ii Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
1 Universitas Indonesia
2
1.2 Tujuan
Tujuan dari pengerjaan tugas khusus ini adalah membuat standar prosedur
operasional pelayanan informasi obat (SPO PIO).
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3 Universitas Indonesia
4
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
6
Universitas Indonesia
7
Universitas Indonesia
BAB 3
METODE
8 Universitas Indonesia
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Standar Prosedur Operasional Pelayanan Informasi Obat
a. Memberikan informasi kepada pasien berdasarkan resep atau kondisi
kesehatan pasien baik secara lisan maupun tulisan.
b. Melakukan penelusuran literatur secara sistematis (bila diperlukan) untuk
memberikan informasi yang dibutuhkan.
c. Menjawab pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah dimengerti, tidak
bias, etis, dan bijaksana, baik secara lisan maupun tulisan.
d. Menyampaikan informasi yang diperlukan oleh pasien:
1) Jumlah, jenis, dan indikasi atau kegunaan masing-masing obat yang
diterima oleh pasien.
2) Waktu penggunaan masing-masing obat yang diterima oleh pasien.
3) Lama penggunaan masing-masing obat yang diterima oleh pasien.
4) Cara penggunaan masing-masing obat yang diterima oleh pasien.
5) Efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh masing-masing obat
yang diterima oleh pasien dan cara mengatasi apabila efek samping
tersebut terjadi pada pasien.
6) Tata cara penyimpanan masing-masing obat yang diterima oleh
pasien.
7) Pentingnya kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat akan
berpengaruh terhadap efek terapinya.
e. Menyediakan informasi aktif, seperti brosur, buletin, leaflet, label obat,
poster, majalah dinding, dan lainnya, serta meletakkannya pada tempat
yang mudah dilihat oleh pasien (misalnya: pada ruang tunggu berobat atau
pengambilan obat).
f. Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat secara
sistematis.
9 Universitas Indonesia
10
4.2 Pembahasan
Standar prosedur operasional pelayanan informasi obat (SPO PIO) diambil
dari Pedoman Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik (CPFB) dan Pedoman
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas dengan beberapa perubahan redaksional
(Lampiran 1). CPFB dibuat pada tahun 2011 atas kerja sama antara Direktorat
Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia dengan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, sedangkan Pedoman
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas dibuat pada tahun 2006 oleh Direktorat
Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dengan adanya kedua
pedoman tersebut dapat mempermudah dalam membuat atau menyusun suatu
SPO PIO pada sarana praktek kefarmasian, seperti puskesmas.
Standar prosedur operasional pelayanan informasi obat (SPO PIO) yang
telah dibuat di atas, ditujukan untuk Puskesmas Kecamatan Taman Sari, Jakarta
Barat. SPO PIO merupakan prosedur tetap, sehingga apabila ada penggantian
Apoteker Penanggungjawab Apotek (APA) atau apoteker yang melaksanakan
pelayanan informasi obat di Puskesmas Kecamatan Taman Sari, SPO PIO tetap
berlaku. Dengan adanya SPO PIO ini juga diharapkan dapat menjaga mutu dan
konsistensi dari pelayanan informasi obat yang diberikan.
Standar prosedur operasional pelayanan informasi obat (SPO PIO) yang
dibuat ini dikhususkan untuk pelayanan informasi obat yang langsung kepada
pasien, di beberapa sarana praktek kefarmasian disebut dengan “Pojok PIO”.
Biasanya kegiatan di pojok PIO ini adalah melayani pertanyaan dari pasien atau
masyarakat terkait dengan obat-obat yang mereka dapatkan sehabis berobat.
Sebagai apoteker, kita mempunyai tanggung jawab untuk memberikan informasi
obat yang sejelas-jelasnya kepada pasien atau masyarakat tersebut agar mereka
lebih paham dengan obat-obat yang mereka konsumsi dan tujuan dari pengobatan
yang mereka terima, sehingga dapat mencapai penggunaan obat yang rasional.
Kegiatan pelayanan informasi obat di pojok PIO tidak hanya itu, apoteker juga
dapat menyediakan informasi aktif, seperti brosur, buletin, leaflet, poster, majalah
dinding atau lainnya bagi pasien atau masyarakat yang sedang tergesa-gesa
sehingga tidak punya waktu untuk mendapatkan penjelasan di pojok PIO.
Universitas Indonesia
11
Informasi aktif tersebut juga bisa sebagai bahan bacaan bagi pasien atau
masyarakat yang sedang duduk menunggu antrian berobat atau mengambil obat di
apotek puskesmas. Oleh karena itu, informasi aktif, seperti brosur, buletin, leaflet,
poster, majalah dinding atau lainnya sebaiknya diletakkan pada tempat yang
mudah dilihat oleh pasien atau masyarakat.
Pada standar prosedur operasional pelayanan informasi obat (SPO PIO) ini
terdapat prosedur akhir berupa pendokumentasian setiap kegiatan pelayanan
informasi obat. Tujuan dari pendokumentasian ini adalah sebagai bukti dari
kegiatan pelayanan farmasi klinik yang telah dilakukan oleh apoteker di
Puskesmas Taman Sari, sehingga dapat dilampirkan pada laporan kegiatan
pelayanan kefarmasian. Tidak hanya sebagai bukti dalam pelaporan kegiatan,
tetapi pendokumentasian juga dapat dijadikan sebagai bahan untuk evaluasi dari
kegiatan pelayanan informasi obat. Pendokumentasian tersebut dapat berupa foto
atau gambar saat pelayanan informasi obat sedang berlangsung atau bahkan
berupa formulir pelayanan informasi obat (Lampiran 2).
Standar prosedur operasional pelayanan informasi obat (SPO PIO) yang
telah dibuat ini diharapkan dapat direalisasikan di Puskesmas Taman Sari, Jakarta
Barat. Dikarenakan SPO PIO yang dibuat masih bersifat sangat umum, jadi
sebaiknya ada evaluasi atau perbaikan secara rutin terhadap SPO PIO ini.
Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Standar prosedur operasional pelayanan informasi obat (SPO PIO) telah
selesai dibuat.
5.2 Saran
a. Standar prosedur operasional pelayanan informasi obat (SPO PIO)
diharapkan dapat dijalankan di Puskesmas Kecamatan Taman Sari, Jakarta
Barat.
b. Apabila standar prosedur operasional pelayanan informasi obat (SPO PIO)
telah dijalankan di Puskesmas Kecamatan Taman Sari, maka perlu
dilakukan evaluasi secara rutin untuk mengetahui keberhasilan dari
pelayanan informasi obat yang diberikan kepada pasien atau masyarakat.
12 Universitas Indonesia
DAFTAR ACUAN
13 Universitas Indonesia
14
LAMPIRAN
Universitas Indonesia
15
Universitas Indonesia
16
Universitas Indonesia