id
Disusun Oleh :
WAHYU NURGIYANTORO
D1519092
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli
Madya ( A.Md.) Dalam Bidang Manajemen Administrasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengaruh globalisasi telah membawa dampak yang signifikan bagi
masyarakat khususnya dalam bidang Telekomunikasi Informasi dan
Komunikasi. Kebutuhan tersebut menjadi salah satu kebutuhan penting bagi
masyarakat saat ini. Kebutuhan teknologi informasi dan komunikasi telah
merambah ke berbagai lini kehidupan mulai dari kebutuhan pekerjaan,
hubungan, pendidikan, hiburan, hingga dalam bidang industri. Fakta bahwa
kebutuhan teknologi informasi dan komunikasi sangat diperlukan oleh
masyarakat bisa kita lihat dari bertambahnya pengguna internet dari tahun
ke tahun. Menurut data dari Badan Pusat Statistik Indonesia pada tahun
2020, dalam lima tahun terakhir pengguna teknologi Informasi dan
Telekomunikasi berkembang pesat. Peningkatan tersebut tentunya diikuti
dengan selalu bertambahnya jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke
tahun. Selain itu, peningkatan tersebut seimbang dengan kesadaran
masyarakat bahwa untuk mendapatkan akses informasi yang lebih luas
diperlukan jangkauan yang lebih luas. Masyarakat tidak lagi terikat dengan
media televisi dan radio dalam mengakses informasi karena media-media
tersebut memiliki batas jangkauan.
Kondisi demikian menciptakan sebuah kebutuhan yang besar
terhadap jasa pelayanan TIK. Para pelaku industri di bidang jasa pelayanan
TIK akan saling beradu strategi untuk memberikan pelayanan sebaik
mungkin yang dibutuhkan oleh masyarakat. Menurut Panda, keberhasilan
suatu penyedia layanan diukur dari bagaimana perusahaan memiliki
hubungan yang erat antara kualitas yang tinggi dengan pelanggan
(Muzammil et al., 2017).
Seorang pelanggan apabila telah mendapatkan pelayanan yang baik
dan merasa puas, maka rasa puas tersebut akan diungkapkan melalui
komunikasi kepada calon pembeli lain. Akan tetapi, apabila pengalaman
pelayanan yang buruk yang didapatkan pelanggan, maka pengalaman
1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
pelayanan buruk pula yang akan diceritakan kepada calon pelanggan lain
(Rohaeni & Marwa, 2018).
Salah satu bentuk pelayanan kepada pelanggan adalah proses
penanganan keluhan. Dalam upaya memberikan suatu pelayanan, tentunya
perusahaan menginginkan memberikan pelayanan yang terbaik. Namun
demikian, seringkali pelayanan yang diberikan tidak dapat memenuhi
ekspektasi pelanggan, sehingga pelanggan membuat laporan keluhan atas
ketidaknyamanan pelayanan yang didapatkan (Afriyanti & Handayani,
2018). Kesimpulannya, perusahaan tidak akan terhindar dari keluhan-
keluhan yang disampaikan pelanggannya. Keberhasilan suatu penyedia jasa
tergantung bagaimana mereka menangani keluhan tersebut hingga
mendapatkan kepuasan pelanggan
Semua perusahaan terutama perusahaan penyedia jasa perlu
memiliki sebuah sistem yang digunakan untuk mengatasi berbagai macam
keluhan pelanggannya. Elu berpendapat bahwa perusahaan perlu memiliki
perbaikan yang sistematis sebagai pengayom komplain konsumen dari suatu
kegagalan sehingga pada akhirnya mampu mengikat loyalitas konsumen
(Rohaeni & Marwa, 2018). Keluhan-keluhan yang ada harus dikelola
dengan baik untuk mencegah agar tidak menjadi “bom” waktu di masa
mendatang agar tidak merugikan perusahaan (Wirakanda & Putri, 2020).
Dengan demikian, suatu perusahaan perlu memiliki sebuah sistem
yang dapat membantu mengatasi keluhan pelanggan dengan mudah dan
cepat. Seperti halnya dengan PT. Telkom Indonesia, sebuah perusahaan
milik negara yang beroperasi di bidang pelayanan Teknologi Informasi d an
Telekomunikasi. Perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki
pemerintah tersebut melayanai berbagai kebutuhan salah satunya jaringan
telepon dan internet. Sebagai perusahaan jasa, tentu PT. Telkom Indonesia
tidak ingin kehilangan reputasinya sebagai perusahaan pelat merah di
Indonesia. Dalam usahanya mengambangkan bisnisnya, PT. Telkom
Indonesia terus mengembangkan kinerja mereka salah satunya dengan
penanganan terhadap berbagai keluhan dari para pelanggannya. Salah satu
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
4. Bagi Mahasiswa
Hasil dari pengamatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan
tentang ruang lingkup kerja di bagian pelayanan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Sistem
a. Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin yaitu “systema” dan bahasa
Yunani yaitu “sustema” yang memiliki arti sekumpulan atau
gabungan bagian atau komponen yang secara teratur terkoneksi satu
sama lain dan merupakan satu kesinambungan yang terikat.
Sedangkan menurut Hengki Tamando Sitohang dalam (Negara et al.,
2021) sistem adalah suatu jaringan kerja dari sekumpulan prosedur
yang saling terhubung, dan bersama-sama melakukan suatu kegiatan
atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sistem didefinisikan
sebagai seperangkat komponen yang saling terikat, dan memiliki
batas yang jelas, saling bekerjasama dalam menggapai tujaun yang
ditentukan melalui proses transformasi berupa input yang akan
diproses sehingga menghasilkan output (Sudirman et al., 2020).
Berdasarkan beberapa keterangan di atas, dapat didefinisikan
bahwa sistem merupakan suatu rangkaian dari berbagai komponen
atau bagian, dan secara teratur saling terhubung dan saling terikat
untuk melaksanakan kegiatan bersama guna mencapai suatu tujuan
yang telah direncanakan.
b. Karakteristik Sistem
O’Brien dan Marakas berpendapat bahwa Organisasi usaha
dipakai untuk mendefinisikan karakteristik sistem guna
mendeskripsikan komponen fundamental dari suatu sistem dan
karakteristik sistem lainnya. Apabila suatu sistem merupakan suatu
komponen dari sistem yang lebih besar, maka itu dinamakan
subsistem, sedangkan sistem yang lebih besar merupakan
lingkungannya. Beberapa sistem ini dapat dikoneksikan
menggunakan cara tertentu, yaitu memakai batasan bersama, atau
6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
B. Metode Pengamatan
1. Lokasi Pengamatan
Lokasi pengamatan dilaksanakan secara langsung di PT.
Telkom Witel Jakarta Pusat, Jl. Kebon Sirih KAV.36, RT.11/RW.2,
Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibu
Kota Jakarta 10340. Adapun alasan penulis melakukan pengamatan di
lokasi tersebut yaitu :
a. PT. Telkom Witel Jakarta Pusat merupakan salah satu Witel yang
dimiliki PT. Telkom Indonesia yang melakukan pelayanan jaringan
telekomunikasi di daerah tersebut. Pada kantor witel tersebut
terdapat bagaian yang menjadi pusat penanganan keluhan
pelanggan.
b. Manajemen penanganan keluhan pelanggan di PT. Telkom Witel
Jakarta Pusat menggunakan sistem aplikasi MyCx dan NOSSA
sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian di sana.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
2. Jenis Pengamatan
Berdasarkan masalah yang diamati, dalam pengamatannya
sendiri penulis menerapkan metode deskriptif kualitatif untuk
menjabarkan suatu peristiwa atau perilaku suatu objek melalui kata-
kata, gambar ataupun grafik. Data penelitian kualitatif dapat diartikan
sebagai data-data yang hadir atau dinyatakan dalam bentuk kata,
kalimat, ungkapan narasi , dan gambar (Ramdhan, 2021). Sesuai dengan
namannya, deskriptif berarti upaya untuk mendeskripsikan suatu gejala
atau fenomena yang diamati secara mendalam dan terperinci melalui
pengamatan terhadap fakta, kejadian atau proses yang tengah diteliti
(Ramdhan, 2021).
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengamatan yang bersifat deskriptif kualitatif
merupakan jenis pengamatan yang mengandalkan daya analisis manusai
terhadap kejadian-kejadian yang dihadapi yang kemudian dituangkan
dalam sebuah penjabaran secara naratif sesuai fakta yang diamati. Hasil
pengamatan tidak menampilkan suatu bentuk penghitungan berupa
angka-angka atau data statostik yang didapat dari hasil pengamatan.
Penulis menggunakan teknik deskriptif kualitatif untuk mengulas secara
terperinci tentang proses manajemen pelayanan di PT. Telkom Witel
Jakarta Pusat.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
a. Observasi
Menurut Nasution dalam (Wijaya, 2020) observasi
merupakan dasar ilmu pengetahuan bagi para ilmuwan yang
berasal dari fakta mengenai kenyataan yang didapat. Data-data
didapatkan melalui kemampuan panca indra yang dimiliki
manusia. Penglihatan untuk mengamati, penglihatan Manusia
menggunakan daya analisisnya untuk mengidentifikasi masalah-
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
BAB III
DESKRIPSI PT. TELKOM WITEL JAKARTA PUSAT
A. Sejarah Berdirinya PT. Telekomunikasi Indonesia
PT. Telekomunikasi Indonesia atau yang dikenal PT. Telkom adalah
BUMN yang bergerak di bidang jasa pelayanan jaringan dan komunikasi di
seluruh wiayah Indonesia. Sebagian besar kepemilikan perusahaan ini
berada di tangan pemerintah Republik Indonesia dengan memegang saham
utama sebesar 52,09% dan 47,91% sisanya dipegang oleh publik. Dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan, PT. Telekomunikasi Indonesia
memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode
“TLKM” dan New York Stock Exchange (NYSE) dengan kode TLK.
Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia. dimulai pada tahun 1856
ketika dioperasikannya layanan telegraf elektromagnetik pertama di
Indonesia oleh pemerintah kolonial Belanda yang menghubungkan Jakarta
dengan Bogor. Selang beberapa dekade, pada tahun 1882, penyedia layanan
pos dan telegraf swasta didirikan. Kemudian pada tahun 1906 layanan
tersebut oleh pemerintah Hindia Belanda diintegrasikan menjadi sebuah
JAWATAN yang diberi nama Post Telegraaf Telefoon (PTT). Pada tahun
1961 status jawatan tersebut ditingkatkan menjadi Perusahaan Negara Pos
dan Telekomunikasi (PN Postel). Namun, selang beberapa tahun, pada
tahun 1965 PN Postel dipecah menjadi 2 perusahaan, yakni Perusahaan
Negara Pos dan Giro (PN Pos & giro) dan Perusahaan Negara
Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Akhirnya, pada tahun 1974,
namanya diubah menjadi Perusahaan Telekomunikasi Umum
(PERUMTEL) yang menyelenggarakan layanan jaringan telekomunikasi
domestik dan manca negara.
Pada tahun 1980, PT. Indonesian Satellite Tbk, (Indosat) menjadi
bagian dari BUMN dengan dibelinya seluruh saham perusahaan tersebut
oleh Pemerintah Republik Indonesia. Bersama dengan PERUMTEL, PT.
Indonesian Satellite Tbk (Indosat) menjalankan bisnisnya sebagai penyedia
layanan telekomunikasi dibawah naungan BUMN. Dalam rangka
18
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
M anajer Access
M anajer War & Service M anajer Personal M anajer M anajer Payment
Room Service Customer Care Collection
Operation
M anajer Network
Area
M anajer
Customer Care
Bagan 3. 2 Struktur Organisasi pada bagian Customer Care PT. Telkom Witel Jakarta Pusat
2) Otoritas pekerjaan.
• Menentukan prioritas pekerjaan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
1) Otoritas Pekerjaan.
• Melaksanakan implementasi aktivitas-aktivitas budaya
organisasi.
• Membangun relasi dengan unit kerja lain dan key person
(eksternal/ internal) untuk mendukung penyelesaian
pekerjaan.
• Memastikan kompetensi yang dipersyaratkan bagi pekerjaan
ditingkatkan, dengan mempelajari keahlian /pengetahuan yang
sesuai untuk menyelesaikan pekerjaan dengan efektif dan
menciptakan inovasi kerja.
D. Logo Perusahaan
1. Filosofi bentuk
a. Expertise : Makna dari lingkaran sebagai simbol dari kelengkapan
produk dan layanan dalam portofolio bisnis baru TELKOM yaitu
TIME (Telecommunication, Information, Media & Edutainment).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
2. Filosofi/makna Warna
a. Merah : Melambangkan spirit Telkom Indonesia untuk
selalu optimis dan berani dalam menghadapi
tantangan dan perubahan.
b. Putih Melambangkan spirit Telkom untuk memberikan
: yang terbaik bagi bangsa dan Negara.
Melambangkan teknologi.
c. Abu-abu Melambangkan kemauan keras.
:
d. Hitam :
E. Kegiatan Usaha
Sebagai perusahan penyedia layanan internet dan telekomunikasi
paling terkemuka di Indonesia, PT. Telkom Indonesia menyediakan
berbagai layanan internet dan telekomunikasi, diantaranya yaitu :
1. Telepon, Data, dan Internet
a. IndiHome Fiber merupakan layanan Triple Play dari Telkom
dengan teknologi 100% fiber yang terdiri dari Internet Fiber atau
High Speed Internet (Internet Cepat), Interactive TV (UseeTV)
dan Phone (Telepon Rumah)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN
A. Sistem Manajemen Keluhan Non Teknis Melalui Aplikasi MyCx dan
NOSSA
Pada pembahasan berikut ini, penulis akan mendeskripsikan
mengenai sistem manajemen keluhan melalui aplikasi MyCx dan NOSSA
di PT. Telkom Witel Jakarta Pusat. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan oleh penulis, maka keluhan yang akan dibahas yaitu keluhan non
teknis yang berupa terjadinya lonjakan tagihan. Penulis akan menjelaskan
deskripsi sistem manajemen keluhan yang berkaitan dengan keluhan
lonjakan tagihan. Lonjakan tagihan merupakan keadaan dimana pelanggan
mendapati tagihan layanan internet yang harus dibayar mengalami lonjakan,
di sisi lain pelanggan tidak merasa menambah layanan apapun atau
menambah kecepatan internet. Hal tersebut membuat pelanggan merasa
keberatan unutk melakukan pembayaran. Berawal dari inilah pelanggan
akan melaporkan keluhannya untuk mendapatkan pelurusan tagihan.
Keluhan diselesaikan dengan melakukan revisi pada tagihan pelanggan
yang melonjak kembali ke tagihan normal.
PT. Telkom memiliki empat sarana dalam menerima laporan
keluhan dari pelanggannya. Keempat sarana tersebut dapat diakses dengan
mudah oleh semua pelanggan Telkom. Setiap sarana memiliki alurnya
masing-masing saat digunakan oleh pelanggan. Berikut 4 sarana pengaduan
keluhan yang disediakan oleh PT. Telkom Witel Jakarta Pusat :
1. Plasa Telkom
Plasa Telkom merupakan fasilitas yang disediakan bagi para
pelanggan maupun calon pelanggan indihome. Terdapat berbagai
macam informasi tentang produk dan layanan, harga, promo hingga
konsultasi. Plasa Telkom memberikan kenyamanan bagi para
pelanggan dan calon pelanggan dengan adanya fasilitas sofa ruang
tunggu yang nyaman, pendingin ruangan, serta layar televisi yang
menampilkan berbagai hiburan untuk menambah kenyamanan
27
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
1. Tier 1
Tier 1 merupakan bagian yang berhadapan langsung dengan
pelanggan yang melaporkan keluhan. Tier 1 merupakan bagian yang
berbeda letak atau terpisah dengan kantor witel. Tier 1 berupa agen call
center 147 dan admin sosial media. Tier 1 agen call center secara secara
tersentral terletak di kota Semarang, sedangkan Tier 1 admin media
sosial secara tersentral terletak di Kuningan, Jakarta Selatan. Tier 1
dibekali dengan aplikasi MyCx yaitu aplikasi berbasis web yang
digunakan untuk membuat tiket keluhan non teknis. Penanganan yang
dilakukan oleh Tier 1 hanyalah sebatas menerima keluhan hingga
pembuatan tiket keluhan non teknis. Tiket keluhan non teknis adalah
nomor yang berisi data seputar informasi keluhan dan tipe keluhan non
teknis, dan data pelanggan berupa nomor telepon pelanggan.
2. Tier 2
Tier 2 merupakan bagian proses kedua setelah pembuatan tiket
keluhan non teknis oleh Tier 1 melalui aplikasi MyCx. Tier 2 selaku
pemegang aplikasi NOSSA ini terletak di setiap Witel di seluruh
Indonesia yang bertugas sebagai penerima dan pengelola tiket keluhan
yang masuk dari Tier 1. Tier 2 dengan aplikasi NOSSA akan menangkap
tiket keluhan non teknis yang telah dibuat oleh Tier 1. Tiket tersebut
akan secara otomatis masuk ke dalam aplikasi NOSSA sehingga Tier 2
dapat langsung memprosesnya. Tiket yang telah masuk ke dalam
aplikasi NOSSA selanjutnya akan dilakukan proses penanganan hingga
pemberian solusi kepada pelanggan.
Alur penanganan keluhan non teknis dari masing-masing sarana di PT.
Telkom Witel Jakarta Pusat dapat dilihat pada bagan 4.1.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
Pelanggan
Melalui
Solusi
3
Customer
Tier 1 : Agen 147 /
2 Tier 2 Service
Admin Media Sosial
Plasa
Telkom
: MyCx
Solusi
Media Salam
: NOSSA 4
Caring Simpatik
Pelanggan
Bagan 4. 1 Alur Proses Pengaduan Keluhan
yang tersampaikan kepada Tier 2 juga berupa tiket keluhan non teknis
sama seperi sarana call center 147 dan media sosial.
Tier 1 akan menerima laporan keluhan dan langsung
membuatkan tiket keluhan non teknis melalui aplikasi MyCx. Dengan
letak Tier 1 yang terpusat di kota Semarang dan Kuningan, Jakarta
Selatan, maka pengiriman tiket keluhan non teknis ke Tier 2 yang
terletak di setiap Witel di Indonesia, dilakukan berdasarkan nomor
internet pelanggan. Sistem akan mendeteksi nomor internet pelanggan,
setelah itu sistem akan mengetahui ke Witel manakah tiket keluhan non
teknis tersebut harus dikirim. Semua keluhan dari pelanggan yang
melalui 4 sarana akan ditangkap oleh Tier 1 kecuali pada sarana
aplikasi MyIndihome dan Plasa Telkom. Kedua sarana tersebut
memliki sedikit perbedaan dalam proses penanganan keluhan. Sarana
aplikasi MyIndihome, Tier 1 diposisikan sebagai pelanggan itu sendiri.
Hal tersebut dikarenakan pada dasarnya tugas Tier 1 dalam penanganan
keluhan non teknis ialah pembuat dan pengirim tiket keluhan kepada
Tier 2 yang didalamnya terdapat data keluhan pelanggan. Pada sarana
aplikasi MyIndihome, pelanggan akan mendeskripsikan sendiri
keluhan yang ingin dilaporkan dan akan menentukan sendiri tipe
keluhan non teknis, kemudian data keluhan dari Tier 1 tersebut akan
menjadi tiket keluhan non teknis yang akan diterima oleh Tier 2. Pada
sarana Plasa Telkom, ketika pelanggan datang langsung, akan langsung
diberikan solusi terkait keluhannya.
2. Tier 2 akan menerima tiket keluhan non teknis yang telah dibuat oleh
Tier 1. Tier 2 akan memproses tiket keluhan dan juga akan mengajukan
solusi atas keluhan kepada pelanggan. Tier 2 akan mengajukan keluhan
kepada pelanggan berdasarkan informasi keluhan yang diterima dari
Tier 1 yaitu berupa tiket keluhan non teknis. Ketika pelanggan
menerima tawaran keluhan dari Tier 2, Tier akan mengirimkan solusi
tersebut kepada tim Media Caring dan Salam simpatik.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
3. Tim Media Caring dan Salam Simpatik akan menerima data informasi
berupa solusi dari Tier 2 kemudian akan melakukan konfirmasi kepada
pelanggan bahwa solusi sudah ditemukan dan keluhan sudah ditangani.
Tim Media Caring dan Salam Simpatik adalah sebuah tim yang bekerja
sebagai pemberi konfirmasi kepada pelanggan bahwa pelanggan sudah
mendapatkan solusi atas keluhan yang dilaporkan. Cara tim Media
Caring dan Salam Simpatik dalam mendapatkan data informasi dari
Tier 2 untuk mengonfirmasi kepada pelanggan, dilakukan secara by
system. Setelah Tier 2 menyelesaikan tugasnya, secara acak sistem akan
memilih antara tim Media Caring atau Salam Simpatik yang akan
melakukan konfirmasi kepada pelanggan. Kedua tim dia atas tidak bisa
bersamaan dalam melakukan konfirmasi, sistem akan memilih salah
satu diantara keduanya.
4 sarana pengaduan laporan di atas memiliki alurnya masing-masing
dalam menangani keluhan pelanggan. Berikut merupakan penjelasan yang
lebih rinci dari alur proses pada bagan 4.1.
1. Plasa Telkom
Laporan
Keluhan
Klarifikasi
langsung Plasa Telkom
Bagan 4. 2 Proses Penanganan Keluhan Non
teknis melalui Plasa Telkom
Laporan
Keluhan
Tier 1 : Tier 2
Operator 147
3. Media Sosial
Laporan
Keluhan
Tier 1 : Tier 2
Admin Media
Sosial
Media
Konfirmasi Via SMS, Caring
Whatsapp, E-mail Salam
Simpatik
Konfirmasi Solusi
Via Telepon
4. Aplikasi MyIndihome
Laporan
Keluhan
TIER 1 Tier 2
Salam
Simpatik
Konfirmasi Solusi
Via Telepon
Bagan 4. 5 Proses Penanganan Keluhan
Non teknis melalui Media Sosial
1. Aplikasi MyCx
Aplikasi MyCx merupakan aplikasi berbasis web yang dimiliki
PT. Telkom yang fungsi utamanya digunakan untuk pengelolaan data
pelanggan. Penggunaan aplikasi MyCx di PT. Telkom Witel Jakarta
pusat sendiri bertujuan untuk mengelola data pelanggan dan sebagai
sistem yang digunakan untuk menangani keluhan non teknis dari
pelanggan. Sistem ini dioperasikan dengan cara membuat tiket keluhan
non teknis. Apliaksi ini dikendalikan oleh bagian yang disebut Tier 1
yang selanjutnya akan dimunculkan di aplikasi NOSSA sebagai acuan
untuk memberikan solusi atas keluhan dari pelanggan.
Dalam menunjang kegiatan perusahaan, aplikasi ini dilengkapi
dengan berbagai fitur, diantaranya :
a. Single Windows : untuk menampilkan informasi yang dibutuhkan
oleh agen untuk melayani pelanggan seperti : data pelanggan, data
teknis, data aplikasi backend dan lain - lain.
b. IRMA (Interaction Management) : untuk mencatat semua interaksi
antara telkom dan pelanggan, memelihara data kontak, sebagai
referensi solusi, umpan balik pelanggan den melihat perjalanan
interaksi.
c. Assurance : sebagai aplikasi assurance telkom yang mengelola
permintaan layanan, insiden, dan mini tools lainnya untuk
memudahkan agen menganalisis gangguan yang dilaporkan oleh
pelanggan.
d. Tiket proaktif : mengelola tiket yang berasal dari sistem lain seperti
IDEAS, Telkomsel Remedy, smart solver, ibooster dan lain – lain.
2. Aplikasi NOSSA
PT. Telkom Witel Jakarta Pusat menggunakan aplikasi
berbasis web yaitu NOSSA sebagai pelengkap aplikasi MyCx dalam
mengelola tiket keluhan non teknis. Aplikasi ini secara langsung
berada di bawah kendali Tier 2 yang mengelola tiket keluhan non
teknis. Aplikasi ini digunakan sebagai sistem yang menerima tiket
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
keluhan non teknis yang telah dibuat oleh Tier 1 yang menggunakan
aplikasi MyCx. Aplikasi NOSSA
Penanganan dilakukan secara terstruktur mulai dari pelanggan
mengajukan keluhan, pembuatan tiket keluhan non teknis berdasarkan
keluhan melalui aplikasi MyCx, pemrosesan tiket keluhan non teknis
melalui aplikasi NOSSA, hingga sampai tahap penyelesaian yaitu
pemberian solusi kepada pelanggan. Alur sistem manajemen keluhan non
teknis melalui aplikasi MyCx dan NOSSA dapat dilihat pada bagan 4.1.
Berikut penjelasan alur proses penanganan keluhan melalui aplikasi MyCx
dan NOSSA :
a. Tier 1 : Menerima laporan keluhan dan dilanjutkan membuat tiket
keluhan non teknis.
Tier 1 merupakan bagian yang berhadapan langsung dengan
pelanggan yang melaporkan keluhan. Semua keluhan dari pelanggan
yang melalui 4 sarana akan ditangkap oleh Tier 1 kecuali pada sarana
aplikasi MyIndihome dan Plasa Telkom. Tier 1 akan mendeteksi
tingkat hard complaint. Terdapat 3 tingkatan hard complaint di PT.
Telkom Witel Jakarta Pusat, yaitu Ramah, Agak Marah, Marah.
Beberapa saat setelah mendapatkan informasi tentang laporan
keluhan, Tier 1 akan mencatat keluhan tersebut kemudian membuat
tiket keluhan non teknis melalui aplikasi MyCx. Tahap pembuatan
tiket melalui MyCx dapat dilihat pada bagan 4.6.
Current Activity
warna hijau yang artinya tiket keluhan non teknis telah sampai
dan sedang diproses oleh Tier 2 di aplikasi NOSSA.
4) Pemberian solusi kepada pelanggan melalui telepon dan
mencatatnya di Work Logs
Setelah tiket keluhan non teknis masuk dan diketahui
keluhannya, kemudian Tier 2 akan menelpon pelanggan untuk
mengajukan solusi kepada pelangga. Kemudian solusi yang telah
ditemukan akan dicatat di Work Logs seperti pada gambar 4.16 :
Dalam menu
Gambar 4. 16 Work LogsPelanggan
Solusi Kepada pada gambar
di Menu 4.16 Tier 2 akan
Work Logs
Route Workflow
B. Kendala
Pelaksanaan manajemen keluhan pelanggan non teknis pada PT.
Telkom Witel Jakarata Pusat masih memiliki beberapa kendala, yaitu :
1. Tier 1 selaku pembuat tiket melalui aplikasi MyCx tidak berada dalam
satu tempat dengan Tier 2, yaitu terletak di kota Semarang. Selain itu,
terkadang Tier 1 juga terkadang melakukan kesalahan dalam
memasukkan symptom/tipe kaluhan dari pelanggan yang menyebabkan
Tier 2 harus bekerja dua kali. Hal tersebut dapat menyebabkan lamanya
proses pengolahan tiket keluhan non teknis sehingga tiket keluhan juga
memerlukan waktu yang lama untuk diproses oleh Tier 2. Selain itu,
hal tersebut juga berimbas pada pelanggan yang harus menunggu dalam
waktu yang cukup lama dalam menerima solusi atas keluhannya.
2. Salah satu penyebab munculnya laporan keluhan lonjakan tagihan
adalah kesalahan atau kelalaian dari telemarketing selama proses
penawaran paket baru kepada pelanggan. Kesalahan terletak pada
kurang telitinya telemarketing dalam pemrosesan antara pelanggan yang
menyetujui penawaran paket baru dan yang tidak menyetujui.
Terkadang telemarketing tetap memproses pelanggan yang tidak
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan tentang Sistem Manajemen Keluhan
Non Teknis melalui Aplikasi MyCx dan NOSSA, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem manajemen keluhan non teknis di PT. Telkom Witel Jakarta
Pusat dilengkapi dengan dua aplikasi berbasis web yaitu MyCx dan
NOSSA. Proses penanganan keluhan dilakukan dengan
mengombinasikan kedua aplikasi tersebut. Kombinasi dilakukan secara
urut dimulai dengan pembuatan tiket keluhan non teknis di aplikasi
MyCx kemudian dilanjutkan pengolahan tiket di aplikasi NOSSA.
Sistem manajemen keluhan di PT. Telkom Witel Jakarta Pusat
menggunakan jenis sistem terbuka. Jenis sistem ini diwujudkan dengan
adanya pertukaran informasi dengan lingkungan luar berupa nomor
internet pelanggan sebagai input dan solusi dari keluhan pelanggan
sebagai outputnya.
2. Keluhan digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu keluhan teknis dan keluhan
non teknis.
a. Keluhan non teknis merupakan keluhan yang timbul akibat
kelalaian kesalahan dari pelanggan maupun staf customer care
dalam hal data administratif. Dalam penanganannya keluhan ini
tidak memerlukan perbaikan secara teknis hingga melibatkan
teknisi lapangan, namun hanya diperlukan penyesuaian data
administrasi.
b. Keluhan teknis muncul akibat permasalahan yang dialami
pelanggan salah satunya dalam hal perangkat layanan internet
seperti kerusakan pada modem dan kabel fiber optik yang terputus
akibat insiden atau gigitan hewan. Selain itu, keluhan muncul juga
dapat dikarenakan adanya perbaikan atau pemeliharaan jaringan di
53
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
kepada pelanggan. Jika Tier 2 diberi akses lebih luas untuk mengakses
aplikasi yang berisi data penting untuk keperluan penanganan keluhan
non teknis, Tier 2 tidak perlu lagi harus berkomunikasi dengan bagian
terkait sehingga memakan waktu. Keluasan akses data membuat Tier 2
dapat langsung memperoleh data informasi pelanggan yang selanjutnya
dengan data informasi pelanggan tersebut dapat digunakan sebagai
acuan untuk memberikan solusi kepada pelanggan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
DAFTAR PUSTAKA
Wijanarko. (2021). Sistem Manajemen Itu Apa SIh? Fakultas Ekonomi Dan Bisnis.
(https://ekonomi.bunghatta.ac.id/index.php/en/article/1625-sistem-
manajemen-itu-apa-sih. Diakses pada 12 Juli 2022)
Wirakanda, G. G., & Putri, I. S. (2020). Analisis Penanganan Keluhan Pelanggan
(Studi Kasus Di Kantor Pos Bandung 40000). Jakarta : Jurnal Bisnis dan
Pemasaran, 10(2), 11.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
LAMPIRAN-LAMPIRAN
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60