2
ABSTRAK
Dalam memasak, banyak orang memilih produk makanan yang mudah dibuat tanpa
membutuhkan keahlian. Hal ini kemudian berdampak pada tingginya masyarakat yang mulai
menyukai produk makanan instan dibanding harus memasak sendiri. Namun, seringkali
produk instan tidak memperhatikan faktor penting lain yang dibutuhkan konsumen, seperti
kebersihan dan kandungan gizi yang berdampak pada kesehatan konsumen.
Melihat permasalahan tersebut, hadirlah sebuah produk bernama KUK yang
merupakan premix dengan cita rasa khas lokal yang bertujuan untuk memberikan value
praktis dalam memasak dan juga pengalaman memasak yang menyenangkan bagi konsumen.
Proposal ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara detail mengenai bisnis “KUK”
dari segi operasional, marketing, sumber daya manusia dan juga keuangan.
Hasil dari gambaran produk KUK dalam proposal ini diharapkan dapat menjadi salah
satu bentuk kontribusi dalam usaha pengembangan lini bisnis di Indonesia, khususnya dalam
bidang Food and Beverage.
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dalam
perekonomian di Indonesia. Dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia, proporsi
UMKM adalah 99,99% atau sebanyak 56,54 juta unit, sedangkan kontribusi UMKM terhadap
PDB Nasional menurut harga berlaku pada tahun 2012 sebesar Rp4.869,5 triliun atau
59,08%. Angka ini menunjukkan bahwa UMKM adalah salah satu penopang besar ekonomi
Indonesia. UMKM menyumbang volume ekspor hingga 14,06% (Rp166,63 triliun) dari total
ekspor nasional pada tahun 2012. UMKM juga menciptakan lapangan kerja baru yang
menyerap banyak tenaga kerja dan menciptakan pasar baru serta sumber inovasi. Bukan
hanya mengembangkan ekonomi lokal, tapi UMKM juga berperan penting dalam
pemberdayaan masyarakat.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah, sebuah perusahaan yang digolongkan sebagai UMKM adalah perusahaan kecil
yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang atau dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan
jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu. UMKM terbagi menjadi 9 subsketor ekonomi
dengan proporsi unit usaha terbesarnya adalah Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan
Perikanan sebesar 48,85%, dilanjutkan oleh Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar
28,83%.
Namun, sangat disayangkan bahwa dengan potensi yang besar ini, banyak kendala
bagi masyarakat Indonesia untuk mendirikan UMKM. Dari faktor internal, modal yang
dimiliki UMKM terbatas dan kurangnya akses pinjaman terhadap perbankan. Selain itu,
SDM yang dimiliki juga masih kurang kemampuannya terutama dalam hal teknologi, hukum
dan akuntabilitas akan menejemen keuangan juga belum baik. Sedangkan dari faktor
eksternal, infrastruktur dan akses akan teknologi juga bahan baku masih sedikit, ditambah
lagi iklim usaha yang belum kondusif. Kendala-kendala yang ada menyebabkan banyaknya
UMKM yang gulung tikar dalam waktu yang singkat. Ada 2 cara untuk menyelesaikan
masalah yang ada yaitu dengan pemberian modal yang besar dan dukungan pemerintah.
Melalui Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Pemerintah Indonesia berusaha menaruh
perhatian lebih terhadap UMKM, terutama dengan tujuan untuk memaksimalkan potensi dan
peluang ekonomi kreatif (Ekraf) di Indonesia. Ekonomi Kreatif adalah penciptaan nilai
4
tambah yang berbasis kreativitas. Ekonomi kreatif merupakan salah satu sektor yang
diharapkan mampu menjadi kekuatan baru ekonomi nasional di masa mendatang, seiring
dengan kondisi sumber daya alam yang semakin terdegradasi setiap tahunnya.
Dalam perjalanannya, Pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi lingkup industri
kreatif yang terdiri dari 16 subsektor, yaitu : Aplikasi dan Game Developer; Arsitektur;
Desain Interior; Desain Komunikasi Visual; Desain Produk; Fesyen; Film, Animasi & Video;
Fotografi; Kriya; Kuliner; Musik; Penerbitan; Periklanan; Seni Pertunjukan; Seni Rupa; dan
Televisi dan Radio.
Data kontribusi PDB tahun 2017 menunjukkan ekonomi di Indonesia didominasi oleh
3 subsektor yaitu Kuliner (41.69%), Fashion (18.15%), dan Kriya (15.70%). Sebagai
penyumbang PDB terbesar, Industri kuliner mempunyai potensi yang sangat kuat untuk
berkembang. Selain itu, subsektor kuliner memberikan kontribusi yang cukup besar dari total
PDB industri kreatif, yaitu 33% dengan kontribusi ekspornya untuk Ekraf mencapai 6%.
Sesuai dengan KBLI Ekonomi Kreatif, ruang lingkup subsektor kuliner terdiri dari: Restoran,
Warung Makan, Kedai Makanan, Penyediaan Makanan Keliling atau Tempat Tidak Tetap,
Jasa Boga, Penyedia Makanan Lainnya, Bar, Kelab Malam, Kafe, Kedai Minuman, Kedai
Obat Tradisional dan Penyediaan Minuman Keliling.
Tidak mengherankan jika industri kuliner menempati posisi pertama dalam kontribusi
penyumbang PDB terbesar. Salah satu makanan lokal Indonesia sendiri dinobatkan oleh CNN
pada 2017 berdasarkan voting pada Facebook, sebagai makanan terenak di dunia, yaitu
rendang dari Sumatera Barat, diikuti oleh nasi goreng pada urutan kedua dan sate pada urutan
ke-14.
Ekonomi kreatif Indonesia terutama industri kuliner sangatlah berpotensi bagi
UMKM. Bukan hanya karena peminatnya yang banyak, namun juga adanya dukungan dari
pemerintah melalui Bekraf untuk memajukan industri ini.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN RENCANA USAHA
2.1 Executive Summary
Kartajaya (2005:76) mengatakan bahwa “Seorang ibu untuk produk makanan instan.
Seorang ibu memang membutuhkan kepraktisan dalam memasak dan inilah yang ditawarkan
oleh produsen makanan instant. Namun, meskipun kepraktisan menjadi hal yang
fundamental, seorang ibu tentu juga memperhatikan faktor lainnya, seperti kandungan gizi.
Dalam hal ini, pemasar bisa saja terjebak dengan hanya menyawarkan kepraktisan pada si ibu
tanpa memperhatikan faktor lainnya, seperti gizi.”
Oleh karena itu, hadirlah KUK, sebuah perusahaan yang berinovasi dalam
memproduksi premix dengan cita rasa khas lokal dengan tujuan untuk memberikan value
praktis dalam memasak dan juga pengalaman memasak yang menyenangkan bagi konsumen
tanpa perlu bersusah payah untuk membeli seluruh bahan satu per-satu, mencari resep dan
menakar jumlah bahan baku. KUK menyelesaikan masalah dengan menyediakan semua
keperluan bahan untuk sekali memasak dengan ukuran yang tepat dan hanya perlu
dicampurkan, dipanaskan atau dipotong. Pengelolaan SDA produk KUK dilakukan dengan
cara mengajak kerja sama petani lokal dengan mengambil fresh produce secara langsung
tanpa ada perantara. Hal ini dilakukan karena selain mengutamakan kualitas bahan, KUK
juga memperhatikan bahwa model pengolaan SDA seperti ini dapat membantu petani
mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan hal tersebut juga selaras dengan program
pemerintah Jokowi yaitu pemerataan penyejahteraan rakyat.
6
2.2 Analisis Pasar
2.2.2 Target Pasar
● Segmenting & Targeting
Berikut merupakan segmenting dan targeting yang dilakukan oleh KUK. Kotak berwarna
kuning merupakan target pasar KUK.
Konsumen yang menjadi target dari KUK berusia 19-50 tahun dan berjenis kelamin
laki-laki dan perempuan yang memiliki ketertarikan tinggi dalam mencari experience.
7
● Positioning
8
2.2.3 Analisis SWOT
● Strength
Jika sekarang telah banyak bisnis makanan yang menawarkan kepraktisan makan
yang kurang sehat,KUK hadir menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat yang ingin
menyajikan makanan lebih cepat, namun juga sehat. Customer tidak hanya akan
mendapatkan kepraktisan dalam mengolah makanan, namun juga pengalaman dalam
melakukannya. Dengan menawarkan menu makanan yang beragam, KUK juga menawarkan
experience yang berbeda-beda.
● Weakness
Dengan menggunakan bahan baku yang telah melalui proses pengelolaan sebelumnya,
produk KUK memiliki siklus bertahan yang cukup singkat sehingga produk tidak bisa
dimasukan ke pasar dengan jumlah yang banyak. Hal ini memberi ruang untuk opportunity
lost yang mungkin akan diterima KUK, namun menjaga kualitas menjadi prioritas KUK.
Produk KUK juga menjadi mudah ditiru karena bahan nya secara umum mudah diperoleh.
9
● Opportunities
KUK memperoleh bahan dan kebutuhan pokok melalui petani dan peternak lokal
dalam rangka pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDA) sekaligus Sumber Daya Alam
(SDA) yang dimiliki Indonesia. Produk yang ditawarkan KUK juga unik sehingga masih
sedikit bisnis yang menjual value yang sama dengan KUK. Hal ini menjadi kesempatan bagi
KUK untuk mencari inovasi yang lebih besar.
● Threats
Persaingan usaha dalam kategori Food and Beverage cukup kompetitif karena pemain
bisnis ini sudah sangat banyak, mulai dari dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, salah
satu ancaman yang akan dihadapi adalah jumlah kompetitor yang banyak.
10
3. Bargaining Power of Supplier
Dalam pembuatan produk KUK, terdapat beberapa pemasok seperti supplier
bahan baku daging dan bumbu masak. Untuk kedua pemasok ini, KUK memiliki
bargaining power yang cukup besar karena supplier daging & bumbu masak memiliki
tingkat persaingan yang cukup tinggi pula, sehingga KUK bisa menekan harga.
5. Threat of Subtitute
Ancaman produk pengganti terhadap KUK cukup tinggi karena banyak
produk bumbu instan yang sudah beredar di pasar-meskipun bukan sejenis KUK yang
menawarkan paket bumbu masak sekaligus bahan pokok.. Dengan demikian, KUK
harus cermat dalam mengedukasi masyarakat mengenai keunggulan dan pembeda dari
KUK sendiri.
11
2.3 Rencana Operasi
2.3.1 Desain Produksi
Dalam desain produksi, KUK menggunakan diagram SIPOC (Supplier - Input -
Proses - Output - Customer) untuk memudahkan perusahaan dalam mengidentifikasi setiap
aktivitasnya. Berikut diagram SIPOC KUK :
S I P O C
Supplier Input Process Output Customer
1. Supplier
KUK memanfaatkan petani dan peternak lokal sebagai supplier bahan utama dan
bumbu mentah. Hal ini ditujukan untuk mempermudah quality control dan membantu
meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Selain itu, KUK juga membutuhkan supplier
packaging yang merupakan material penting untuk menjaga daya tahan makanan dan
supplier peralatan produksi.
2. Input
Dari peternak lokal, KUK akan mendapatkan bahan utama yaitu daging sapi dan
daging ayam. Sedangkan dari petani lokal, KUK akan mendapatkan bahan bumbu seperti
cabai, bawang, santan, dll. KUK juga akan mendapat packaging dan peralatan produksi
seperti mesin vakum, penggiling, dll.
12
3. Process
Proses utama dalam produksi KUK adalah memasak bahan utama setengah matang,
menakar bumbu dan bahan utama, mengolah bumbu menjadi bubuk dan packing. Proses ini
akan dijelaskan lebih lengkap pada bagian teknis pelaksanaan produksi.
4. Output
Output dari produksi yang dilakukan adalah kotak KUK berisi premix makanan lokal
Indonesia untuk 2-3 porsi. Untuk sementara ini pilihan produk yang ada adalah premix
rendang, soto ayam bening kuning, ayam betutu, ayam gulai dan empal gepuk.
5. Customer
Setelah memproduksi output, KUK akan mendistribusikannya kepada customer
melalui berbagai channel. Customer KUK seperti yang sudah dijelaskan pada bagian
pemasaran, adalah orang-orang yang menginginkan kepraktisan dalam memasak.
13
2.3.2 Teknis Pelaksanaan Produksi
Proses produksi KUK akan digambarka dalam flow chart di bawah ini :
14
2. Kontrol kualitas bahan
Untuk menjaga mutu produk maka kualitas bahan menjadi penting, oleh
karena itu, KUK akan memastikan supplier mengirim bahan sesuai dengan yang
diinginkan.
3. Penakaran komposisi
Sesuai dengan value yang ditawarkan KUK yaitu kepraktisan, maka akan
dilakukan penakaran komposisi bahan untuk mempermudah customer saat memasak.
4. Pengolahan bahan utama dan bumbu
a. Bahan Utama
i. Pemasakan bahan utama hingga setengah matang.
ii. Pengeringan bahan utama agar tidak basah dan tidak cepat busuk.
b. Bumbu
i. Pengeringan bumbu untuk menambah daya tahan.
ii. Pengolahan bumbu sesuai dengan jenis lauk yang ditawarkan, seperti
pemotongan, penggilingan bumbu.
5. Kontrol kualitas
Untuk menjaga mutu produk maka KUK akan memastikan kualitas bahan
setelah pengolahan agar tetap baik dalam packingnya nanti.
6. Packing produk sekaligus vakum packaging
KUK akan menggunakan packing plastik yang hampa udara agar produk tidak
mudah terfermentasi dan busuk.
7. Kontrol kualitas
Untuk menjaga mutu produk maka KUK akan memastikan kualitas
keseluruhan produk setelah proses packing agar tetap baik sete.
8. Distribusi
Proses distribusi akan dijelaskan pada sub bab cara pendistribusian.
15
2.3.3 Cara Pendistribusian
Untuk menyalurkan produk ke customer, KUK menggunakan beberapa jalur distribusi
seefisien dan seefektif mungkin, yaitu:
1. Retailer
KUK ingin bekerja sama dengan retailer seperti mini atau super market yang
berlokasi di daerah target pemasaran. Dengan produk yang KUK tawarkan dan jumlah
customer yang sering berbelanja ke mini atau supermarket, maka sangat memungkinkan
customer menjadi lebih aware dan menjadikan KUK sebagai alternatif pembelian bahan
masakan.
2. Pengiriman via ojek online
Untuk meningkatkan kemudahan bagi customer yang ingin langsung memasak di
rumah tanpa perlu keluar rumah, maka KUK ingin bekerja sama dengan ojek online seperti
Gojek dan Grab.
16
● Media Sosial
Media Sosial memungkinkan KUK untuk mempromosikan produk pada
tingkat individu. Adanya media sosial juga diharapkan dapat mendorong pelanggan
untuk membuat konten mereka sendiri dan buzz produk KUK.
Marketing Mix -- 4P
Premix cita rasa lokal Harga dibuat sedikit Penjualan direct Advertising pada akun
lebih mahal daripada selling di supermarket media sosial (Instagram
kompetitor dan website dan website)
17
● Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang KUK gunakan untuk meningkatkan penjualan antara lain :
1. Mengikuti Bazaar atau Pameran
Sebagai pendatang baru, KUK perlu mengenalkan diri kepada pasar dengan
mengikuti bazaar-bazaar atau pameran, khususnya yang bertema FnB. Selain untuk
memperkenalkan diri, cara ini juga sekaligus dapat menjadi materi riset untuk melihat
respon pasar.
18
5. Program Khusus
Dalam memasarkan produk, KUK juga memafaatkan hari-hari khusus /
hari-hari tertentu seperti saat membuka booth pada bazaar atau pameran, hari besar
seperti Lebaran dan Natal, Tahun Baru dan hari khusus lainnya untuk pemberian
promosi seperti Give Away, Quantity Discount, dan sistem Bundling.
19
Berikut job description masing-masing jabatan:
Chief Finance Officer:
● Bertanggung jawab dalam mengatur keuangan dan membuat laporan yang dibutuhkan
● Memastikan dana yang dikeluarkan efesien dan efektif dalam mengejar tujuan
perusahaan
Chief Marketing & Sales Officer:
● Bertanggung jawab terhadap kegiatan marketing baik digital dan non digital
● Bertanggung jawab terhadap kegiatan sales
● Menangani komunikasi dan kerjasama dengan pihak distributor / retail
● Memberikan costumer service yang baik
Chief of Operation Officer:
● Bertanggung jawab terhadap kegiatan produksi
● Menjamin kualitas produk/ mencegah terjadinya defect
● Mengawasi invetory perusahaan
2.6 Rencana Pengembangan Usaha
Kami menyusun rencana pengembangan usaha yang berorientasi pada masyarakat
pada 1 tahun yang akan datang berikut rencana pengembangan serta kegiatan pengemasan
bisnis perusahaan:
1. KUK berencana untuk memperluas segmentasi pasar
Ke depannya KUK akan memperluas segmentasi pasar dengan memperkuat
brand awareness dan juga value KUK yang merupakan makanan sehat, enak dan juga
praktis melalui kegiatan-kegiatan masyarakat sekitar dengan berpartisipasi pada
kegiatan tersebut, selain itu juga value dari praktis yang memudahkan semua orang
dapat memasak memungkinkan KUK untuk memperluas segment pasarnya dengan
mudah.
2. KUK akan mengajak lebih banyak petani/ peternak untuk bekerja sama
Mengingat bahwa pemerintah mendukung pemerataan kesejahteraan, KUK
menyadari bahwa dengan mengajak petani bekerja sama dalam menyediakan fresh
produce petani akan terbantu karena bisa mendapatkan profit yang lebih besar
sedangkan KUK mendapatkan produk kualitas yang baik dengan harga yang sama/
lebih baik dibandingkan melalui perantara.
20
BAB III
PEMBAHASAN GAGASAN USAHA
3.1 Produk
KUK menyediakan premix masakan lokal khas Indonesia. KUK ingin agar
konsumennya bisa memasak makanan khas Indonesia dengan rasa yang lezat dan sehat secara
praktis. KUK tidak menggunakan banyak bahan pengawet dan diproduksi homemade. Untuk
saat ini, KUK hanya akan menyediakan 5 premix lauk khas daerah yaitu rendang, soto ayam
bening kuning, ayam betutu, ayam gulai dan empal gepuk. Namun ke depannya, KUK akan
menyediakan lebih banyak pilihan lauk dan makanan ringan khas Indonesia.
Setiap kotak KUK dibuat untuk 2-3 porsi makanan. Kotak KUK berisikan berbagai
bumbu dan bahan utama yang tinggal dimasak dengan praktis dan sederhana. Bumbu yang
disediakan dapat berupa bubuk atau cairan yang sudah disesuaikan takarannya dengan jumlah
bahan utama. Bumbu-bumbu ini sudah dibungkus dengan baik dalam ukuran sekali pakai
sehingga tidak mudah rusak, seperti minyak goreng, garam, gula, bawang putih, bawang
merah, cabe, merica, pala, dll. Sedangkan bahan utama seperti daging dan ayam sudah
diproses setengah matang dan divakum untuk mempertahankan kualitasnya lebih lama. KUK
memiliki daya tahan yang lebih lama jika dimasukkan ke dalam freezer, namun akan lebih
cepat rusak jika dibiarkan di luar kulkas.
3.2 BMC
Berikut merupakan Business Model Canvas (BMC) KUK :
21
Cost Structure Revenue Streams
● Bahan masak ● Penjualan produk
● Asset & Inventory ● Workshop masak
● Upah Sumber Daya Manusia (SDM)
● Packaging
● Marketing
22
BAB IV
ANGGARAN BIAYA
4.1 Modal
4.1.1 Fixed Cost
TOTAL Rp 6.000.000,00
4 Bumbu - - - Rp 7.000,00
TOTAL Rp 36.500,00
4 Bumbu - - - Rp 8.000,00
TOTAL Rp 24.000,00
23
Ayam betutu
4 Bumbu - - - Rp 7.000,00
TOTAL Rp 27.000,00
Ayam gulai
4 Bumbu - - - Rp 7.000,00
TOTAL Rp 26.000,00
Empal gepuk
4 Bumbu - - - Rp 5.000,00
TOTAL Rp 32.500,00
1 Rendang Rp 36.500,00
24
2 Soto ayam kuah kuning Rp 24.000,00
Rata-rata Rp 29.200,00
TOTAL Rp 146.000,00
1 Pemasaran - - Rp 5.000.000,00
TOTAL Rp 24.500.000,00
TOTAL Rp 33.420.000,00
Modal yang digunakan berasal dari penanaman uang eks
25
4.2 Perkiraan Profit
4.2.1 Profit Per Unit
Harga per kotak KUK adalah Rp 50.000,00
Penjualan Rp 5.000.000,00
Dengan perkiraan BEP ini, maka KUK harus menjual minimal 289 unit untuk balik
modal. Jika KUK meningkatkan penjualan sebanyak 50 unit setiap bulannya, maka pada
bulan ke-3, KUK sudah memiliki cashflow yang membaik.
26
REFERENSI
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/06/103900026/kemitraan-dengan-industri-tingkat
kan-pendapatan-petani Julianto (2015)
https://books.google.co.id/books?id=2ipjdpeJkhcC&pg=PA76&lpg=PA76&dq=Kepraktisan+
dalam+memasak&source=bl&ots=FUpvkMEiLU&sig=jNKjdif_IRR47keXKEjTpEKR22g&
hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiF3Nayp9XaAhVFso8KHQy4Dyo4ChDoAQgmMAA#v=onep
age&q&f=false Kartajaya (2005:76)
Laporan Data Statistik dan Hasil Survei Ekonomi Kreatif (diakses pada : 6 April 2018)
Profil Bisnis Usaha Mikro,Kecil, dan Menengah (UMKM) (diakses pada : 6 April 2018)
27
LAMPIRAN
28
(Kendala Bisnis UMKM)
29