DOSEN PENGAMPUH : NOVIKA ANGGRIENI, M.PD KELAS : 6O DI SUSUN OLEH KELOMPOK 5 ;
TARISA DWI SEPTIANI RISTI KARUNIA TRI NOVITA SAPAR R.
2020143591. 2020`43588 2020143576 WULAN SUNDARI M. IMAM HIDAYATULLAH 2020143571 2020143594 MATERI YANG KAMI BAHAS :
KONDISI GURU DALAM PENDIDIKAN INKLUSI
Pendidikan inklusif menjadi langkah progresif dalam menopang
kemajuan pendidikan siswa berkebutuhan khusus agar potensi yang dimiliki dapat berkembang dengan baik. Hal ini didukung dengan adanya penelitian Hamilton bersama dengan University of Denver yang menyatakan bahwa siswa berkebutuhan khusus yang belajar di sekolah inklusi menunjukkan perkembangan lebih baik karena dapat memperoleh pengalaman belajar di kelas secara normal. Kemampuan pada siswa dengan gangguan pendengaran bicara dan bahasa juga meningkat saat ditempatkan di lingkungan yang kaya akan bahasa (Hamilton, 2013). Menurut Wrastari dan Elisa (2013) sikap guru terhadap pendidikan inklusi adalah gambaran yang positif atau negatif dari komitmen guru dalam mengembangkan anak berkebutuhan khusus yang menjadi tanggungjawab guru dan juga menggambarkan sejauh mana anak berkebutuhan khusus di terima di sebuah sekolah. Hasil penelitian Amka yang melibatkan 238 responden menunjukkan bahwa kemajuan pendidikan inklusif di Indonesia masih lamban karena adanya permasalahan dalam implementasi pendidikan inklusif. Diantaranya kondisi guru yang masih rendah kepercayaan dirinya dalam mempraktikkan pendidikan inklusif dan orang tua yang belum sepenuhnya memberikan dukungan dan perhatian penuh kepada siswa berkebutuhan khusus (Amka, 2013) Ada dua macam Kondisi guru dalam pendidikan inklusi ;
1) Belum didukung dengan kualitas guru yang memadai, guru
kelas masih dipandang not sensitive and proactive yet to the special needs children.
2) Keberadaan guru khusus masih dinilai belum sensitif dan proaktif
terhadap permasalahan yang dihadapi ABK. SEKIAN DARI MATERI KAMI