Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Konflik merupakan suatu fenomena sosial yang sering terjadi dalam


masyarakat. Pada dasarnya, manusia merupakan mahluk sosial yang mempunyai
tujuan dan kepentingan yang berbeda dimana dari perbedaan itulah ada kalanya
memunculkan suatu pertentangan atau konflik. Sebagaimana konflik didefinisikan
sebagai kondisi yang ditimbulkan.

oleh adanya kekuatan yang saling bertentangan Konflik merupakan gejala


kemasyarakatan yang melekat di dalam kehidupan masyarakat, dan oleh
karenanya tidak mungkin dilenyapkan. sebagai gejala kemasyarakat yang melekat
di dalam kehidupan setiap masyarakat. ia akan lenyap bersama lenyapnya
masyarakat itu sendiri. Konflik adalah suatu pertentangan secara langsung dan
sadar antara individu atau kelompok untuk mencapai cita-cita bersama.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana peran pemerintah daerah dalam penanganan konflik?


2. Faktor apa saja yang menndukung dan meng hambat penyelesaian
konflik?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian perspektif konflik dan penyelesaiannya

Menurut sebagian sosiaolog teori konflik, konflik tidak semestinya


memusnahkan, sebaliknya dalam keadaan tertentu, konflik berfungsi dan
membangun. Karl Maarx adalah tokoh utama yang mengemukakan konflik
berdasarkan hubungan pada produksi. Tumpuan perhatian dalam tulisan Marx
adalah ciri pertentangan.

dalam sistem kapitalisme yaitu pertentangan diantara dua kelas yang


timbul akibat hubungan yang berbeda terhadap sumbersumber produksi. Menurut
Marx perjuangan atau pergulatan bukan fenomena negatif, melainkan perjuangan
mempunyai fungsi untuk mengukuhkan perasaan kesatuan dan kalangan anggota
kelas. disamping itu perjuangan kelas merupakan kuasa penggerak dalam sejarah
manusia.

Menurut Coser konflik bisa berarti perjuangan yang dilakukan oleh


sekelompok masyarakat untuk memperjuangkan nilai serta tuntutan atas status,
kekuasaan, dan sumber daya yang bersifat langka pada kelompok lain. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan cara mencedrai atau melenyapkan lawan,
akibatnya lawan akan memberikan balasan yang serupa Konflik tidak semertinya
memecah belah sistem sosial,

teapi ia mempunyai fungsi-fungsi tertentu, Coser nampaknya lebih


memberikan perhatian kepada fungsi konflik sosial yang positif dan integratif,
tetapi dalam masyarakat adakalanya konflik dapat mengancam kestabilan suatu
sistem sosial oleh karena hubungan segmental. Konflik bisa terjadi dalam jenis
masyarakat atau stuktur sosial manapun. Demikian itu disebabkan adanya tuntutan

2
individu-individu atau kelompok-kelompok yang bertentangan dari waktu-
kewaktu. Konflik tentang cita-cita, nilai atau kepentingan adalah berfungsi kalau
konflik itu tidak berlawanan dengan anggapan dasar tentang hubungan sosial.
Konflik seperti ini dapat menyesuaikan kembali norma-norma dan
hubungan sosial. Konflik seperti ini dapat menyesuaikan kembali norma-norma
dan hubungan kekuasaan dalam kelompok tertentu menurut keperluan individu
dalam kelompok.

Masyarakat bukanlah merupakan kumpulan orang yang sempurna, yang


terhindar dari kemungkinan yang tidak terbatas dari kombinasi sesuatu dengan
sesuatu. Oleh karena itu, institusi dasar ditetapkan dalam suatu area yang
mempunyai beberapa konsekuensi terhadap area-area lain dari kehidupan sosial.
Konflik kelas diambil sebagai titik sentral dari masyarakat.

konflik antara kaum kapitalis dan ploletar merupakan sentral dari


masyarakat. segala macam konflik mengasumsikan bentuk dari peningkatan
konsolidasi terhadap kekacawan. Kaum kapitalis telah mengelompokan populasi
memusatkan tujuan produksi dan mengkonsentrasikan produksi pada segelintir
orang saja. Kaum borjuis telah menciptakan produksi dan mengkonsentrasikan
produksi dari semua generasi dalam sejarah Sebelumnya. tetapi kelaskelas itu
berlawanan antara satu dengan yang lainnya sehingga terjadi perpecahan antara
masyarakat kedalam kelas-kelas besar yaitu ploletar dan borjuis.

Menurut Ralp Linton masyarakat merupakan setiap kelompok manusia


yang telah hidup dan bekerja bersama yang telah hidup dan bekerja bersama
cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri
mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumusan dengan
jelas. Kadang-kadang di dalam suatu Masyarakat, dapat dijumpai hal-hal yang
dianggap baik, akan tetapi hal tersebut tidak banyak terdapat, sehingga ada
golongan-golongan tertentu yang merasa dirugikan (disamping mereka yang
merasa beruntung).

3
misalnya, kekayaan material, kekuasaan, kedudukan dan sebagainya.
manusia cenderung untuk berusaha segiat mungkin, agar mendapatkan hal-hal
yang dianggap baik tadi satu pihak menganggap samasama mempunyai hak atas
hal-hal yang dianggap baik tadi, maka kemungkinan besar akan terjadi suatu
pertikaian atau konflik.mencakup suatu proses, damana terjadi
pertentangan hak atas kekayaan, kekuasaan, kedudukan dan seterusnya, dimana
salah satu pihak berusaha menghancurkan pihak lain Pembangunan merupakan
salah satu konsep yang paling mengemuka dan mendesak terkait dengan
pengelolaan pembangunan Bangsa, dimana mengenai konsep Pembangunan

banyak diwarnai dari pemikiran dan literatur ekonomi pembangunan, Di


samping didasarkan pada sumbangan pemikiran dari perspektif sosial.
mengatakan bahwa pembangunan adalah proses multidimensional yang mencakup
perubahan-perubahan penting dalam stuktur sosial, sikap masyarakat, lembaga-
lembaga nasional, dan akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan
kesenjangan, dan pemberantasan kemiskinan absolut.

Dalam pandangan ekonomi pembagunan juga sering didefinisikan sebagai


suatu proses yang berkesinambungan dari suatu proses yang berkesinambungan
dari peningkatan pendapatan riil kapita melalui peningkatan jumlah dan
produktivitas sumberdaya

4
B. Penyelesaian Konflik

Menurut Stevenin dalam Handoko, terdapat lima langkahmeraih edamaian


dalam konflik. Apapun sumber masalahnya, lima langkahberikut ini bersifat
mendasar dalammengatasi kesulitan: Pengenalan. Kesenjangan antara keadaan
yang adaatau yang teridentifikasi dan bagaimana keadaan yang seharusnya.Satu-
satunya yang menjadi perangkap adalah kesalahan dalam mendeteksi (tidak
mempedulikan masalah atau menganggap ada masalah padahal sebenarnya tidak
ada).

Diagnosis.Inilah langkah yang terpenting. Metode yang benar dan telah


diuji mengenai siapa, apa, mengapa, dimana, dan bagaimana berhasil dengan
sempurna. Pusatkan perhatian pada masalah utama dan bukan pada hal-hal sepele.
Menyepakati suatu solusi.Kumpulkanlah masukan mengenai jalan keluar yang
memungkinkan dari orang-orang yang terlibat di dalamnya.Saringlah
penyelesaian yang tidak dapat diterapkan atau tidak praktis.

Jangan sekali-kali menyelesaikan dengan cara yang tidak terlalu baik.


Carilah yang terbaik. Pelaksanaan.Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan
kerugian. Namun hati-hati, jangan biarkan pertimbangan ini terlalu mempengaruhi
pilihan dan arah pada kelompok tertentu. Evaluasi.Penyelesaian itu sendiri dapat
melahirkan serangkaian masalah baru.Jika penyelesaiannya tampak tidak berhasil,
embalilah ke langkah –langkah sebelumnya dan cobalah lagi.

Sementara itu Mangkunegara mengatakan para manajer dan karyawan


memiliki beberapa strategi dalam menangani dan menyelesaikan konflik. menang
dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama. Perlu adanya
satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling
memperhatikan satu sama lainnya. Berbicara konflik maka diperlukan manajemen
konflik, dan dalam

5
manajemen konflik perlu adanya kelompok atau individu yang memiliki
pengaruh terhadap kestabilan kehidupan bermasyarakat. Sebaliknya, apabila tidak
terdapat suatu sosok pemimpin atau kelompok yang berpengaruh dalam
kehidupan bermasyarakat cenderung goyah hingga menjadi potensi konflik.
Masyarakat dalam kebiasaannya mengangkat beberapa orang sebagai tokoh
masyarakat karena seringkali dapat mampu memiliki pengaruh terhadap
keseimbangan dalam masyarakat.

Kehadiran beberapa tokoh masyarakat tersebut memiliki peran yang


sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Tokoh masyarakat dianggap
mampu menjadi penegak berjalannya norma dan nilai-nilai masyarakat. Selain itu,
tokoh masyarakat dianggap mampu menyelesaikan berbagai persoalan yang
terjadi di masyarakat. Konflik juga cenderung meningkat karena masyarkat
indonesia belum

Siap untuk berdemokrasi. Pemilihan langsung presiden, anggota dewan


perwakilan rakyat republik indonesia (DPR-RI), dan dewan perwakilan rakyat
daerah (DPRD), Gubernur, bupati dan walikota sering menimbulkan konflik.
Kandidat yang kalah dalam pemilihan langsung,

menyatakan pemilihan dilakukan tidak secara jujur dan adil, ataupun


menyatakan terjadi kecurangan dalam pemilihan. Pemimpin seperti ini
mengarahkan pendukungnya untuk berdemonstrasi yang sering bersifat destruktif.
Massa kandidat yang kalah dapat berhadapan dengan massa kandidat yang
menang tau aparat kepolisian sehingga terjadi konflik. Penyebab konflik
horisontal ini karena sebagian pemimpin dan para pengikutnya belum siap untuk
menerima kekalahan dalam pemilihan langsung.

6
C. TEORI KONFLIK

Teori konflik adalah teori yang memandang bahwa perubahan sosial tidak
terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi
terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang
berbeda dengan kondisi semula. Teori ini didasarkan pada pemilikan sarana-
sarana produksi sebagai .

Para sosiologi berpendapat bahwa akar dari adanya konflik adalah adanya
perebutan atas sumber-sumber kepemilikan, kekuasaan, dan status sosial yang
sifatnya terbatad dalam hubungan sosial, politik, dan ekonomi. Teori konflik
melihat bahwa di dalam masyarakat tidak akan selamanya berada pada
keteraturan.

Buktinya dalam masyarakat manapun pasti pernah mengalami konflik-


konflik atau ketegangan-ketegangan. Kemudian teori konflik juga melihat adanya
dominasi, koersi, dan kekuasaan dalam masyarakat.

Dampak Positif Konflik:

1. Terjadinya konflik memunculkan norma baru.


2. Mendorong kesadaran kelompok yang berkonflik untuk melakukan
kompromi.
3. Meningkatkan solidaritas kelompok.
4. Meningkatkan kekuatan setiap individu untuk mampu menghadapi
berbagai situasi konflik yang terjadi.

7
Konflik sampang merupakan konflik horisontal yang terjadi karena
kurangnya suatu toleransi dan sikap saling menghargai antar sesama sehingga
seperti yang telah kita ketahui konflik tersebut menyebabkan banyak kerugian
secara materi dan inmateri misalnya perubahan sosial masyarakat yang terjadi di
Desa Karanggayam yang merupakan tempat kejadian konflik berdarah Sampang.

Kasus syiah Sampang sendiri sebagaimana yang telah dijelaskan di atas


mengenai kronologi berdirinya syiah di Kabupaten Sampang pada awalnya sudah
mendapat tentangan dari warga masyarakat terutama bagi mereka yang mengerti
lebih mendalam tentang agama islam. Konflik ialah terjadinya gesekan antara dua
individu, kelompok,

organisasi, bahkan negara dengan rakyatnya dan antar negara dikarenakan


terjadinya suatu ketidak samaan dalam mengartikulasikan suatu masalah sehingga
akan terjadi suatu konflik. Instabilitas ekonomi, keamanan, penegakan hukum
hingga politik pemerintahan merupakan bumbu-bumbu yang menyebabkan isu-isu
tersebut muncul. Ketika ketidakmampuan Negara dalam menstabilkan berbagai
aspek dalam negara tetap berlangsung.

8
BAB III

KESIMPULAN

A. PENUTUP

Konflik dapat dipahami sebagai suatu pertentangan yang terjadi antara apa yang
diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain, organisasi dengan
kenyataan apa yang diharapkannya. Jenis konflik ada limayaitu:

a). Konflik Intrapersonal,

b). Konflik Interpersonal,

c). Konflik antar individu-individu dan kelompok- kelompok,

d). Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama,

e).Konflik antara organisasi.

Ada banyak cara untuk menangani konflik, antara lain:

a) Pengenalan. b).

Diagnosis.

c). Menyepakati suatu solusi.

d). Pelaksanaan.

e). Evaluasi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ali. (2015). Pengertian Konflik, Faktor Penyebab dan Macam-macamnya.

Diakses dari http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-konflikfaktor-


penyebabnya.html Al-Ma’ruf, Ali Imron. 2009. Stilistika, Teori, Metode, dan
Aplikasi pengkajian

Estetika Bahasa. Surakarta: Cakra Books.. 2010. Dimensi Sosial Keagamaan


dalam Fiksi Indonesia Modern. Solo: Smart Media. . 2011. Pemilihan Bahan Ajar
untuk SMTA. Diakses dari Alwi, dkk. 2005.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga. Jakarta:


Balai Pustaka. Bunguin, M. Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif Komunikasi,
Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

10

Anda mungkin juga menyukai