Anda di halaman 1dari 4

Black Soldier Fly (BSF) atau dalam bahasa latin Hermetia

illucens merupakan spesies lalat dari ordo Diptera, family

Stratiomyidae dengan genus Hermetia (Hem, 2011). BSF

merupakan lalat asli dari benua Amerika (Hem, 2011) dan sudah

tersebar hampir di seluruh dunia antara 45° Lintang Utara dan 40°

Lintang Selatan (Diener, 2010). Hem (2011) menyatakan BSF juga

ditemukan di Indonesia, tepatnya di daerah Maluku dan Irian Jaya

sebagai salah satu ekosistem alami BSF. Suhu optimum

pertumbuhan BSF adalah antara 30°C-36°C. Larva BSF tidak

dapat bertahan pada suhu kurang dari 7°C dan suhu lebih dari

45°C (Popa dan Green, 2012).

BSF adalah spesies lalat tropis yang mempunyai

kemampuan mengurai materi organik dengan sangat baik (Holmes

et al., 2012) dan sudah digunakan sebagai agen pengurai limbah

organik (Rachmawati et al., 2010) . BSF mampu mengekstrak

energi dan nutrien dari sisa sayuran, sisa makanan, bangkai


hewan, dan sisa kotoran lainnya seperti tinja dan air limbah

domestik sebagai makanannya (Popa dan Green, 2012).

Rendahnya nilai ekonomis dari limbah tersebut menguntungkan

upaya pengembangan bioteknologi dari BSF. Larva dari BSF dapat

mendaur ulang sampah jenis padat maupun jenis cairan, serta

cocok untuk dikembangbiakkan secara monokultur karena mudah

disebarkan, aman dan mudah dikembangbiakkan di semua

kondisi, tidak mudah terpengaruh oleh mikroorganisme, dan tidak

mudah terjangkit parasit (Popa dan Green, 2012). BSF juga

mampu bertahan dalam kondisi ekstrem dan mampu bekerjasama

dengan mikroorganisme untuk mendegradasi sampah organik

(Popa dan Green, 2012). BSF bukan hama (Popa dan Green,

2012) dan merupakan jenis lalat yang memiliki risiko penyebaran

penyakit yang lebih rendah dibanding jenis lalat lainnya (Bullock

et al., 2013). Secara singkat keuntungan yang dapat diperoleh

dari pemanfaatan larva BSF (Popa dan Green, 2012) adalah:


 Dapat mendegradasi sampah organik menjadi nutrisi untuk

pertumbuhannya

 Dapat mengkonversi sampah organik menjadi kompos

dengan kandungan penyubur yang tinggi

 Dapat mengontrol bau dan hama, serta dapat mengurangi

emisi gas rumah kaca pada saat proses dekomposisi sampah

 Tubuhnya mengandung zat kitin dan protein yang cukup tinggi

yang dapat digunakan sebagai pakan ternak

 Kandungan lemak yang tinggi pada tubuh larva BSF dapat

dimanfaatkan sebagai bahan biofuel

Trivana, L., & Pradhana, A. Y. (2017). Optimalisasi Waktu Pengomposan dan Kualitas Pupuk

Kandang dari Kotoran Kambing dan Debu Sabut Kelapa dengan Bioaktivator PROMI

dan Orgadec. Sain Veteriner, 35(1), 136–144. https://doi.org/10.22146/jsv.29301

Sholihah, A., & Nurhidayati. (2018). IbM Kelompok Tani Hortikultura Dalam Rangka

Perbaikan Manajemen Produksi Kompos. Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian


Masyarakat (JIPEMAS), 1(2), 94–104. https://doi.org/10.33474/jipemas.v1i2.1513

Cahyani, D. A., & A., R. M. P. (2013). Laju Aerasi Pada Pengomposan Limbah Sayuran

Menggunakan Komposter Dengan Pengaduk Putar. Sainteks, 10(2), 9–21.

https://doi.org/10.30595/sainteks.v10i2.146

https://www-detik-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.detik.com/jabar/berita/d-6262012/sampah-
organik-adalah-jenis-contoh-manfaat-dan-cara-mengolah/amp?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM
%3D#aoh=16788888055790&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.detik.com%2Fjabar%2Fberita%2Fd-
6262012%2Fsampah-organik-adalah-jenis-contoh-manfaat-dan-cara-mengolah

https://waste4change-com.cdn.ampproject.org/v/s/waste4change.com/blog/sejarah-dan-pengertian-
sampah-organik/?amp=1&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM
%3D&amp_js_v=a9&amp_gsa=1#referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&csi=0&ampshare=https
%3A%2F%2Fwaste4change.com%2Fblog%2Fsejarah-dan-pengertian-sampah-organik%2F

Anda mungkin juga menyukai