KELOMPOK 4
Laporan ini dibuat untuk memenuhi syarat kelulusan dan evaluasi belajar mata kuliah
Kinematika Dinamika di Departemen Teknik Mesin ITS.
Dengan ini kami menyatakan bahwa laporan ini kami buat sungguh-sungguh dan sebenar-
benarnya dengan berpedoman pada etika belajar dan riset dengan menghindarkan bentuk
plagiasi apapun.
Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh asisten kelas untuk diajukan penilaiannya oleh
dosen kelas.
Surabaya, dd-mm-yyyy
Dinilai oleh
Project robot mekanisme Jansen adalah sebuah project yang bertujuan untuk membuat
sebuah robot dengan stik es krim, sumber penggerak dinamo, dan sumber energi berupa
baterai. Robot ini dirancang dengan penuh analisis mulai dari analisis posisi tiap perubahan
sudut titiknya, kecepatan percepatan, dan gaya serta torsi pada robot mekanisme Jansen.
Dalam project ini, agar robot mampu bergerak dengan seimbang, analisis posisi harus
sampai tapak kaki. Pada mulanya, untuk membuat robot ini ditentukan ukuran untuk setiap
struktur pada kaki robot. Lalu disimulasikan menggunakan Javalab untuk melihat bagaimana
lintasan tapak kaki pada robot, apakah robot tersebut mampu menapak dengan baik atau
tidak.
Selanjutnya, dilakukan analisis dengan menghitung perubahan posisi tiap perubahan
sudut. Setelah analisis posisi dilakukan analisis kecepatan dan percepatan dengan metode
grafis. Metode grafis dipilih karena dianggap lebih mudah daripada metode analitis. Lalu,
analisis ketiga dari project ini adalah analisis gaya dan torsi. Analisis gaya dan torsi
membutuhkan massa dari robot jansen dengan cara ditimbang dan percepatan dari hasil
analisis kecepatan dan percepatan.
Dalam ketiga analisis yang dilakukan, ada beberapa kendala dalam melakukan
analisis seperti analisis posisi sampai tapak kaki. Yang kedua adalah kendala dalam
menentukan sudut sudut pelurus dari penarikan garis tegak lurus pada batang pada analisis
kecepatan dan penentuan percepatan jika batang mengalami pecepatan radial dan sentripal.
Setelah dilakukan perlombaan, didapatkan kelebihan dan kekurangan dari prototipe
mekanisme Jansen kami. Kelebihan tersebut antara lain mampu berjalan lurus dan seimbang
serta memiliki struktur yang rigid. Kekurangan dari prototipe kami antara lain memiliki
struktur yang kecil sehingga memiliki langkah yang kecil. Prototipe sempat berjalan berputar
pada saat awal perakitan akibat sudut shaft tidak membentuk 180o , sehingga tidak mampu
menumpu torsional stress. Selain itu, penggunaan tusuk gigi pada awal perancangan shaft
menyebabkan adanya momen puntir karena suaian longgar antara tusuk gigi dan dinamo.
Saran yang dapat diberikan untuk mengatasi berbagai kendala, baik dalam analisis
dan prototype adalah dibutuhkannya kesabaran dan kerjasama yang baik antara anggota tim
ketika melakukan analisis. Selain itu, pembuatan prototipe harus rigid agar tidak mengalami
pergeseran tiap link. Perlu diperhatikan juga untuk penyusunan tiap batang harus sama agar
persebaran gaya tiap link tidak terjadi ketimpangan. Penyusunan kaki harus berkebalikan
antara kiri dan kanan.
Adapun rekomendasi yang dapat diberikan untuk pembuatan mekanisme robot Jansen
adalah menggunakan stik es krim yang memiliki ketebalan sekitar 0,15 cm. Hal ini bertujuan
untuk menghindari stik retak saat dilakukan pemotongan dan pengeboran. Selain itu perlu
diperhatikan dalam penggunaan dinamo yang sesuai dengan kemampuan struktur. Hal ini
bertujuan untuk menghindari struktur mengalami kerusakan.
DAFTAR ISI
Daftar Tabel
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui gambar lintasan tapak kaki dari robot Jansen
2. Mengetahui kecepatan dan percepatan gerak dari robot Jansen
3. Mengetahui perbandingan kecepatan gerak robot yang dirancang dengan kecepatan
robot hasil pengukuran
4. Mengetahui gaya tiap centroid dan torsi penggerak
5. Mengetahui daya yang diperlukan untuk menggerakkan robot Jansen agar berjalan
optimal
6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan desain yang telah dibuat dan direalisasikan
BAB II
METODOLOGI
β=sin (
−1 LOA ×sin θ motor
LO ' A )
2 2 2 '
LO β =L OA + LA B −2 LO A . LAB . cosα
B X =− A X + LAB×cos θ AB
BY = A y + LAB ×sin θ AB
L OA 2+ LA B2 −LO ' B2
cosα=
2 LO A ' . LAB
( )
2 2 2
LOA + LA B −LO ' B
−1
α =cos '
2 LO A . LAB
sinγ sinα
=
LAB LO ' B
sinα × LAB
sinγ=
LO ' B
γ=sin−1
sinα × LAB
LO ' B ( )
θAB=α−β
2.5 Analisis Posisi Titik C
β=sin
2
(
−1 LOA ×sin θ motor
LO ' A )
2 'A 2 '
LO β =L O + LA C −2 L O A . LAB . cosα
'2 2 2
LO A + LA C −LO ' B
cosα= '
2 LO A . LAC
α =cos
−1
(
LO A' 2 + LA C 2−LO ' B2
2 L O' A . LAC )
sinγ sinα
=
LAB LO ' B
sinα × LAC
sinγ=
LO' C
γ=sin (
−1 sinα × LAC
LO ' C )
θAB=α−γ
C X =−A X + LAC × cos θ AC
C Y =A y + LAC ×sin θ AC
b. Titik D
Gambar 2.6 Analisis Posisi Titik D
Berikut persamaan yang digunakan untuk menentukan perubahan posisi sudut titik D:
√
Lbayang−bayang OB= ( OX −B X ) + ( OY −B Y )
2 2
θOD =cos−1
( LO ' B2+ LO' O−LO B2
2 LO' B . LO ' O )
( )
2 2
'B 'D 2
−1 LO + L O −LB D
θ BD=cos '
2 × LO B × LOD
√
Lbayang−bayang= ( D X −C X ) + ( DY −C Y )
2 2
θ DC =tan
−1
( D y −C y
D x −C x )
( )
2 2
−1
Lbayang−bayang DC +¿ C −¿ D 2
θcε =cos
2× LDC × LEC
E x =−LEC . cos ( θCD +θCE ) +C x
E y =−LEC . sin ( θ CD +θ CE ) +C Y
d. Titik F
\
Berikut persamaan yang digunakan untuk menentukan perubahan posisi sudut titik
F:
δ =cos−1 ( LC E2 + LC F 2−¿ F2
2 ×≤× LCF )
F x =C x −LCF . cos ( δ +θCE +θCD )
ω LAB =
L AB ×sin (θO B −θ AB )
'
θO B =180 °−θOO B
' '
V AB=ω AB × L AB=¿
ω LAC =
L AC ×sin (θO C −θ AC )
'
V OA =ω × LOA =¿
√ 2
LOC = ( C X −OX ) + ( C Y −OY )
2
3. Baterai 9V
4. Dinamo
6. Saklar
7. Lem bakar
8. Tempat baterai
9. Kabel
2.6.2 Langkah Pembuatan
1. Memotong stik sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan:
- 7,3 cm
- 6,3 cm
- 3,4 cm
- 4,4 cm
- 2 x 3,9 cm
- 3,7 cm
- 4.2 cm
- 6,8 cm
- 4,7 cm
- 1,3 cm
2. Melubangi kedua ujung stik dengan jarak 0,5 cm untuk tempat bertemunya
joint antarlink
3. Merangkai stik tersebut dengan memasang joint penghubung antarlink
yaitu baut akrilik dan agar menjadi sebuah rangkaian dengan desain seperti
gambar berikut :
40
20
Perubahan sumbu y
0
-120 -100 -80 -60 -40 -20 0 20
-20
-40
-60
-80
-100
Perubahan sumbu x
Gambar 3.1 Lintasan Tapak Kaki Robot (Satu Kaki) dalam perhitungan excel
Gambar 3.2 Lintasan Tapak Kaki Robot (Satu Kaki) dalam Javalab
Dari hasil perhitungan menggunakan excel dan simulasi menggunakan java lab di
dapatkan lintasan tapak kaki seperti pada gambar 3.1 dan 3.2 yang mana dari kedua
gambar tersebut terdapat sedikit perbedaan lintasan tapak kaki. Hal ini disebabkan pada
java lab ukuran tidak bisa sepresisi dari ukuran yang diinginkan pada desain (selisih
± 0,1 cmpada simulasi di java lab). Namun, dalam praktiknya lintasan tapak kaki pada
robot jansen menunjukkan tidak berbeda jauh dari perhitungan excel dan java lab.
3.1.2 Analisis Posisi Titik A
√3
Ax=13 mm× =11,2583 mm
2
Dengan mengambil contoh posisi titik y di sudut 30o perhitungannya adalah
sebagai berikut:
o
θ=30 ; LOA=13 mm
Ay=LOA ×sin ( θmotor )
Ay=13 mm ×sin ( 30o )
1
Ay=13 mm × =6,5 mm
2
Berikut disajikan grafik perubahan sudut motor terhadap posisi titik A terhadap
sumbu-x dan sumbu-y:
10
Perubahan posisi sumbu y
0
-15 -10 -5 0 5 10 15
-5
-10
-15
Perubahan posisi sumbu x
Gambar 3.x Grafik Perubahan Posisi Sumbu-x dan Sumbu-y pada Link OA
Gambar 3.4 Grafik Perubahan Sudut Motor terhadap Posisi Link OA pada
Sumbu-x
Gambar 3.5 Grafik Perubahan Sudut Motor terhadap Posisi Link OA pada
Sumbu-y
' 2 2 2 ' o
L O A =LO O' + LO A −2 LO O . LOA . cos (18 0 −θ motor )
L O ' A 2=582 +132 −2.58.13 . cos (18 0o −30o )
L O' A= √ LO O' 2+ LO A 2−2 LO O' . LOA . cos (18 0o−θ motor )
L O A= √58 +13 −2.58.13 . cos (18 0 −30 )
' 2 2 o o
β=sin−1 (
LOA ×sin θ motor
LO ' A )
β=sin−1 ( 1369,56
× sin 30
)
β=5,36O
2 2 2 '
LO β =L OA + LA B −2 LO A . LAB . cosα
44 2=132 +732 −25.58.73 . cosα
L OA 2+ LA B2 −LO ' B2
cosα= '
2 LO A . LAB
132 +732−442
cosα=
2.50,63 .73
( )
2 2 2
−1 LOA + LA B −LO ' B
α =cos '
2 LO A . LAB
α =cos
−1
( 132 +732−442
2.58 .73 )
o
α =35,81
sinγ sinα
=
LAB LO ' B
sinγ sin ( 24)
=
73 LO ' B
sin (24 )×73
sinγ=
44
sinα × LAB
sinγ=
LO ' B
γ=sin−1 (
sinα × LAB
LO ' B )
γ=sin−1 ( sin (2444)×73 )
θAB=α−β γ =76 , 337o
θAB=35,81−5,36
B X =− A X + LAB×cos θ AB
B X =−11,2583+73 ×cos (30,489) = -51,647 mm
BY = A y + LAB ×sin θ AB
BY =6,5+73 ×sin (30,489)= 43,53 mm
41
40
39
38
-80 -75 -70 -65 -60 -55 -50 -45 -40
Axis Title
Gambar 3.x Grafik Perubahan Posisi Sumbu-x dan Sumbu-y pada Titik B
Berikut untuk hasil lengkapnya disajikan dalam tabel berikut dengan sudut
0<θ <360
Gambar 3.5 Grafik Perubahan Sudut Motor terhadap Posisi Titik B pada Sumbu X
Gambar 3.6 Grafik Perubahan Sudut Motor terhadap Posisi Titik B pada Sumbu Y
Gambar 3.7 Grafik Perubahan Sudut Motor terhadap Posisi Titik C pada Sumbu X
L O' A=LO O ' + LO A2−2 LO O' . LOA . cos (18 0−θ motor )
' 2
L O A=58+ 13 −2.58 .13 .cos (18 0−θmotor )
L O A= √ LO O' + LO A −2 LO O . LOA . cos (18 0 −θ motor )
' 2 2 ' o
α =cos
−1
(
LO A' 2 + LA C 2−LO ' B2
2 L O' A . LAC )
sinγ sinα
=
LAB LO ' B
sinα × LAC
sinγ=
LO' C
γ=sin (
−1 sinα × LAC
LO ' C )
θAB=α−γ
C X =−A X + LAC × cos θ AC
C X =−11,2583+ LAC × cos θ AC
C Y =A y + LAC ×sin θ AC
C Y =6,5+ LAC ×sin θ AC
30
25
20
15
10
5
0
-100 -95 -90 -85 -80 -75
Perubahan Posisi Sumbu
Gambar 3.x Grafik Perubahan Posisi Sumbu-x dan Sumbu-y pada Titik D
Gambar 3.8 Grafik Perubahan Sudut Motor terhadap Posisi Titik D pada Sumbu X
10
0
0 2 4 6 8 10 12
√ 2
Lbayang−bayang OB= ( OX −B X ) + ( OY −B Y )
2
√ 2
Lbayang−bayang OB= ( OX +51,647 ) + ( OY −43,53 )
2
θOD =cos
−1
( LO ' B2+ LO' O−LO B2
2 LO ' B . LO ' O )
θOD =cos−1
( LO ' B2+ LO' O−LO B2
2 LO ' B . LO ' O )
( )
2 2 2
−1 LO' B + LO ' B −LB D
θ BD=cos '
2× LO B × LOD
( )
2 2 2
−1 LO' B + LO ' B −LB D
θ BD=cos '
2× LO B × LOD
-10
-15
-20
-25
-30
-35
Perubahan posisi x
Gambar 3.x Grafik Perubahan Posisi Sumbu-x dan Sumbu-y pada Titik E
Gambar 3.9 Grafik Perubahan Sudut Motor terhadap Posisi Titik E pada Sumbu X
Grafik pengaruh perubahan sudut motor ter-
hadap perubahan posisi titik E pada sumbu y
12
10
0
0 2 4 6 8 10 12
√ 2
Lbayang−bayang= ( D X −C X ) + ( DY −C Y )
2
θ DC =tan
−1
( D y −C y
D x −C x )
( )
2 2
Lbayang−bayang DC +¿ C −¿ D
−1
2
θcε =cos
2× LDC × LEC
E x =−LEC . cos ( θCD +θCE ) +C x
E y =−LEC . sin ( θ CD +θ CE ) +C Y
-70
-90 -85 -80 -75 -70 -65 -60 -55 -50 -45
-75
-80
-85
Perubahan Posisi X
Gambar 3.x Grafik Perubahan Posisi Sumbu-x dan Sumbu-y pada Titik F
Gambar 3.10 Grafik Perubahan Sudut Motor terhadap Posisi Titik F pada Sumbu X
( )
2 2 2
LC E + LC F −¿ F
δ =cos−1
2× LEC × LCF
( )
2 2 2
−1 39 +47 −68
δ=cos =104,11
2 ×39 × 47
272,381
A OA 13 20.95238095
mm/s
288,783
B AB 73 3,955931507
mm/s
174,553
C AC 63 2,77068254
mm/s
228,634
C O’C 37 6,179297297
mm/s
139,383
E CE 39 3,573923077
mm/s
184.995
E DE 42 4,404642857
mm/s
F CF 47 3,573340426 167.947
242,996
F EF 68 3,573470588
mm/s
Bandingkan kecepatan gerak robot yang dirancang dengan kecepatan robot hasil
pengukuran. Tampilkan dalam bentuk grafik,
Jelaskan apakah hasil tersebut sama atau berbeda serta alasannya. Jelaskan sumber
masalah/kendala dan hal yang lakukan untuk memperkecil perbedaan tersebut.
A OA 13 5707,02 0 5707,029477
9477
1142,40 2064.982
B AB 73 1720.192
5768
74.3288 7310.031
B O’B 44 7310.409
0327
94,4355
D BD 34 129,437 160,225
5576
147,748
D O’D 39 181,974 234,401
1098
483,630
C AC 63 3016,157 3054,685
9493
1412,79
C O’C 37 2.991 3308,126
7458
498,144
E CE 39 2265,183 2319,311
1202
814,836
E DE 42 2131,235 2288,976
9054
600,131
F CF 47 664,479 895,356
8044
868,339
F EF 68 218,288 895,356
0591
B AB 73
B O’B 44
D BD 34
D O’D 39
C AC 63
C O’C 37
E CE 39
E DE 42
F CF 47
F EF 68
B AB 73
B O’B 44
D BD 34
D O’D 39
C AC 63
C O’C 37
E CE 39
E DE 42
F CF 47
F EF 68
Table 3 Tabel Analisis Perhitungan Gaya/Torsi Kondisi Perubahan Sudut Motor 30 Derajat
Joint Link Length (mm) Angular Velocity Direction
speed (rad/s) (mm/s)
Table 3 Tabel Analisis Perhitungan Gaya/Torsi Kondisi Perubahan Sudut Motor 60 Derajat
Joint Link Length (mm) Angular Velocity Direction
speed (rad/s) (mm/s)
Table 3 Tabel Analisis Perhitungan Gaya/Torsi Kondisi Perubahan Sudut Motor 30 Derajat
Joint Link Length (mm) Angular Velocity Direction
speed (rad/s) (mm/s)
Jelaskan dan berikan makna/interpretasi anda terhadap hasil tersebut.
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk mengatasi berbagai kendala, baik dalam analisis
dan prototype adalah sebagai berikut:
1. Dibutuhkannya kesabaran dan kerja sama yang baik antara anggota tim ketika
melakukan analisis.
2. Pembuatan prototipe harus rigid agar tidak mengalami pergeseran tiap link.
3. Perlu diperhatikan dalam penyusunan tiap batang harus sama agar persebaran
gaya tiap link tidak terjadi ketimpangan.
4. Penyusunan kaki harus berkebalikan antara kiri dan kanan.
REFERENSI