CHEESY EASY
Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis
Dosen Pembimbing :
Disusun oleh
Kelompok 5
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Pada akhir tahun 2019 terjadi wabah pandemi Covid-19 yang telah membawa perekonomian
nasional dan global ke arah resesi ekonomi. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi
nasional dan global yang negatif atau kontraksi. Perekonomian nasional mengalami kontraksi
pada triwulan II tahun 2020 dengan pertumbuhan ekonmi -5,3%. Kemudian pada triwulan III
tumbuh sebesar -3,49% (YoY) membaik dari triwulan II. Selanjutnya pada triwulan IV tahun
2020 pertumbuhan Indonesia mengalami perbaikan. Meskipun mengalami kontraksi,
pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV sebesar -2,19% membaik dari pertumbuhan.
Hal ini menunjukkan proses pemulihan ekonomi dan pembalikan arah dari aktivitas-aktivitas
ekonomi nasional menunjukkan ke arah zona positif. Kontraksi tersebut disebabkan oleh
penurunan konsumsi rumah tangga akibat pembatasan sosial untuk mencegah Covid-19,
penurunan belanja investasi termasuk untuk pembangunan dan perolehan aset tetap dan
penurunan realisasi belanja pemerintah termasuk belanja barang. Disamping itu, terjadi
penurunan perdagangan luar negeri yang cukup tajam. Pemerintah berupaya untuk meningkatka
performance ekonomi nasional pada triwulan III dan diharapkan pertumbuhan ekonomi pada
tahun 2021.
Salah satu sektor yang sangat terpukul oleh pandemi Covid-19 adalah Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM), yang juga menggerek turunnya perekonomian nasional. Hal ini bisa
dipahami karena UMKM mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam perekonomian
nasional.
Menurut data Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (UMKM) tahun 2018, jumlah
pelaku UMKM sebanyak 64,2 juta atau 99,99% dari jumlah pelaku usaha di Indonesia. Daya
serap tenaga kerja UMKM adalah sebanyak 117 juta pekerja atau 97% dari daya serap tenaga
kerja dunia usaha. Sementara itu kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional (PDB)
sebesar 61,1%, dan sisanya yaitu 38,9% disumbangkan oleh pelaku usaha besar yang jumlahnya
hanya sebesar 5.550 atau 0,01% dari jumlah pelaku usaha.UMKM tersebut didominasi oleh
pelaku usaha mikro yang berjumlah 98,68% dengan daya serap tenaga kerja sekitar 89%.
Sementara itu sumbangan usaha mikro terhadap PDB hanya sekitar 37,8%.
Selain itu, untuk menjalankan program PEN pemerintah menerbitkan program untuk
mendukung UMKM untuk menggerakkan ekonomi. Dukungan UMKM menjadi perhatian utama
pemerintah dalam hal pemulihan ekonomi. Hal ini tercermin dari alokasi anggaran Program
Pemulihan Ekonomi Nasional dan stimulus UMKM yang telah dikeluarkan. Total anggaran
untuk UMKM dalam PEN sendiri tahun 2020 mencapai Rp123,46 triliun, sementara untuk tahun
2021 pemerintah telah menganggarkan sebesar Rp48,80 triliun. Per 3 November 2020 telah
terealisasi 76% atau senilai Rp93,48 triliun.
Dari data di atas, Indonesia mempunyai potensi basis ekonomi nasional yang kuat karena
jumlah UMKM terutama usaha mikro yang sangat banyak dan daya serap tenaga kerja sangat
besar. Pemerintah dan pelaku usaha harus menaikkan ‘kelas’ usaha mikro menjadi usaha
menengah. Basis usaha ini juga terbukti kuat dalam menghadapi krisis ekonomi. Usaha mikro
juga mempunyai perputaran transaksi yang cepat, menggunakan produksi domestik dan
bersentuhan dengan kebutuhan primer masyarakat.
Berdasarkan fakta-fakta diatas kami menyadari bahwa adanya peluang yang besar untuk
kami melakukan suatu bisnis di sektor UMKM, terkhususnya kami juga ingin menciptakan suatu
bisnis yang dapat bermanfaat bagi masyarakat terutama untuk mendukung pelaku UMKM. Kami
yakin bisnis ini dapat berkembang pesat karena bisnis ini merupakan bisnis dibidang kebutuhan
pokok yang mana telah menjadi kodrat bahwa setiap manusia pasti memiliki kebutuhan. Selain
itu, kami melihat adanya dukungan pemerintah untuk mensejahterakan pelaku usaha UMKM.
Oleh karena itu, kami melihat adanya peluang untuk mengembangkan ide bisnis kelompok kami
menjadi salah satu jenis usaha UMKM.
1.2 Dasar Gagasan Usaha
Pasar menjadi salah satu tempat yang paling menguntungkan pada lingkungan bisnis
untuk menghasilkan keuntungan. Sehubungan dengan pertumbuhan bisnis dan perusahaan,
maka perusahaan perlu menganalisa prospek pasar yang dapat dimanfaatkan. Analisis
prospek pasar ini menjadi sangat penting karena perusahaan perlu mengetahui besaran
peluang yang tersedia untuk memasarkan produknya dan dapat mempertimbangkan apakah
pasar cukup besar untuk mendukung bisnis dengan produk ini dan memberikan laba.
Pada kesempatan kali ini dengan melihat kebutuhan mahasiswa akan camilan yang
murah namun mengenyangkan dengan range harga yang murah. Maka dari itu kelompok
kami membuat produk kuliner/makanan yang bernama “Easy Cheesy” dengan cakupan
customer segment dimulai dari balita, anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua.
Prospek pasar dengan cakupan customer segment yang mencakup berbagai kalangan
usia memungkinkan peluang penjualan pasar semakin besar dan keuntungan yang akan
didapat pun semakin mudah.
Visi :
Misi :
Cheesy easy berasal dari kata cheese yang berarti keju dan easy yang berarti mudah, jika
digabungkan mempunyai arti lain yaitu olahan keju yang dapat di buat dengan mudah.
Cheesy Easy adalah bentuk makanan ringan yang berbahan pokok lumpia,keju dan gula.
Awal mula kami membuat produk ini terinspirasi dari salah satu makanan khas Kab.
Temanggung yaitu pisang aroma yang bahannya kurang lebih sama seperti produk yang kami
punya, hanya saja bahan pokok yang awalnya memakai pisang kami ganti menjadi keju agar
menjadi sebuah inovasi yang baru. Hanya dengan budget yang minim semua kalangan bisa
menikmati makanan ringan yang kami jual. Adapun kelebihan dari produk kami yaitu bahan
yang digunakan tidak memakai formalin dan pemanis buatan. Packaging yang kami gunakan
juga mengunakan Box berbahan dasar seperti kardus agar ramah lingkungan dan memakai
alas yaitu kertas minyak . Kami juga menjual produk ini dalam bentuk frozen food supaya
memudahkan pengirim ke luar kota. Selain untuk memudahkan pengiriman ke luar kota,
banyak calon pembeli yang menginginkan produk yang masih dalam kondisi hangat. Namun,
karena terbatas oleh jarak dan waktu kami memikirkan terobosan yakni berupa bentuk frozen
food.
1.5 Analisis SWOT
Analisis SWOT yaitu sebuah bentuk analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan juga kondisi sebagai
faktor masukan, lalu kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Analisis
SWOT terdiri dari analisis terhadap kekuatan (stengths), kelemahan (weakness), kesempatan atau
peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Analisa SWOT ini semata-mata sebagai sebuah
analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi dan memudahkan
mengambil keputusan dalam kebijakan-kebijakan yang akan diambil.
S = Strengths (kekuatan). Yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan
kekuatan dari suatu perusahaan. Yang perlu di lakukan di dalam analisis ini adalah setiap
perusahaan perlu menilai kekuatankekuatan yang dimiliki di bandingkan dengan para
pesaingnya.
W = Weaknesses (kelemahan). Yaitu analisi kelemahan, situasi ataupun kondisi yang
merupakan kelemahan dari perusahaan pada saat ini. Menganalisis kelemahan di dalam
sebuah perusahaan yang menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan.
O = Opportunities (Peluang). Yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang merupakan
peluang perusahaan dan memberikan peluang berkembang dimasa depan. Cara ini adalah
untuk mencari peluang ataupun terobosan yang memungkinkan perusahaan berkembang di
masa yang akan datang.
T = Threats (hambatan). Yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau ancaman
yang harus dihadapi oleh perusahaan untuk menghadapi berbagai macam faktor lingkungan
yang tidak menguntungkan yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di atasi,
ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan baik di masa
sekarang maupun masa yang akan datang.