NIM : 1830501115
menyatakan bahwa:
Artikel ini adalah karya penulis sendiri, bukan contekan/plagiat, dan belum
pernah Palembang, 14 Agustus 2021
Yang membuat pernyataan
dipublikasikan di jurnal manapun.
Mengetahui,
E
DPL KKN Reguler Angkatan ke-75
va Adillia
NIM. 1830501115
1
Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Raden Fatah Palembang
2
Prodi Manajemen Pendidikan Islam, UIN Raden Fatah Palembang
3
LP2M UIN Raden Fatah Palembang
Email : adilliaeva38@gmail.com
Abstrak
Program pengabdian masyarakat dalam bentuk pendidikan ini atas dasar kerjasama Mahasiswa
Kuliah Kerja Nyata Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang dengan Desa Santapan
Timur, Kecamatan Kandis, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Kegiatan ini menggambarkan manajemen komunikasi interpersonal antara
tenaga pengajar dan pelajar TPA di Desa Santapan Timur dalam proses penerapan pendidikan
karakter, dimana sebagai salah satu bagian dari pengabdian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
hambatan, faktor yang mendukung pencapaian serta solusi dalam proses penerapan pendidikan
karakter terhadap pelajar TPA di Desa Santapan Timur. Kegiatan ini berfokus pada pelajar TPA
yang menggunakan teori komunikasi interpersonal melalui pendekatan langsung kepada pelajar
TPA dengan memberikan contoh dan kebiasaan berperilaku baik, dengan tujuan dapat mengubah
perilaku pelajar TPA yang berakhlak mulia beserta meningkatkan minat belajar pada pelajar.
Dimana, dimasa pandemi Covid-19 saat ini, berdasarkan hasil pengamatan, sebagian pelajar
mengalami kesulitan dalam belajar sehingga berpengaruh pada minat belajar serta berperilaku
kurang baik seperti berkata kasar merupakan gambaran bahwa kualitas karakter para pelajar yang
menurun. Oleh karena itu, pendidikan karakter sangat penting diterapkan, karena melalui
pendidikan karakter sejak dini, para pelajar lebih diarahkan pada hal-hal yang positif.
Community service program in the form of education is based on the cooperation of students of
The Real Work Lecture of Raden Fatah State Islamic University Palembang with East Santapan
Village, Kandis Subdistrict, Ogan Ilir Regency, South Sumatra Province to improving the quality
of education. The activity describes the management of interpersonal communication between
teaching and TPA students in the East Santapan village in the process of implementing character
education, which is a part of the service. This is done to know of obstacles, factors that support
achievement and solutions in the process of applying character education to TPA students in East
Santapan village.The activity focuses on the TPA students and uses the interpersonal
communication theory through a direct approach to the TPA students by example and good
behavior, with the goal of changing the behavior of the least morally debased students and
increasing interest in learning the students. Where, at the covid-19 pandemic, as observed, some
students have difficulty learning and thus influence learning and misbehaving interests like harsh
language is an idea that the quality of character of the students is declining. Character education
is therefore vital, for through early character education, students are more directed at positive
things.
PENDAHULUAN
Komunikasi ialah aktivitas dasar manusia. Manusia tidak dapat hidup sendiri
karena manusia merupakan makhluk sosial dan saling membutuhkan untuk memenuhi
kebutuhannya. Untuk itu, komunikasi diperlukan untuk memajukan aktivitas seluruh
umat manusia. Jika proses berjalan dengan baik, maka komunikasi akan berjalan dengan
lancar dan sukses. Hubungan antar manusia tercipta melalui komunikasi, baik itu yang
berhubungan dengan bahasa normal atau non-verbal yang sering dikaitkan dengan
simbol, gambar atau sarana komunikasi. Komunikasi memainkan peran penting tidak
hanya dalam mempertahankan hidup tetapi juga dalam menjaga hubungan dan mencapai
kebahagiaan dalam hidup.
Komunikasi adalah hasil dari hubungan sosial, yang mengarah ke interaksi sosial.
Menurut Rochajat Harun dan Elviano Ardianto, komunikasi memiliki beberapa fungsi.
Yaitu, mengenal diri sendiri dan orang lain, mengenal dunia luar, menciptakan dan
memelihara lingkungan, bermain, bersenang-senang, dan membantu orang lain. Hal ini
menunjukkan pentingnya komunikasi bagi manusia. Di pendidikan sendiri, komunikasi
memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Selanjutnya, sekolah
maupun di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) merupakan lembaga pendidikan formal
yang tujuan utamanya adalah mengubah perilaku para pelajar, dimana hal tersebut
melibatkan komunikasi itu sendiri.
Pendidikan berbasis karakter sudah menjadi niat dan komitmen pemerintah. Pada
Senin, 2 Mei 2011, pemerintah mencanangkan Gerakan Nasional Pendidikan Karakter
dalam rangka Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) melalui pidato Menteri Pendidikan.
Seluruh sektor dan pelosok tanah air segera menerapkan konsep pendidikan di semua
jenjang pendidikan. Kebijakan ini ditempuh dengan tujuan melatih peserta didik atau
generasi penerus bangsa Indonesia agar memiliki kepribadian berbudi luhur, mulia serta
kepribadian yang baik, tangguh dan berkarakter unggul. Bahwasanya, pendidikan
karakter yang baik harus melibatkan pengetahuan yang baik (moral knowing),
berperasaan baik atau loving good (moral feeling) dan berperilaku baik (moral action)
sehingga terbentuk perwujudan perilaku serta sikap hidup pelajar/siswa yang terarah.
Dalam rangka lebih memperkuat aplikasi pendidikan karakter dalam satuan pendidikan
sudah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber berdasarkan Agama, Pancasila, Budaya, &
Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu: (1) Religius, (2) Toleransi, (3) Jujur, (4) Kerja keras,
(5) Disiplin, (6) Mandiri, (7) Kreatif, (8) Rasa ingin tahu, (9) Demokratis, (10) Cinta
Tanah air, (11) Semangat Kebangsaan, (12) Bersahabat/komunikatif, (13) menghargai
prestasi, (14) Gemar Membaca, (15) cinta damai, (16) Peduli Sosial, (17) Peduli
lingkungan, (18) Bertanggung Jawab.
Namun, di masa pandemi Covid-19 saat ini, berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara yang telah dilakukan, beberapa para pelajar TPA di Desa Santapan Timur
kesulitan dalam belajar yang berpengaruh kepada minat belajar serta faktor lingkungan
yang menyebabkan menurunnya kualitas karakter para pelajar TPA. Maka dengan hal ini,
perlunya melakukan pendekatan kepada pelajar TPA dengan menggunakan komunikasi
interpersonal antara tenaga pengajar (komunikator) dan pelajar TPA (komunikan) sebagai
langkah efektif dalam proses penerapan pendidikan karakter terhadap pelajar TPA di
Desa Santapan Timur, Kecamatan Kandis, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
METODOLOGI
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan informasi yang lebih
jelas dan lengkap serta untuk memudahkan peneliti dalam proses penelitian dan
observasinya. Oleh karena itu, penulis menetapkan lokasi penelitian ialah lokasi selama
kegiatan Kuliah Kerja Nyata, yaitu dari tanggal 20 Juli sampai dengan 26 Juli 2021 di
Desa Santapan Timur, Kecamatan Kandis, Kabupaten Ogan Ilir.
Metode Penelitian
Tipe Penelitian yang peneliti lakukan selama di lokasi KKN adalah metode
penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar,
Menurut Sugiono (2013:13), metode penelitian kualitatif dapat dipahami sebagai metode
penelitian berbasis filosofi positivis yang digunakan untuk mensurvei populasi atau
sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel sering dilakukan secara acak untuk
menyelidiki hipotesis yang telah ditetapkan.
Pembahasan :
Manajemen Komunikasi
Secara umum, tujuan dari manajemen komunikasi adalah agar orang-orang dapat
berinteraksi dengan baik sehingga mereka dapat memahami dan memahami bagaimana
berkomunikasi dengan baik. Atau, manajemen komunikasi dapat digunakan sebagai
sarana untuk menginformasikan bagaimana orang lain berinteraksi. Beberapa tujuan lain
dari manajemen komunikasi adalah pengembangan bentuk interaksi profesional,
pembentukan niat baik, toleransi yang tinggi, kerjasama, saling menghormati dan
pencapaian sudut pandang menguntungkan lainnya. Menurut buku Prinsip Manajemen
(Sukarna, 2011:10) karya George R. Terry (1958), fungsi manajemen adalah Planning
(Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Pelaksanaan) dan Controlling
(Pengawasan), yang disingkat dengan POAC.
Komunikasi Interpersonal
Sedikitnya ada lima hal yang harus dipahami dalam membangun komunikasi yang
efektif.
a. Keterbukaan (Openness).
Gambar 1 : Saya dan salah satu pelajar TPA kegiatan belajar Al-Qur’an. Disini, komunikasi
memegang peranan penting dalam kegiatan tersebut
b. Empati (empathy).
Empati adalah “suatu kemampuan seseorang untuk “mengetahui” apa yang
sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain.
melalui kacamata orang lain itu. “Bersimpati, di pihak lain adalah turut merasakan.
Orang yang empati mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan
dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang, dapat
mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal. Secara nonverbal,
kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan keterlibatan aktif
dengan orang itu melalui ekpresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai, konsentrasi
terpusat meliputi kontak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan
fisik, serta sentuhan. Beberapa metode pengungkapan empati secara verbal adalah:
merefleksi balik kepada pembicara perasaan, membuat pernyataan tentatif, dan
adanya pengungkapan diri.
Dalam hal ini, kami melakukan interaksi terhadap adik-adik pelajar TPA
dengan tujuan memberikan pengertian serta pembelajaran, diantaranya terkait betapa
pentingnya bersikap sopan santun kepada orang yang lebih tua, memberikan contoh
berperilaku yang baik.
Dalam hal ini, kami melakukan interaksi terhadap pelajar TPA melalui
kegiatan belajar mengajar Al-Qur'an sekaligus menanamkan nilai-nilai Islam.
Beberapa pelajar TPA merespon positif dengan menyimak serta bertanya terkait apa
yang disampaikan, dan beberapa pelajar TPA yang jenuh dengan menunjukkan gestur
'bermain-main' sehingga tidak serius dalam belajar. Maka, disini kami menempatkan
diri sebagai bagian mereka dengan cara pembawaan materi yang ringan agar mudah
dipahami oleh pelajar TPA di sana, sehingga proses penerapan pendidikan karakter
melalui komunikasi berjalan dengan efektif.
Gambar 2: Komunikasi antara tenaga pengajar dan pelajar TPA dalam kegiatan Belajar Al-
Qur’an di Desa Santapan Timur
e. Kesetaraan (equality).
Hal ini, saya beserta teman-teman KKN mengadakan lomba anak-anak islami
sebagai wadah kreatifitas para pelajar TPA di Desa Santapan Timur beserta kegiatan
bimbingan belajar sehingga dapat meningkatkan minat belajar pada adik-adik pelajar
TPA tersebut. Dari kegiatan tersebut, tentunya ada beberapa pelajar TPA yang unggul
sehingga menimbulkan rasa iri dari pelajar TPA lainnya. Maka, kami sebagai
komunikan memberikan motivasi serta apresiasi kepada pelajar TPA lainnya untuk
lebih giat dalam belajar serta mengembangkan potensi dirinya.
Pendidikan Karakter
(1) Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran
yang baik, dan berprilaku baik.
(2) Membangun bangsa yang berkarakter Pancasila.
(3) Mengembangkan potensi warga negara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada
bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia (Kemendiknas. 2011).
Dari uraian tersebut bisa disimpulkan bahwa pendidikan budi pekerti, pendidikan
watak, pendidikan moral, pendidikan nilai, yang dilakukan secara sadar, sistematis dan
ditujukan agar kemampuan seseorang atau peserta didik berkembang sehingga bisa
memutuskan dan mempraktikkan kebaikan dalam kesehariannya seperti bertanggung
jawab, jujur, bekerja keras dan menghormati orang lain adalah pengertian dan tujuan dari
pendidikan karakter.
Hasil Penelitian
1. Keterbukaan (Openness)
2. Empati (Empaty).
5. Kesetaraan (Equality).
KESIMPULAN