Anda di halaman 1dari 22

SMA NEGERI Telukdalam Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/ Semeste / T.P : XII / Genap / 2021-2022


Materi Pokok : KD. 3.13 Titrasi Asam Basa
RPP KIMIA Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit/ 2 x Pertemuan
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Melalui model pembelajaran dengan menggunakan Problem Based Learning, peserta didik diharapkan mampu :
Menganalisis Hasil titrasi Asam oleh Basa berdasarkan Hasil percobaan dengan penuh rasa ingin tahu, tanggung jawab,
displin selama proses pembelajaran, bersikap jujur, percaya diri dan pantang menyerah, serta memiliki sikap responsif
(berpikir kritis) dan proaktif (kreatif), serta mampu berkomukasi dan bekerjasama dengan baik.dengan
mengembangkan nilai karakter berpikir kritis , kreatif (kemandirian), kerjasama (gotongroyong) dan kejujuran
(integritas) .
PERTEMUAN 1 (4 x 45 menit)
LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING
Pendahuluan (10  Melakukan pembukaan dengan salam dan doa (Budaya Sekolah Religius)
Menit)  Peserta didik membaca doa (Budaya Sekolah Religius), menyanyikan lagu Wajib* (Budaya
 Persiapan Sekolah Nasionalisme), kegiatan Literasi (Budaya Sekolah Literasi)
 Appersepsi  Guru memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan
 Motivasi aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari
 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dipelajari
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cakup materi yang akan di ajarkan
Kegiatan Inti (70  Orientasi Peserta didik pada masalah
Menit) Memberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada materi yang akan di
Sintak Sintak pelajari dengan cara Mengamati lembar kerja, Foto/Video, pemberian contoh-contoh
Pembelajaran materi/soal untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, (Cirtical thinking,
literasi)
 Mengorganisasi peserta didik
Peserta didik memahami masalah yang disajikan yaitu mengidentifikasi apa yang mereka
ketahui, apa yang mereka perlu ketahui, dan apa yang perlu dilakukan untuk
menyelesaikan masalah terkait materi Titrasi Asam-Basa, Kurva Berbagai Titrasi (Cirtical
thinking, kolaborasi, komunikasi, literasi, HOTs)
 Membimbingpenyelidikan individu/kelompok
Mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah
diidentifikasi melalui kegiatan Diskusi dan saling tukar informasi terkait Titrasi Asam-Basa,
Kurva Berbagai Titrasi (Cirtical thinking, kolaborasi, komunikasi, literasi, kreatif, HOTs)
 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Menyampaikan dan Mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang
Titrasi Asam-Basa, Kurva Berbagai Titrasi (Critical thinking, kolaborasi, komunikasi, literasi,
kreatif, HOTs)
 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Menganalisa dan menyimpulkan masukan, tanggapan dan koreksi dari guru terkait
pembelajaran yang telah dilakukan tentang Titrasi Asam-Basa, Kurva Berbagai Titrasi .
(Critical thinking, kolaborasi, komunikasi)
Penutup (10  Peserta didik, dengan bimbingan guru, membuat kesimpulan
Menit)  Guru melakukan refleksi hasil proses belajar yang telah dilaksanakan..
 Guru memberikan apresiasi kepada seluruh peserta didik yang telah bekerjasama dengan
baik dalam kelompok.
 Guru memberikan evaluasi untuk mengukur ketuntasan PBM.
 Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya
 Berdoa dan memberi salam
Peniliaian  Sikap : Jurnal Pengamatan Sikap, Penilain diri
 Pengetahuan : Tes Tulis dan Penugasan
 Ketrampilan : Penilaian Unjuk Kerja dan Presentase

Mengetahui, Telukdalam, Juni 2021


Kepala SMA Negeri 1 Telukdalam, Guru Mata Pelajaran Kimia
Nursari Rindu Simanullang, S.Pd, M.M Nur Nilam Harefa, S.Pd
NIP 19691208200502 200 1 NIP. 19860224201001 2 022

Lampiran 1
BAHAN AJAR

1. Fakta : Kadar asam cuka pada kemasan cuka dapat dilihat pada botolnya.
2. Konsep :
a. Pengertian titik ekivalen.
Titik ekivalen adalah titik dimana pH pada asam dan basa tepat ekivalen.
b. Pengertian titik akhir titrasi.
Titik akhir titrasi adalah titik dimana pH pada saat indicator berubah warna.
c. Larutan standar terdiri atas larutan standar primer dan larutan standar sekunder.
3. Prinsip :
a. Titrasi asam kuat dan basa kuat, titik ekivalen pada pH=7.
b. Titrasi asam lemah dengan basa kuat, titik ekivalen berada diatas 7, yaitu antara 8-9.
c. Titrasi basa lemah dengan asam kuat, titik ekivalen berada dibawah 7.
4. Prosedur :

Misalkan ingin menentukan kadar suatu larutan HCl dengan menggunakan larutan NaOH
0,1 M. Untuk itu perlu melakukan percobaan untuk mengetahui berapa volum NaOH 0,1 M
yang ekivalen dengan volum tertentu HCl tersebut. Untuk itu, sejumlah tertentu larutan
HCl, misalkan 20 mL ditempatkan dalam labu Erlenmeyer kemudian ditetesi larutan NaOH
sehingga keduanya ekivalen. Titik ekivalen dapat diketahui dengan bantuan indikator.
Titrasi dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna.

Titrasi Asam Basa


TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa dapat melakukan percobaan titrasi asam basa (penentuan kadar asam asetat dalam
cuka dapur) melalui bimbingan guru dan diskusi kelompok
2. Siswa dapat menentukan konsentrasi asam asetat dari titrasi asam basa (penentuan kadar
asam asetat dalam cuka dapur) melalui bimbingan guru dan diskusi kelompok
3. Siswa dapat menentukan kadar asam asetat dalam cuka dapur dari titrasi asam basa melalui
diskusi kelompok

A. Titrasi asam basa


Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan
zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi
yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut
sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi
kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di
dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan
biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan.

Gambar 1. Titrasi asam basa

B. PRINSIP TITRASI ASAM BASA


Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Kadar larutan
asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titrant ditambahkan titer tetes
demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat
habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut
sebagai “titik ekuivalen”, yaitu titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau
titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan : [H+] =
[OH-]. Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna
indikator disebut sebagai “titik akhir titrasi” titik akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen. Pada
saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian catat volume titer yang diperlukan
untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan
konsentrasi titer maka bisa dihitung konsentrasi titran tersebut.
pH trayek perubahan warna pada beberapa indikator

Indikator pH trayek perubahan warna


Metil merah 4,0 – 5,8
Bromtimol biru 6,0 – 7,6
Fenolftalein 8,2 – 10,0

B. Cara titrasi
Langkah 1
Larutan yang akan diteteskan dimasukkan ke dalam buret (pipa panjang berskala). Larutan
dalam buret disebut penitrasi.

Langkah 2
Larutan yang akan dititrasi dimasukkan ke dalam erlenmeyer dengan mengukur volumenya
terlebih dahulu.
Langkah 3
Memberikan beberapa tetes indikator pada larutan yang dititrasi (dalam erlenmeyer)
menggunakan pipet tetes. Indikator yang dipakai adalah yang perubahan warnanya sekitar
titik ekuivalen.
Langkah 4
Proses titrasi, yaitu larutan yang berada dalam buret diteteskan secara perlahan-lahan
melalui kran ke dalam erlenmeyer. Erlenmeyer digoyang-goyang sehingga larutan penitrasi
dapat larut dengan larutan yang berada dalam erlenmeyer. Penambahan larutan penitrasi ke
dalam erlenmeyer dihentikan ketika sudah terjadi perubahan warna dalam erlenmeyer.
Perubahan warna ini menandakan telah tercapainya titik akhir titrasi (titik ekuivalen).
Langkah 5
Mencatat volume yang dibutuhkan larutan penitrasi dengan melihat volume yang berkurang
pada buret setelah dilakukan proses titrasi.

PERANGKAT TITRASI
Alat-alat kimia utama yang biasanya digunakan sebagai perangkat titrasi yaitu

1.Buret
Berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya.Buret berfungsi untuk
mengeluarkan larutan dengan volume tertentu.
2. Statif dan Klem
Statif terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret. Klem buret
terbuat dari besi atau baja untuk memegang buret yang digunakan untuk titrasi.

3.Erlenmeyer
Erlenmeyer adalah peralatan gelas (Glass ware equipment) yang seringkali di
gunakan untuk analisa dalam laboratorium..Erlenmeyer berfungsi sebagai tempat
untuk melakukan titrasi bahan

set alat titrasi

C. Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Cuka Dapur


Pernahkah kalian memperhatikan label yang tertera pada botol cuka makan? Selain merek
cuka, umumnya dicantumkan pula kadar asam cuka makan tersebut. Jika kalian diminta memeriksa
kebenaran kadar yang dicantumkan, bagaimana kalian melakukannya? Atau ketika kalian bekerja
di laboratorium, kalian menemukan botol asam cuka yang sama sekali tidak diketahui konsentrasi
dan kadarnya. Bagaimanakah kalian mengetahui konsentrasinya?. Maka tentu saja hal ini dapat
dilakukan dengan metode titrasi asam basa yang telah kita pelajari.

Menentukan kadar atau konsentrasi suatu larutan asam yang tidak diketahui dengan
mentitrasi larutan tersebut menggunakan larutan basa yang konsentrasinya diketahui, sehingga
jumlah mol kedua zat sama. Pada penentuan kadar asam asetat dalam cuka dapur ini kita dapa
menggunakan larutan basa NaOH sebagai titernya. Perlu kalian ingat bahwa dalam titrasi
digunakan larutan yang relatif encer, misalnya 0,1 M. Sementara itu, cuka makan jauh lebih pekat.
Jadi jika kita tidak mengencerkannya, maka akan memerlukan laruutan NaOH yang terlalu banyak.
Hal ini selain tidak praktis, juga tidak memiliki ketelitian yang baik.

C. Cara Perhitungan Menggunakan Data Titrasi Asam Basa (Penentuan Kadar Asam
Asetat dalam Cuka Dapur)
 Data percobaan hasil titrasi dalam penentuan konsentrasi larutan asam atau larutan basa
dapat dihitung berdasarkan reaksi asam basa yang dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut:

a x Va x M a = b x Vb x M b
Keterangan:
Va = volume larutan asam (ml) M2 = konsentrasi larutan basa (M)
Vb = volume larutan basa (ml) a = valensi larutan asam
Ma = konsentrasi larutan asam (M) b = valensi larutan basa

 Pengenceran larutan :
V1 x M1 = V2 x M2
Keterangan:
V1 = volume larutan awal (ml)
V2 = volume larutan setelah diencerkan (ml)
M1 = konsentrasi larutan awal (M)
M2 = konsentrasi larutan setelah diencerkan (M)

 Perhitungan persentase Massa


Kadar zat (%) = massa zat terlarut x 100 %
massa larutan
Massa larutan = volume larutan x massa jenis larutan

 Contoh Perhitungan Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Cuka Dapur


Seseorang siswa melakukan percobaan titrasi asam-basa untuk menentukan konsentrasi asam asetat
CH3COOH dalam cuka dapur 100 ml. Larutan cuka yang dituangkan kedalam labu ukur sebanyak
10 ml diencerkan menjadi 100 ml. Kemudian dari labu ukur diambil sebanyak 20 ml dan dititrasi
dengan larutan NaOH 0,1 M. Adapun indikator asam-basanya adalah fenolftalein. Warna larutan
CH3COOH berubah warna dari bening menjadi merah muda tepat ketika volume NaOH yang
dikucurkan adalah 6 ml. Tentukan kadar asam asetat CH3COOH tersebut dalam cuka dapur ! (ρ
CH3COOH = 1,049 g/cm3)
Jawab :

Diketahui : - V larutan cuka dapur dalam kemasan = 100 ml


- V larutan cuka yang diambil = 10 ml (kemudian diencerkan menjadi 100 ml)
- V larutan cuka yang akan dititrasi = 20 ml (diambil dari 100 ml larutan cuka
yang telah diencerkan)
- M NaOH = 0,1 M
- V NaOH = 6 ml

Ditanya : Kadar asam asetat CH3COOH ?

 Konsentrasi asam cuka yang dititrasi :


a x Va x Ma = b x Mb x Vb
1 x 20 ml x Ma = 1 x 0,1 M x 6 ml
20 ml x Ma = 0,6 ml M
Ma = 0,6 ml M/20ml
Ma = 0,03 M (konsentrasi setelah pengenceran)
 Konsentrasi sebelum pengenceran :
V1 x M1 = V2 x M2
10 ml x M1 = 100 ml x 0,003 M
M1 = 100ml x 0,003 M/10 ml
M1 = 0,3 M (Konsentrasi cuka dalam kemasan)
 Massa asam asetat dalam kemasan cuka dapur :
massa 1000
x
M = mol/v (liter) = Mr v(ml)
massa 1000
x
0,3 M = 60 100 ml
Massa = 1,8 gram
 Kadar asam asetat dalam cuka dapur :
Kadar zat (%) = massa zat terlarut x 100 %
massa larutan
Massa larutan = volume larutan x massa jenis larutan
= 100 ml x 1,049
= 104,9 gram
1,8 gr
x 100%
Maka kadar asam asetat = 104,9 gr
= 1,71 %
Perubahan pH pada Titrasi Asam-Basa (Kurva Titrasi)
Suatu asam yang mempunyai pH kurang dari 7 jika ditambah basa yang pH–nya lebih dari 7, maka
pH asam akan naik, sebaliknya suatu basa jika ditambah asam, maka pH basa akan turun. Apabila
penambahan zat dilakukan tetes demi tetes kemudian dihitung pH–nya akan diperoleh kurva titrasi, yaitu
grafik yang menyatakan perubahan pH pada titrasi asam dengan basa (atau sebaliknya).
Bagaimana bentuk kurva titrasi itu ? ternyata bentuk kurva titrasi bergantung pada kekuatan asam
dan basa yang direaksikan. Disini akan dicari kurva tiga jenis titrasi asam-basa, yaitu :
1. Titrasi asam kuat dengan basa kuat
2. Titrasi asam lemah dengan basa lemah
3. Titrasi basa lemah dengan asam kuat
Titrasi asam lemah dengan basa lemah, atau sebaliknya, tidak dianjurkan karena reaksinya berlangsung
lambat dan tidak tuntas. (Purba. M , 2006).

Indikator untuk titrasi asam-basa ditentukan dari kurva titrasi yang menunjukkan hubungan pH
larutan dan volume titran. Kurva titrasi dapat di buat secara teoritis dengan menghitung pH larutan asam
pada :
1) Titik awal sebelum penambahan basa
2) Titik-titik setelah ditambah basa sehingga larutan mengandung garam yang terbentuk dan kelebihan
asam
3) Titik ekivalen, yaitu saat larutan hanya mengandung garam, tanpa ada kelebihan asam atau basa
4) Daerah lewat ekivalen, yaitu larutan mengandung garam dan kelebihan basa.

1. Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat


reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan. Namun demikian, campuran ekivalen asam
dengan basa belum tentu bersifat netral, kecuali antara asam kuat dengan basa kuat.
Contoh
1. Untuk titrasi 25mL larutan HCl 0,1M dengan larutan NaOH 0,1M. Tentukan pH campuran pada saat
volum NaOH :
a. 0 mL
b. 10 mL
c. 25 mL
d. 26 mL
Penyelesaian
Diket: 25 mL HCl 0,1 M + NaOH 0,1 M
Dit: pH campuran pada saat volum NaOH:

a. 0 mL
b. 10 mL
c. 25 mL
d. 26 mL
Jawab:

a. NaOH = 0 mL, pH ditentukan dari [H+] HCl


pH = - log [H+]

= - log 10-1 = 1

b. 25 mL HCl 0,1 M dengan 10 mL NaOH 0,1 M


Jawaban :

HCl + NaOH → NaCl + H2O


M : 2,5 mmol 1 mmol - -

R : 1 mmol 1 mmol 1 mmol 1 mmol

S : 1,5 mmol - 1 mmol 1 mmol

mol H+ > mol OH- (pH asam)

1,5 mmol
[H+]= =0,043 M
35 mL

pH = -log 43.10-3= 3 – log 43 = 3-1,63 = 1,37

c. 25 mL HCl 0,1 M dengan 25 mL NaOH 0,1 M


Jawaban :

HCl + NaOH → NaCl + H2O


M : 2,5 mmol 2,5 mmol - -

R : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol

S : - - 2,5 mmol 2,5 mmol

Mol H+ = mol OH-

pH = 7

d. 25 mL HCl 0,1 M dengan 26 mL NaOH 0,1 M


Jawaban :
HCl + NaOH → NaCl + H2O
M : 2,5 mmol 2,6 mmol - -
R : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
S : - 0,1 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
Mol OH- = 0,1 mol
0,1 mmol
[OH+]= =0,00196 M
51 mL
pOH = -log 1,96 x 10-3 = 3 – log 1,96 = 3 – 0,29 = 2,71
pH = 14 – 2,71 = 11, 29

Sebanyak 25 mL larutan HCl 0,1 M ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit demi
sedikit hingga 50 mL. perubahan pH campuran berlangsung sebagai berikut.

Volume NaOH 0,1 M pH setelah ditambahkan NaOH 0,1 M


yang ditambahkan (mL)
0,0 1,00
5,0 1,18
10,0 1,37
15,0 1,60
20,0 1,95
22,0 2,20
24,0 2,69
24,5 3,00
24,9 3,70
25,0 7,00
25,1 10,30
25,5 11,00
26,0 11,29
28,0 11,75
30,0 11,96
35,0 12,22
40,0 12,36
45,0 12,46
50,0 12,52
Jika pH dialurkan terhadap volume NaOH yang ditambahkan, diperoleh kurva titrasi seperti berikut.

Mengalirkan asam pada basa

Contoh kurva HCl 0,1 M yang dititrasi oleh 50 mL larutan NaOH 0,1 M. Kurva titrasinya
digambarkan sebagai berikut.

Ternyata di sekitar titik ekivalen, garis kurva naik tajam, yaitu pH sekitar 4 s/d 9.
Bagaimana dengan indikator asam basa yang digunakan? Ketiga indikator asam basa yang tertulis
pada kurva tersebut (fenolftalein, bromotimol biru, dan metil merah) bisa digunakan untuk titrasi
asam kuat oleh basa kuat. Indikator fenolftalein lebih dianjurkan karena memberikan perubahan
warna yang jelas dari warna merah muda menjadi tidak berwarna (trayek pH = 8,2-10,0).174

2. Titrasi Asam Lemah dengan Basa Kuat


Contoh
Untuk titrasi 25mL larutan CH3COOH 0,1M dengan larutan NaOH 0,1M. Tentukan pH campuran pada
saat volum NaOH :
a. 0 mL
b. 10 mL
c. 26 mL
Penyelesaian:
a. NaOH = 0 mL, pH ditentukan dari [H+] CH3COOH 0,1 M

[H+]= √ Ka. M = √ 1,8 x 10−5 x 0,1=1 ,34 x 10−3


pH = - log [H+]

pH = - log 1,34x10-3= 3-log 1,34= 2,87

b. 25 mL CH3COOH 0,1 M dengan 10 mL NaOH 0,1 M (Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5)


Jawaban :
CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O
M 2,5 mmol 1 mmol
R 1 mmol 1 mmol 1 mmol 1mmol
S 1,5 mmol - 1 mmol 1 mmol
sisaasam 1,5mmol
Ka =1,8 x 10−5 =2,7 x 10−5
[H+]= basakonjugasi 1mmol
pH = -log 2,7 x 10-5 = 5-log2,7= 4,57

c. 25 mL CH3COOH 0,1 M dengan 26 mL NaOH 0,1 M


Jawaban :
CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O
M 2,5 mmol 2,6 mmol
R 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5mmol
S - 0,1 2,5 mmol 2,5 mmol

MolzatA−MolzatB
Mc =
V campuran
M 1 xV 1 −M 2 xV 2
M c=
V camp.
0,1 Mx 26 mL−0,1 Mx 25 mL 2,6 mmol−2,5 mmol
M c= = =1 , 96 x 10−3 M
26 mL+25 mL 51 mL
pOH = -log 1,96 x 10-3 = 3-log1,96= 2,71
pH = 14-2,71 = 11,29
Perubahan pH pada penetralan asam lemah oleh basa kuat, dalam hal ini 25 mL larutan
CH3COOH 0,1 M yang ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit demi sedikit hingga mencapai
50 mL, ditunjukkan oleh gambar dibawah ini.
Setiap perubahan pH dicatat volume NaOH yang ditambahkannya. Data yang diperoleh
tertera pada tabel berikut.

Dari gambar tersebut dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut .


a. Titik ekivalen berada di atas 7, yaitu antara 8-9
b. Lonjakan perubahan pH pada sekitar titik ekivalen lebih sempit, hanya sekitar 3 satuan, yaitu dari pH
±7 hingga pH ± 10.
c. Pemilihan indikator yang cocok untuk titrasi asam lemah oleh basa kuat lebih terbatas, yaitu
indikator yang mempunyai trayek pH antara 7 sampai 10. Indikator yang dipakai adalah
fenolftalein.
3. Titrasi Basa Lemah dengan Asam Kuat
Perubahan pH pada reaksi penetralan basa lemah oleh asam kuat, dalam hal ini 50 mL NH3
0,1 M dititrasi dengan HCl 0,1 M, dapat ditunjukkan pada kurva di bawah ini.

Dari gambar dapat disimpulkan :


1. Titik ekivalen, pH larutan pada penetralan basa lemah oleh asam kuat berada di bawah 7. Hal ini
disebabkan garam yang terbentuk mengalami hidrolisis sebagian yang bersifat asam (pH < 7).
2. Lonjakan pH disekitar titik ekivalen juga sempit, hanya sekitar 3 satuan, yaitu dari pH ±7 hingga pH ±4.
3. Adapun indikator asam basa yang bisa digunakan sebagai indikator titrasi adalah metil merah
dan bromotimol biru.

Lampiran 2

LEMBAR EVALUASI
Pertemuan 1

Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian

a. Tugas
 Merancang percobaan titrasi asam basa
 Membuat kurva/grafik titrasi
b. Observasi
 Mengamati sikap ilmiah dalam melakukan percobaan dan presentasi, misalnya:
merangkai alat titrasi melihat skala volume, cara mengisi buret, cara
menggunakan pipet, cara menimbang, keaktifan, kerja sama, komunikatif, dan peduli
lingkungan, dsb)
c. Portofolio

 Laporan percobaan
 Kurva titrasi
d. Tes tertulis uraian
 Menentukan konsentasi pentiter atau zat yang dititer
 Menganalisis kurva titrasi dan menentukan titik ekivalen melalui titik akhir titrasi

2. Bentuk instrumen dan instrumen


a. Aspek Kognitif
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan singkat dan tepat!
1. Jelaskan kegunaan indikator!
2. Jelaskan langkah kerja suatu percobaan untuk menentukan kadar larutan HCl
dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 M

a. Aspek kognitif

Jawaban Soal
1. Kegunaan indikator adalah untuk memperlihatkan warna berbeda dalam lingkungan
asam dan basa.
2. Langkah-langkah:
a. Masukkan misalnya 20 mL HCl dan 3 tetes indicator fenoftalein ke dalam sebuah
Erlenmeyer.
b. Isi buret dengan larutan NaOH 0,1 M hingga garis 0 mL.
c. Tetesi larutan HCl dengan larutan NaOH. Penetesan terus dilakukan secara hati-
hati dan Erlenmeyer harus terus diguncangkan. Penetesan dihentikan saat terjadi
perubahan warna yang tetap, yaitu menjadi warna merah muda.
d. Ulangi prosedur diatas hingga diperoleh tiga data yang hampir sama.
b. Aspek afektif
Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s/d 4
Penafsiran angka :
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = amat baik
skor capaian
Nilai akhir siswa= ×100 %
skor maksimal
c. Aspek psikomotor
Penilaian dilakukan dengan memberi tanda centang pada kolom tersedia untuk dua
jenis tindakan ( Tepat Waktu atau Tidak Tepat Waktu dan Lengakap atau Tidak
Lengkap).
Skala penilaian :
TW =5
TTW =3
L =5
TL =3
skor capaian
Nilai akhir siswa= ×100
skor maksimal

INTRUMEN PENILAIAN SIKAP


Nama Satuan pendidikan : SMA Negeri 1 Telukdalam
Tahun pelajaran : 2021/2022
Kelas/Semester : XI / Semester II
Mata Pelajaran : Kimia
KEJADIAN/ BUTIR POS/ TINDAK
NO WAKTU NAMA
PERILAKU SIKAP NEG LANJUT
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTOR

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Telukdalam


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : XI
Kompetensidasar :
Materi :

Rubrik Penilaian

Nama peserta didik/kelompok : …………………………………………………


Kelas : ………………………………………………….
Tanggal Pengumpulan : .................................................................

No Kategori Skor Alasan


1. 1. Apakah tugas dikerjakan lengkap dan
sesuaidengan tanggal pengumpulan
yang telah disepakati?
2. 3. Memilih molymood untuk masing-
masing warna yang mewakili setiap
atom yang digunakan
3. Melakukan analisa sesuai peragaan
4. Apakah laporan yang dikerjakan sesuai
dengan konsep yang telah dipelajari?
5. Apakah dibuat kesimpulan?
Jumlah

Kriteria:
5 = sangatbaik, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, dan 1 = sangatkurang

SkorPerolehan
Nilai Perolehan = ×100
skor maksimal

LKPD
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Telukdalam
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : XI
Kompetensidasar : 3.13 Titrasi Asam Basa

I.Judul : Titrasi Asam kuat oleh Basa kuat


II.Tujuan : Mengamati Titrasi Asam kuat oleh Basa kuat
III. Landasan Teori

Mengalirkan asam pada basa

Contoh kurva HCl 0,1 M yang dititrasi oleh 50 mL larutan NaOH 0,1 M. Kurva titrasinya
digambarkan sebagai berikut.
Ternyata di sekitar titik ekivalen, garis kurva naik tajam, yaitu pH sekitar 4 s/d 9. Bagaimana
dengan indikator asam basa yang digunakan? Ketiga indikator asam basa yang tertulis pada kurva
tersebut (fenolftalein, bromotimol biru, dan metil merah) bisa digunakan untuk titrasi asam kuat
oleh basa kuat. Indikator fenolftalein lebih dianjurkan karena memberikan perubahan warna yang
jelas dari warna merah muda menjadi tidak berwarna (trayek pH = 8,2-10,0).174

IV. Alat dan Bahan

A. Alat
Burett
Statif
Klem
Labu Erlenmeyer
Beaker glass(Gelas Kimia)
Pipet Volumetrik
Pipet tetes
Corong

B.Bahan
Larutan HCl 0,1 M
Larutan NaOH 0,1 M
Indikator Phenol Phtaline, Pp
Aquades

V. Prosedur Kerja
D. Cara titrasi
Langkah 1
Larutan yang akan diteteskan dimasukkan ke dalam buret (pipa panjang berskala). Larutan
dalam buret disebut penitrasi.

Langkah 2
Larutan yang akan dititrasi dimasukkan ke dalam erlenmeyer dengan mengukur volumenya
terlebih dahulu.
Langkah 3
Memberikan beberapa tetes indikator pada larutan yang dititrasi (dalam erlenmeyer)
menggunakan pipet tetes. Indikator yang dipakai adalah yang perubahan warnanya sekitar
titik ekuivalen.
Langkah 4
Proses titrasi, yaitu larutan yang berada dalam buret diteteskan secara perlahan-lahan
melalui kran ke dalam erlenmeyer. Erlenmeyer digoyang-goyang sehingga larutan penitrasi
dapat larut dengan larutan yang berada dalam erlenmeyer. Penambahan larutan penitrasi ke
dalam erlenmeyer dihentikan ketika sudah terjadi perubahan warna dalam erlenmeyer.
Perubahan warna ini menandakan telah tercapainya titik akhir titrasi (titik ekuivalen).
Langkah 5
Mencatat volume yang dibutuhkan larutan penitrasi dengan melihat volume yang berkurang
pada buret setelah dilakukan proses titrasi.

VI. Tabel Hasil Pengamatan


Sebanyak 25 mL larutan HCl 0,1 M ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit demi
sedikit hingga 50 mL. perubahan pH campuran berlangsung sebagai berikut.

Volume NaOH 0,1 M pH setelah ditambahkan NaOH 0,1 M


yang ditambahkan (mL)
0,0 1,00
5,0 1,18
10,0 1,37
15,0 1,60
20,0 1,95
22,0 2,20
24,0 2,69
24,5 3,00
24,9 3,70
25,0 7,00
25,1 10,30
25,5 11,00
26,0 11,29
28,0 11,75
30,0 11,96
35,0 12,22
40,0 12,36
45,0 12,46
50,0 12,52

Jika pH dialurkan terhadap volume NaOH yang ditambahkan, diperoleh kurva titrasi seperti berikut.

VII. Pertanyaan
Untuk titrasi 25mL larutan HCl 0,1M dengan larutan NaOH 0,1M. Tentukan pH campuran pada saat
volum NaOH :
e. 0 mL
f. 10 mL
g. 25 mL
h. 26 mL

VIII. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil percobaan, tuliskanlah kesimpulanmu terkait titrasi Asam kuat oleh
basa kuat.
Gambar Warna larutan titik akhir titrasi Asam kuat oleh Basa kuat

Anda mungkin juga menyukai