BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Dukungan Keluarga dalam penyusnan skripsi ini adalah dukungan yang diberikan oleh
anggota keluarga inti yang terdiri dari suami, istri dan anak kandung dalam satu rumah dengan
dan menolong salah satu anggota keluarga inti tersebut yang mengalami sakit gagal ginjal
kronik.
Keluarga merupakan kumpulan dua responden atau lebih hidup bersama yang memiliki
keterikatan emosional dan mempunyai peran masing-masing dari keluarga tersebut misalnya
suami, istri, dan anak yang terbentuk dalam ikatan perkawinan(Friedman, 2003) dalam (Ayuni,
2020).
Dukungan Keluarga merupakan sikap, tindakan, penerimaan keluarga serta siap memberikan
pertolongan dan bantuan kepada salah satu keluarga yang sakit atau membutuhkan pertolongan
Menurut (Ayuni, 2020) dukungan keluarga mempunyai peran penting, karena keluarga bisa
memberikan support secara fisik maupun psikologis. Fungsi dukungan keluarga yaitu:
6
penyakit atau kesulitan dari penderita tersebut.Keluarga bisa juga memberikan saran, sugesti
positif, dan informasi yang sudah didapat secara valid yang digunakan untuk memecahkan suatu
masalah.
Dukungan penilaian yaitu keluarga dapat memberikan support, penghargaan serta perhatian dan
melibatkan pemberian informasi, saran atau umpan balik untuk mengenali dan mengatasi
Dukungan instrumental yang diberikan oleh keluarga kepada salah satu keluarga yang
menderita gagal ginjal kronik bisa dalam bentuk makan, minum, biaya, tranportasi, dan lain-
lain.
Dukungan emosional merupakan dukungan yang diberikan kepada keluarga yang menderita
gagal ginjal kronik dalam bentuk memberikan motivasi positif, kasih sayang, perilaku yang
bahagia agar penderita merasa dikasihi dan disayangi yang akhirnya penderita mempu dan
Faktor yang mempengaruhi perilaku dari dukungan keluarga menurut (Herlinah et al.,
2003)yaitu pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai-nilai (tradisi atau kepercayaan), sarana dan
prasarana, penguat dari faktor yang mendorong atau yang memperkuat terjadinya perilaku, dan
Menurut (Kurniawati, 2015) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
2.1.3.1 Budaya
Budaya di wilayah Indonesia masih dalam tradisional sangat mempengaruhi dukungan kelurga,
dengan budaya yang masih tradisional banyak warga di pelosok Indonesia lebih mempercayai
dukun, tabib, dan penggunaan obat-obatan tradisional untuk sarana penyembuhan anggota
keluarganya yang sakit. Mereka lebih memilih atau mempercayai dukun atau tabib dalam
kesembuhan keluarga yang sakit atau diri sendiri dengan alasan harga lebih murah dan
pengobatan tidak bercampur dengan bahan kimia. Dibalik alasan masyarakat tentang
keunggulan dukun atau tabib, mereka tidak mempercayai bahwa akar masalah dari penyakit
tersebut tidak bisa dideteksi oleh kasat mata saja. Padahal ketika anggota keluarga yang sakit
dibawa ke rumah sakit atas pemantauan dokter dan diberi obat dan dosis serta pemeriksaan
penunjang sesuai kebutuhan, akan lebih baik dan mengetahui masalah dari penyakit tersebut
dapat terseleseikan.
8
informasi kesehatan
menarik perhatian
2.1.3.2 Pendapatan
hidupnya masih rendah. Sehingga banyak masyarakat Indonesia yang dalam kategori
kronik yang obat sampai dengan terapi hemodialisis tergolong tidak murah, karena pengobatan
gagal ginjal kronik sudah over cost maka hal yang dilakukan mayoritas pulang paksa atau tidak
bisa meneruskan kembali pengobatannya. Hal ini sangat mempengaruhi dukungan keluarga
Tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan keluarga dalam merawat
salah satu keluarga yang sakit. Semakin rendah pengetahuan keluarga maka akses terhadap
informasi kesehatan keluarga yang sakit akan berkurang, sehingga keluarga kesulitan untuk
Menurut (Aprilia, 2010) keluarga yang siap mental dalam merawat anggota keluarganya yang
sakit dapat memberikan banyak manfaat. Ciri-ciri keluarga yang memberikan dukungan antara
lain :
2.1.4.1 Memberi rasa tenang dan menguatkan psikis keluarga yang sakit,
2.1.4.3 Selalu ada saat dibutuhkan. Dengan selalu ada di samping anggota
keluarganya yang sakit, keluarga yang sehat dapat membantu apa saja
2.2 Kecemasan
Kecemasan merupakan kondisi emosi dan pengalaman subyektif terhadap objek yang tidak jelas
dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk
menghadapi ancaman (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Sedangkan pengertian kecemasan
menurut Freud yang dikutip dari (Andri & Yenny, 2014) dibagi menjadi 3, yaitu
Kecemasan ini mempunyai dasar pada masa kecil, pada konflik antara pemuasan instingtual dan
realitas, misalnya anak yang biasanya dihukum responden tuanya terlalu berat yang dapat
mengakibatkan atau menimbulkan rasa ketakutan yang berlebihan kepada responden tuanya.
karena ketakutan atas apa yang akan terjadi bila insting tersebut dipuaskan dan juga kecemasan
neurosis ini bisa terjadi adanya factor dalam diri yang menakutkan seperti takut mati akan
penyakitnya.
Kecemasan ini merupakan hasil dari konflik antara id dan superego.Yang dimaksud superego
adalah perasaan malu dan bersalah dan yang dimaksud id adalah ketakutan terhadap suara hati
individu sendiri.
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) kecemasan memiliki berbagai penyebab.
Krisis situasional.
Krisis maturasional.
Penyalahgunaan zat.
Menurut (Hardiyati, 2020) Tingkatan kecemasan terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
Kecemasan ringan dapat memiliki dampak atau respon pada tubuh yaitu:
Kecemasan sedang ini memungkinkan individu untuk memusatkan hal penting dan
mengesampingkan yang lain, individu mengalami perhatian yang selektif, sehingga individu
mampu dan dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Manifestasi yang muncul pada
dan bingung.
c. Respon perilaku dan emosi; bicara banyak dan lebih cepat, susah
Kecemasan berat merupakan lapang persepsi individu yang menyempit, individu cenderung
hanya mampu memusatkan pada sesuatu yang terinci, spesifik, dan tidak dapat berfikir tentang
hal lain. Semua perilaku yang ditujukan individu bertujuan untuk mengurangi
atau pikiran ke suatu yang menyenangkan. Manifestasi yang muncul pada kecemasan berat
antara lain:
tegang.
menyelesikan masalah.
14
2.2.2.4 Panik
Panik adalah tingkatan yang sangat membahayakan bagi individu yang megalami
kecemasan.Perilaku panik yang tampak pada individu yang mengalami kecemasan adalah
individu tampak ketakutan dan mengatakan mengalami teror, tidak mampu melakukan sesuatu,
walaupun dengan pengarahan serta mengalami gangguan kepribadian. Gejala lain yang muncul
responden lain, persepsi menyimpang, kehilangan pemikiran rasional. Manifestasi yang muncul
rendah.
berfikir logis.
kacau.
15
Pengukuran kecemasan menurut (Breivik et al., 2008) dan (Saputro & Fazrin, 2017) antara lain :
Menurut (Breivik et al., 2008) menjelaskan bahwa VAS-A salah satu pengukuran yang
digunakan untuk mengukur intensitas kecemasan pada pasien yang biasa digunakan.VAS=A
terdapat beberapa kategori yaitu nilai 0 yang artinya tidak ada rasa cemas, nilai 1-3 yang
merupakan cemas ringan, nilai 4-6 dikatakan sebagai cemas sedang, nilai 7-9 dikatakan cemas
Anxiety Rating Scale (HARS) pertama kali dikembangkan oleh Max Hamilton pada tahun 1956,
yaitu untuk mengukur semua kecemasan baik psikis maupun somatik. HARS
16
terdiri dari 14 item pertanyaan untuk mengukur tanda dan gejala kecemasan pada anak maupun
(berkurangnya kesenangan
pada hobby)
Sering sedih tidak jelas
Terjaga pada dini hari
Perasaan berubah-ubah setiap
hari
7. Gejala somatik Sakit dan nyeri otot
Terasa kaku dan kedutan pada
otot
Gigi gemerutuk
Suara tidak stabil
8. Gejala sensorik Tinnitus
Mata kabur
Muka merah dan pucat
Merasa lemas
Perasaan seperti tertusuk-tusuk
9. Gejala kardiovaskular Jantung berdebar-debar
Nyeri pada dada
Denyut nadi mengeras
Perasaan lesu, lemas seperti
mau pingsan
Detak jantung hilang sekejap
10. Gejala pernapasan Rasa tertekan di dada
Perasaan tercekik
Sering menarik napas
Napas pendek/sesak
11. Gejala Sulit menelan
gastrointestinal Perut melilit
Gangguan pencernaan
Nyeri sebelum dan sesudah
makan
18
Penilaian kecemasan dengan memberikan kategori sebagai berikut : 0= tidak ada gejala
sama sekali
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah skoring 1-14 dengan hasil sebagai
berikut:
Menurut (Hardiyati, 2020) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan antara lain
mencerminkan hati nurani seseresponden yang dikendalikan oleh norma budaya seseresponden.
Ego berfungsi sebagai menengahi tuntutan dan dua elemen yang bertentangan. Fungsi dari
dalam kehidupannya.
2.2.4.3 Faktor sosial budaya. Kecemasan merupakan hal yang biasa ditemui
tinggi akan fokus dengan kesehatan dan kesembuhan dirinya, sedangkan pasien yang menjalani
psikologis pasien yaitu kecemasan, karena keinginan untuk sembuh dari penyakitnya tetapi
terhalang dengan faktor pendapatan yang tidak tercukupi. Hal tersebut juga akan menimbulkan
Ginjal merupakan organ yang memiliki peran untuk mengatur keseimbangan cairan, elektrolit,
tulang, kalsifikasi pembuluh darah dan kematian (Brunzel, 2018). Deteksi dan diagnosis
penyakit ginjal kronik yang terlambat mengakibatkan perkembangan kearah gagal ginjal yang
membutuhkan terapi dialysis seumur hidup atau transplantasi ginjal (Biljak et al., 2017).
Gagal ginjal kronis merupakan kelainan struktur atau fungsi ginjal yang terdapat selama lebih
dari tiga bulan. Pendekatan untuk diagnosis dan evaluasi gagal ginjal kronis melibatkan
penilaian dan pemantauan dari fungsi ginjal melalui pemeriksaan glomerulus filtration rate
(GFR) atau serum kreatinin, berkurangnya GFR (<60 mL/min/1,73 m2 selama >3 bulan) atau
terdapat biomeker kerusakan ginjal, misalnya tingkat ekresi albumin atau albumin excretion rate
Gagal ginjal kronis disebabkan oleh banyak faktor, antara lain diabetes, hipertensi,
glomerulonephritis, sindrom nefrotik dan kista ginjal.Penyebab utama gagal gijal kronis adalah
hipertensi dan diabetes. Berikut adalah trend penyebab penyakit ginjal yang berkembang kearah
Diabetes adalah penyebab primer End-Stage Renal Disease pada 44% pasien dialysis di
Amerika pada tahun 2009, yang disertai juga peningkatan insiden diabetes dan hipertensi.
Sedangkan glomerulonephritis dan kista ginjal tidak menunjukkan perbedaan insiden (Rifai et
al., 2019).
Sistem skeletal
Absorpsi kalsium Osteodistrofi Fosfor serum
menurun ginjal Kalsium serum
Ekskresi fosfat Rickets ginjal Kaji nyeri sendi
menurun Nyeri sendi
Pertumbuhan
lambat pada
anak
Kulit
Anemia Pucat Lecet, lebam
Pigmentasi Pigmentasi dan luka
Kelenjar keringat Pruritus Kaji warna kulit
mengecil Ekimosis Perhatikan
Kegiatan kelenjar Lecet garukan pada
lemak menurun Uremic frosts kulit
Ekskresi sisa
metabolism melalui
kulit
Sistem perkemihan
Kerusakan nefron Heluaran Asupan dan
urine haluaran
berkurang BUN dan
26
Menurut (Biljak et al., 2017) kriteria utama diagnosis gagal ginjal kornik adalah penurunan nilai
GFR (<60 mL/menit/1,73 m2). GFR diterima secara luas sebagai indeks fungsi gijal terbaik.
Nilai dibawah 15 mL/min/1,73 m2 menunjukkan gagal ginjal yang memerlukan terapi dialysis
Gagal ginjal kronik disebabkan oleh banyak factor, tetapi perkembangan penyakit ginjal ini
(1) peradangan, (2) akumulasi dan deposisi matriks ekstra seluler, (3) fibrosis
secara tidak langsung memicu sitokin pro inflamasi yang berperan terhadap
2.3.6.1 Hemodialisis
Hemodialisis merupakan pengalihan darah pasien dari tubuhnya melalui dialiser yang terjadi
secara difusi dan ultrafiltrasi, kemudian darah kembali lagi ke dalam tubuh pasien.Hemodialisis
memerlukan akses ke sirkulasi darah pasien, suatu mekanisme untuk membawa darah pasien ke
dan dari dializen (tempat terjadi pertukaran cairan, elektrolit, dan zat sisa tubuh), serta dialyzer.
a. Fistula arteriovena
b. Graft arteriovena
Gambar 3. Cara yang sering digunakan untuk meningkatkan akses vena untuk hemodialisis, yaitu
A. Fistla arteriovena, B. Graft arteriovena, C. Shunt arteriovena aksternal, D. Kateterisasi vena
femoralis, dan E. Kateterisasi vena subklavia
29
Segera setelah dilakukan dialysis, berat badan pasien ditimbang, observasi tanda-tanda vital,
specimen darah diambil untuk mengetahui kadar elektrolit serum dan zat sisa tubuh.
Dialysis peritoneal adalah cairan pendialisis dimasukkan ke dalam rongga peritoneum dan
menangani gagal ginjal akut maupun kronik.Dialysis peritoneal dapat dilakukan di rumah
maupun di rumah sakit.Keuntungan melakukan dialysis peritoneal adalah dapat memberi status
nilai kimiawi darah yang stabil, dapat diajarkan pada pasien sehingga pasien mampu
dapat mengkonsumsi makanan tinggi protein karena protein ini dapat hilang dalam dialysis.
Menurut (Baradero et al., 2009) intervensi keperawatan yang perlu dilakukan dengan pasien gagal
Pengendalian cairan pada tahap oliguria sangat penting karena kemampuan ginjal untuk
mengekskresi urine berkurang. Semua observasi tentang status hidrasi pasien harus dicatat agar
perbandingan dan evaluasi dapat dilakukan setiap jam setiap hari. Edema biasanya tampak pada
bagian kaki, presakrum dan periorbital dan perlu diketahui bahwa edema mungkin tidak tampak
sampai pasien menahan cairan sampai 2-5 kg dan penting untuk terus memantau berat badan
pasien gagal ginjal. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit sebagai berikut :
31
menunjukkan hypokalemia
c. Tangani mual dan muntah dengan obat anti emetic dan tindakan
nonfarmakologis
32
Istirahat perlu ditingkatkan untuk menunjang proses pemulihan, meliputi tirah baring, ambulasi
apabila status ginjal sudah memungkinkan dan perencanaan terjadwal waktu istirahat atau tidur.
Pasien dengan gagal ginjal akan terasa lemah, bingung dan penglihatan kabur sehingga
menimbulkan resiko trauma, maka dari itu perlu dipasang pagar tempat tidur dan beri alas yang
lembut. Untuk mengurangi kecemasan pasien, jelaskan penyebab perubahan status mental
pasien (ketidakseimbangan elektrolit dan uremia).Beri tahu pasien bhawa status mental dapat
kembali normal apabila fungsi ginjal sudah pulih.Kulit dirawat dengan baik untuk mencegah
lecet, iritasi, atau luka.Pasien dengan edema beresiko mengalai decubitus.Perdarahan dapat
Intervesi yang dilakukan untuk mencegah infeksi adalah menghindari sumber infeksi
prosedur invasive (suntikan, kateter, infus, dll), mengurangi pruritus dengan obat dan menjaga
kebersihan kulit; memantau tanda dan gejala infeksi dan melakukan hygiene pulmonal yang
paru melakukan kompensasi dengan mengekskresikan karbon dioksida sehingga fungsi paru
dapat dimaksimalkan; napas dalam; dan memberi posisi yang membantu ekspansi paru,
misalnya dengan mengubah posisi setiap dua jam dan setengah duduk dengan kedua lengan
Tahap oligurik, perubahan biokimia tidak hanya memengaruhi tingkat kesadaran, tetapi juga
kepribadian pasien.Pasien manjadi pelupa dan kurang mampu berpikir jelas. Hubungan
terapeutik atau dukungan keluarga akan sangat membantu pasien mengungkapkan perasaan
terhadap penyakitnya, rasa takut akan ketidakmampuan untuk berpikir jelas, kehilangan tenaga,
dan lain-lain.
34
2.4Anxiety
Reality or Objective Karangka teori
Neurotic Anxiety
Faktor yang
Gagal ginjal kronik mempengaruh KECEMASAN Moral Anxiety
i
Intervensi yang dilakukan 1. Faktor presipitasi : Tingkat kecemasan : Alat ukur kecemasan :
pada gagal ginjal kronik : ancaman terhadap 1. Visual analog scale
intregita 1. Kecemasan ringan anxiety
orang
dari dandiri
2. Kecemasan sedang 2. Hamilton anxiety
s 3. Kecemasan berat
ancaman rating scale
4. Panic
Menjaga keseimbangan 2. Faktr predisposisi :
cairan dan elektrolit
faktor biologis dan
Meningkatkan nutrisi Dukungan Keluarga :
psikologis
Meningkatkan istirahat
dan
keseimbangan aktivitas
Terapi Hemodialisis 1. Dukungan informatif
Mencegah cedera
2. Dukungan emosional
Meningkatkan koping 3. Dukungan instrumental
melalui dukungan Dukungan penghargaan
Ciri-ciri keluarga yang memberikan
dukungan :
Yang dapat mempengaruhi
dukungan keluarga : 1. Memberi rasa tenang dan
menguatkan psikis keluarga yang
1. Budaya
sakit
2. Pendapatan
2. Menambah kedekatan emosi
3. Tingkat pendidikan
Gambar 2.4 Kerangka teori hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada pasien antar keluarga
gagal ginjal kronik dengan tindakan hemodialisa 3. Selalu ada saat dibutuhkan
4. Lebih menghargai dan menjaga
perilakunya
35
Tidak Ya
Dukungan penghargaan
Kecemasan
= Diteliti
Gambar 2.5 Kerangka konsep hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada pasien gagal ginjal kronik saat menjalani
hemodialisis di RSUD Bangil
2.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan dari hubungan antara variable dengan variable yang bersifat sementara
atau bersifat dugaan atau lemah (Anshori & Iswati, 2017). Hipotesis dalam penelitian ini adalah H1 yang
artinya diterima dengan p-value 0.000, terdapat hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan
pada pasien gagal ginjal kronis saat menjalani hemodialisis di RSUD Bangil