Anda di halaman 1dari 15

ek

SIPIL’ MESIN ’ARSITEKTUR ’ELEKTRO

DESKRIPSI KONDISI AKUSTIK


RUANG MASJID AL MARKAZ AL ISLAMI MAKASSAR
Mariani * dan Nurlaela Rauf**

Abstract
The paper describes the objective acoustic condition of Al Markaz Al Islami Mosque and the
factors that affect the acoustic condition of the mosque. Al Markaz Al Islami Mosque is one of the
popular mosque in Makassar. The room of the mosque is 4,016 m2 large and contained 6,000
persons. The acoustic condition of the mosque in the first observated subjectively were unevenly
distributed nature of sound, and excessive reverberation and echo that affect hearing
conveniences in the room. The describing of the objective acoustic condition based on the result
of direct measurements of Sound Pressure Level and Noise Level using Sound Level Meter, and
measurements of reverberation time and intelligibility level of speech with mathematic analysis.
The measurements done on real condition on November to December in 2007
Key word: Acoustic, mosque, sound pressure level, noise level, reverberation time,
speech intelligibilitys

Abstrak
Tulisan ini memaparkan kondisi objektif akustik ruang masjid Al Markaz Al Islami Makassar dan
faktor-faktor yang memengaruhi kondisi tersebut. Masjid Al Markaz Al Islami adalah salah satu
masjid yang cukup dikenal di kota Makassar dengan luas ruang ibadah 4.016 m 2 dan dapat
menampung 6.000 jamaah. Kondisi awal akustik ruang masjid yang diamati secara subjektif
adalah distribusi suara yang tidak merata di dalam ruang serta bunyi dengung dan gema yang
menimbulkan ketidaknyamanan mendengar. Pemaparan kondisi objektif akustik ruang masjid
didasarkan pada hasil pengukuran langsung Tingkat Tekanan Suara dan Tingkat Bising
menggunakan Sound Level Meter, serta pengukuran Waktu Dengung dan Tingkat Kejelasan
Pembicaraan dengan analisis matematis. Pengukuran dilakukan pada kondisi riil pada bulan
November-Desember 2007.
Kata kunci: Akustik, masjid, tingkat tekanan bunyi, tingkat bising, waktu dengung,
kejelasan pembicaraan

1. Pendahuluan dalam rancangan ruang dengar seperti


Kenyamanan dan kekhusukan halnya masjid, dimana kondisi ini akan
beribadah sangat dipengaruhi oleh berpengaruh terhadap terlaksananya
kondisi mendengar (akustik) di dalam dengan sempurna aktivitas ibadah yang
ruang masjid. Diharapkan di dalam meliputi ibadah shalat,
ruang masjid suara dapat didengarkan ceramah/khotbah dan pembacaan
dengan keras, jelas dan estetis, atau ayat-ayat suci Alquran.
memenuhi kriteria loudness, clarity or Kondisi akustik yang baik dalam
intelligibility and liveness of sound. ruang dengan fungsi yang spesifik
Kondisi nyaman secara audio dituntut seperti halnya masjid dewasa ini bukan
dan menjadi salah satu kriteria penting lagi sebuah kemewahan (luxury), tetapi
kebutuhan (necessity). Di dalam ruang

x Staf Pengajar Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
** Staf Pengajar Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin, Makassar
Deskripsi Kondisi Akustik Ruang Masjid Al Markaz Al Islami Makassar
(Mariani dan Nurlaela Rauf)

masjid misalnya bila khatib memberikan ibadah hari-hari biasa juga menjadi
khotbah, jika suaranya tidak dapat keluhan dari para jamaah.
didengar dengan jelas oleh setiap Pengukuran akustik kemudian
jamaah di seluruh ruangan, maka dilakukan untuk mengetahui kondisi
jamaah tidak memberikan perhatian objektif akustik ruang masjid pada bulan
dan cenderung mengantuk atau November-Desember 2007, dimana
berbisik-bisik. Keadaan ini jelas tidak terdapat perubahan sistem pengeras
diinginkan karena pesan moral tidak suara yang terpasang dalam ruang
dapat ditangkap dengan sempurna masjid dari kondisi pada pengamatan
oleh para jamaah. Begitu pula pada pada bulan Agustus 2007. Pengukuran
shalat berjamaah, suara imam yang mencakup parameter-parameter
tidak jelas dapat mengganggu objektif akustik yang mewakili faktor
kekhusukan ibadah, bahkan dapat kekerasan suara, kejelasan suara dan
merusak kesempurnaan ibadah. Oleh kehidupan suara dalam ruang.
sebab itu kondisi akustik ruang masjid
seharusnya mendapatkan perhatian
khusus. 2. Tinjauan Pustaka
Masjid Al Markaz Al Islami yang Dalam Lawrence (1970), bunyi
berlokasi di pusat kota Makassar, atau suara (sound) diklasifikasikan
merupakan salah satu masjid menjadi 3, yaitu pembicaraan (speech),
agung/raya yang menjadi centre of musik (music), dan kebisingan (noise).
religious and social activities dari Menurut fungsinya, masjid dikategorikan
komunitas muslim di kota Makassar, dan VHEDJDL ´speech roomµ NDUHQD GLGDVDUL
merupakan masjid yang terbesar dan oleh speech sebagai main activity (Icha,
termegah di Kawasan Timur Indonesia. Venanda et al, 2005). Sesungguhnya di
Masjid Al Markaz Al Islami dibangun dalam ruang masjid juga terdapat
berlantai tiga dengan luas total 6.932 m2 DNWLYLWDV ´PHODJXµ GDUL SHPEDFDDQ
(lampiran, Gambar 1). Lantai dua dan ayat-ayat suci Alquran yang juga
tiga (balkon) seluas 4.016 m2 digunakan merupakan aktivitas utama (khaiyat,
khusus sebagai ruang ibadah yang 1966), seperti mengaji, shalawat, adzan
mampu menampung 6.000 jamaah. dan shalat. Namun bunyi tersebut belum
Pengamatan awal yang dikategorikan sebagai EXQ\L ´musicµ
dilakukan pada ruang Masjid Al Markaz Soegijanto (2001) dalam
Al Islami pada bulan Agustus 2007, yaitu penelitian Kinerja Akustik Masjid di
dengan mendengarkan langsung suara Indonesia menyebutkan 5 persyaratan
saat pelaksanaan rangkaian shalat umum akustik untuk ruang masjid, yaitu
Jumat di mana ruangan terisi penuh kekerasan suara yang mencukupi,
jamaah dan saat ruangan kosong, distribusi suara yang merata, waktu
secara subjektif terdapat kondisi dengung yang optimum yang
mendengar yang tidak begitu baik berpengaruh pada kejelasan
pada ruang masjid. Distribusi suara tidak pembicaraan, bebas dari cacat akustik,
merata pada seluruh ruangan, suara dan tingkat bising yang rendah.
lemah terutama di daerah bawah Kekerasan suara dalam ruang
balkon. Suara doa dan khotbah diukur dengan Tingkat Tekanan Suara
(pengucapannya) tidak jelas terdengar (Sound Pressure Level) dalam skala
pada beberapa tempat dalam deciBell (dB). Nilai SPL menunjukkan
ruangan karena efek dengung dan kekuatan atau kekerasan suara yang
gema serta clarity yang kurang baik dari ditangkap oleh pendengar pada suatu
sistem pengeras suara. Pada kondisi titik dalam ruang dengan jarak tertentu
ruangan kosong, suara dengung dan dari sumber suara. Jika bunyi yang
gema cukup kuat terdengar di seluruh dipancarkan dari sumber suara dapat
ruangan. Kondisi ini pada pelaksanaan ditangkap dengan kekerasan yang
sama oleh pendengar pada semua

247
Jurnal SMARTek, Vol. 6, No. 4, Nopember 2008: 246 - 260

posisi/titik dalam ruang, maka dikatakan dimana suara harus cukup keras dan
distribusi suara dalam ruang tersebut setiap fonem harus dapat dibedakan
merata. (Lawrence, 1970). Salah satu parameter
Tingkat dengung dalam ruang kejelasan pembicaraan adalah %
diukur dengan Waktu Dengung ALCons yang perumusannya ditemukan
(Reverberation Time) dalam satuan oleh V.M.A.Peutz pada 1971. Nilai %
detik. Dengung (reverberation) dalam ALCons menunjukkan seberapa besar
akustika adalah bunyi yang prosentase kehilangan artikulasi
berkepanjangan sebagai akibat konsonan (Percentage Articulation Loss
pemantulan yang berturut-turut dalam of Consonant) yang menyebabkan
ruang tertutup setelah sumber bunyi suara pembicaraan menjadi tidak jelas.
dihentikan. Objektif waktu dengung Semakin rendah nilai % ALCons, semakin
yang diperkenalkan pertama kali oleh baik kejelasan pembicaraan.
W.C.Sabine pada tahun 1898, adalah Kebisingan (noise) didefinisikan
waktu yang diperlukan oleh energi bunyi sebagai bunyi atau suara yang tidak
untuk meluruh sebesar 60 dB dari energi diinginkan ada dalam ruang (unwanted
awalnya (RT60). Sabine menemukan sound) yang berasal bukan dari sumber
waktu ini merupakan fungsi dari volume suara utama. Dinyatakan oleh
ruangan dan jumlah penyerapan bunyi Mediastika (2005), dikenal 3 istilah bising,
di dalamnya. yaitu bising latar belakang (background
Dengung berbeda dengan gema noise), bising (noise), dan bising
(echo) yang waktu pemantulannya gabungan (ambient noise). Background
lebih lambat (long delayed) dan timbul noise adalah bunyi yang muncul secara
akibat strong reflection bunyi asli (Day et tetap dan stabil pada tingkat tertentu.
al, 1969). Dengung dibutuhkan pada Noise adalah bunyi yang muncul secara
taraf tertentu untuk meningkatkan tidak tetap atau seketika dengan
intensitas bunyi asli dan memberi kesan tingkat kekerasan yang melebihi
´liveµ SDGD UXDQJDQ 6HPHQWDUD JHPD background noise. Dan ambient noise
sebagai sebuah cacat akustik (acoustic adalah gabungan antara background
defect) harus dieliminasi karena dapat noise dan noise.
merusak kualitas bunyi asli (Doelle, 1993).
Dinyatakan oleh Mediastika (2005),
3. Metodologi
waktu dengung yang disyaratkan untuk
aktivitas speech lebih pendek dari Kondisi objektif akustik ruang
waktu dengung untuk aktivitas music, masjid dinilai berdasarkan parameter
dan besarannya semakin bertambah objektif akustik, pada tulisan ini
dengan makin besar volume ruang. mencakup Tingkat Tekanan Suara (SPL),
Kayili (2005) merekomendasikan waktu Tingkat Bising (NL), Waktu Dengung
dengung yang lebih panjang untuk (RT60) dan Tingkat Kejelasan
ruang masjid yang dimaksudkan untuk Pembicaraan (% ALCons). Hasil
penciptaan estetika bunyi yang pengukuran dipaparkan disertai
membangkitkan perasaan keagungan evaluasi dengan mengacu pada
Tuhan, berkaitan dengan aktivitas standar atau besaran-besaran akustik
´PHODJXµ GDUL SHPEDFDDQ D\DW-ayat yang direkomendasi, dilengkapi dengan
suci Alquran. analisis faktor-faktor yang berpengaruh
Berkaitan dengan aktivitas terhadap kondisi akustik .
speech (ceramah/khotbah), kejelasan Pengukuran Tingkat Tekanan
pembicaraan (speech intelligibility) Suara dilakukan pada kondisi riil yaitu
menjadi salah satu kriteria akustik ruang pada setiap pelaksanaan ibadah
masjid. Inteligibilitas adalah kejelasan dengan menggunakan sistem tata
dan kemudahan dimengerti (clearly suara (sound system) yang terpasang
and easily understood) dari kata-kata dalam ruang masjid (setting riil).
yang diucapkan (Day et al, 1969), Pengukuran dilakukan pada aktivitas
speech (ceramah/khotbah) dan

248
Deskripsi Kondisi Akustik Ruang Masjid Al Markaz Al Islami Makassar
(Mariani dan Nurlaela Rauf)

aktivitas pembacaan ayat-ayat suci signifikan sehingga diperhitungkan


Alquran (mengaji, shlawat dan adzan), dalam waktu dengung :
pada kondisi ruangan terisi sedikit
jamaah (hari biasa) dan pada kondisi RT60 = 0,16 V / (A + xV) ««««
ruangan terisi banyak jamaah (hari
Jumat), masing-masing sebanyak 3 hari Dimana,
pada titik-titik ukur yang ditentukan x = Koefisien penyerapan udara.
(lampiran, Gambar 4).
Pengukuran Tingkat Bising
%ALCons = {200 d2 RT2 (n + 1)} /(V Q M)
dilakukan pada kondisi ruangan kosong
jamaah dan di luar bangunan masjid, «««««««««««
masing-masing sebanyak 3 hari x 5
waktu pada titik-titik ukur yang Dimana,
ditentukan (lampiran, Gambar 7). d = Jarak sumber suara
Pengukuran langsung-manual tingkat terhadap pendengar
tekanan suara dan tingkat bising terjauh (m)
menggunakan alat ukur Sound Level RT = Waktu dengung ruangan
Meter merek Krisbow tipe kw06-290 yang (det)
unitnya terdiri dari mikrofon, amplifier, n = Jumlah kelompok
weighting network dan layar display loudspeaker
digital (lampiran, Gambar 8). V = Volume ruangan (m3)
Pengukuran dilakukan dalam bobot dBA Q = Faktor arah dari sumber
tanpa spesifikasi frekuensi suara (diukur suara/loudspeaker
pada semua frekuensi). Posisi SLM saat M = Faktor pengubah, biasanya
pengukuran adalah pada jarak 1,2 m
dari lantai/permukaan dan 0,5 m dari diambil = 1
pengukur dengan posisi mikrofon
mengarah ke sumber suara utama. Nilai faktor arah (Q) menggunakan
Pengukuran Waktu Dengung dan % persamaan dalam Rettinger (1977) :
ALCons menggunakan analisis
matematis denJDQ SHUVDPDDQ ´Sabineµ SPL = PwL ² 10 log d + 10 log Q ² 11
GDQ ´Peutzµ
........................................(5)
RT60 = 0,16 V / A ««««««
Dimana,
Dimana, SPL = Tingkat tekanan bunyi
RT60 = Waktu dengung (det) (dBA)
pada peluruhan 60 dB PWL = Tingkat daya bunyi (dBA)
0,16 = Konstanta (det/m)
V = Volume ruangan (m3) Persamaan Peutz berlaku jika d < 3,16
A = Absorpsi total ruangan dc, dimana dc adalah jarak kritis :
(Sabin m2)
dc ¥ 4 5 «««

Dimana,
Absorpsi total ruangan (A) adalah luas R = Konstanta ruang.
seluruh permukaan (S, m2) dengan
koefisien serapnya (Â, Sabine) :
Jika d > 3,16 dc, maka persamaan yang
digunakan adalah :
$ ´6Â 6 1Â 1 + S 2Â 2 « 6nÂn ««
$/&RQV 57 «««« ««
Pada frekuensi tinggi (di atas 1
kHz) absorpsi bunyi oleh udara adalah

249
Jurnal SMARTek, Vol. 6, No. 4, Nopember 2008: 246 - 260

4. Hasil dan Pembahasan bawah kuncup penuh dengan


4.1 Karakteristik Fisik Ruang Masjid permainan bidang.
Ruang masjid terdiri dari ruang
utama di mana terdapat mihrab dan 4.2 Karakteristik Akustik Rruang Masjid
balkon di sisi Selatan, Utara dan Timur. a. Tingkat Tekanan Suara
Denah ruang masjid dengan geometri Tingkat tekanan suara (SPL) aktivitas
dasar segi empat berukuran (p x l) 42 x speech (ceramah/khotbah) dalam
54 m2 (lampiran, Gambar 2-4). ruang masjid diukur pada waktu
Bidang dinding dalam ruang shalat Dhuhur dan shalat Jumat,
masjid pada semua sisi merupakan masing-masing sebanyak 3 hari.
permukaan datar (tanpa bidang Shalat Dhuhur mewakili kondisi
lengkung). Terutama bidang dinding ruangan terisi sedikit jamaah, dimana
pada sisi Barat merupakan permukaan pengisian ruang rata-rata 2 shaf pria
difusif dengan tonjolan-tonjolan dinding penuh (@ sepanjang 30 m) dan 3 shaf
relief dan dekorasi kaligrafi. Dinding wanita penuh (@ sepanjang 12 m).
pada sisi Utara dan Selatan di mana Sementara shalat Jumat mewakili
terdapat bukaan untuk ventilasi alami kondisi ruangan terisi banyak jamaah,
juga merupakan permukaan difusif dimana pengisian ruang diestimasi
dengan adanya permainan bidang rata-rata 70% penuh (lampiran,
dinding dan kolom, hanya saja berada Gambar 5-6).
pada kedalaman daerah bawah Kondisi saat pengukuran
balkon. adalah semua loudspeaker dalam
Daerah bawah balkon pada sisi ruang masjid dihidupkan, kecuali di
Utara dan Selatan dengan kedalaman balkon pada shalat Dhuhur. Setting
12 m dan tinggi efektif 4,4 m, serta volume loudspeaker menyesuaikan
terdapat deretan kolom-kolom dengan kebutuhan penggunaan
penopang balkon berukuran 90 x 170 ruang masjid, lebih keras pada shalat
cm2 pada garis kedalaman dan jarak Jumat (level maksimum dengan nilai
antara 6 m. indikator 3). Suara yang diukur adalah
Langit-langit ruang masjid suara pembicaraan langsung oleh
mengikuti bentuk atap, yaitu limasan penceramah dari loudspeaker,
dengan kuncup segi empat di bagian dengan karakteristik suara yang
central-puncak. Bentuk ini termasuk diukur tinggi-moderat-rendah dari
tipikal bentuk langit-langit piramida sebuah deretan nada pembicaraan
yang menceruk di bagian tengah yang fluktuatif, seragam pada setiap
ruang. Ketinggian langit-langit di bawah titik ukur. Hasil pengukuran tingkat
atap limas hingga 15 m, dan puncak tekanan suara speech pada 13 titik
cerukan di bawah kuncup hingga 24,85 ukur yang ditentukan dalam ruang
m. Permukaan langit-langit terutama di masjid tercantum pada tabel 1.

Tabel 1. Tingkat Tekanan Suara Rata-Rata Speech


Sedikit Jamaah Banyak Jamaah
Lokasi Titik
Titik Ukur
Ukur
Average Average
TR 1 68,1 77,1
TR 2 69,9 77,5
Tengah Ruang TR 3 67,4 68,1 76,2 76,2
Utama TR 4 67,0 74,7
TR 5 68,3 75,5

250
Deskripsi Kondisi Akustik Ruang Masjid Al Markaz Al Islami Makassar
(Mariani dan Nurlaela Rauf)

Tabel 1. Tingkat Tekanan Suara Rata-Rata Speech (lanjutan)


Sedikit Jamaah Jamaah
Lokasi Titik Ukur Titik Ukur Banyak
Average Average
BB 1 64,9 73,7
BB 2 66,5 74,0
Bawah Balkon BB 3 66,3 66,3 72,5 73,6
BB 4 66,8 74,4
BB 5 66,9 73,2
BL 1 64,2 73,4
Balkon BL 2 64,9 65,3 73,5 73,8
BL 3 66,7 74,5
Minimum 64,2 72,5
Maximum 69,9 77,5
Average 66,8 74,6
Max - Ave 3,1 2,9
Ave - Min 2,6 2,1
(Sumber : Analisis hasil pengukuran 23/11, 27/11, 28/11, 30/11, 2/12, 7/12 2007)

Pada tabel 1, SPL rata-rata demikian, distribusi suara speech dalam


speech ruang masjid pada kondisi ruang masjid Al Markaz Al Islami
sedikit jamaah adalah 66,8 dBA, berdasarkan metode penilaian
sementara pada kondisi banyak jamaah Soegijanto (2001) belum merata pada
adalah 74,6 dBA. Disebutkan oleh kondisi sedikit jamaah.
Lawrence (1970), untuk kejelasan yang Berdasarkan pengamatan langsung
baik dari pembicaraan diinginkan SPL selama pengukuran, faktor-faktor yang
sekitar 70 dB (disetarakan ~ 65-75 dBA). memengaruhi perbedaan SPL speech
Dengan demikian, kriteria kekerasan dan distribusinya pada kondisi sedikit
suara dalam ruang masjid Al markaz Al jamaah dan kondisi banyak jamaah
Islami (yang diwakili oleh ke 13 titik ukur) adalah :
mengacu pada standar Lawrence a. Setting volume loudspeaker.
(1970) sudah terpenuhi, meskipun b. Jumlah loudspeaker yang
secara subjektif terdapat area di luar dihidupkan.
dari titik ukur di mana suara terdengar c. Posisi penempatan dan arah
lemah pada kondisi sedikit jamaah. loudspeaker.
Selanjutnya, penilaian terhadap d. Volume suara langsung pembicara
distribusi SPL speech dalam ruang masjid dan jarak terhadap mikrofon.
mengacu pada metode penilaian e. Kondisi lingkungan ruang (bising dan
soegijanto (2001), didasarkan pada thermal).
besar selisih nilai rata-rata SPL pada Pengukuran tingkat tekanan suara untuk
semua titik ukur terhadap nilai aktivitas pembacaan ayat-ayat suci
maksimum dan minimum. Angka yang Alquran (mengaji, shalawat dan adzan)
menjadi batas penilaian kemerataan dilakukan dengan metode yang sama
distribusi SPL adalah 3 dB. Secara teoritis, dengan pengukuran pada aktivitas
perubahan tingkat bunyi sebesar 3 dB speech. Tingkat tekanan suara diukur
efeknya mulai dapat dirasakan. pada tengah ruang utama (titik TR 3)
Berdasarkan hasil pengukuran tingkat sebanyak 3 waktu pada masing-masing
tekanan suara pada tabel 1, selisih nilai aktivitas. Pengukuran menggunakan
rata-rata SPL terhadap nilai maksimum ´speaker luar ruangµ \DQJ WHUOHWDN GL
pada kondisi sedikit jamaah adalah 3,1 atas ceiling mihrab (box-static Ramsa
dBA, sementara pada kondisi banyak tipe WS-A200E 1 unit). Karakter suara
jamaah adalah 2,9 dBA. Dengan muadzin dari loudspeaker yang diukur

251
Jurnal SMARTek, Vol. 6, No. 4, Nopember 2008: 246 - 260

bervariasi dari moderat hingga tinggi- ruang masjid Al Markaz Al Islami


melengking. Perbandingan hasil mengacu pada standar dalam Doelle
pengukuran tingkat tekanan suara (1993) dan Beranek (1992), dinilai belum
NHWLJD DNWLYLWDV ´PHODJXµ WHUOLKDW SDGD memenuhi syarat untuk kondisi
gambar 1, dimana nilai SPL rata-rata mendengar yang baik.
tertinggi pada aktivitas adzan (83 dBA) Adapun tingkat bising gabungan
dan nilai SPL maksimum tertinggi pada (ambient noise level) rata-rata luar
aktivitas mengaji (89 dBA). bangunan masjid (hingga radius 72 m
dari center point) adalah 54,8-60,5 dBA
b. Tingkat bising atau rata-rata 57,0 dBA. Mengacu pada
Pengukuran tingkat bising standar batas kebisingan maksimum
dilakukan selama 3 hari yang mewaikili untuk area rumah ibadah yang
hari kerja, hari Jumat dan hari libur, ditentukan dalam Keputusan Menteri
masing-masing pada jam 5.30, 8.30, Lingkungan Hidup No.48 Tahun 1996,
11.30, 14.30 dan 17.30 atau 5 kali sehari yaitu 55 dBA, maka tingkat bising
pada setiap titik ukur di dalam dan di ambien luar bangunan masjid dinilai
luar bangunan masjid. Karakteristik belum memenuhi syarat.
bising yang diukur adalah bising yang Dari hasil pengukuran tingkat
moderat. Hasil pengukuran tingkat bising bising pada lampiran, Gambar 7,
pada 8 titik ukur terlihat pada lampiran, diketahui sumber kebisingan utama di
gambar 7. dalam ruang masjid Al Markaz Al Islami
Pada lampiran, Gambar 7, tingkat adalah dari internal lingkungan masjid
bising latar belakang (background noise yaitu dari aktivitas bermain/olahraga
level) rata-rata ruang masjid antara anak-anak (LB 6), dan dari aktivitas
48,5-56,8 dBA. Tingkat bising latar transportasi di jalan-jalan sekeliling tapak
belakang yang direkomendasi dalam kompleks masjid. Tingkat bising terendah
Doelle (1993) untuk fungsi tempat di dalam dan di luar bangunan adalah
ibadah adalah 35-40 dBA. Sementara pada jam 5.30 pada hari kerja, dan
dalam Beranek (1992), tingkat bising tertinggi pada jam 17.30 pada hari
yang direkomendasi untuk memenuhi Jumat (gambar 2).
NRQGLVL PHQGHQJDU ´for good listening
conditionsµ DGDODK -48 dBA. Dengan
demikian, tingkat bising latar belakang

90,0
85,0
80,0
75,0
dBA

70,0
65,0
60,0
55,0
50,0
Mengaji Shalaw at Adzan

Min 70,1 78,2 70,7


Max 89,0 87,0 87,5
Average 80,5 82,3 83,0

Gambar 1. Diagram Perbandingan Tingkat Tekanan Suara Rata-UDWDµ0HODJXµ

252
Deskripsi Kondisi Akustik Ruang Masjid Al Markaz Al Islami Makassar
(Mariani dan Nurlaela Rauf)

65,0

60,0

55,0
dBA
50,0

45,0

40,0
05.30 08.30 11.30 14.30 17.30
Waktu

Hari Kerja Hari Jumat Hari Libur

Gambar 2. Perbandingan Tingkat Bising Latar Belakang dalam Ruang Masjid

100,0
90,0
80,0
70,0
dBA

60,0
50,0
40,0
30,0
HSD Disertai
Hujan Sangat Selesai Shalat
Hujan Deras Gemuruh dan
Deras Jumat
Ledakan Guntur

Min 57,3 59,9 61,9 61,3


Max 59,9 61,6 92,8 64,5
Average 58,5 60,7 81,6 62,5

Gambar 3. Perbandingan Tingkat Bising Dalam Ruangpada Keadaan khusus

Pengukuran tingkat bising di dalam (RT60), dengan besaran volume ruang


bangunan juga dilakukan pada (V) 23.670,81 m3 dan luas permukaan
keadaan khusus, seperti pada saat ruang dalam masjid termasuk furniture
hujan deras dan hujan sangat deras, tetap (S) 11.110,37 m2 (analisis Mariani,
saat hujan sangat deras diiringi gemuruh 2008). Angka koefisien serapan bunyi
dan ledakan guntur, dan saat selesai bahan dan audience  XQWXN
shalat Jumat dimana sejumlah jamaah mendapatkan serapan permukaan (A),
tidur-tiduran di dalam ruang masjid. Hasil dan koefisien serapan udara (x),
pengukuran di tengah ruang utama (titik menggunakan tabel dalam Satwiko
TR 3) terlihat pada gambar 3. (2005), Doelle( 1993), Mangunwijaya
(2000), dan Lawrence (1970). Hasil
c. Tingkat dengung perhitungan waktu dengung ruang
Tingkat dengung ruang masjid masjid terlihat pada gambar 4.
yang diukur dengan Waktu Dengung Pada gambar 4, RT60 ruang masjid
dihitung PHQXUXW SHUVDPDDQ ´6DELQH· pada frekuensi menengah (500 - 1.000

253
Jurnal SMARTek, Vol. 6, No. 4, Nopember 2008: 246 - 260

Hz) antara 6,1-6,6 detik pada kondisi (2205) dan Knudsen & Harris (1969),
ruangan kosong (tanpa jamaah), 5,4- pada kondisi banyak jamaah dinilai
5,9 detik pada kondisi ruangan terisi cukup memenuhi, sementara pada
sedikit jamaah, dan 1,5-1,4 detik pada kondisi kosong jamaah maupun pada
kondisi ruangan terisi banyak jamaah. kondisi sedikit jamaah, waktu dengung
Waktu dengung optimum masjid yang ruang masjid sangat tinggi.
direkomendasikan oleh Kayili (2005) Dengung yang optimum pada
untuk volume ruang 23.670,81 m3 adalah ruang masjid dibutuhkan untuk
~2,5 detik. Sementara Knudsen dan menunjang kejelasan pembicaraan
Harris dalam Day et al (1969) (speech intelligibility) pada aktivitas
merekomendasikan waktu dengung seperti ceramah/khotbah, dan untuk
optimum speech audiotria untuk volume terciptanya estetika bunyi untuk aktivitas
ruang 23.670,81 m3 adalah ~1,1 detik. seperti mengaji, shalawat dan adzan.
Dengan demikian, waktu dengung Sementara dengung yang berlebihan
ruang masjid Al Markaz Al Islami akan merusak kejelasan pembicaraan.
mengacu pada rekomendasi Kayili

7,0
6,0
5,0
4,0
detik

3,0
2,0
1,0
0,0
125 Hz 250 Hz 500 Hz 1 kHz 2 kHz 4 kHz

Kosong Jamaah 3,62 4,72 6,07 6,56 4,07 3,01


Sedikit Jamaah 3,45 4,37 5,44 5,93 3,93 2,96
Banyak Jamaah 1,72 1,64 1,51 1,41 1,31 1,25

Gambar 4. Waktu Dengung (RT60) Ruang Masjid

Berdasarkan analisis mariani d. Tingkat Kejelasan Pembicaraan


(2008), waktu dengung ruang masjid Al Tingkat kejelasan pembicaraan
Markaz Al Islami yang tinggi disebabkan dalam ruang masjid yang diukur
karakteristik bahan permukaan ruang dengan % ALCons dihitung
yang terdiri dari 59,6% bahan pemantul PHQJJXQDNDQ SHUVDPDDQ ´3HXW]µ
dengan  (0,01-0,10), antara lain granit dengan besaran jarak sumber suara dari
dan beton; 33,5% bahan pemantul titik ukur (d) dan jumlah kelompok
dengan  (0,05-0,19), antara lain kayu loudspeaker (n) berdasarkan hasil
dan gipsum; dan selebihnya hanya 6,9% pengamatan dan pengukuran skalatis.
bahan penyerap dengan  (0,20-1,00), Hasil perhitungan % ALCons terlihat
antara lain kaca ringan, karpet/sajadah pada tabel 2.
dan open windows yang menyerap Pada tabel 2, % ALCons ruang
sempurna. Waktu dengung ruang masjid masjid antara titik terdekat dan titik
terkurangi cukup signifikan pada kondisi terjauh dari sumber suara pada frekuensi
banyak jamaah dengan penyerapan 1 ² 2 kHz adalah 12,52-98,12 % pada
audience yang mencapai 76,8-81,5% kondisi ruangan terisi sedikit jamaah,
dari total absorpsi dalam ruang masjid. dan 7,81-36,74 % pada kondisi ruangan

254
Deskripsi Kondisi Akustik Ruang Masjid Al Markaz Al Islami Makassar
(Mariani dan Nurlaela Rauf)

terisi banyak jamaah. Dalam Intelligibility dan berkurang dengan bertambahnya


Conversionhttp://www.Sengpielaudio. jarak.
com, 7/2/2008), kejelasan pembicaraan Berkurangnya inteligibilitas
dinilai baik hingga 15 % ALCons. Di atas pembicaraan dalam ruang disebabkan
15 hingga 100 % ALCons, kejelasan antara lain oleh dengung yang
pembicaraan dinilai kurang hingga berlebihan (excessive reverberation)
buruk. Dengan demikian, berdasarkan dan perbandingan suara terhadap
hasil pengukuran % ALCons ruang masjid kebisingan (Signal to Noise Ratio)
Al Markaz Al Islami hanya memenuhi kurang. Inteligibilitas akan baik jika RT (
syarat hingga jarak 9,8 m dari sumber 1 dan 2 kHz) < 1,5 detik (~15 % ALCons)
suara utama dengan tingkat tekanan dan SNR atDX 6 1 GDQ N+] • G%
suara 68,1 dBA pada kondisi sedikit (Intelligibility,http://www.acoustic.salford
jamaah (frekuensi 2 kHz), dan hingga .ac.uk, 8/2/2008). S/N ruang masjid Al
jarak 18,7 m dari sumber suara utama Markaz Al Islami menurut analisis Mariani
dengan tingkat tekanan suara 76,2 dBA (2008) memenuhi syarat secara global
pada kondisi banyak jamaah (frekuensi pada kondisi banyak jamaah (1 dan 2
2 kHz). Hasil pengukuran pada tabel 2 kHz) yaitu >28 dB dengan RT 1,41-1,31
memperlihatkan bahwa kejelasan detik.
pembicaraan bergantung pada
kekerasan/kekuatan suara pada sumber

Tabel 2. % ALCons Speech


Titik %
SPL A PWL d Q RT n V
Ukur ALCons
Sedikit Jamaah
1 kHz
TR 1 68,1 638,15 79,85 9,8 8,25 5,93 6 23.670,81 24,22
TR 3 67,4 638,15 79,15 18,7 15,74 6 46,22
TR 4 67,0 638,15 78,75 27,7 23,31 6 68,46
BB 1 64,9 638,15 76,65 18,2 15,32 6 44,98
BB 3 66,3 638,15 78,05 39,7 33,41 6 98,12
BB 4 66,8 638,15 78,55 37,8 31,81 6 93,42
BL 1 64,2 638,15 75,95 22,3 18,77 6 55,11
BL 3 66,7 638,15 78,45 37,4 31,81 6 93,42
2 kHz
TR 1 68,1 750,78 80,56 9,8 7,01 3,93 6 23.670,81 12,52
TR 3 67,4 750,78 79,86 18,7 13,38 6 23,88
TR 4 67,0 750,78 79,46 27,7 19,81 6 35,37
BB 1 64,9 750,78 77,36 18,2 13,02 6 23,24
BB 3 66,3 750,78 78,76 39,7 28,40 6 50,70
BB 4 66,8 750,78 79,62 37,8 27,04 6 48,27
BL 1 64,2 750,78 76,66 22,3 15,95 6 28,48
BL 3 66,7 750,78 79,16 37,4 27,04 6 48,27
Banyak Jamaah
1 kHz
TR 1 77,1 2.689,52 95,1 9,8 1,96 1,41 10 23.670,81 9,07
TR 3 76,2 2.689,52 94,2 18,7 3,73 10 17,3
TR 4 74,7 2.689,52 92,7 27,7 5,53 10 25,63
BB 1 73,7 2.689,52 91,7 18,2 3,63 10 16,84
BB 3 72,5 2.689,52 90,5 39,7 7,93 10 36,74
BB 4 74,4 2.689,52 92,4 37,8 7,55 10 35,00
BL 1 73,4 2.689,52 91,4 22,3 4,45 10 20,64
BL 3 74,5 2.689,52 92,5 37,4 7,55 10 34,98
2 kHz

255
Jurnal SMARTek, Vol. 6, No. 4, Nopember 2008: 246 - 260

Tabel 2. % ALCons Speech (lanjutan)


Titik %
SPL A PWL d Q RT n V
Ukur ALCons
Banyak Jamaah
2 kHz
TR 1 77,1 2.682,31 95,09 9,8 1,96 1,31 10 23.670,81 7,81
TR 3 76,2 2.682,31 94,19 18,7 3,74 10 14,9
TR 4 74,7 2.682,31 93,49 27,7 5,55 10 22,07
BB 1 73,7 2.682,31 91,69 18,2 3,64 10 14,05
BB 3 72,5 2.682,31 90,49 39,7 7,95 10 31,63
BB 4 74,4 2.682,31 92,39 37,8 7,57 10 30,11
BL 1 73,4 2.682,31 91,39 22,3 4,46 10 17,77
BL 3 74,5 2.682,31 92,49 37,4 7,57 10 30,11

5. Kesimpulan bahan pemantul kuat yang cukup


Gambaran kondisi objektif dominan.
akustik ruang masjid Al Markaz Al Islami
Makassar adalah : 6. Daftar Pustaka
ƒ Tingkat tekanan suara rata-rata ---------, Intelligibility,
aktivitas speech memenuhi http://www.acoustics.salford.ac.u
persyaratan untuk kejelasan yang k, diakses 8/2/2008.
baik dari pembicaraan.
ƒ Distribusi suara aktivitas speech ---------, Intelligibility Conversion,
kurang merata pada kondisi ruang http://www.Sengpielaudio.com,
terisi sedikit jamaah yaitu pada diakses 7/2/2008.
pelaksanaan ibadah hari-hari biasa Day, B.F., Ford, R.D. & Lord, P. (Ed), 1969,
dimana terdapat perbedaan tingkat Building Acoustics, Elsevier
tekanan suara >3 dB. Publishing Company LTD, London.
ƒ Tingkat bising latar belakang di dalam
ruang masjid melebihi angka yang Doelle, Leslie L., 1993, Akustik
direkomendasikan untuk kondisi Lingkungan, Terjemahan oleh Lea
mendengar yang baik. Prasetyo, Penerbit Erlangga,
ƒ Tingkat dengung ruang masjid pada Jakarta.
kondisi kosong dan terisi sedikit Icha, Venanda, Soegijanto, & Triyogo, R,
jamaah sangat tinggi. 2005, Study on The Effects of
ƒ Tingkat kejelasan pembicaraan pada Ceiling Shape to The Acoustics
kondisi ruang terisi sedikit jamaah Condition of Masjid by Means of
kurang hingga buruk. Computer Simulation, Makalah
Distribusi suara di dalam ruang disajikan dalam The 6th
masjid dipengaruhi oleh rancangan International Seminar on
sistem tata suara, seperti setting volume Sustainable Environment and
dan posisi penempatan loudspeaker. Architecture, Department of
Sementara tingkat dengung yang tinggi Architecture ITB, Jakarta, 19-20
(excessive reverberation) yang September 2005.
berpengaruh pada intelligibilitas
Istiadji, A.D. & Binarti, F., 2007, Studi
suara/pembicaraan dan tingkat bising
Simulai Ecotect sebagai
akibat pantulan di dalam ruang masjid
Pendekatan Redesain Akustik
dipengaruhi oleh geometri (bentuk,
Auditorium,
dimensi dan volume) ruang dan bahan
http://www.petra.ac.id/~puslit/jou
permukaan ruang yang terdiri dari
rnals, diakses 29/8/2008.

256
Deskripsi Kondisi Akustik Ruang Masjid Al Markaz Al Islami Makassar
(Mariani dan Nurlaela Rauf)

Kayili, M., 2005, Acoustic Solutions in


Mediastika, Christina E., 2005, Akustika
Classic Ottoman Architecture,
Bangunan. Prinsip-prinsip dan
FSTC limited,
Penerapannya di Indonesia,
(http://www.muslimheritage.com/
Penerbit Erlangga, Jakarta.
uploads/acoustics.pdf, diakses 14
Agustus 2007). Rettinger, M., 1977, Acoustic Design and
Noise Control, Volume II,
Lawrence, Anita, 1970, Architectural
Chemical Publishing Co., New
Acoustics, Applied Science
York.
Publishers Ltd, London.
Soegijanto, 2001, Penelitian Kinerja
Mariani, 2008, Karakteristik Akustik
Akustik Mesjid di Indonesia,
terhadap Geometri, Bahan, dan
Laporan Hasil Penelitian Tahun I
Sistem Tata Suara Ruang Masjid Al
Hibah Bersaing Perguruan Tinggi
Markaz Al Islami Makassar, Tesis
IX, Fakultas Teknologi ITB.
tidak diterbitkan, Program
Pascasarjana Teknik Arsitektur
Unhas.

Lampiran Gambar

Gambar 1. Masjid Al Markaz Al Islami Makassar

Gambar 2. Interior Ruang Masjid Al Markaz Al Islami

257
Jurnal SMARTek, Vol. 6, No. 4, Nopember 2008: 246 - 260

24.85 m

Kuncup

15.00 m
Limasan

8.00 m
LT III
5.00 m

LT II
Mihrab
9 x 6.00 m

Gambar 3. Irisan Selatan-Utara Ruang Masjid

54.00 m

TR 1 TR 2
42.00 m

BB 1 TR 3 BB 2 BL 1 BL 2

TR 4 TR 5

BB 3 BB 4 BB 5 BL 3

RUANG RUANG
UTAMA BALKON

Box-static Speaker Ramsa tipe WS-A200E @ 4 unit (Total 8 unit)


Box-mounted Speaker Ramsa tipe WS-A200E @ 1 unit (Total 10 unit)

Gambar 4. Denah Perletakan Titik Ukur TTS dan Posisi Loudspeaker

258
Deskripsi Kondisi Akustik Ruang Masjid Al Markaz Al Islami Makassar
(Mariani dan Nurlaela Rauf)

Gambar 5. Pengisian ruang oleh Jamaah pada Speech Jumat


(Sumber : Dokumentasi Mariani, 2007)

Gambar 6 Pengisian ruang oleh Jamaah pada Speech Hari Biasa


(Sumber : Dokumentasi Mariani, 2007)

259
Jurnal SMARTek, Vol. 6, No. 4, Nopember 2008: 246 - 260

48,8 ² 56,5
48,3 ² 57,1 dBA
dBA

54,8 dBA
60,5 dBA

57,5 dBA

Lapangan
Bermain Park
LB 6
Ruang Masjid
ir Kampus
Ekstension
TR 3
Unhas

Kanal BL 3
57 m

LB 4 LB 5
± 23 m
24 m Plaza
LB 2 LB 1 LB 3
± 95 m 18 m 2 x 18 m 2 x 18 m 18 m
Jl. Mesjid Raya Jl. Al Markaz
Parkir Utama

Menara

± 99 m

56,2 dBA U 0.00 m 24.00 m


Jl. Sunu
12.00 m

Radius Ring I : (27+12+18) = 57 m


57,5 dBA 56,5 dBA
Radius Ring II : (57+15) = 72 m.

Gambar 7. Tingkat Bising di Dalam dan Di Luar Bangunan Masjid


(Sumber : Analisis hasil pengukuran,2007)

260

Anda mungkin juga menyukai