Anda di halaman 1dari 2

Penerapan SMK3L di Lingkungan Kerja

Pengertian SMK3

Salah satunya adalah pengertian SMK3 berdasarkan PP No. 50 Tahun 2012. SMK3 adalah bagian dari
sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.

Sementara itu, berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05 Tahun 2014, SMK3 adalah
bagian dari sistem manajemen organisasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam rangka
pengendalian risiko K3 pada setiap pekerjaan konstruksi bidang pekerjaan umum. Pengertian SMK3
tersebut cenderung pada pengertian SMK# dalam bidang pekerjaan konstruksi.

Dasar Hukum Penerapan SMK3

Adapun dasar hukum penerapan SMK3 adalah sebagai berikut:

 Undang – Undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;


 Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
 Undang – Undang No. 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
 Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja;
 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05 Tahun 2014 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
dan
 Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit.

Tujuan Penerapan SMK3

Mengutip PP No. 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen K3, tujuan penerapan SMK3 adalah:

 Meningkatkan efektivitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana,


terukur, terstruktur dan terintegrasi;
 Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan
unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh; serta
 menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas.

Level Penerapan SMK3 di Perusahaan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012, penerapan SMK3 ada 5 tahapan yang bisa
Anda ketahui. Adapun tahapan penerapan SMK3 tersebut adalah sebagai berikut:

 Penetapan Kebijakan K3

Tahapan pertama dalam penerapan SMK3 adalah penerapan kebijakan K3. Sebelum penetapan
kebijakan K3, perusahaan harus review awal kondisi K3 di perusahaan tersebut. Dalam peninjauan
K3, perusahaan biasanya mengadakan konsultasi antara pimpinan dan para pekerja untuk menyusun
kebijakan K3 yang sesuai dengan kondisi K3 di lingkungan kerja mereka.
 Perencanaan K3

Setelah menetapkan kebijakan terkait K3, perusahaan kemudian membuat perencanaan K3 secara
matang dan menyeluruh. Nah, dalam pembuatan rencana K3 tersebut, ada 4 hal mendasar yang bisa
Anda perhatikan.

Adapun 4 hal tersebut adalah hasil evaluasi awal, identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian
risiko, penilikan peraturan perundang-undangan, dan sumber daya yang tersedia. Kondisi awal
perusahaan khususnya yang berkaitan dengan K3 menjadi pertimbangan awal dalam penyusunan
perencanaan.

Selanjutnya, identifikasi dan perhitungan potensi bahaya bisa dilakukan. Perusahaan kemudian
mengidentifikasi peraturan perundang-undangan yang relevan. Perusahaan juga harus
mempertimbangkan sumber daya yang mereka miliki. Apakah para pekerja berkompetensi? Apakah
sarana dan prasarana mendukung?

 Pelaksanaan Rencana K3

Pada tahapan ini, perusahaan sudah mempunyai rencana terkait dengan sistem manajemen K3.
Selanjutnya, perusahaan harus menerapkan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Perusahaan
juga harus menyiapkan sumber daya yang berkompeten. Selain itu, sarana dan prasarana juga harus
siap untuk mendukung kelancaran penerapan SMK3.

 Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3

Setelah pelaksanaan K3, perusahaan juga harus melakukan pengawasan dan evaluasi kinerja K3
apakah bisa berjalan dengan efektif atau tidak. Dalam tahapan ini, ada dua hal mendasar yang harus
Anda tahu yakni: pemeriksaan dan audit internal SMK3.

Dengan pemeriksaan dan pengujian K3, perusahaan bisa mengetahui apakah kinerja K3 tersebut
sudah tepat sasaran atau belum. Selain itu, perusahaan juga bisa tahu apakah K3 tersebut sesuai
dengan kondisi lingkungan di sekitar kerja. Audit internal juga perlu dilakukan untuk mengetahui
temuan penting dalam pelaksanaan kinerja K3. Audit internal ini sifatnya harus independen sehingga
hasilnya pun juga objektif dan bisa dipertanggungjawabkan.

 Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3

Agar tujuan K3 bisa tercapai dengan efektif, pemantauan dan evaluasi kinerja perlu dilakukan.
Pimpinan atau pihak terkait harus melakukan pemantauan serta evaluasi secara rutin dan berkala.
Hal tersebut perlu dilakukan untuk memperbaiki kinerja yang kurang baik dan mempertahankan
kinerja yang sudah baik.

Anda mungkin juga menyukai