Anda di halaman 1dari 2

5 langkah penerapan SMK3

Dalam penerapannya, SMK3 diatur menurut peraturan yang diberlakukan oleh pemerintah agar
sesuai standar dan benar-benar memberikan kenyamanan dan keamanan dalam bekerja. Aturan
tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah no.50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

1. Penyusunan Kebijakan K3

Prinsip yang pertama adalah penetapan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang
dimulai dengan penyusunan kebijakan K3. Penyusunan ini dilakukan mulai dari peninjauan awal
kondisi K3 yang harus menyertakan komitmen di tingkatan pimpinan serta tekad melaksanakan
kebijakan. Tidak lupa pula melibatkan peran serta pekerja dalam memberikan masukan agar lebih
sesuai dengan program dan praktik kerja perusahaan.

2. Penelaahan Awal

Yang kedua, perencanaan K3 yang dilakukan berdasarkan penelaahan awal, identifikasi bahaya dan
penilaian pengendalian risiko atau Hazard Identification Risk Assessment (HIRA), peraturan-
peraturan, serta sumber daya yang dimiliki. Dalam pelaksanaannya, rencana K3 terdiri atas tujuan
dan sasaran, skala prioritas, upaya pengendalian bahaya, penetapan sumber daya, jangka waktu
pelaksanaan, indikator pencapaian serta sistem pertanggungjawaban.

3. Dukungan SDM dan Sarana dan Prasarana

Ketiga, pelaksanaan rencana K3 yang didukung oleh sumber daya manusia di bidang K3, serta sarana
dan prasarana. Di bidang SDM, perusahaan wajib memiliki sumber daya yang kompeten dan
tersertifikasi sesuai peraturan dan perundangan. Sementara itu, penyediaan sarana dan prasarana
melibatkan organisasi/unit K3, anggaran, prosedur kerja, informasi, pelaporan, dokumentasi, dan
instruksi kerja.

Dalam kegiatannya, pelaksanaan dilakukan dengan meliputi tindakan pengendalian risiko


kecelakaan, perancangan dan rekayasa, prosedur dan instruksi kerja, penyerahan sebagian
pelaksanaan pekerjaan, pembelian/pengadaan barang dan jasa, serta produk akhir. Kegiatan-
kegiatan tersebut dilaksanakan berdasarkan identifikasi bahaya dan penilaian pengendalian risiko. Di
samping itu ada lagi dua kegiatan lainnya, yaitu upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan
bencana industri, serta rencana dan pemulihan keadaan darurat dilakukan berdasarkan potensi
bahaya, investigasi dan analisis kecelakaan.

4. Pemantauan dan Evaluasi SMK3


Prinsip yang keempat adalah pemantauan dan evaluasi kinerja K3 yang dilakukan oleh SDM yang
kompeten, baik dari perusahaan sendiri atau dari pihak lain. Pemantauan dilakukan dengan
pemeriksaan, pengujian, pengukuran, dan audit internal SMK3. Hasil pemantauan kemudian
dilaporkan kepada pemilik perusahaan agar digunakan untuk melakukan tindakan pengendalian.
Semua pelaksanaan pemantauan dilakukan berdasarkan peraturan yang berlaku.

5. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3

Yang terakhir, peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3 dengan tujuan menjamin kesesuaian
penerapan sistem tersebut. Peninjauan tersebut dilakukan secara berulang dan berskala dengan
pengadaan rapat tinjauan oleh pihak manajemen. Hasil yang diharapkan adalah solusi untuk
mengatasi temuan yang memiliki konsekuensi tertentu dalam praktik K3, berupa perbaikan diikuti
dengan peningkatan kerja.

Jika diterapkan dengan baik, segala prinsip tersebut akan memberi dampak yang baik untuk
perusahaan atau organisasi. Namun, bila salah satu prinsip tidak terlaksana maka berkonsekuensi
pada final audit SMK3 oleh Lembaga Audit Independen dan menjadi temuan yang bersifat mayor.
Temuan tersebut mengakibatkan perusahaan Tidak Lulus/Gagal dan harus diberi pembinaan
lanjutan.

Sumber: kompasiana.com

Anda mungkin juga menyukai