnya adalah Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan
Perikanan sebesar 48,85%, dilanjutkan oleh Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar
28,83%.
Namun, sangat disayangkan bahwa dengan potensi yang besar ini, banyak kendala
bagi masyarakat Indonesia untuk mendirikan UMKM. Dari faktor internal, modal yang
dimiliki UMKM terbatas dan kurangnya akses pinjaman terhadap perbankan. Selain itu,
SDM yang dimiliki juga masih kurang kemampuannya terutama dalam hal teknologi, hukum
dan akuntabilitas akan menejemen keuangan juga belum baik. Sedangkan dari faktor
eksternal, infrastruktur dan akses akan teknologi juga bahan baku masih sedikit, ditambah
lagi iklim usaha yang belum kondusif. Kendala-kendala yang ada menyebabkan banyaknya
UMKM yang gulung tikar dalam waktu yang singkat. Ada 2 cara untuk menyelesaikan
masalah yang ada yaitu dengan pemberian modal yang besar dan dukungan pemerintah.
Melalui Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Pemerintah Indonesia berusaha menaruh
perhatian lebih terhadap UMKM, terutama dengan tujuan untuk memaksimalkan potensi dan
peluang ekonomi kreatif (Ekraf) di Indonesia. Ekonomi Kreatif adalah penciptaan nilai

4
tambah yang berbasis kreativitas. ​Ekonomi kreatif merupakan salah satu sektor yang
diharapkan mampu menjadi kekuatan baru ekonomi nasional di masa mendatang, seiring
dengan kondisi sumber daya alam yang semakin terdegradasi setiap tahunnya.
Dalam perjalanannya, Pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi lingkup industri
kreatif yang terdiri dari 16 subsektor, yaitu : Aplikasi dan Game Developer; Arsitektur;
Desain Interior; Desain Komunikasi Visual; Desain Produk; Fesyen; Film, Animasi & Video;
Fotografi; Kriya; Kuliner; Musik; Penerbitan; Periklanan; Seni Pertunjukan; Seni Rupa; dan
Televisi dan Radio.
Data kontribusi PDB tahun 2017 menunjukkan ekonomi di Indonesia didominasi oleh
3 subsektor yaitu Kuliner (41.69%), ​Fashion ​(18.15%), dan Kriya (15.70%). Sebagai
penyumbang PDB terbesar, Industri kuliner mempunyai potensi yang sangat kuat untuk
berkembang. Selain itu, subsektor kuliner memberikan kontribusi yang cukup besar dari total
PDB industri kreatif, yaitu 33% dengan kontribusi ekspornya untuk Ekraf mencapai 6%.
Sesuai dengan KBLI Ekonomi Kreatif, ruang lingkup subsektor kuliner terdiri dari: Restoran,
Warung Makan, Kedai Makanan, Penyediaan Makanan Keliling atau Tempat Tidak Tetap,
Jasa Boga, Penyedia Makanan Lainnya, Bar, Kelab Malam, Kafe, Kedai Minuman, Kedai
Obat Tradisional dan Penyediaan Minuman Keliling.
Tidak mengherankan jika industri kuliner menempati posisi pertama dalam kontribusi
penyumbang PDB terbesar. Salah satu makanan lokal Indonesia sendiri dinobatkan oleh CNN
pada 2017 berdasarkan ​voting pada Facebook, sebagai makanan terenak di dunia, yaitu
rendang dari Sumatera Barat, diikuti oleh nasi goreng pada urutan kedua dan sate pada urutan
ke-14.
Ekonomi kreatif Indonesia terutama industri kuliner sangatlah berpotensi bagi
UMKM. Bukan hanya karena peminatnya yang banyak, namun juga adanya dukungan dari
pemerintah melalui Bekraf untuk memajukan industri ini.

5
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN RENCANA USAHA
2.1 Executive Summary
Kartajaya (2005:76) mengatakan bahwa ​“Seorang ibu untuk produk makanan instan.
Seorang ibu memang membutuhkan kepraktisan dalam memasak dan inilah yang ditawarkan
oleh produsen makanan instant. Namun, meskipun kepraktisan menjadi hal yang
fundamental, seorang ibu tentu juga memperhatikan faktor lainnya, seperti kandungan gizi.
Dalam hal ini, pemasar bisa saja terjebak dengan hanya menyawarkan kepraktisan pada si ibu
tanpa memperhatikan faktor lainnya, seperti gizi.”
Oleh karena itu, hadirlah KUK, sebuah perusahaan yang berinovasi dalam
memproduksi premix dengan cita rasa khas lokal dengan tujuan untuk memberikan ​value
praktis dalam memasak dan juga pengalaman memasak yang menyenangkan bagi konsumen
tanpa perlu bersusah payah untuk membeli seluruh bahan satu per-satu, mencari resep dan
menakar jumlah bahan baku. KUK menyelesaikan masalah dengan menyediakan semua
keperluan bahan untuk sekali memasak dengan ukuran yang tepat dan hanya perlu
dicampurkan, dipanaskan atau dipotong. Pengelolaan SDA produk KUK dilakukan dengan
cara mengajak kerja sama petani lokal dengan mengambil ​fresh produce ​secara langsung
tanpa ada perantara. Hal ini dilakukan karena selain mengutamakan kualitas bahan, KUK
juga memperhatikan bahwa model pengolaan SDA seperti ini dapat membantu petani
mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan hal tersebut juga selaras dengan program
pemerintah Jokowi yaitu pemerataan penyejahteraan rakyat.

6
2.2 Analisis Pasar
2.2.2 Target Pasar
● Segmenting & Targeting
Berikut merupakan ​segmenting ​dan ​targeting ​yang dilakukan oleh KUK. Kotak berwarna
kuning merupakan target pasar KUK.

Umur 13-15 16-18 19-23 24-28 Di atas 28


tahun tahun tahun tahun tahun

Pekerjaan Pelajar Mahasiswa Pegawai Pegawai Ibu


muda senior Rumah
Tangga

Wilayah BSD Gading Bintaro Jakarta Luar


Serpong Jabodetabek

Karakteristik Mobilitas Mobilitas


rendah Tinggi

Psycho- thinkers believers achievers strivers experiencers makers innovators survivors


graphic

Gender Laki-laki Perempuan

Konsumen yang menjadi target dari KUK berusia 19-50 tahun dan berjenis kelamin
laki-laki dan perempuan yang memiliki ketertarikan tinggi dalam mencari ​experience.

7
● Positioning

Berdasarkan penggambaran di atas, KUK memiliki pesaing seperti Restoran Masakan


Padang dan Bumbu Instan yang juga menyajikan pilihan makanan Indonesia. Dua hal yang
menjadi perbandingan adalah tingkat harga dan cara memasak. Cara Memasak yang
dimaksud di sini adalah bagaimana cara memasak itu dapat menimbulkan ​experience ​bagi
customer. ​Dalam hal ini, Bumbu Instan hanya menyediakan bahan, sedangkan KUK hadir
dengan komposisi yang lebih lengkap seperti bahan pokok, bumbu, langkah pembuatan dan
cara pembuatan, yang mampu memberikan ​experience ​lebih bagi ​customer.
Di lain sisi, Restoran Padang turut hadir dengan makanan yang siap dimakan oleh
customer, ​sehingga tidak menjual ​experience ​yang cukup tinggi bagi ​customer. ​Meskipun
memiliki harga sedikit lebih mahal dibanding pesaing, KUK percaya bahwa ​value ​yang akan
diterima ​customer ​akan sebanding dengan harga yang dikeluarkan.

8
2.2.3 Analisis SWOT

● Strength
Jika sekarang telah banyak bisnis makanan yang menawarkan kepraktisan makan
yang kurang sehat,KUK hadir menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat yang ingin
menyajikan makanan lebih cepat, namun juga sehat. ​Customer ​tidak hanya akan
mendapatkan kepraktisan dalam mengolah makanan, namun juga pengalaman dalam
melakukannya. Dengan menawarkan menu makanan yang beragam, KUK juga menawarkan
experience ​yang berbeda-beda.

● Weakness
Dengan menggunakan bahan baku yang telah melalui proses pengelolaan sebelumnya,
produk KUK memiliki siklus bertahan yang cukup singkat sehingga produk tidak bisa
dimasukan ke pasar dengan jumlah yang banyak. Hal ini memberi ruang untuk ​opportunity
lost ​yang mungkin akan diterima KUK, namun menjaga kualitas menjadi prioritas KUK.
Produk KUK juga menjadi mudah ditiru karena bahan nya secara umum mudah diperoleh.

9
● Opportunities
KUK memperoleh bahan dan kebutuhan pokok melalui petani dan peternak lokal
dalam rangka pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDA) sekaligus Sumber Daya Alam
(SDA) yang dimiliki Indonesia. Produk yang ditawarkan KUK juga unik sehingga masih
sedikit bisnis yang menjual ​value ​yang sama dengan KUK. Hal ini menjadi kesempatan bagi
KUK untuk mencari inovasi yang lebih besar.

● Threats
Persaingan usaha dalam kategori ​Food and Beverage​ cukup kompetitif karena pemain
bisnis ini sudah sangat banyak, mulai dari dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, salah
satu ancaman yang akan dihadapi adalah jumlah kompetitor yang banyak.

2.2.4 Analisis Industri


KUK menggunakan Analisa ​Porter’s Five Forces​ dalam menganalissi industri yang
dimasuki.
1. Industri Rivalry Pasar
KUK memiliki sedikit pesaing yang sudah terjun lebih dulu, dan meskipun
sudah memiliki banyak pembeli, intensitas persaingan terbilang tidak cukup tinggi.
Hal ini dikarenakan KUK hadir dengan ​value ​penekanan yang berbeda dibanding
produk ​remix . ​KUK juga tidak hanya berperan secara ​funtional ​namun juga menuju
emotional customer ​karena KUK memberikan ​experience ​serta memiliki misi untuk
lingkungan, diantaranya pemberdayaan petani lokal.

2. Threat of New Entrants


Pendatang baru dapat masuk ke industri ini dengan mudah. Namun, untuk
bersaing dan menjadi market ​leader akan sangat sulit bagi pendatang baru tersebut.
Karena pesaing dapat dengan mudah masuk, maka perlu adanya inovasi-inovasi atau
mencari pembeda, dari segi produk, pemasaran, atau penyampaian ke konsumen.

10
3. Bargaining Power of Supplier
Dalam pembuatan produk KUK, terdapat beberapa pemasok seperti ​supplier
bahan baku daging dan bumbu masak. Untuk kedua pemasok ini, KUK memiliki
bargaining powe​r yang cukup besar karena ​supplier ​daging & bumbu masak memiliki
tingkat persaingan yang cukup tinggi pula, sehingga KUK bisa menekan harga.

4. Bergaining Power of Buyer


KUK menekankan pada penawaran ​value ​experience ​dan kepraktisan cara
memasak dengan harga sedikit lebih tinggi dibanding rata-rata pesaing sejenis. Harga
yang kami berikan merupakan harga yang kami nilai sepadan dengan ​value tersebut,
karena ​customer ​diharapkan dapat mengalami pengalaman memasak yang mampu
menunjukkan bahwa setiap orang bisa memasak. Dengan menawarkan nilai-nilai
tersebut dan harga bersaing, konsumen dapat lebih tertarik untuk membeli produk
KUK. Oleh sebab itu, ​bargaining power of buyers​ KUK termasuk rendah.

5. Threat of Subtitute
Ancaman produk pengganti terhadap KUK cukup tinggi karena banyak
produk bumbu instan yang sudah beredar di pasar-meskipun bukan sejenis KUK yang
menawarkan paket bumbu masak sekaligus bahan pokok.. Dengan demikian, KUK
harus cermat dalam mengedukasi masyarakat mengenai keunggulan dan pembeda dari
KUK sendiri.

11
2.3 Rencana Operasi
2.3.1 Desain Produksi
Dalam desain produksi, KUK menggunakan diagram SIPOC (Supplier - Input -
Proses - Output - Customer) untuk memudahkan perusahaan dalam mengidentifikasi setiap
aktivitasnya. Berikut diagram SIPOC KUK :

S I P O C
Supplier Input Process Output Customer

-Petani dan -Bahan dan -Memasak -Kotak KUK -Ibu rumah


peternak lokal bumbu masak bahan utama berisi premix tangga
-Pembuat -Packaging setengah makanan lokal -Pekerja
packaging matang Indonesia kantoran
-Peralatan -Menakar -Mahasiswa
produksi bumbu dan
bahan utama
-Mengolah
bumbu menjadi
bubuk
-Packing
(menggunakan
vakum)

1. Supplier
KUK memanfaatkan petani dan peternak lokal sebagai ​supplier bahan utama dan
bumbu mentah. Hal ini ditujukan untuk mempermudah ​quality control dan membantu
meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Selain itu, KUK juga membutuhkan ​supplier
packaging yang merupakan material penting untuk menjaga daya tahan makanan dan
supplier​ peralatan produksi.

2. Input
Dari peternak lokal, KUK akan mendapatkan bahan utama yaitu daging sapi dan
daging ayam. Sedangkan dari petani lokal, KUK akan mendapatkan bahan bumbu seperti
cabai, bawang, santan, dll. KUK juga akan mendapat ​packaging ​dan peralatan produksi
seperti mesin vakum, penggiling, dll.

12
3. Process
Proses utama dalam produksi KUK adalah memasak bahan utama setengah matang,
menakar bumbu dan bahan utama, mengolah bumbu menjadi bubuk dan ​packing​. Proses ini
akan dijelaskan lebih lengkap pada bagian teknis pelaksanaan produksi.

4. Output
Output ​dari produksi yang dilakukan adalah kotak KUK berisi premix makanan lokal
Indonesia untuk 2-3 porsi. Untuk sementara ini pilihan produk yang ada adalah premix
rendang, soto ayam bening kuning, ayam betutu, ayam gulai dan empal gepuk.

5. Customer
Setelah memproduksi output, KUK akan mendistribusikannya kepada customer
melalui berbagai ​channel​. Customer KUK seperti yang sudah dijelaskan pada bagian
pemasaran, adalah orang-orang yang menginginkan kepraktisan dalam memasak.

13
2.3.2 Teknis Pelaksanaan Produksi
Proses produksi KUK akan digambarka dalam ​flow chart​ di bawah ini :

Berikut penjelasan mengenai flow chart produksi di atas :


1. Pengiriman bahan dari supplier
Proses produksi dimulai setelah bahan dikirim oleh ​supplier. Dalam proses
pembelian akan dilakukan seleksi ​supplier terlebih dahulu untuk mendapat biaya
terbaik sesuai dengan kualitas.

14
2. Kontrol kualitas bahan
Untuk menjaga mutu produk maka kualitas bahan menjadi penting, oleh
karena itu, KUK akan memastikan supplier ​mengirim bahan sesuai dengan yang
diinginkan.
3. Penakaran komposisi
Sesuai dengan value ​yang ditawarkan KUK yaitu kepraktisan, maka akan
dilakukan penakaran komposisi bahan untuk mempermudah​ customer s​aat memasak.
4. Pengolahan bahan utama dan bumbu
a. Bahan Utama
i. Pemasakan bahan utama hingga setengah matang.
ii. Pengeringan bahan utama agar tidak basah dan tidak cepat busuk.
b. Bumbu
i. Pengeringan bumbu untuk menambah daya tahan.
ii. Pengolahan bumbu sesuai dengan jenis lauk yang ditawarkan, seperti
pemotongan, penggilingan bumbu.
5. Kontrol kualitas
Untuk menjaga mutu produk maka KUK akan memastikan kualitas bahan
setelah pengolahan agar tetap baik dalam ​packing​nya nanti.
6. Packing produk sekaligus vakum ​packaging
KUK akan menggunakan ​packing plastik yang hampa udara agar produk tidak
mudah terfermentasi dan busuk.
7. Kontrol kualitas
Untuk menjaga mutu produk maka KUK akan memastikan kualitas
keseluruhan produk setelah proses​ packing ​agar tetap baik sete.
8. Distribusi
Proses distribusi akan dijelaskan pada sub bab cara pendistribusian.

15
2.3.3 Cara Pendistribusian
Untuk menyalurkan produk ke customer, KUK menggunakan beberapa jalur distribusi
seefisien dan seefektif mungkin, yaitu:
1. Retailer
KUK ingin bekerja sama dengan retailer seperti mini atau super market yang
berlokasi di daerah target pemasaran. Dengan produk yang KUK tawarkan dan jumlah
customer yang sering berbelanja ke mini atau supermarket, maka sangat memungkinkan
customer menjadi lebih aware dan menjadikan KUK sebagai alternatif pembelian bahan
masakan.
2. Pengiriman via ojek online
Untuk meningkatkan kemudahan bagi customer yang ingin langsung memasak di
rumah tanpa perlu keluar rumah, maka KUK ingin bekerja sama dengan ojek online seperti
Gojek dan Grab.

2.3.4 Pemanfaatan teknologi pada bisnis yang dikelola


KUK menggunakan berbagai teknologi dalam manajemen bisnis di hampir setiap
divisinya. Secara keseluruhan KUK akan menggunakan teknologi informasi untuk
mengintegrasi setiap divisi. Teknologi ini menggunakan internet dan memanfaatkan
fitur-fitur yang ada pada Google seperti Google Drive, Google Sheet dan Google Docs.
Teknologi ini dapat digunakan untuk mengetahui jumlah stock produk sehingga bisa
mengatur jadwal pemesanan bahan ssebelum habis, mengetahui jumlah demand customer
sehingga bisa disesuaikan oleh pemasaran, mencatat sistem keuangan KUK, dll.
1. Operasi
● Teknologi vakum
Teknologi vakum adalah metode packing untuk menghilangkan udara dari
paket sebelum di sealing/press. KUK menggunakan mesin vakum, agar
memperpanjang daya tahan bahan masakan.
2. Pemasaran
● Website
KUK memiliki ​website yang dapat diakses ​customer ​yang berperan sebagai
sarana informasi, media untuk melakukan pemesanan, media promosi dan peluang
untuk mendapatkan ​partner ​baru.

16
● Media Sosial
Media Sosial ​memungkinkan KUK untuk mempromosikan produk pada
tingkat individu. Adanya media sosial juga diharapkan dapat mendorong pelanggan
untuk membuat konten mereka sendiri dan buzz produk KUK.

2.4 Rencana Pemasaran


-strategi yang diterapkan dalam memasarkan produk,
● Analisis 4P

Marketing Mix​ -- 4P

Product Price Place Promotion

KUK Rp 50.000; Melakukan penjualan Sales promotion​ seperti


di mal & supermarket diskon pada periode
daerah Tangerang dan tertentu
Jakarta

Premix ​cita rasa lokal Harga dibuat sedikit Penjualan ​direct Advertising​ pada akun
lebih mahal daripada selling ​di supermarket media sosial (Instagram
kompetitor dan ​website dan website)

Pengalaman Ditentukan juga oleh Produksi dilakukan di Personal Selling​ pada


memasak yang target selling price BSD teman dan keluarga
praktis dalam satu
paket

Launching​ dengan 5 Menggunakan teknik


menu utama : buzzer​ dan ​endorsement
rendang, soto ayam untuk meningkatkan
bening kuning, ayam awareness
betutu, ayam gulai
dan empal gepuk

17
● Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang KUK gunakan untuk meningkatkan penjualan antara lain :
1. Mengikuti Bazaar atau Pameran
Sebagai pendatang baru, KUK perlu mengenalkan diri kepada pasar dengan
mengikuti bazaar-bazaar atau pameran, khususnya yang bertema FnB. Selain untuk
memperkenalkan diri, cara ini juga sekaligus dapat menjadi materi riset untuk melihat
respon pasar.

2. Menggunkan Media Sosial


Laporan Tetra Pak Index 2017 yang belum lama diluncurkan mencatat ada
sekitar 132 juta pengguna internet di Indonesia dan hampir setengahnya adalah
penggila media sosial, atau berkisar di angka 40%. Melihat angka ini, media sosial
menjadi alternatif dengan hasil yang cukup berprospek bagi KUK untuk memasarkan
produk. Alternatif media sosial yang KUK gunakan diantaranya adalah Instagram,
dan Youtube.

3. Memilih Tempat Strategis


Lokasi yang strategis dan banyak didatangi target market juga akan menjadi
salah satu hal yang diperhatikan KUK. Lokasi yang strategis juga berhubungan
dengan kemudahan akses yang dapat dilalui ​customer ​saat menuju lokasi. Untuk itu,
perlu dilakukan riset yang serius pula mengenai penetapan lokasi penjualan serta
dalam memilih partner supermarket yang tepat.

4. Rekomendasi menggunakan Buzzer


Salah satu strategi yang digunakan KUK adalah menggunakan ​buzzer ​untuk
mempromosikan produk KUK. Kegiatan mempromosikan dapat dilakukan baik pada
media sosial milik ​buzzer ​itu sendiri, maupun pada media milik KUK. Kerja sama
dapat dilakukan dengan ​influencer social media,​teman, dan keluarga.

18
5. Program Khusus
Dalam memasarkan produk, KUK juga memafaatkan hari-hari khusus /
hari-hari tertentu seperti saat membuka booth pada bazaar atau pameran, hari besar
seperti Lebaran dan Natal, Tahun Baru dan hari khusus lainnya untuk pemberian
promosi seperti ​Give Away, Quantity Discount,​ dan sistem ​Bundling.

2.5 Rencana SDA dan SDM


Julianto (2015)” Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga tengah mendorong program
kemitraan petani dengan pelaku industri. Kemitraan tersebut memberikan manfaat berupa
hasil panen yang diproduksi petani bisa langsung terserap kepada industri tanpa harus melalui
pihak lain, dan memberikan keuntungan yang lebih besar kepada petani. Menteri Puspayoga
mengapresiasi pola kemitraan ini yang dinilai sebagai model yang bisa mewujudkan program
Presiden Jokowi untuk pemerataan kesejahteraan rakyat.”
Melihat bahwa pemerintah sekarang mendukung program Presiden Jokowi untuk pemerataan
kesejahteraan rakyat, kelompok menyelaraskan pengelolaan SDA KUK dengan program
tersebut dengan cara membeli ​fresh produce terutama pada sayur-sayuran tanpa melalui
perantara sehingga kualitas sayur menjadi lebih segar & alami selain itu harga bahan baku
lebih murah juga pengelolaan SDA ini membantu pemerataan kesejahteraan rakyat terutama
kaum petani/peternak.
Dalam menjalankan bisnis KUK kelompok memerlukan 4 ​chief dan 3 ​staff dalam
masa awal perintisan usaha, penambahan orang akan dipertimbangkan mendapat sesuai
dengan faktor ​operasional, marketing, finance ​dan ​HR​, berikut struktur organisasi KUK:

19
Berikut job description masing-masing jabatan:
Chief Finance Officer:
● Bertanggung jawab dalam mengatur keuangan dan membuat laporan yang dibutuhkan
● Memastikan dana yang dikeluarkan efesien dan efektif dalam mengejar tujuan
perusahaan
Chief Marketing & Sales Officer:
● Bertanggung jawab terhadap kegiatan marketing baik digital dan non digital
● Bertanggung jawab terhadap kegiatan sales
● Menangani komunikasi dan kerjasama dengan pihak distributor / retail
● Memberikan ​costumer service​ yang baik
Chief of Operation Officer:
● Bertanggung jawab terhadap kegiatan produksi
● Menjamin kualitas produk/ mencegah terjadinya defect
● Mengawasi ​invetory​ perusahaan
2.6 Rencana Pengembangan Usaha
Kami menyusun rencana pengembangan usaha yang berorientasi pada masyarakat
pada 1 tahun yang akan datang berikut rencana pengembangan serta kegiatan pengemasan
bisnis perusahaan:
1. KUK berencana untuk memperluas segmentasi pasar
Ke depannya KUK akan memperluas segmentasi pasar dengan memperkuat
brand awareness dan juga value KUK yang merupakan makanan sehat, enak dan juga
praktis melalui kegiatan-kegiatan masyarakat sekitar dengan berpartisipasi pada
kegiatan tersebut, selain itu juga value dari praktis yang memudahkan semua orang
dapat memasak memungkinkan KUK untuk memperluas segment pasarnya dengan
mudah.
2. KUK akan mengajak lebih banyak petani/ peternak untuk bekerja sama
Mengingat bahwa pemerintah mendukung pemerataan kesejahteraan, KUK
menyadari bahwa dengan mengajak petani bekerja sama dalam menyediakan ​fresh
produce petani akan terbantu karena bisa mendapatkan ​profit yang lebih besar
sedangkan KUK mendapatkan produk kualitas yang baik dengan harga yang sama/
lebih baik dibandingkan melalui perantara.

20
BAB III
PEMBAHASAN​ ​GAGASAN USAHA
3.1 Produk
KUK menyediakan premix masakan lokal khas Indonesia. KUK ingin agar
konsumennya bisa memasak makanan khas Indonesia dengan rasa yang lezat dan sehat secara
praktis. KUK tidak menggunakan banyak bahan pengawet dan diproduksi ​homemade​. Untuk
saat ini, KUK hanya akan menyediakan 5 premix lauk khas daerah yaitu rendang, soto ayam
bening kuning, ayam betutu, ayam gulai dan empal gepuk. Namun ke depannya, KUK akan
menyediakan lebih banyak pilihan lauk dan makanan ringan khas Indonesia.
Setiap kotak KUK dibuat untuk 2-3 porsi makanan. Kotak KUK berisikan berbagai
bumbu dan bahan utama yang tinggal dimasak dengan praktis dan sederhana. Bumbu yang
disediakan dapat berupa bubuk atau cairan yang sudah disesuaikan takarannya dengan jumlah
bahan utama. Bumbu-bumbu ini sudah dibungkus dengan baik dalam ukuran sekali pakai
sehingga tidak mudah rusak, seperti minyak goreng, garam, gula, bawang putih, bawang
merah, cabe, merica, pala, dll. Sedangkan bahan utama seperti daging dan ayam sudah
diproses setengah matang dan divakum untuk mempertahankan kualitasnya lebih lama. KUK
memiliki daya tahan yang lebih lama jika dimasukkan ke dalam freezer, namun akan lebih
cepat rusak jika dibiarkan di luar kulkas.

3.2 BMC
Berikut merupakan​ Business Model Canvas ​(BMC) KUK :

Key Partners Key Activities Value Customer Customer


● Supplier ● Produksi Proposition Relationships Segments
● Supermarket ● Pemasaran ● Masakan ● Open for ● Ibu-ibu
● Supplier Lokal feedback muda
● Pengalaman ● Social Media & ● Mahasiswi
cara Website ● Pekerja
memasak ● Workshop kantoran
● “Semua
orang bisa
Key Resources memasak” Channels
● Resep ● Supermarket
● Bumbu masak ● Gojek
● Bahan Pokok ● Social media
● Website
● Events

21
Cost Structure Revenue Streams
● Bahan masak ● Penjualan produk
● Asset & ​Inventory ● Workshop ​masak
● Upah Sumber Daya Manusia (SDM)
● Packaging
● Marketing

22
BAB IV
ANGGARAN BIAYA
4.1 Modal
4.1.1 Fixed Cost

No. Kebutuhan Satuan Harga Satuan Jumlah Total

1 Mesin Vakum sealer unit Rp 600.000,00 1 Rp 600.000,00

2 Mesin pengering unit Rp 1.300.000,00 2 Rp 2.600.000,00


makanan

3 Mesin penggiling unit Rp 2.500.000,00 1 Rp 2.500.000,00

4 Timbangan unit Rp 300.000,00 1 Rp 300.000,00

TOTAL Rp 6.000.000,00

4.1.2 Variable Cost (HPP)


Rendang

No. Kebutuhan Satuan Harga Satuan Jumlah Total

1 Daging sapi kg Rp 120.000,00 1/6 Rp 20.000,00

2 Santan liter Rp 20.000,00 4/10 Rp 8.000,00

3 Minyak liter Rp 15.000,00 1/10 Rp 1.500,00

4 Bumbu - - - Rp 7.000,00

TOTAL Rp 36.500,00

Soto ayam bening kuning

No. Kebutuhan Satuan Harga Satuan Jumlah Total

1 Ayam ekor Rp 40.000,00 1/3 Rp 13.500,00

2 Minyak liter Rp 15.000,00 1/15 Rp 1.000,00

3 Bihun pack Rp 1.500,00 1 Rp 1.500,00

4 Bumbu - - - Rp 8.000,00

TOTAL Rp 24.000,00

23
Ayam betutu

No. Kebutuhan Satuan Harga Satuan Jumlah Total

1 Ayam ekor Rp 40.000,00 1/3 Rp 13.500,00

2 Cabe kg Rp 30.000,00 1/6 Rp 5.000,00

3 Minyak liter Rp 15.000,00 1/10 Rp 1.500,00

4 Bumbu - - - Rp 7.000,00

TOTAL Rp 27.000,00

Ayam gulai

No. Kebutuhan Satuan Harga Satuan Jumlah Total

1 Ayam ekor Rp 40.000,00 1/3 Rp 13.500,00

2 Santan liter Rp 20.000,00 1/5 Rp 4.000,00

3 Minyak liter Rp 15.000,00 1/10 Rp 1.500,00

4 Bumbu - - - Rp 7.000,00

TOTAL Rp 26.000,00

Empal gepuk

No. Kebutuhan Satuan Harga Satuan Jumlah Total

1 Daging sapi kg Rp 120.000,00 1/6 Rp 20.000,00

2 Santan liter Rp 20.000,00 3/10 Rp 6.000,00

3 Minyak liter Rp 15.000,00 1/10 Rp 1.500,00

4 Bumbu - - - Rp 5.000,00

TOTAL Rp 32.500,00

No. Variable Cost Total

1 Rendang Rp 36.500,00

24
2 Soto ayam kuah kuning Rp 24.000,00

3 Ayam betutu Rp 27.000,00

4 Ayam gulai Rp 26.000,00

5 Empal gepuk Rp 32.500,00

Rata-rata Rp 29.200,00

TOTAL Rp 146.000,00

Total 20 unit per item Rp 2.920.000,00

4.1.3 Biaya Lain-Lain (Per Bulan)

No. Kebutuhan Harga Satuan Jumlah Total

1 Pemasaran - - Rp 5.000.000,00

2 Upah Pegawai Rp 2.500.000,00 2 Rp 5.000.000,00

3 Upah Eksekutif Rp 4.000.000,00 3 Rp 12.000.000,00

4 Sewa Tempat Rp 2.500.000,00 1 Rp 2.500.000,00


(Termasuk listrik & air)

TOTAL Rp 24.500.000,00

4.1.4 Total Modal

No. Kebutuhan Total

1 Fixed Cost Rp 6.000.000,00

2 Variable Cost (20 unit per item) Rp 2.920.000,00

3 Biaya Lain-lain Rp 24.500.000,00

TOTAL Rp 33.420.000,00
Modal yang digunakan berasal dari penanaman uang eks

25
4.2 Perkiraan Profit
4.2.1 Profit Per Unit
Harga per kotak KUK adalah Rp 50.000,00

No. Item Variable Cost Profit

1 Rendang Rp 36.500,00 Rp 13.500,00

2 Soto ayam kuah kuning Rp 24.000,00 Rp 26.000,00

3 Ayam betutu Rp 27.000,00 Rp 23.000,00

4 Ayam gulai Rp 26.000,00 Rp 24.000,00

5 Empal gepuk Rp 32.500,00 Rp 17.500,00

4.2.2 Perkiraan Laba Rugi Bulan Pertama


Dengan target penjualan 20 unit per item

Penjualan Rp 5.000.000,00

Variable Cost Rp 2.920.000,00

Laba Kotor Rp 2.080.000,00

Fixed Cost Rp 6.000.000,00

Biaya Lain-lain Rp 24.500.000,00

Laba Bersih (28.420.000)

4.3 Break Even Point (BEP)


Dihitung menggunakan biaya unit rata-rata
BEP = FC/(P-VC)
BEP = Rp 6.000.000,00 / (Rp 50.000,00 - Rp 29.200,00)
BEP = 288,46 → 289 unit

Dengan perkiraan BEP ini, maka KUK harus menjual minimal 289 unit untuk balik
modal. Jika KUK meningkatkan penjualan sebanyak 50 unit setiap bulannya, maka pada
bulan ke-3, KUK sudah memiliki ​cashflow ​yang membaik.

26
REFERENSI
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/06/103900026/kemitraan-dengan-industri-tingkat
kan-pendapatan-petani​ ​Julianto (2015)
https://books.google.co.id/books?id=2ipjdpeJkhcC&pg=PA76&lpg=PA76&dq=Kepraktisan+
dalam+memasak&source=bl&ots=FUpvkMEiLU&sig=jNKjdif_IRR47keXKEjTpEKR22g&
hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiF3Nayp9XaAhVFso8KHQy4Dyo4ChDoAQgmMAA#v=onep
age&q&f=false​ ​Kartajaya (2005:76)
Laporan Data Statistik dan Hasil Survei Ekonomi Kreatif (diakses pada : 6 April 2018)
Profil Bisnis Usaha Mikro,Kecil, dan Menengah (UMKM) (diakses pada : 6 April 2018)

27
LAMPIRAN

(Kontribusi PDB Ekonomi Kreatif berdasarkan Subsektor)

(Pemasaran Industri Ekonomi Kreatif)

28
(Kendala Bisnis UMKM)

29

Anda mungkin juga menyukai