0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2 tayangan4 halaman
Transformasi konflik merupakan pendekatan yang berbeda dari resolusi dan manajemen konflik karena menekankan perubahan mendasar dalam hubungan dan struktur sosial untuk mencapai keadilan, bukan sekadar menyelesaikan masalah secara teknis. Istilah ini bertujuan menciptakan perubahan konstruktif yang melampaui resolusi masalah spesifik dengan mengakui bahwa konflik adalah hal normal dan penggerak perubahan.
Transformasi konflik merupakan pendekatan yang berbeda dari resolusi dan manajemen konflik karena menekankan perubahan mendasar dalam hubungan dan struktur sosial untuk mencapai keadilan, bukan sekadar menyelesaikan masalah secara teknis. Istilah ini bertujuan menciptakan perubahan konstruktif yang melampaui resolusi masalah spesifik dengan mengakui bahwa konflik adalah hal normal dan penggerak perubahan.
Transformasi konflik merupakan pendekatan yang berbeda dari resolusi dan manajemen konflik karena menekankan perubahan mendasar dalam hubungan dan struktur sosial untuk mencapai keadilan, bukan sekadar menyelesaikan masalah secara teknis. Istilah ini bertujuan menciptakan perubahan konstruktif yang melampaui resolusi masalah spesifik dengan mengakui bahwa konflik adalah hal normal dan penggerak perubahan.
............. tetapi transformasi konflik? Saya mulai menggunakan istilah transformasi konflik sekitar tahun 1980-an, berdasarkan pengalaman intensif saya di Amerika Tengah yang menyebabkan saya mengkaji ulang peristilahan di bidang ini. Saya telah terbiasa dengan istilah yang umum digunakan, yakni resolusi dan manajemen konflik. Ketika saya di Amerika tengah, saya mengetahui bahwa para kolega saya mempertanyakan, bahkan mencurigai maksud peristilahan yang umum itu. Bagi mereka, istilah resolusi mengandung bahaya kooptasi, suatu upaya untuk menghindari konflik ketika muncul masalah yang pelik. Mereka juga mempertanyakan apakah kata resolusi masih menyediakan ruang bagi makna advokasi. Berdasarkan pengalaman mereka, solusi-solusi dalam masalah sosial- politik biasanya berupa sejumlah besar kata indah namun tidak menghasilkan perubahan nyata. “Konflik yang terjadi pastilah memiliki alasan,” kata mereka. “Apakah gagasan resolusi ini hanyalah sekadar cara lain untuk menutupi perubahan yang memang dibutuhkan?”
3 Transformasi Konflik
Keprihatinan mereka itu ternyata sesuai dengan
pengalaman dan perspektif saya. Perasaan terdalam saya tentang keprihatinan serta kerangka kerja buku ini muncul dari konteks iman yang didasarkan pada kerangka kerja etis religius Anabaptis / Mennonite. Perspektif itu memandang perdamaian sebagai sesuatu yang melekat pada keadilan. Hal itu menekankan pentingnya membangun relasi dan struktur sosial yang benar melalui suatu penghargaan yang radikal terhadap hak asasi dan hidup manusia. Perspektif itu juga mendukung nirkekerasan sebagai suatu cara hidup dan kerja. Dengan demikian, keprihatinan para kolega saya di Amerika Latin tepat pada sasarannya. Saya menjadi sangat yakin bahwa apa yang sedang Konflik adalah saya kerjakan, baik di Amerika sesuatu yang Latin atau dimana pun, adalah normal dalam mengupayakan perubahan hubungan yang konstruktif. Istilah antarmanusia, dan ‘transformasi konflik’ konflik merupakan n a m p a k n ya m e n ga r a h k a n penggerak maksud itu dengan lebih baik perubahan. ketimbang istilah resolusi atau pun manajemen konflik. Pada tahun 1990-an, ketika saya membantu mendirikan Program Transformasi Konflik di Eastern Mennonite University (EMU), terjadi perdebatan panjang lebar mengenai berbagai istilah. Istilah Resolusi lebih banyak dikenal dan lebih luas diterima dalam lingkup akademik dan politik, sedangkan istilah Transformasi agaknya dianggap terlalu berat, idealistik, di awang-awang atau terlalu modern. Akhirnya, ditetapkanlah ‘transformasi’ sebagai istilah yang akan banyak digunakan.
4 Transformasi Konflik
Kami yakin bahwa istilah itu akurat dan secara ilmiah
bermakna, serta mengandung visi yang jelas. Istilah transformasi konflik itu tepat dalam upaya menciptakan perubahan yang konstruktif yang meliputi dan mengatasi resolusi masalah-masalah yang spesifik. Secara ilmiah, istilah transformasi konflik itu bermakna sebab ia didasarkan atas dua realitas yang dapat diverifikasi: konflik adalah sesuatu yang normal dalam hubungan antarmanusia dan konflik adalah suatu penggerak perubahan. Transformasi mengandung visi yang jelas sebab ia memberi arah dalam memasuki pusat cakrawala yang kita ziarahi, yakni pembentukan relasi dan komunitas yang sehat baik lokal maupun global. Tujuan itu mendambakan adanya perubahan nyata dalam cara kita berrelasi dewasa ini. Pertanyaan yang sebenarnya adalah, apakah yang dimaksudkan dengan transformasi? Istilah ‘transformasi’ telah berkembang secara praktis maupun akademis lebih dari satu dasa warsa. Memang ada pendekatan transformasional yang lebih luas dalam mediasi sebagaimana juga ada dalam studi perdamaian dan konflik. Meskipun demikian, transformasi konflik belum menjadi suatu kajian yang khusus. Sekarang ini saya terlibat dalam dua program di perguruan tinggi yang menggunakan istilah ini, yaitu The Joan B. Kroc Institute for International Peace Studies di Notre Dame dan The Conflict Transformation Program di EMU. Saya yakin bahwa transformasi konflik adalah suatu orientasi atau kerangka kerja yang pada akhirnya menuntut adanya perubahan cara berpikir yang mendasar. Pemahaman saya mengenai kerangka kerja itu didasarkan pada bacaan, praktek, dan pengajaran saya
5 Transformasi Konflik
selama lebih dari 15 tahun. Buku ini bukanlah suatu
pernyataan yang definitif; pemahaman saya tentang hal itu akan terus berkembang, karena dorongan pengalaman dari praktek dan mengajar. Pemahaman saya itu berasal dari karya pengarang- pengarang lain, meskipun saya tidak dapat mengeksplorasi semua itu dalam tulisan ini. Saya tidak ingin menyatakan bahwa pandangan saya yang terbatas mengenai transformasi berbeda dengan pandangan orang yang menggunakan istilah ini atau melebihi pandangan orang yang lebih menyukai istilah resolusi. Dalam buku kecil ini saya bermaksud untuk menghubungkan ketegangan kreatif di antara tema-tema resolusi dan transformasi dalam rangka mempertajam pemahaman, bukan untuk mendiskreditkan karya mereka yang menyukai istilah lain. Tujuan saya adalah untuk ikut urun rembug dalam diskusi yang sedang berjalan demi pemahaman yang lebih luas tentang hubungan antarmanusia.
Manajemen konflik dalam 4 langkah: Metode, strategi, teknik-teknik penting, dan pendekatan operasional untuk mengelola dan menyelesaikan situasi konflik