Anda di halaman 1dari 11

Definisi Transformasi Konflik

3.
Definisi
Transformasi Konflik

S aya mengusulkan definisi sebagai berikut:

Transformasi konflik adalah


penciptaan visi dan pemberian tanggapan
terhadap pasang surut konflik sosial
sebagai kesempatan yang diberikan oleh hidup
demi terciptanya proses perubahan konstruktif
yang mereduksi kekerasan dan
mengembangkan keadilan
dalam interaksi langsung
dan dalam struktur-struktur sosial,
serta merespon masalah kehidupan nyata
dalam relasi antarmanusia

Makna dan implikasi dari definisi di atas akan lebih


mudah dipahami apabila kita menganalisis bagian yang
dicetak miring. Dalam hal itu, transformasi konflik
hendaknya dibayangkan sebagai seseorang yang dengan

15
Definisi Transformasi Konflik

kepala, jantung, tangan, dan kakinya, sedang berada dalam


sebuah perjalanan.

Kepala
Kepala merujuk pada pandangan konseptual mengenai
konflik – persepsi kita terhadap konflik sebagai persiapan
dalam menghadapi konflik. Di dalam kepala kita ada sikap,
persepsi, dan orientasi yang membantu kita dalam
perbincangan tentang transformasi konflik yang kreatif.
Dalam definisi digunakan istilah penciptaan dan
pemberian tanggapan.
Penciptaan visi mensyaratkan adanya suatu tingkah
laku dan perspektif intensional, suatu kesediaan mencipta
dan memelihara cakrawala yang menyediakan arah dan
tujuan.
Perspektif transformasional itu dibangun di atas dua
dasar sebagai berikut.
 kapasitas untuk menggambarkan konflik secara
positif, sebagai sebuah fenomena alami yang
menciptakan potensi bagi pertumbuhan yang
konstruktif.
 kesediaan untuk memberikan tanggapan dalam
cara-cara yang dapat memaksimalkan potensi itu
bagi perubahan yang positif.

Sebuah pendekatan transformasional mengetahui


bahwa konflik adalah sesuatu yang normal dan dinamika
yang berkelanjutan di dalam hubungan antarmanusia.
Lebih lagi, konflik membawa serta potensi bagi perubahan
yang konstruktif. Tentu saja perubahan positif tidak
senantiasa terjadi. Seperti yang telah kita ketahui, sering
kali konflik menghasilkan lingkaran luka dan kehancuran.
16
Definisi Transformasi Konflik

Akan tetapi, kunci


Pendekatan transformasi adalah suatu bias
transformasional proaktif untuk melihat konflik
mengetahui bahwa sebagai suatu katalis potensial
konflik adalah sesuatu bagi pertumbuhan. Respon
yang normal dan
menunjukkan bahwa visi
dinamika yang
harus menghasilkan
berkelanjutan di
dalam hubungan tindakan mencakup
antarmanusia. kesempatan yang akan
mengarah pada keterlibatan.
Respon atau tanggapan menunjukkan bahwa pemahaman
mendalam merupakan proses belajar dari pengalaman
hidup. Kedua dasar ini – penciptaan visi dan pemberian
tanggapan – mengimplikasikan adanya suatu tahap kerja
tertentu dari ‘kepala’. Keduanya mewakili cara-cara yang
dipikirkan dan membantu mencari posisi yang tepat untuk
mendekati konflik dalam kehidupan, relasi, dan komunitas
kita.
Pasang Surut. Konflik sering dicermati terutama dalam
istilah yang berkaitan dengan timbul dan tenggelamnya,
eskalasi dan de-eskalasinya, puncak dan lembahnya. Dalam
kenyataannya, perhatian lebih terpusat pada sebuah puncak
atau lembah, pada pemunculan atau pengulangan tertentu
suatu episode konflik, padahal perspektif transformasional
lebih dari pada sekadar melihat pada puncak atau lembah
tertentu. Perspektif ini justru memandangi keseluruhan
bentangan puncak dan lembah konflik.
Barangkali ada baiknya metafor yang digunakan diubah
dengan sesuatu yang tidak begitu statis, yaitu dengan
sebuah pemahaman tentang pola, riak, dan gelombang
energi yang lebih besar, waktu, dan bahkan seluruh musim
dalam samudra relasi.

17
Definisi Transformasi Konflik

Samudra sebagai sebuah metafor menyarankan bahwa


ada suatu ritme dan pola gerakan dalam kehidupan
relasional manusia. Gerakan samudera itu dapat
diprediksikan, tenang, bahkan teduh. Secara periodik,
peristiwa, musim, dan iklim berkombinasi untuk
menciptakan perubahan samudra yang berdampak pada
segala sesuatu di sekelilingnya.
Pendekatan transformasional ingin memahami episode
konflik tertentu tidak dalam isolasi, tetapi sebagai yang
melekat pada pola yang lebih besar. Perubahan dipahami
baik pada tingkat masalahnya atau pun pada pola dan
masalah yang lebih luas. Samudra itu secara konstan terus
bergerak dan mengalir secara dinamis. Pada saat yang sama
samudra itu memiliki sifat dan bentuk serta dapat memiliki
tujuan yang monumental.

Jantung
Jantung adalah pusat kehidupan. Secara fisik, jantung
menggerakkan denyut nadi yang meneruskan kehidupan.
Secara figuratif, jantung adalah pusat emosi, intuisi, dan
kehidupan spiritual manusia. Inilah alat tempat kita keluar
dan masuk kembali untuk mendapatkan panduan, kekuatan,
dan arah. Jantung menyediakan suatu titik berangkat dan
titik kembali. Dua gagasan yang membentuk semacam
pusat bagi transformasi konflik.
Relasi Antarmanusia. Para ahli biologi dan fisika
menyatakan bahwa kehidupan itu sendiri tidak ditentukan
oleh substansi fisik segala sesuatu, tetapi lebih oleh koneksi
dan relasi yang nampak di antara segala sesuatu itu.
Demikian juga dalam transformasi konflik, relasi adalah
sentral. Sebagaimana jantung dalam tubuh, konflik
mengalir dari dan kembali kepada relasi.
18
Definisi Transformasi Konflik

Relasi-relasi memiliki baik dimensi yang tampak,


maupun yang tidak. Untuk mendorong potensi positif yang
inheren di dalam konflik, konsentrasi harus lebih
dipusatkan pada dimensi relasi yang tidak nampak
dibandingkan pada isi dan substansi yang kelihatan.
Masalah-masalah yang dipertengkarkan orang adalah
penting dan membutuhkan respon yang kreatif. Namun
demikian, relasi menghadirkan lagi suatu jaringan koneksi
yang membentuk konteks yang lebih luas, yakni ekosistem
manusia yang menjadi sumber munculnya masalah tertentu
dan yang memberikan kehidupan.
Jika sebuah gelombang tunggal mewakili puncak
masalah yang kelihatan dalam eskalasi suatu konflik sosial,
maka relasi diwakili oleh pasang surut samudra itu sendiri.
Relasi-relasi – yang kelihatan dan yang tidak, yang
langsung dan berjangka panjang – adalah jantung dari
proses transformasional.
Kesempatan-kesempatan Yang Diberikan oleh Hidup.
Ungkapan diberikan oleh hidup yang diterapkan pada suatu
situasi konflik mengingatkan kita pada beberapa hal. Dari
sisi bahasa, diasumsikankan bahwa kehidupan memberi
konflik kepada manusia, bahwa konflik adalah bagian
alami dalam pengalaman manusia. Di lain pihak, hal itu
mengasumsikan bahwa konflik menciptakan kehidupan
sebagaimana denyut jantung dalam tubuh menciptakan
aliran darah secara ritmik yang membuat manusia terus
hidup dan bergerak.
Konflik mengalir dari kehidupan. Di atas telah
ditegaskan, bahwa dari pada melihat konflik sebagai suatu
ancaman, lebih baik memahaminya sebagai kesempatan
untuk bertumbuh dan mengembangkan pemahaman
tentang diri sendiri, tentang orang lain, tentang struktur-

19
Definisi Transformasi Konflik

Konflik adalah sebuah kesempatan, sebuah


anugerah

struktur sosial. Konflik dalam berbagai relasi dan pada


semua tingkatan adalah cara bagi kehidupan untuk
membantu kita menghentikan, memprakirakan, dan
memberikan perhatian. Salah satu cara untuk mengetahui
kemanusiaan adalah dengan sungguh mengerti anugerah
yang dihadirkan oleh konflik dalam kehidupan. Tanpa itu,
kehidupan akan menjadi suatu topografi hal-hal yang sama,
datar, dan monoton, dan relasi antarmanusia akan menjadi
kelihatan menyedihkan.
Konflik juga menciptakan kehidupan. Melalui konflik
kita merespon, berinovasi, dan berubah. Konflik dapat
dipahami sebagai penggerak perubahan yang menjaga
relasi dan struktur sosial menjadi jujur, hidup, dan secara
dinamis bersifat responsif terhadap kebutuhan, aspirasi,
dan pertumbuhan manusia.

Tangan
Tangan merupakan bagian tubuh yang mampu
membangun, menyentuh, merasakan, dan merasai bentuk
benda-benda. Tangan mendekatkan kita kepada praktik.
Ketika kita berkata “hands-on”, maksudnya adalah bahwa
kita berada dekat dengan pekerjaan. Dua istilah dari definisi
di atas sangat jelas menunjukkan makna kerja tersebut.
Konstruktif. Istilah ‘konstruktif’ dapat mempunyai dua
arti. Pertama, dari akar katanya, konstruk (Ingg.: to
construct) merupakan kata kerja yang berarti membangun,
memberi bentuk, dan menata. Kedua, sebagai kata sifat,

20
Definisi Transformasi Konflik

konstruktif berarti menjadi suatu daya yang positif.


Transformasi mengandung kedua ide itu. Konstruktif
berarti ingin memahami, bukan menegasi atau
menghindari, realitas bahwa konflik sosial sering
mengembangkan pola kekerasan dan pola destruktif.
Transformasi konflik mendorong perkembangan proses
perubahan yang secara eksplisit berfokus pada penciptaan
hal-hal positif dari apa yang sulit atau negatif. Hal itu
mendorong adanya pemahaman yang lebih besar terhadap
pola relasional dan pola struktural yang penting dengan
membangun solusi-solusi kreatif untuk memperbaiki relasi
yang ada. Yang menjadi bias adalah kemungkinan adanya
anggapan bahwa konflik adalah peluang.
Proses Perubahan. Proses perubahan menjadi hal yang
sentral dalam pendekatan ini. Suatu komponen dan fondasi
transformasional tentang bagaimana konflik dapat berubah
dari destruktif menjadi konstruktif. Perubahan itu hanya
dapat dilakukan dengan menumbuhkan kemampuan untuk
mencermati, memahami, dan memberi respon kepada isu-
isu dalam konteks relasi dan keberlanjutan proses
perubahan. Apakah proses yang sudah dihasilkan oleh
konflik itu sendiri? Bagaimana proses itu dapat diubah, atau
bagaimana proses lain ditimbulkan, untuk menggerakkan
konflik ke arah yang konstruktif? Memusatkan perhatian
pada proses ini adalah kunci bagi transformasi konflik.
Tranformasi konflik berfokus pada aspek dinamis suatu
konflik sosial. Pendekatan transformasional merupakan
suatu konvergensi konteks relasional, suatu cara pandang
‘konflik-sebagai-peluang’, dan dukungan bagi proses
perubahan yang kreatif. Perubahan ini mencakup sebuah
cara pandang terhadap konflik yang episodis, namun tidak
digerakkan olehnya. Konflik dilihat dalam arus dan aliran

21
Definisi Transformasi Konflik

relasi. Suatu lensa transformasional melihat generasi


“platform” yang kreatif sebagai mekanisme yang ditujukan
bagi isu spesifik, sambil senantiasa bekerja untuk
mengubah struktur dan pola sosial.

Kaki dan Telapaknya


Kaki dan telapak kaki sebagai alat kita menyentuh
tanah, yang menunjukkan perjalanan kita menapaki jalan.
Sebagaimana halnya dengan tangan, kaki dan telapaknya
juga mewakili tahap tindakan, yang menunjukkan
perubahan pikiran dan denyut jantung menjadi tindakan,
arah, dan momentum. Transformasi konflik hanya akan
menjadi utopia jika ia tidak dapat memberi tanggapan
kepada tantangan, kebutuhan, dan realitas hidup
senyatanya.
Pendekatan tranformasional
Ketimbang melihat menimbulkan dua paradoks,
perdamaian sebagai yakni tempat sebuah tindakan
suatu “tahap ditaati dan menimbulkan
akhir” yang statis, pertanyaan “Bagaimana konflik
transformasi ditangani dengan cara
konflik memahami mereduksi kekerasan dan
perdamaian sebagai
menciptakan keadilan dalam
suatu kualitas relasi
yang terus menerus hubungan antarmanusia?”;
bertumbuh dan “Bagaimana suatu kemampuan
berkembang. berinteraksi yang langsung dan
konstruktif dikembangkan, dan
pada saat yang sama, perubahan yang sistemik dan
struktural ditangani?”
Reduksi Kekerasan dan Peningkatan Keadilan.
Transformasi konflik memandang perdamaian sebagai
yang berpusat dan berakar pada kualitas relasi. Relasi itu

22
Definisi Transformasi Konflik

memiliki dua dimensi: interaksi antarmuka dan cara


menstrukturkan relasi sosial, politis, ekonomis, dan
kultural. Dalam pengertian itu, perdamaian adalah seperti
apa yang disebut oleh New Sciences1 sebagai suatu ‘proses-
struktur’, yaitu suatu gejala yang secara simultan dinamis,
adaptif, dan berubah, dan sembari memberi format, tujuan,
dan arah yang membentuknya. Ketimbang memahami
perdamaian sebagai suatu “tahap akhir” yang statis,
transformasi konflik memandang perdamaian sebagai
kualitas relasi yang terus menerus bertumbuh dan
berkembang. Oleh karenanya, karya perdamaian
dikarakterisasikan oleh usaha yang intensif untuk
menyelesaikan pasang surut konflik manusia melalui
pendekatan nirkekerasan. Pendekatan itu menanggapi
masalah, mengembangkan pengertian, kesetaraan, dan
menghargai relasi.
Untuk mereduksi kekerasan dalam menanggapi
masalah, isi, pola, serta penyebab suatu episode konflik kita
dituntut untuk mengarahkan diri pada masalah keadilan.
Hal itu harus dimulai dengan cara yang jujur agar terjadi
perubahan yang substansial. Setiap orang harus memiliki
akses dan suara dalam pengambilan keputusan yang
berdampak pada kehidupan mereka. Di samping itu, pola-
pola yang menciptakan ketidakadilan harus ditangani dan
diubah baik pada tingkat relasional maupun struktural.
Interaksi Langsung dan Struktur Sosial. Sebagaimana
sudah dinyatakan di atas, perlu dikembangkan suatu
kemampuan untuk menciptakan visi dan melibatkan diri
dalam proses perubahan di semua tingkatan relasi, yakni
relasi antarpribadil, antarkelompok, dan sosial-struktural.
Suatu rangkaian kemampuan yang mengarah pada interaksi
langsung, antarmuka. Rangkaian yang lainnya

23
Definisi Transformasi Konflik

menunjukkan kebutuhan untuk melihat, menelaah, dan


menciptakan perubahan dalam cara mengorganisasi
struktur-struktur sosial, dari keluarga hingga ke birokrasi
yang kompleks, dari lokal ke global.
Transformasi konflik menunjukkan bahwa cara
mendasar untuk dapat mempromosikan perubahan
konstruktif pada semua tahapan adalah dengan dialog.
Dialog adalah sesuatu yang esensial bagi keadilan dan
perdamaian baik pada tingkatan interpersonal maupun
struktural. Tentu saja dialog bukanlah satu-satunya
mekanisme, namun ia bersifat esensial.
Kita biasanya memahami dialog sebagai interaksi
langsung antarorang atau kelompok. Transformasi konflik
menunjukkan pengertian terhadap hal itu. Banyak
mekanisme berbasis keahlian yang diharapkan dapat
mereduksi kekerasan berakar di dalam kemampuan
komunikatif untuk bertukar gagasan, menemukan definisi
masalah yang ada secara bersama, dan mencari jalan demi
memperoleh pelbagai solusi.

24
Definisi Transformasi Konflik

Transformasi konflik berarti


menciptakan visi dan memberi respon
pada pasang surut konflik sosial
sebagai kesempatan
yang diberikan oleh hidup
untuk menciptakan
proses perubahan yang konstruktif
yang mereduksi kekerasan,
menumbuhkan keadilan
dalam interaksi langsung
dan dalam struktur-struktur sosial,
serta merespon masalah kehidupan nyata
dalam relasi antarmanusia

Bet ap a pun dem i ki an, suat u panda ngan


transformasional meyakini bahwa dialog diperlukan baik
untuk menciptakan maupun menangani tatanan sosial dan
publik tempat dikonstruksikannya institusi manusia,
struktur, dan pola-pola relasinya. Berbagai proses dan
tempat harus diciptakan sedemikian rupa, sehingga orang
dapat terlibat dan membentuk struktur yang menata
kehidupan komunitas dalam arti yang luas. Dialog
dibutuhkan untuk menyediakan akses -suatu suara dalam -
dan interaksi yang konstruktif dengan cara kita
merumuskan relasi, membangun berbagai organisasi dan
struktur, merespon, serta bertingkah laku. Pada intinya,
transformasi konflik berfokus pada penciptaan respon yang
adaptif terhadap konflik manusia melalui proses perubahan
yang menumbuhkan keadilan dan mereduksi kekerasan.



25

Anda mungkin juga menyukai