Anda di halaman 1dari 3

Apa itu ikatan kimia?

Ikatan kimia merupakan gaya yang mengikat dua atom atau lebih untuk membuat senyawa atau molekul
kimia. Ikatan itulah yang akan menjaga atom tetap bersama dalam suatu senyawa yang
dihasilkan. Dengan kata lain, ikatan kimia dari dua atau lebih unsur disebut senyawa. Namun, ikatan
tersebut berbeda-beda. Ada ikatan kuat seperti yang terjadi pada ikatan logam, ikatan ion dan ikatan
kovalen. Ada juga ikatan lemah yang terjadi pada interaksi dipol-dipol, gaya dispersi London, dan ikatan
hidrogen. Semakin kuat ikatan kimia yang terjadi, maka akan semakin stabil senyawa yang dihasilkannya.
Sebaliknya, semakin lemah ikatan kimia yang terjadi, akan semakin tidak stabil senyawa yang
dihasilkannya, dan dapat mengalami reaksi lain untuk membuatnya lebih stabil. Dalam pembentukannya,
ikatan tersebut dipengaruhi oleh elektron valensi. Apa itu elektron valensi? Yaitu elektron yang berada
pada kulit terluar suatu atom. 

Teori Lewis dan Kossel

Albrecht Kossel dan Gilbert. N. Lewis merupakan orang pertama yang telah berhasil dalam menjelaskan
bagaimana ikatan kimia dapat terbentuk. 

Teori Lewis

Teori pertama yang akan gue jelaskan adalah teori Lewis. Dinamakan teori Lewis, karena teori ini datang
dari Profesor Fisika dan Kimia dari Amerika Serikat, yaitu Gilbert. N. Lewis pada tahun 1916 di dalam
artikelnya “The Atom and The Molecules”. Kita juga akan mengenal yang namanya struktur Lewis, yaitu
langkah awal untuk menentukan bentuk molekul. Kita bisa lihat pada contoh ikatan yang terjadi antara
Litium (1 elektron), Oksigen (6 elektron), dan Neon (8 elektron) berikut ini:

Simbol titik pada ikatan di atas merupakan jumlah elektron valensi dari masing-masing atomnya.

Teori Kossel

Selanjutnya, ada Teori Kossel. Masih di tahun yang sama, Albrecht Kossel yang merupakan ilmuwan dari
Jerman, juga mengajukan teori yang hampir mirip dengan teori Lewis. Bedanya terletak pada transfer
elektron yang penuh antar atom-atomnya. Kita bisa lihat teori Kossel ini pada ikatan polar. Selanjutnya,
Lewis dan Kossel menjelaskan bahwa kestabilan gas mulia  dengan konfigurasi elektron saling
berhubungan. Di mana unsur gas mulia ternyata memiliki 8 elektron valensi, sehingga memiliki sifat yang
stabil (kecuali He yang hanya memiliki 2 elektron valensi). Hal terpenting dari ikatan kimia adalah jenis-
jenis ikatannya. Karena ini yang membagi senyawa satu dengan yang lainnya.
Ikatan ionik terjadi ketika ion positif dan negatif (gaya listrik Coulomb) pada setiap atomnya membentuk
sebuah ikatan kimia. Ikatan ionik ini juga biasa disebut dengan ikatan elektrovalen. Contoh ikatan ion
adalah Natrium dan Fluorida (NaF). Jadi,ikatan pada senyawa NaF merupakan ikatan Ionik.

Ikatan ionik hanya dapat terjadi antar unsur-unsur yang memiliki perbedaan keelektronegatifan cukup
besar. Sehingga, terjadi serah terima elektron seperti pada contoh di atas.

Ikatan Kovalen

Ikatan kovalen terjadi ketika ada pemakaian elektron ikatan secara bersama. Ketika ikatan kovalen terjadi,
maka kedua atom yang berikatan tersebut akan tertarik pada pasangan elektron yang sama. Contoh ikatan
kovalen terjadi pada atom H2.

Ikatan Logam

Berbeda dengan ikatan ionik yang mengalami serah terima elektron. Untuk mencapai konfigurasi elektron
yang stabil, maka kedua atom H harus menggunakan elektron secara bersama. Atom logam memiliki
elektron valensi yang relatif kosong, hal itu dikarenakan jumlah atomnya yang sedikit. Sehingga, ada
perpindahan elektron antara satu atom ke atom yang lain. Kemungkinan untuk berpindah tersebut sangat
besar, sehingga elektron valensinya berbaur hingga menyerupai awan elektron yang membungkus ion
positif di dalam atom.

Ikatan yang terjadi tersebut membuat logam ketika ditempa hanya akan mengalami pergeseran pada
atom-atom penyusunnya, tapi ikatannya tetap ya, guys. Contoh ikatan logam adalah magnesium (mg).

Anda mungkin juga menyukai