Anda di halaman 1dari 2

PEMBERIAN AMPAS TAHU DAN TEPUNG JAGUNG (Zea mays) SEBAGAI PAKAN

TAMNBAHAN DENGAN SELANG WAKTU BERBEDATERHADAP MORFOMETRIK


DAN BOBOT IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Latar Belakang

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu hasil perikanan air tawar yang
banyak diminati masyarakat karena kandungan protein hewani yang tinggi. Ikan nila memiliki
nilai ekonomis tinggi dan merupakan komoditas penting dalam budidaya air tawar dunia. Ikan
nila merupakan ikan yang paling banyak dibudidayakan kedua di dunia, setelah ikan mas.
Keunggulan ikan nila antara lain mudah dikembangbiakkan dan kelangsungan hidup tinggi,
pertumbuhan relatif cepat dengan ukuran badan relatif besar, tahan terhadap kondisi lingkungan.
Keunggulan ikan nila yaitu, memiliki resistensi terhadap kualitas air dan penyakit, memiliki
toleransi luas terhadap kualitas lingkungan, memiliki kemampuan yang efisien dalam
membentuk protein kualitas tinggi dan bahan organik, limbah domestik dan pertanian, memiliki
kemampuan pertumbuhan yang baik, serta mudah tumbuh dalam budidaya intensif (Oktapiandi,
dkk 2019).

Kebutuhan ikan nila di masyarakat semakin meningkat terutama di daerah Sumatera


Utara, dimana pada tahun 2020 produksi ikan nila mencapai angka 93.656,27 Ton, dan pada
tahun berikutnya yaitu pada tahun 2021 meningkat mencapai angka 120.592,52 Ton (Pusat Data
Statistik dan Informasi Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, 2021). Dengan
meningkatnya nilai kebutuhan ikan nila maka perlu menyeimbangkan kebutuhan ikan nila
melalui terobosan untuk menyesuaikan pertumbuhan ikan nila berdasarkan kebutuhan lokal.

Salah satu kendala penting dalam memproduksi ikan nila adalah tingginya harga pakan.
Penyebab utama tingginya harga pakan ikan adalah terjadinya peningkatan harga bahan baku
pakan. Bahan baku seperti ampas tahu dan tepung jagung merupakan sumber protein utama dan
pakan ikan komersial masih mengandalkan pasokan dari impor. Kontribusi sumber protein
ampas tahu dan tepung jagung dalam pakan ikan menentukan harga pakan, diperkirakan sekitar
60% dari biaya produksi pakan. Salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan terhadap
pakan yang bergantung pada pasokan impor dengan harga yang relatif mahal dengan
memanfaatkan bahan baku alternatif yang mudah diperoleh, harga terjangkau, dan
ketersediaannya berkesinambungan seperti penggunaan ampas tahu dan tepung jagung. Jagung
dimanfaatkan di Indonesia sebesar 60% sebagai bahan baku industri dan 57% digunakan sebagai
pakan. Jagung yang dimanfaatkan sebagai pakan lebih banyak dikonsumsi dalam bentuk olahan
atau bahan setengah jadi, seperti bahan campuran pembuatan olahan makanan. Tepung jagung
merupakan tepung yang diperoleh dengan cara menggiling biji jagung yang baik dan bersih.
Untuk mendapatkan tepung yang halus maka tepung harus bebas dari kulit jagung. Komposisi
dari tepung jagung yaitu memiliki protein 9,2%, karbohidrat 73,7%, air 12% dan lemak 3,9%.
Jagung merupakan sumber energi bagi ikan, karena mengandung karbohidrat yang cukup tinggi
yaitu 73,7%. Penggunaan tepung biji jagung pada pakan ikan karnivora dapat mencapai 20%,
sedangkan pada pakan omnivora atau herbivora dapat mencapai 35% (Lestari, dkk, 2013).

Ampas tahu merupakan hasil sampingan dari proses pembuatan tahu yang banyak
terdapat di Indonesia. Ampas tahu merupakan limbah industri pengolahan produksi tahu yang
jarang dimanfaatkan kecuali sebagai pakan ternak atau dibuang begitu saja. Ampas tahu
merupakan hasil limbah padat dari bubur kedelai yang diperas dan tidak berguna lagi dalam
pengolahan tahu yang memiliki kandungan protein yang tinggi dan menjadi salah satu bahan
yang dapat digunakan sebagai bahan penyusun ransum. Komposisi kimia dari ampas tahu terdiri
dari protein 8,66%, lemak 3,79%, air 51,63% dan abu 1,21%. Ampas tahu memiliki kandungan
protein sebesar 43%. Penggunaan ampas tahu pada pakan ikan berkisar 27% (Permana, 1989).

Bahan baku yang digunakan sebagai sumber protein nabati dalam penyusunan ransum
pakan yaitu ampas tahu dan tepung jagung. Suatu bahan yang dapat dijadikan sebagai bahan
baku pakan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi, tersedia dalam jumlah banyak, serta bernilai
ekonomis yang terjangkau. Informasi di atas tentang penggunaan sumber protein dalam pakan
ikan nila, maka dilakukannya penelitian tentang pengaruh pakan tambahan ampas tahu dan
tepung jagung terhadap morfometrik dan bobot ikan nila.

Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengaruh pada saat pemberian pakan tambahan ampas tahu dan tepung jagung
terhadap morfometrik ikan nila?

2. Bagaimanakah pengaruh pada saat pemberian pakan tambahan ampas tahu dan tepung jagung
terhadap bobot ikan nila?

Anda mungkin juga menyukai