Anda di halaman 1dari 8

Menjadi Guru Profesional:

Memahami Hakikat dan Kompetensi Guru

Wirdatul Jannah*
Email: wirdatuldr@gmail.com
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Riau

Pengantar
Menjadi seorang guru merupakan hal tidak mudah untuk dilakukan.
Banyak padangan luar yang menganggap bahwa mengajar adalah hal sepele
yang hanya mengandalkan kemampuan dalam memahami materi dan berbicara.
Tetapi jauh dari pada itu, menjadi seorang guru pada dasarnya membutuhkan
kemampuan dalam mengontrol diri dan juga orang lain. Dalam Safitri (2019)
setidaknya ada empat pokok minimal terkait dengan tugas dan tanggung jawab
guru dalam kegiatan belajar mengajar yaitu: 1) menguasai bahan pengajaran, 2)
merencanakan program belajar-mengajar, 3) melaksanakan, memimpin, dan
mengelola proses belajar-mengajar, dan 4) menilai dan mengevaluasi kegiatan
belajar mengajar.
Jika dilihat secara umum, memang tak sedikit dijumpai guru-guru yang
belum memahami betul posisi dan kedudukannya sebagai seorang guru.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Ketidakpaham akan profesinya lah yang
menjadikan seorang guru terkesan tidak menyadari kedudukannya. Dalam suatu
profesi keguruan ada beberapa kompetensi yang harus dikuasai. Kompetensi
yang dimaksud yaitu merujuk pada suatu kemampuan, kecakapan, keadaan
berwenang, atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum (Syah, 2009)
dalam Zulhapiz (2013).
Dalam profesi keguruan memang diperlukan keahlian khusus dan juga
keseriusan di dalamnya. Sebagai seorang guru, terlebih dulu kita harus
memahami seluk beluk dari profesi yang akan kita emban. Dan pada tulisan ini
akan dijabarkan mengenai apa saja yang perlu dilakukan oleh seorang guru
untuk dapat mengembangkan dirinya agar lebih memahami hakikat dari profesi
keguruan agar menjadi seorang guru yang profesional.

1
Hakikat Profesi Guru
Seperti yang telah dijabarkan pada bagian pengantar, untuk mengetahui
seluk beluk profesi keguruan dapat dimulai dari hal yang paling dasar yaitu
mengenai apa profesi guru. Pengertian profesi dilihat dari segi etimologi berasal
dari bahasa Inggris, yaitu “professus” dan ada yang berpendapat bahwa profesi
berasal dari bahasa Latin “professus”. Kedua kata tersebut memiliki arti yang
sama, yaitu mampu atau ahli di bidang tertentu (Octavia, 2019). Selanjutnya,
guru dapat diartikan sebagai seorang tenaga pendidik profesional yang
mendidik, mengajarkaan suatu ilmu, membimbing, melatih, memberikan
penilaian, serta melakukan evaluasi kepada peserta didik, (Safitri, 2019). Sejalan
dengan pendapat Safitri, dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (Pasal 1) dinyatakan bahwa:
“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut, profesi keguruan dapat kita
artikan sebagai suatu profesi atau keahlian yang dimiliki oleh seseorang dalam
memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingannya kepada peserta didik.
Menurut Danim (2011) menyimpulkan beberapa sifat-sifat profesi antara lain:
1. Kemampuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan
2. Memiliki pengetahuan spesialis
3. Menjadi anggota organisasi profesi
4. Memiliki pengetahuan praktis yang dapat digunakan oleh orang lain.
5. Memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan atau communicable
6. Memiliki kapasitas mengorganisasi kerja secara mandiri atau self-
organization
7. Mementingkan kepentingan orang lain
8. Memiliki kode etik
9. Memiliki sanksi dan tanggung jawab komunitas
10. Mempunyai sistem upah
11. Budaya profesional
12. Melaksanakan pertemuan profesional tahunan.

2
Pada pandangan modern seperti yang dikemukakan oleh Adams &
Dickey dalam Safitri (2019) bahwa peran guru sesungguhnya sangat luas,
meliputi:
1. Guru sebagai pegajar (teacher as instructor)
2. Guru sebagai pembimbing (teacher as counselor)
3. Guru sebagai ilmuan (teacher as scientist)
4. Guru sebagai pribadi (teacher as person)
Sebenarnya akan lebih banyak peran guru yang dapat kita temui jika
kita melihat langsung bagaimana keadaan guru tersebut di sekolah. Bisa
dikatakan bahwa guru dapat melakukan apa saja dan serba bisa. Seorang guru
dituntut untuk bisa melakukan ataupun mengatasi berbagai masalah dalam satu
waktu. Untuk dapat sampai pada tujuan dan perannya, seorang harus
memahami betul akan tanggung jawab yang dimilikinya ketika memegang
nama seorang guru.
Hakikat profesi guru adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka
yang dinyatakan oleh tenaga profesional tidak sama dengan suatu pernyataan
yang dikemukakan oleh non profesional. Janji tersebut bukan hanya diucapkan
tetapi merupakan ekspresi kepribadian yang tampak pada tingkah laku sehari-
hari yang mana janji tesebut bersifat etik dan akan berhadapan dengan sanksi-
sanki tertentu. (Octavia, 2019).

Kompetensi Guru

Menurut Poerwadarminta (2007) dalam Wijaya (2018) menyatakan


bahwa kompetensi berarti kewenangan untuk kekuasaan untuk menentukan atau
merumuskan suatu hal.

Berdasarkan undang-undang guru dan dosen, ada empat bagian dari


kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu: pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional.

1. Kompetensi Pedagogik

Merupakan kompetensi yang berkenaan dengan karakteristik peserta


didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
Seorang guru harus bisa memahami atau menilai siswanya berdasarkan
kompetensi pedagogik yang dimiliki. Selain itu kemampuan dalam menguasai
3
teori dan pembelajaran yang akan disampaikan juga sangat penting. Sebab ini
adalah hal utama yang akan dilakukan guru sesuai dengan tujuannya,
mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kompetensi pedagogik juga berkenaan dengan bagaimana cara guru


dalam mengembangkan kurikulum yang ada, memfasilitasi siswa agar dapat
mengembangkan potensi diri yang dimiliknya, berkomunikasi yang baik
dengan peserta didik, melakukan penilaian dan evaluasi, serta dapat melakukan
tindakan refleksi.

2. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional meupakan kemampuan yang harus dimiliki


seorang guru dalam hal perencanaan dan pelaksanan kegiatan pembelajaran.
Kompetensi ini meliputi a) kemampuan dalam menguasai materi, konsep, dan
pola pikir yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran, b) menguasai standar
kompetensi ataupun kompetensi dasar dalam mata pelajaran, c)
mengembangkan materi pelajaran dengan kreatif, dan d) memanfaatkan
teknologi yang sesuai dengan perkembangan zaman.

3. Kompetensi Sosial

Sebagai seorang guru diharuskan untuk memiliki kompetensi sosial,


sebab profesi keguruan sangat berhubungan erat dengan lingkungan
masyarakat. Kompetensi sosial meliputi: a) mampu bersikap objektif dan tidak
deskriminatif pada siswa, guru, ataupun orang tua siswa, b) mampu
berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun baik kepada sesama guru
atau tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, siswa, dan juga orang tua siswa,
c) mampu beradaptasi dimanapun ia ditempatkan, d) mampu berkomunikasi
dengan baik kepada sesama komunitas satu profesinya.

4. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian berkenaan dengan kemantapan dari


kepribadian seorang guru yang meliputi: a) bertindak sesuai norma agama,
hukum, sosial, dan kebudayaan nasional, b) menampilkan kepribadian yang
jujur dan berkakhlak mulia yang dapat dijadikan teladan bagi orang banyak, c)
mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang netral, darif, dan berwibawa,
d) mampu menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab tinggi terhadap

4
pekerjaan yang sedang di emban, dan e) mampu memegang teguh kode etik
profesi guru.

Dari pernyataan-pernyatan di atas, sudah menjadi gambaran yang jelas


bahwa menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah. Profesi guru
mengharuskan kita menjadi makhluk sosial yang juga mampu menempatkan
diri sebagai orang lain.

Guru Profesional
Keprofesionalan yang dimiliki oleh seorang guru tidak serta merta
didapatkan secara instan. Banyak tahapan atau proses yang harus dilewati untuk
bisa menjadi seorang guru yang profesional. Kemampuan profesional seorang
guru pada hakikatnya adalah suatu mutiara dari keterampilan dasar, dan
pemahaman yang mendalam tentang anak sebagai peserta didik, objek belajar,
dan situasi kondusif berlangsungnya kegiatan pembelajaran (Anwar, 2018).
Menurut Wijaya (2018), guru Indonesia yang profesional dipersyaratkan
mempunyai:
1. Dasar ilmu yang kuat
2. Penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praksis pendidikan yaitu
ilmu pendidikan sebagai ilmu praksis bukan hanya merupakan konsep-konsep
belaka.
3. Pengembangan kemampuan profesional berkesinambungan, profesi guru
merupakan profesi yang berkembang terus menerus dan berkesinambungan
antara LPTK dan praktek pendidikan.
Dalam pasal 7 undang-undang guru dan dosen dirumuskan beberapa
prinsip profesionalitas, bahwa guru dan dosen profesional,
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme
2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia
3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidng tugas
4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja

5
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat
8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan
9. Mewakili organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-
hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Dalam Wijaya (2018) menurut Supriadi yang dikutip Daryanto dan


Tasrial (2015), guru profesional dituntut memiliki lima hal:

1. Mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya


2. Menguasai secara medalam bahan atau materi pelajaran yang diajarkan nya
serta cara mengajarkannya kepada siswa
3. Bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik
evaluasi
4. Mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan belajar dari
pengalamannya
5. Merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.

Banyak aspek-aspek yang harus diperhatikan agar dapat menjadi seorang


guru yang profesional. Selain daripada apa yang dijabarkan sebelumnya, sebagai
seoarang guru atau calon perlu kita pahami dan resapi bahwa menjadi seorang
guru bukanlah hal yang mudah. Guru yang pada hakikatnya merupakan sosok
yang digugu dan yang ditiru harus menempatkan dirinya menjadi orang yang
mampu menjadi teladan bagi orang lain. Menjalankan profesinya dengan hati
yang ikhlas dan benar-benar menyerahkan dirinya pada profesi yang dimiliki.
Menjalankan segala tugas dan kewajiban serta mematuhi kode etik seorang
guru.
Sebagai seorang guru yang profesional kita juga perlu melakukan
beberapa inovasi dalam kegiatan pengajaran guna menjadikan proses
pembelajaran menjadi lebih efektif. Inovasi pendidikan di Indonesia dapat
dilihat dari empat aspek, yaitu tujuan pendidikan, struktur pendidikan dan
pengajaran, metode kurikulum dan pengajaran serta perubahan terhadap aspek-
aspek pendidikan dan proses (Wijaya dkk., 1998: 28) dalam Zulhafizh, dkk
(2018).

6
Penutup
Profesi guru adalah pekerjaan yang sangat disegani dan merupakan suatu
pekerjaan yang mulia. Profesi guru bukanlah hanya sekedar suatu pekerjaan
yang berputar pada transfer informasi antara guru dan siswa, tetapi lebih luas
dari pada itu. Guru merupakan seseorang yang menyerahkan hidupnya pada
dunia pendidikan dengan hati ikhlas untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Penerus bangsa yang sukses pada saat ini tidak akan lepas dari peran seorang
guru. Oleh sebab itu, sebagai seorang guru ataupun calon guru kedepannya, kita
harus memahami betul hakikat dan kedudukan, juga kompetensi ataupun kode
etik dari seorang guru agar kita dapat menjadi guru yang profesional. Penjabaran
pada bagian sebelumnya dapat dijadikan acuan dalam membantu kita dalam
mengembangkan diri agar dapat menjadi guru yang profesional.

Referensi

Anwar, Muhammad. 2018. Menjadi Guru Profesional. Jakarta: PrenadaMedia


Group.

Octavia, Shilphy Alfiattresna. 2019. Sikap dan Kinerja Guru Profesional.


Sleman: Penerbit Deepublish

Safitri, Dewi. 2019. Menjadi Guru Profesional. Tembilahan: PT. Indragiri Dot
Com

Wijaya, Iwan. 2018. Profesional Teacher: Menjadi Guru Profesional.


Sukabumi: CV. Jejak

Zulhafizh. 2013. Guru: Profesi Yang Tak Lekang Oleh Waktu

Mustafa, M.N., Hermandra, & Zulhafizh. 2018. Strategi Inovatif: Gaya Guru
Sukses dalam Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Diandra Kreatif.

7
*Data Penulis
Wirdatul Jannah, lahir di Pekanbaru, 4 Oktober 1999. Setelah menamatkan
studinya di SMA Negeri 15 Pekanbaru, pada tahun akademik 2018, Ia
melanjutkan studi pada strata satu Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni di
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas
Riau melalui jalur PBUD (Penulusuran Bibit Unggul Daerah). Selama
menjalani kegiatan perkuliahan beberapa prestasi telah dihasilkan berupa
penerbitan buku hasil karya mahasiswa yang dicetak dalam satu buku
seperti, buku berjudul “Tinta (Antologi Puisi)”, “Dian Malam (Antologi
Puisi)”, “Pancarona (Antologi Fabel)”, dan buku berjudul “Antologi
Cerpen”.

Kontak:
Hp/WA : 0853-
5957-5907
Email :
wirdatuldr@gmail.
com

Anda mungkin juga menyukai