Halo teman-teman
Selamat siang. Kita berjumpa lagi di sobat podcast. Soo mari bersahabat Bersama kami di
podcast ini
Dalam beberapa menit ke depan, saya Diptha akan menemani siang sabtu kalian melalui ruang
sobat podcast yang dapat disaksikan melalui Spotify.
siang ini kita kedatangan tamu spesial. Datang jauh-jauh dari Jakarta. Sebenarnya dia bukan
orang jakarta asli sih, melainkan orang banjarmasin asli. Mana nih orang Banjarmasin, kayapa
habar wkwkwk
just info ni ygy kita disini akan me bahas seputar pengalaman dari kaka-kaka nya pada saat PBL
1, soo Langsung saja mari kita sapa… Hai haloo Farida, Nia dan Lisha
Lisha : dari aku dulu yaa, jadi kami bertiga sama aku, turun lapangan atau PBL 1
namanya, bertempat di sebuah desa satui barat RT 06
Nia : betul tuh akses jalan kesananya mayan jauh juga, jalan nya aja bukan aspal tapi
tanah lah yaa
Faridah : apalagi klo hujan haduhh itu jalan ga bisa dilewatin karena yaa emang ruas
jalannya pake tanah bukan aspal wajar aja klo agak licin-licin
Diptha : sesulit itu yaa akses jalan nya, seriusan ga ada jalan raya, cukup mengejutkan
yahh
Nia : sangat terkejut aja si dari aku, soalnya kan kami biasanya online, eh sekali
offline tiba-tiba ada edaran turun lapangan PBL 1
Lisha : mana katanya tempatnya terjauh lagi dari turun lapangan sebelumnyaa
Diptha : waduhh waduh biasanya online tiba-tiba offline nya di kampung orang yaa kak,
ngeri juga si wkwk, terkait masalahnya ni apa ada masalahkah didesa tersebut
atau baik-baik aja
Faridah : dibilang baik-baik ga gitu juga si kak, lumayan juga si lingkungan di desa sana,
tapi untuk warganya sangat welcome sama kami
Nia : iyaa welcome banget, awalnya ku kira akan sulit ternyata ga sesulit itu
bermasyarakat
Lisha : di lihat-lihat dari pengambilan data si kak ada masalah prioritas ni dari masalah
yang lain, masalah prioritas yang kami ambil terkait masalah sumber air ni kak
Faridah : jadi alasan kami ngambil masalah prioritas masalah sumber air ini dikarenakan
di desa ga ada air bersih, air ledeng/PDAM ga mencapai tempat desa itu
Diptha : parah juga yah sampai air bersih dari pemerintah pun ga mencapai desa itu
Nia : iyaa betul banget parah, warga disana cuman ngandelin air sumur aja, mana air
sumur nya berwarna, berasa dan berbau gitu lagi
Faridah : sedih banget liatnya padahal air sumur yang begitu bisa memunculkan penyakit,
dan kami juga ngerasain kok gimana air sumur tesebut heheh
Lisha : dan katanya juga kemaren sempat ada kejadian gatal-gatal dan ada beberapa
juga yang diare, salah satunya si di sebabkan kurangnya air bersih jadi mau ga
mau harus menggunakan air sumur
Nia : terus klo ga salah kemaren ada juga Sebagian warga yang mengadah air hujan
agar menghemat
Lisha : nahh jadi gini kak, karena di lingkungan sana air sumurnya memungkinkan
untuk kepentingan untuk bersih-bersih aja, jadi untuk konsumsi minum sama
masak mereka harus beli lagi kak
Nia : sederhananya gini aja kak, air sumur itu buat keperluan mandi, cuci piring, cuci
baju dll, terus klo buat minum dan masak yaa harus beli air bersih lagi
Diptha : emang ada yang jual air bersih kan katanya aksesnya sulit di gapai
Faridah : ada kok kak air bersih, tapi air bersih bawaan dari kapal si terus di jual ke
masyarakat sana dengan harga 1 teng dirjennya 5 k, bukan se utuh nya air bersih
kek di ledeng si, tapi setidaknya tidak seperti air sumur
Lisha : iyaa betul, jadi masyarakat sana klo ingin memperoleh air bersih yaa harus beli
itu tadi dan klo ga yaa bisa aja mengadah air hujan
Diptha : berarti air bersih disana sangat langka dan sangat penting, kakak-kakak ni tau
ga kenapa si air sumur nya seperti itu terus kenapa ga bikin sumur baru aja siapa
tau dapat air yang bersih
Nia : jadi gini kak, alasan kami ngambil masalah prioritas kualitas sumber air yaa,
desa disana ga memungkinkan membangun sumur lagi, karena klo mau bikin
sumur akan berpotensi mendapatkan air payau / air laut, karena desa nya juga
dekat laut, pesisir jadi klo mau juga yaa pasti air asin yang didapat
Faridah : iyaa betul ka, itu si alasan kami mengambil masalah itu, dan karena dari
warganya juga mengajukan ke kami klo bisa si dapat bantuan air bersih gitu,
soalnya kata ketua RT 06 disana sudah mengusulkan tapi balik lagi belum ada
realisasinya
Diptha : oke oke cukup rumit juga yaa permasalahanya ya sobat podcast, btw ni kan
kalian udah dapat ni masalah utamanya atau prioritasnya, terus ada ga kek
program atau penyelenggaraan apa gitu terkait pemecahan masalah seputar air
tadi yakan yang kalian akan rencanakan
Lisha : rencana dari kami si beserta masyarakat dan tokoh penting disana mau
menyediakan pembangunan alat tandon air bersih dengan berat isi 20 ton, jadi
nanti warga disana tinggal ngambil aja disana
Faridah : jadi warga hanya ngambil kesana aja, ga perlu lagi susah-susah ngambilnya,
terus klo airnya habis nih yaa kata kepala dusun bisa aja nanti di terapkan per 1
KK itu bayar nya dengan 5k, buat ngisi air jika sudah habis
Diptha : wah-wah ada banyak juga yah yang dapat diambil dari pengalaman kakak-
kakanya nih bahwa air besih itu sangat penting dan sangat berharga, seperti kita
ketahui nih air yang tak layak pakai dan tidak bersih dapat menyebabkan
munculnya penyakit seperti tadi bisa menyebabkan gatal-gatal, diare, kolea dan
trachoma, maka dari itu mari kita berhemat air, gunakan air seperlunya, sekian
dari kami, apabila ada salah-salah kata, kami mohon maaf Saya H pamit undur
diri, Selamat siang semuaa sobat podcast