Amongguru.com. Seperti halnya manusia dan tumbuhan, hewan sebagai salah satu makhluk
hidup juga akan melakukan perkembangbiakan.
Sedangkan untuk pembahasan tentang perkembangbiakan generatif pada hewan secara lengkap
dapat Anda baca di sini.
1. Pertunasan
Pertunasan merupakan cara perkembangbiakan hewan yang dilakukan dengan membentuk tunas
pada tubuhnya.
Organisme baru yang terbentuk merupakan hasil kloning dari induknya sendiri dan secara
genetik memiliki susunan gen yang sama dengan organisme induk.
a. Hydra
Hydra merupakan hewan pemangsa yang hidup di air tawar bersuhu tropis. Hydra termasuk
hewan mikroskopis, sehingga hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop.
Tubuh hydra berbentuk tabung dengan panjang tubuh sekitar 10 milimeter. Pada saat ada
gangguan, tubuh hydra akan berkontraksi sehingga membentuk gumpalan kecil.
Setelah tunas yang menempel pada induknya tersebut dianggap sudah dewasa dan mampu
menangkap makanannya sendiri, maka tunas akan melepaskan diri untuk menjadi organisme
baru. Pada umumnya, tunas hydra yang baru berukuran 3/5 kali ukuran induknya.
b. Porifera
Porifera atau spons adalah hewan multiseluler seperti hydra. Pada umumnya, porifera merupakan
species hewan air yang hidup di laut dengan kedalaman delapan ribu meter dan tidak pernah
berpindah-pindah.
Hewan ini disebut porifera karena memiliki banyak pori pada tubuhnya, sehingga dapat dilewati
oleh air.
Air yang masuk ke dalam tubuh porifera akan dikeluarkan bersama limbah melalui oskulum
yang ada pada bagian tubuh atas hewan tersebut. Porifera tidak memiliki jaringan tubuh, organ,
dan tidak memiliki kesimetrisan tubuh.
Kuncup akan semakin membesar sehingga jika terjadi beberapa kuncup, maka akan terbentuklah
sebuah koloni.
Selain itu, potongan tubuhnya yang telah lepas akan sangat mudah tumbuh dan berkembang
menjadi porifera yang baru.
c. Coelenterata
Hewan ini juga dapat diartikan sebagai hewan perut berongga, dan rongga tersebut disebut
sebagai rongga gastrovasculer.
2. Fragmentasi
Fragmentasi adalah cara berkembang biak pada hewan dengan teknik memutuskan bagian
tubuhnya atau memotong tubuhnya untuk membentuk organisme baru. Contoh hewan yang
melakukan fragmentasi adalah cacing pipih dan cacing pita.
a. Cacing pipih
Habitat dari cacing pipih adalah di laut, danau, dan juga sungai. Cacing pipih termasuk dalam
kelompok hewan platyhelminthes, sehingga sangat sensitif terhadap cahaya.
Hewan ini dapat berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual. Secara aseksual, cacing
pipih berkembang biak dengan cara pembelahan tubuh.
Akan tetapi, setiap hasil dari pembelahan akan meregenerasi bagian yang telah hilang.
Sedangkan secara seksual dapat dilakukan dengan cara kawin silang, meskipun hewan ini
bersifat hermafrodit.
b. Cacing pita
Cacing pita merupakan cacing berukuran sangat kecil, sehingga berisko dapat masuk ke dalam
tubuh manusia.
Pada saat manusia mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung telur
cacing Taenia solium (cacing pita babi), maka dapat menyebabkan cacing pita masuk ke dalam
tubuhnya dan berkembang.
Di dalam tubuh manusia, cacing pita sangat diuntungkan, karena mengambil sari-sari makanan
pada tubuh manusia.
Manusia selanjutnya menjadi pihak yang dirugikan, karena sari-sari makanan yang seharusnya
digunakan untuk metabolisme menjadi berkurang diserap oleh cacing pita tersebut.
Telur cacing pita yang masuk ke sistem pencernaan juga dapat menyebabkan infeksi usus. Lebih
berbahaya lagi jika saat telur cacing pita berhasil keluar dari saluran pencernaan, telur cacing pita
dapat memasuki organ lain dan menyebabkan infeksi.
3. Membelah Diri
Hewan yang berkembangbiak dengan cara membelah diri akan membagi tubuhnya menjadi dua
bagian yang sama. Perkembangbiakan dengan membelah diri dilakukan oleh hewan bersel satu.
Perkembangbiakan dengan cara membelah diri diawali inti sel hewan bersel satu akan
membelah diri menjadi dua bagian.
Pembelahan dua bagian diikuti dengan pembelahan cairan dan dinding sel yang akan
menghasilkan organisme baru.
a. Amoeba
Amoeba merupakan kelompok protista yang bergerak dengan pseudopodia (kaki semu). Amoeba
hidup di darat dan dapat juga ditemukan di air.
Amoeba dapat hidup di luar tubuh organisme lain atau dapat juga hidup di dalam tubuh
organisme lain.
Amoeba berkembang biak dengan cara membelah diri, sehingga dapat berkembangbiak secara
cepat.
Karena kecepatannya dalam berkembangbiak inilah, sehingga organisme ini mampu bertahan
hidup diberbagai jenis inangnya.
b. Protozoa
Kata “protozoa” berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos yang artinya pertama dan zoon yang
berarti hewan. Hewan ini bersifat mikroskopis dan hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop.
Protozoa dapat dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak memiliki dinding sel.
Protozoa juga berbeda dengan alga, karena protozoa tidak berklorofil.
Hewan ini juga dapat berkembangbiak dengan cepat karena kemampuannya dalam membelah
diri.
c. Paramecium
Paramecium merupakan protista yang memiliki kemiripan dengan hewan, dimana hewan ini
mempunyai dua inti sekaligus dalam satu selnya.
Inti besar (makronulkeus) digunakan untuk mengawasi kegiatan metabolisme dan regenerasi,
serta inti sel (mikronukleus) digunakan untuk mengendalikan kegiatan reproduksi.
Paramecium bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual
(secara konjugasi). Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya.
Hal ini akan terlihat jika menggunakan mikroskop. Mereka menangkap makanan dengan cara
menggetarkan silianya, maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel.
Hewan vertebrata memiliki kerangka tubuh simetris bilateral, yang meliputi kepala, leher, ekor,
dan badan. Sistem saraf vertebrata lebih baik, karena otak terlindung oleh tulang tengkorak
belakang.
Vertebrata memiliki organ yang khusus untuk bernafas. Mereka bernafas dengan insang atau
dengan paru-paru untuk memperoleh oksigen dari lingkungan luar. Vertebrata juga memiliki
organ pencernaan yang lengkap, mulai dari mulut sampai dengan anus.
Ada tidaknya rahang ini sangat penting untuk vertebrata, karena berkaitan dengan variasi
makanan yang dapat dimakan. Adanya rahang memungkinkan vertebrata untuk memakan
makanan yang padat dan keras.
Jika didasarkan pada ada tidaknya membran pelindung embrio (amnion), maka vertebrata juga
dikelompokkan menjadi dua, yaitu anamniota (tidak memiliki amnion) dan amniota (memiliki
amnion).
Amnio berfungsi untuk pertukaran oksigen dan karbondikosida, sehingga apabila embrio tidak
memiliki amnio, akan sangat tergandung pada lingkungan air di sekelilingnya untuk bernapas
dan membuang zat sisa.
Reproduksi seksual terjadi melalui proses perkawinan antara hewan jantan dan hewan betina.
Melalui proses ini akan terjadi proses fertilisasi, yaitu proses peleburan inti sel sperma dan inti
sel telur. Proses fertilisasi ini akan menghasilkan zigot.
Selanjutnya, zigot akan berkembang menjadi embrio (calon anak) dan pada tahap selanjutnya
embrio akan berkembang menjadi individu baru.
Proses fertilisasi dapat terjadi melalui dua cara, yaitu fertilisasi internal dan fertilisasi eksternal.
Fertilisasi internal terjadi apabila proses peleburan antara inti sel telur dan inti sel sperma terjadi
di dalam tubuh hewan betina.
Fertilisasi eksternal terjadi apabila proses peleburan antara sel telur dan sel sperma terjadi di luar
tubuh hewan betina.
Fertilisasi dengan cara ini biasanya terjadi pada hewan yang hidupnya di lingkungan perairan,
misalnya ikan.
Reproduksi seksual pada hewan akan menghasilkan telur, anak, serta ada pula hewan yang
bertelur dan beranak. Berdasarkan cara perkembangan dan kelahiran embrionya hewan yang
bereproduksi secara seksual dibagi menjadi tiga jenis, sebagai berikut.
1. Hewan Ovipar
Hewan ovipar adalah hewan yang perkembangbiakannya dilakukan dengan cara bertelur.
Pertumbuhan dan perkembangan embrio hewan ovipar terjadi di luar tubuh induknya. Embrio
hewan ovipar akan dilindungi dengan cangkang telur.
Hewan ini embrionya berkembang di dalam telur. Telur hewan iniakan dikeluarkan dari dalam
tubuh induk betina dan akan dilindungi oleh cangkang.
Telur yang dikeluarkan oleh hewan ovipar dilengkapi dengan kuning telur atau yolk. Fungsi dari
kuning telur tersebut adalah dijadikan sebagai cadangan makanan untuk embrio yang tumbuh di
dalam telur tersebut.
Embrio yang tumbuh sempurna akan menetas dan keluar dari cangkang telur menjadi individu
baru yang sejenis.
2. Hewan Vivipar
Hewan vivipar disebut juga hewan beranak. Hewan ini memiliki embrio yang berkembang di
dalam rahim induk betinanya dan akan dilahirkan pada saat umurnya sudah mencukupi.
Pada umumnya perkembangbiakan jenis ini banyak dilakukan oleh hewan mamalia atau hewan
menyusui.
3. Ovovivipar
Hewan ovovivipar disebut juga hewan bertelur dan beranak. Embrio hewan yang tergolong
ovovivipar sebenarnya berkembang di dalam telur, tetapi embrio tidak dikeluarkan dalam bentuk
telur seperti pada hewan ovipar.
Telur tetap berada di dalam tubuh induk betina. Setelah umur embrio cukup untuk dilahirkan,
telur akan menetas di dalam tubuh induk dan kemudian anaknya dilahirkan.
Berikut ini penjelasan mengenai sistem reproduksi seksual (generatif) hewan vertebrata dan
contohnya.
Sedangkan gonad ikan betina berupa ovarium dengan ciri berbentuk lonjong, berwarna bening
kemerahan (mirip agar-agar), terletak di dekat usus, dan mengisi hampir dua pertiga rongga
perut.
Pada umumnya, ikan berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar) dan pembuahannya terjadi
di luar tubuh induk (fertilisasi eksternal).
Reproduksi pada ikan diawali dengan dikeluarkannya sel telur melewati oviduk, kemudian
dlairkan ke lubang urogenita
Organ reproduksi reptil betina adalah ovarium, yang berfungsi untuk membentuk ovum (sel
telur). Ovarium ini berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan ciri adanya benjolan-benjolan
pada bagian permukaannya.
Reptil adalah hewan yang melakukan pembuahan di dalam tubuh (fertilisasi internal), dimana
peleburan sel sperma dan sel telur terjadi di dalam tubuh betina reptil.
Fertilisasi diawali dengan peristiwa kopulasi, yaitu masukknya alat kelamin jantan ke alat
kelamin betina reptil.
Perkembangbiakan reptil sebagian besar dilakukan secara ovipar (bertelur). Ovipar adalah
embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi oleh cangkang.
Embrio tersebut mendapatkan makanan dari dalam tubuh induk. Telur dikeluarkan dari tubuh
induk betina, kemudian dierami hingga menetas.
Sedangkan organ reproduksi katak betina terdiri atas sepasang ovarium. Ovarium katak terletak
pada bagian belakang rongga tubuh dan diikat oleh penggantungnya yang disebut mesovarium.
Ovarium pada katak betina berfungsi untuk menghasilkan ovum. Apabila telah matang, ovum
tersebut akan ditampung oleh suatu corong yang dinamakan infundibulum.
Katak melakukan reproduksi dengan cara fertilisasi eksternal (pembuahan di luar tubuh betina).
Ketika musim kawin tiba, katak jantan akan menempelkan tubuhnya pada punggung katak betina
dan menekan perut katak betina.
Sel telur dan sperma yang sudah melebur kemudian menjadi zigot dan berkembang menjadi
embrio.
Embrio yang terbentuk akan dilindungi oleh cairan kental sehingga kelompok telur tersebut
berbentuk gumpalan telur.
Embrio kemudian akan berkembang menjadi berudu dan selanjutnya berudu mengalami
diferensiasi bentuk menjadi katak
Sedangkan organ reproduksi burung betina adalah ovarium. Ovarium burung yang berkembang
hanya bagian kiri, terletak di bagian dorsal rongga abdomen. Ovarium kanan tidak tumbuh
sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter.
Burung termasuk hewan ovipar yang proses pembuahannya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi
internal).
Fertilisasi pada burung akan terjadi di daerah ujung oviduk, ditandai dengan masuknya sel
sperma ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi tersebut akan bergerak mendekati kloaka.
Telur burung dapat menetas jika dierami oleh induknya. Pertumbuhan embrio menjadi anak
burung sangat dibantu oleh suhu tubuh induk saat pengeraman.
Sedangkan mamalia betina mempunyai sepasang ovarium yang berfungsi untuk menghasilkan
sel telur (ovum).
Ovarium pada mamalia terletak di rongga perut bagian kanan dan kiri. Ovarium diselubungi oleh
kapsul pelindung dan mengandung beberapa folikel.
Mamalia pada umumnya berkembangbiak dengan cara melahirkan (vivipar), kecuali platipus
yang berkembangbiak secara bertelur (vivipar). Proses peleburan sel sperma dan ovum terjadi di
dalam tubuh induk betinanya (fertilisasi internal).
Hasil pembuahan sel telur oleh sperma tersebut kemudian membentuj zigot. Zigot selanjutnya
bergerak menuju uterus (rahim). Zigot akan berkembang pada dinding rahim menjadi embrio.