Bab Iv
Bab Iv
IV-1
IV-2
Tabel 4.1 merupakan daftar pertanyaan yang akan diberikan kepada para
pekerja, yang bertujuan untuk mengetahui data diri dan keluhan yang dirasakan
para pekerja. Berikut merupakan hasil wawancara dari masing-masing operator
berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada Tabel 4.1.
1. Pekerja 1
Pekerja pertama bernama Sukadi, berumur 38 tahun dan bekerja selama 6
tahun. Sukadi bekerja dari pukul 08.00 sampai pukul 17.00, bekerja di bagian
proses perontokan padi di PB Tegar Arum. Beban kerja yang biasa pak Sukadi
angkat yaitu sekitar 60-90 Kg. Pak Sukadi sering merasakan keluhan berupa
pegal-pegal dan sakit pada bagian punggung, pinggang dan bahu. Keluhan
tersebut sering mengganggu pekerjaannya, faktor penyebab keluhan
dikarenakan sering mengangkat beban yang berat.
2. Pekerja 2
Pekerja kedua bernama Karen, berumur 36 tahun dan bekerja selama 7 tahun.
Karen bekerja dari pukul 08.00 sampai pukul 17.00, bekerja di bagian proses
pembersihan gabah kotor di PB Tegar Arum. Beban kerja yang biasa pak
Karen angkat yaitu sekitar 15-30 Kg. Pak Karen sering merasakan keluhan
berupa pegal-pegal dan sakit pada bagian pinggang dan lengan. Keluhan
tersebut sering mengganggu pekerjaannya, faktor penyebab keluhan
dikarenakan sering membungkuk saat mengangkat beban.
IV-3
3. Pekerja 3
Pekerja kedua bernama Waryadi, berumur 40 tahun dan bekerja selama 7
tahun. Waryadi bekerja dari pukul 08.00 sampai pukul 17.00, bekerja di
bagian proses pengupasan kulit padi di PB Tegar Arum. Beban kerja yang
biasa pak Waryadi angkat yaitu sekitar 15-30 Kg. Pak Waryadi sering
merasakan keluhan berupa pegal-pegal dan sakit pada bagian pinggang, bahu
dan lengan. Keluhan tersebut sering mengganggu pekerjaannya, faktor
penyebab keluhan dikarenakan sering membungkuk saat mengangkat beban
dengan skala yang sering.
4. Pekerja 4
Pekerja kedua bernama Ismail, berumur 43 tahun dan bekerja selama 6 tahun.
Ismail bekerja dari pukul 08.00 sampai pukul 17.00, bekerja di bagian proses
pengayakan beras dan pengemasan padi di PB Tegar Arum. Beban kerja yang
biasa pak Ismail angkat yaitu sekitar 15-30 Kg. Pak Ismail sering merasakan
keluhan berupa pegal-pegal dan sakit pada bagian pinggang, kaki dan lengan.
Keluhan tersebut sering mengganggu pekerjaannya, faktor penyebab keluhan
dikarenakan sering mengangkat beban yang cukup berat dengan intensitas
kerja yang tinggi.
Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan penyebaran kuesioner
kepada para pekerja. Penyebaran kuesioner dilakukan untuk mengetahui lebih
spesifik mengenai keluhan yang terjadi pada pekerja, sehingga peneliti dapat
menganalisa resiko penyakit yang dapat terjadi pada para pekerja. Terdapat empat
tingkat keluhan yang dirasakan oleh para pekerja yaitu tidak sakit (TS), agak sakit
(AS), sakit (S), dan sangat sakit (SS). Hasil wawancara para pekerja di PB Tegar
Arum berdasarkan kuesioner peta tubuh dapat dilihat seperti pada lampiran 1
sampai 4 yang dikutip dari buku Wilson dan Corlett tahun 1995.
Berdasarkan hasil kutipan wawancara tersebut, peneliti memperoleh
informasi mengenai data diri dan keluhan yang dirasakan para pekerja pada
bagian tubuh tertentu. Wawancara tersebut membantu peneliti dalam menganalisis
IV-4
keluhan para pekerja secara menyeluruh bagian tubuh yang sering dirasakan oleh
para pekerja.
menggunakan mesin ayakan goyang. Fungsi dari proses ini adalah untuk
membersihkan gabah dari kotoran seperti batu kerikil dan pasir, sehingga dapat
menghasilkan gabah yang bersih. Berikut adalah Gambar 4.2 yang merupakan
proses pembersihan gabah kotor.
pada proses pengayakan adalah mesin ayakan beras atau mesin (honkwl). Berikut
merupakan proses pengayakan beras seperti pada Gambar 4.4.
pekerja. Lembar kuesioner peta tubuh tersebut dilakukan untuk mengetahui resiko
keluhan dari para pekerja. Pengolahan data yang kedua dilakukan dengan
menggunakan metode REBA (rapid entire body assessment) dengan bantuan
perangkat lunak ergofellow.
Tabel 4.2 merupakan data para responden yang telah mengisi lembar
kuesioner peta tubuh. Kuesioner diberikan untuk mengetahui seberapa besar
pekerja mengalami keluhan di beberapa anggota tubuh tertentu. Berikut
merupakan hasil dari kuesioner peta tubuh yang didapatkan dari para pekerja
seperti pada Tabel 4.3.
IV-8
0-20o
15o
00
0o
450
30-60o
Gambar 4.6 Postur Tubuh Pekerja 1
(Sumber: PB Tegar Arum)
Gambar 4.6 merupakan gambar dari analisis postur pekerja pertama pada
proses perontokan padi. Analisis postur tubuh para pekerja di PB Tegar Arum
menggunakan bantuan perangkat lunak ergofellow berdasarkan postur tubuh pada
saat melakukan pekerjaan. Postur leher pada pekerja pertama berada pada posisi
0o sampai 20o, dan tidak melakukan gerakan memutar. Berdasarkan Tabel 2.2
pergerakan leher pekerja pertama memiliki skor REBA 1. Postur punggung
menunjukan posisi tegak dan melakukan gerakan memutar. Berdasarkan Tabel 2.1
IV-12
>600
200 200
00
150 30-600
Gambar 4.8 merupakan gambar dari analisis postur pekerja kedua pada
proses pembersihan gabah kotor. Analisis postur tubuh para pekerja di PB Tegar
Arum menggunakan bantuan perangkat lunak ergofellow berdasarkan postur
tubuh pada saat melakukan pekerjaan. Postur leher pada pekerja kedua berada
pada posisi 20o, dan tidak melakukan gerakan memutar, sehingga berdasarkan
Tabel 2.2 memiliki skor REBA yaitu 1. Postur punggung menunjukan posisi
membungkuk dengan membentuk sudut sebesar lebih dari 60o dan pergerakan
punggung tidak melakukan gerakan memutar atau miring ke samping.
Berdasarkan Tabel 2.1 skor REBA untuk pergerakan punggung yaitu 4. Postur
kaki pekerja kedua tertopang secara baik dan posisi stabil. Kaki tersebut
membentuk sudut antara 30o sampai 60o. Berdasarkan Tabel 2.3 skor REBA untuk
pergerakan kaki yaitu 1 dan dilakukan penambahan skor +1, karena posisi kaki
membentuk sudut 30o sampai 60o, sehingga skor akhir REBA sebesar 2. Berat
beban yang diangkat oleh pekerja kedua sebesar 15-30 Kg, dan penambahan
beban dilakukan secara tiba-tiba atau secara cepat. Berdasarkan Tabel 2.7 skor
REBA untuk beban yaitu 1 karena beban yang diangkat lebih dari 10 kg dan
dilakukan penambahan skor +1 karena penambahan beban dilakukan secara cepat.
Postur lengan atas membentuk sudut 20o, sehingga berdasarkan Tabel 2.4
memiliki skor REBA sebesar 1. Postur lengan bawah pada saat mengangkat beban
posisinya tegak lurus kebawah, berdasarkan Tabel 2.5 memiliki skor REBA yaitu
2. Postur pergelangan tangan pekerja kedua membentuk sudut 15 o dan
pergelangan tangan tidak menyimpan atau berputar. Berdasarkan Tabel 2.6 skor
REBA untuk pergelangan tangan yaitu 1. Posisi coupling atau pegangan pada saat
mengangkat beban termasuk kategori good, karena pegangan tangan memiliki
posisi yang pas dan genggaman kuat. Berdasarkan Tabel 2.8 skor untuk posisi
coupling yaitu 0, karena termasuk kategori good. Aktivitas gerakan yang
dilakukan oleh pekerja kedua melakukan gerakan dalam rentang waktu yang
singkat, diulang lebih dari 4 kali permenit tidak termasuk berjalan, sehingga
berdasarkan Tabel 2.9 dilakukan penambahan skor REBA yaitu +1. Berdasarkan
analisis postur tubuh tersebut diperoleh skor akhir REBA yang diperoleh dengan
menggunakan perangkat lunak ergofellow seperti pada Gambar 4.9.
IV-15
150
200
00
00
450
30-600
Gambar 4.10 Postur Tubuh Pekerja 3
(Sumber: PB Tegar Arum)
IV-16
Gambar 4.10 merupakan gambar dari analisis postur pekerja ketiga pada
proses pengupasan kulit. Analisis postur tubuh para pekerja di PB Tegar Arum
menggunakan bantuan perangkat lunak ergofellow berdasarkan postur tubuh pada
saat melakukan pekerjaan. Postur leher pada pekerja ketiga berada pada posisi
20o, dan posisi leher miring kesamping. Berdasarkan Tabel 2.2 skor REBA untuk
pergerakan leher yaitu 1 dan dilakukan penambahan skor +1 karena posisi leher
miring ke samping, sehingga memiliki skor akhir 2. Postur punggung menunjukan
posisi tegak dan pergerakan punggung tidak melakukan gerakan memutar atau
miring ke samping, sehingga berdasarkan Tabel 2.1 memiliki skor REBA sebesar
1. Postur kaki pekerja ketiga tertopang secara baik dan posisi stabil. Kaki tersebut
membentuk sudut antara 30o sampai 60o. Berdasarkan Tabel 2.3 skor REBA untuk
pergerakan kaki yaitu 1 dan dilakukan penambahan skor +1 karena posisi kaki
berada pada 30o sampai 60o, sehingga skor akhir REBA untuk kaki yaitu 2. Berat
beban yang diangkat oleh pekerja ketiga sebesar 15-30 Kg. Berdasarkan Tabel 2.7
memiliki skor REBA yaitu 1 karena beban lebih dari 10 kg.
Postur lengan atas membentuk sudut 45o dan melakukan gerakan
mengayunkan lengan menjauhi badan. Berdasarkan Tabel 2.4 skor REBA untuk
pergerakan lengan atas yaitu 1 dan dilakukan penambahan skor +1, sehingga skor
akhir REBA sebesar 2. Postur lengan bawah pada saat mengangkat beban
posisinya tegak lurus keatas, sehingga berdasarkan Tabel 2.5 memiliki skor
REBA yaitu 2. Postur pergelangan tangan pekerja ketiga membentuk sudut 15 o
dan pergelangan tangan tidak menyimpan atau berputar, sehingga berdasarkan
Tabel 2.6 memiliki skor REBA yaitu 1. Posisi coupling atau pegangan pada saat
mengangkat beban termasuk kategori good, karena pegangan tangan memiliki
posisi yang pas dan genggaman kuat, sehingga berdasarkan Tabel 2.8 memiliki
skor REBA yaitu 0. Aktivitas gerakan yang dilakukan oleh pekerja ketiga
melakukan gerakan dalam rentang waktu yang singkat, diulang lebih dari 4 kali
permenit tidak termasuk berjalan, sehingga berdasarkan Tabel 2.9 skor REBA
dilakukan penambahan +1. Berdasarkan analisis postur tubuh tersebut diperoleh
skor akhir REBA yang diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak
ergofellow seperti pada Gambar 4.11
IV-17
.
Gambar 4.11 Skor REBA Pekerja 3
(Sumber: PB Tegar Arum)
Berdasarkan Gambar 4.11 memperoleh skor akhir REBA sebesar 5, skor
tersebut berarti pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja ketiga memiliki resiko
kerja yang sedang. Resiko kerja tersebut lebih ringan daripada yang dialami oleh
pekerja 1 dan 2. Resiko sedang juga dikarenakan pekerja ketiga tidak terlalu
banyak melakukan posisi membungkuk. Meskipun memiliki resiko yang sedang,
tapi pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja ketiga dibutuhkan tindakan perbaikan
untuk mengurangi resiko terjadinya keluhan atau cidera. Berdasarkan tingkat
resiko tersebut PB Tegal Arum diharapkan memberikan instruksi kepada pekerja
agar tidak terlalu sering melakukan gerakan membungkuk.
>600
200
00
00
30-600
15 0
Gambar 4.12 merupakan gambar dari analisis postur pekerja keempat pada
proses pengayakan beras dan pengemasan. Analisis postur tubuh para pekerja di
PB Tegar Arum menggunakan bantuan perangkat lunak ergofellow berdasarkan
postur tubuh pada saat melakukan pekerjaan. Postur leher pada pekerja keempat
berada pada posisi 20o, dan tidak melakukan gerakan memutar, sehingga
berdasarkan Tabel 2.2 memilik skor REBA yaitu 1. Postur punggung menunjukan
posisi membungkuk dengan membentuk sudut sebesar lebih dari 60o dan
pergerakan punggung tidak melakukan gerakan memutar atau miring ke samping.
Berdasarkan Tabel 2.1 Skor REBA untuk pergerakan punggung yaitu 4. Postur
kaki pekerja keempat tertopang secara baik dan posisi stabil. Kaki tersebut
membentuk sudut antara 30o sampai 60o. Berdasarkan Tabel 2.3 skor REBA untuk
pergerakan kaki yaitu 1 dan dilakukan penambahan skor +1 karena posisi kaki
berada pada 30o sampai 60o, sehingga skor akhir REBA untuk kaki yaitu 2. Berat
beban yang diangkat oleh pekerja keempat sebesar 15-30 Kg, dan penambahan
beban dilakukan secara tiba-tiba atau secara cepat. Berdasarkan Tabel 2.7 beban
kerja yang diangkat pekerja keempat memiliki skor REBA yaitu 1 karena beban
lebih dari 10 kg, dan penambahan skor +1 karena beban diletakan secara cepat.
Postur lengan atas membentuk posisi tegak kebawah, sehingga
berdasarkan Tabel 2.4 memiliki skor REBA 1. Postur lengan bawah pada saat
mengangkat beban posisinya tegak lurus kebawah, dan berdasarkan Tabel 2.5
memiliki skor REBA yaitu 2. Postur pergelangan tangan pekerja keempat
membentuk sudut 15o dan pergelangan tangan tidak menyimpan atau berputar,
sehingga berdasarkan Tabel 2.6 memiliki skor REBA yaitu 1. Posisi coupling atau
pegangan pada saat mengangkat beban termasuk kategori good, karena pegangan
tangan memiliki posisi yang pas dan genggaman kuat, sehingga berdasarkan Tabel
2.8 memiliki skor REBA 0. Aktivitas gerakan yang dilakukan oleh pekerja kedua
melakukan gerakan dalam rentang waktu yang singkat, diulang lebih dari 4 kali
permenit tidak termasuk berjalan, sehingga berdasarkan Tabel 2.9 dilakukan
penambahan skor REBA yaitu +1. Berdasarkan analisis postur tubuh tersebut
diperoleh skor akhir REBA yang diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak
ergofellow seperti pada Gambar 4.13.
IV-19
dan punggung dalam posisi tegak. Hal tersebut dapat mengurangi beban yang
diterima tubuh pada saat mengangkat beban. Posisi tangan pada saat pekerja
mengangkat beban sebaiknya berada pada posisi yang nyaman sehingga
mendapatkan genggaman yang kuat terhadap material yang akan dipindahkan.
Pengangkatan beban juga sebaiknya melakukan tumpuan yang baik dengan
bertumpu pada kaki terkuat, dengan punggung tegak dan berdiri dengan
sempurna. Saat pekerja akan menaruh material sebaiknya melakukan posisi
jongkok secara perlahan dengan menekuk lutut. Pekerja juga sebaiknya memakai
sarung tangan saat melakukan pemindahan material agar mendapatkan
genggaman yang kuat pada saat mengangkat beban. Sebaiknya dalam proses
penggilingan padi operator melakukan pekerjaan yang bergantian, agar beban
kerja pada masing-masing operator tidak berbeda jauh. Pabrik juga sebaiknya
mengadakan alat bantu berupa, troli ataupun hand forklift untuk meringankan
pekerja agar terhindar dari resiko kerja yang tinggi.