DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
2021
RESUME MATERI TENTANG JENIS LALAT BSF
https://docs.google.com/document/d/1aVCuUiDnEX96JrN9UhBKb-nPrC9bhJfl1Jb66_T9uh
w/edit?usp=sharing
1. Struktur Tubuh, Kepala, dan Bentuk Abdomen Lalat BSF (Black Soldier Fly)
Lalat hitam (black soldier fly) yang memiliki nama latin Hermetia illucens
merupakan spesies lalat yang banyak ditemui di Asia Tenggara dan tersebar hampir
hampir di seluruh dunia. Umumnya, lalat ini ditemukan hampir di semua daerah tropis.
Famili lalat ini yaitu Stratiomydae, merupakan kelompok yang cukup besar dengan sekitar
260 spesies yang telah dikenal di Amerika Utara. Famili ini tidak termasuk hama, dan
umumnya sering ditemukan pada bunga-bungaan. Penyebarannya memang hampir di
seluruh wilayah, namun tidak ditemukan pada habitat dan makanan manusia, sehingga
larva lalat ini dikenal dengan belatung atau “maggot” lebih higienis jika dibandingkan
dengan lalat rumah atau lalat hijau. Lalat menyukai aroma media yang khas sehingga tidak
semua media dapat dijadikan tempat bertelur bagi lalat ini.
Black soldier fly merupakan jenis lalat yang tidak dikategorikan sebagai pembawa
bibit penyakit karena hanya menjalani hidupnya untuk kawin dan bereproduksi. Tubuh
dibedakan menjadi 3, yaitu kepala (caput), dada (thorax) dan perut (abdomen). Pada
bagian kepalanya terdiri dari antena yang panjangnya dua kali panjang kepalanya, vertex,
compound eye, dan clypeus, sedangkan pada bagian thoraxnya, terdiri dari prescutum,
scutum dan scutellum calypters serta terdapat tiga pasang kaki (tungkai) yang berwarna
hitam dan tarsi keputihan, dan pada bagian abdomen terdiri dari haltere, abdominal
segment dan wing (sayap). bagian segmen basal abdomen yang berwarna transparan (wasp
waist), bentuk abdomen terlihat mirip dengan lebah atau tawon.
BSF memiliki warna yang hitam dengan dengan refleksi metalik mulai dari biru,
hingga hijau di dadanya dan terkadang warna ujung perut berwarna merah. Lalat ini
memiliki panjang yang berkisar antara 15–20 mm dan memiliki waktu hidup 5–8 hari.
Lalat dewasa tidak mempunyai bagian mulut yang fungsional karena lalat dewasa akan
beraktivitas pada saat kawin dan bereproduksi selama hidupnya. Pada saat lalat dewasa
berkembang dari pupa, kondisi sayap dalam keadaan terlipat dan kemudian akan mulai
berkembang sempurna hingga menutupi bagian toraksnya. Lalat BSF mempunyai
sepasang sayap tipis dan sepasang sayap lain yang digunakan untuk pembantu penstabil
atau detector kecepatan udara dan untuk sayap tipisnya berfungsi untuk terbang. Alat
mulut berfungsi untuk mengunyah, menggigit, menjilat dan menghisap, alat kelamin
terpisah (jantan dan betina), pembuahan secara internal, sistem pernapasan melalui trakea,
sistem peredaran darah terbuka, struktur sistem pencernaan makanan berbentuk tabung,
mengalami metamorfosis sempurna (dari telur hingga dewasa).
Maggot adalah organisme pada fase kedua dari siklus hidup lalat black soldier
fly. Telur lalat black soldier fly menetas dan menjadi maggot. Maggot beranjak pada
fase pupa yang kemudian berubah menjadi lalat dewasaMaggot jenis serangga
potensial yang di manfaatkan untuk pengurai limbah organik, pakan tambahan bagi
ikan dan hewan ternak. Maggot salah satu alternatif pakan yang memenuhi
persyaratan sebagai sumber protein. Maggot memiliki kemampuan unutk mengolah
bahan organik menjadi sumber protein, penghasil pupuk organik atau pupuk hayati
dan produk turunan lainnya yang bermanfaat untuk pertanian, peternakan dan
perikanan. Makanan pada Lalat BSF Setelah menetas biasanya diberikan dengan
media dari tanah gembur bekatul dan grejen kayu yang dikasih air tapi jangan terlalu
kering dan basah yang bagus yaitu remah saja. Untuk makanan lalat BSF dari menetas
yaitu mengkonsumsi makanan organik.
Larva BSF betina meletakkan telurnya pada beberapa variasi substrat organik,
baik tumbuhan maupun hewan yang membusuk seperti buah buahan, sayuran,
kompos, humus, ampas kopi, bahan-bahan pangan (kecap, madu, polen), kotoran
ternak, manusia, bangkai hewan dan manusia, serta di dalam sarang rayap (Leclercq
1997). Telur BSF melewati masa inkubasi selama 72 jam atau 3 hari. Perubahan yang
dapat diamati di bawah mikroskop stereo antara lain:
Pada saat telur menetas, larva muncul dan langsung memasuki tahap makan. Laju
pertumbuhan relatif larva sangat pesat hingga hari ke-8. Bobot tubuh juga terus
bertambah sampai ketika hendak memasuki tahapan prepupa. Karena tahapan prepupa
adalah tahapan ketika tidak lagi dilakukan aktivitas makan, maka ada kecenderungan
ketika hendak memulai inisiasi pupa, bobot tubuh prepupa menjadi sedikit berkurang.
Tahapan larva yang berkulit putih berlangsung kurang lebih 12 hari. Selanjutnya larva
mulai berubah warna menjadi coklat dan semakin gelap seminggu kemudian. Prepupa
sejak hari ke-19. Pupa 100% dicapai pada hari ke-24.
Ovipositor ─ ✓
6. Siklus Hidup
Black Soldier Fly pada siklus hidupnya seekor betina memerlukan waktu 20-30 menit
untuk bertelur dengan jumlah produksi telur antara 546-1.505 butir dalam bentuk massa
telur. berat massa telur berkisar 15,8-19,8 mg dengan berat individu telur antara
0,026-0,030 mg. lalat betina dilaporkan hanya bertelur satu kali selama masa hidupnya,
setelah itu mati.
Dalam waktu dua sampai empat hari, telur akan menetas menjadi larva instar satu dan
berkembang hingga ke instar enam dalam waktu 22-24 hari dengan rata-rata 18 hari.
Ditinjau dari ukurannya, larva yang baru menetas dari telur berukuran kurang lebih 2 mm,
kemudian berkembang hingga 5 mm. Setelah terjadi pergantian kulit, larva berkembang
dan tumbuh lebih besar dengan panjang tubuh mencapai 20-25 mm, kemudian masuk ke
tahap prepupa. Tomberlin et al. (2009) menyebutkan bahwa larva betina akan berada di
dalam media lebih lama dan mempunyai bobot yang lebih berat dibandingkan dengan
larva jantan. Secara alami, larva instar akhir (prepupa) akan meninggalkan media
pakannya ke tempat yang kering, misalnya ke tanah kemudian membuat terowongan untuk
menghindari predator dan cekaman lingkungan.
Holmes et al. (2013) membandingkan lima substrat dalam stadia pupa, yaitu serbuk
gergaji, tanah, humus, pasir dan tidak menggunakan substrat. Stadia pupa yang dipelihara
pada substrat pasir dan humus lebih lama dibandingkan pada substrat tanah dan serbuk
gergaji. Stadia pupa tanpa substrat berjalan paling cepat karena untuk mengurangi risiko
dari predator atau ancaman lingkungan. Namun, kondisi ini menyebabkan daya tetas pupa
menjadi imago (lalat dewasa) lebih rendah dibandingkan dengan yang lain. Hal ini diduga
karena energi yang tersimpan selama menjadi larva banyak digunakan untuk
mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang tidak sesuai. Bobot pupa betina
rata-rata 13% lebih berat dibandingkan dengan bobot pupa jantan (Tomberlin et al. 2009).
Setelah 14 hari, pupa berkembang menjadi lalat dewasa (imago). Dua atau tiga hari
kemudian lalat dewasa siap untuk melakukan perkawinan. Berdasarkan jenis kelaminnya,
lalat betina umumnya memiliki daya tahan hidup lebih pendek dibandingkan dengan lalat
jantan. Lama siklus hidup tergantung pada media pakan dan kondisi lingkungan tempat
hidupnya.