Anda di halaman 1dari 16

3 Jenis Perkembangbiakan Vegetatif

pada Hewan Dilengkapi Contohnya


Posted on 8 Agustus 2018Author Admin  0
3 Jenis Perkembangbiakan Vegetatif pada Hewan Dilengkapi Contohnya

Amongguru.com. Seperti halnya manusia dan tumbuhan, hewan sebagai salah satu makhluk
hidup juga akan melakukan perkembangbiakan.

Perkembangbiakan pada hewan bertujuan untuk memperbanyak keturunan dan juga


melestarikannya.

Secara umum, perkembangbiakan pada hewan dibedakan menjadi dua, yaitu


perkembangbiakan generatif dan perkembangbiakan vegetatif. Pembahasan kali ini, akan
menguraikan mengenai perkembangbiakan vegetatatif pada hewan.

Sedangkan untuk pembahasan tentang perkembangbiakan generatif pada hewan secara lengkap
dapat Anda baca di sini.

Perkembangbiakan vegetatif pada hewan merupakan perkembangbiakan untuk menghasilkan


individu baru yang tidak disertai dengan proses pembuahan (peleburan sel kelamin jantan dan sel
kelamin betina). Perkembangbiakan vegetatif banyak dilakukan oleh hewan tingkat rendah.

Perkembangbiakan vegetatif pada hewan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu pertunasan,


fragmentasi, dan membelah diri.

1. Pertunasan
Pertunasan merupakan cara perkembangbiakan hewan yang dilakukan dengan membentuk tunas
pada tubuhnya.

Organisme baru yang terbentuk merupakan hasil kloning dari induknya sendiri dan secara
genetik memiliki susunan gen yang sama dengan organisme induk.

Hewan yang berkembang biak dengan cara pertunasan adalah hydra, porifera,


dan coelenterata.

a. Hydra
Hydra merupakan hewan pemangsa yang hidup di air tawar bersuhu tropis. Hydra termasuk
hewan mikroskopis, sehingga hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop.

Tubuh hydra berbentuk tabung dengan panjang tubuh sekitar 10 milimeter. Pada saat ada
gangguan, tubuh hydra akan berkontraksi sehingga membentuk gumpalan kecil.

Perkembangbiakan hydra dimulai dengan munculnya tunas kecil pada hydra dewasa. Tunas


kecil tersebut akan bertumbuh dan berkembang menjadi organisme baru yang melekat pada
hydra dewasa sebagai induknya.

Setelah tunas yang menempel pada induknya tersebut dianggap sudah dewasa dan mampu
menangkap makanannya sendiri, maka tunas akan melepaskan diri untuk menjadi organisme
baru. Pada umumnya, tunas hydra yang baru berukuran 3/5 kali ukuran induknya.

b. Porifera

Porifera atau spons adalah hewan multiseluler seperti hydra. Pada umumnya, porifera merupakan
species hewan air yang hidup di laut dengan kedalaman delapan ribu meter dan tidak pernah
berpindah-pindah.

Hewan ini disebut porifera karena memiliki banyak pori pada tubuhnya, sehingga dapat dilewati
oleh air.
Air yang masuk ke dalam tubuh porifera akan dikeluarkan bersama limbah melalui oskulum
yang ada pada bagian tubuh atas hewan tersebut. Porifera tidak memiliki jaringan tubuh, organ,
dan tidak memiliki kesimetrisan tubuh.

Perkembangbiakan pada porifera dilakukan dengan membentuk sebuah kuncup dalam koloni.


Kuncup tersebut akan muncul dari pangkal kaki hewan ini.

Kuncup akan semakin membesar sehingga jika terjadi beberapa kuncup, maka akan terbentuklah
sebuah koloni.

Selain itu, potongan tubuhnya yang telah lepas akan sangat mudah tumbuh dan berkembang
menjadi porifera yang baru.

c. Coelenterata

Coelenterata berasal dari kata coelom dan enteron. Kata coelom mempunyai arti berongga dan


enteron yang berarti perut.

Hewan ini juga dapat diartikan sebagai hewan perut berongga, dan rongga tersebut disebut
sebagai rongga gastrovasculer.

Pada dasarnya, cara berkembangbiak coelenterata hampir sama saja dengan porifera, yaitu


secara aseksual dengan membentuk tunas atau kuncup yang melekat pada hewan induknya
sehingga tumbuh membesar menjadi individu yang baru.

2. Fragmentasi
Fragmentasi adalah cara berkembang biak pada hewan dengan teknik memutuskan bagian
tubuhnya atau memotong tubuhnya untuk membentuk organisme baru. Contoh hewan yang
melakukan fragmentasi adalah cacing pipih dan cacing pita.

a. Cacing pipih
Habitat dari cacing pipih adalah di laut, danau, dan juga sungai. Cacing pipih termasuk dalam
kelompok hewan platyhelminthes, sehingga sangat sensitif terhadap cahaya.

Hewan ini dapat berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual. Secara aseksual, cacing
pipih berkembang biak dengan cara pembelahan tubuh.

Akan tetapi, setiap hasil dari pembelahan akan meregenerasi bagian yang telah hilang.
Sedangkan secara seksual dapat dilakukan dengan cara kawin silang, meskipun hewan ini
bersifat hermafrodit.

b. Cacing pita

Cacing pita merupakan cacing berukuran sangat kecil, sehingga berisko dapat masuk ke dalam
tubuh manusia.
Pada saat manusia mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung telur
cacing Taenia solium (cacing pita babi), maka dapat menyebabkan cacing pita masuk ke dalam
tubuhnya dan berkembang.

Di dalam tubuh manusia, cacing pita sangat diuntungkan, karena mengambil sari-sari makanan
pada tubuh manusia.

Manusia selanjutnya menjadi pihak yang dirugikan, karena sari-sari makanan yang seharusnya
digunakan untuk metabolisme menjadi berkurang diserap oleh cacing pita tersebut.

Telur cacing pita yang masuk ke sistem pencernaan juga dapat menyebabkan infeksi usus. Lebih
berbahaya lagi jika saat telur cacing pita berhasil keluar dari saluran pencernaan, telur cacing pita
dapat memasuki organ lain dan menyebabkan infeksi.

3. Membelah Diri
Hewan yang berkembangbiak dengan cara membelah diri akan membagi tubuhnya menjadi dua
bagian yang sama. Perkembangbiakan dengan membelah diri dilakukan oleh hewan bersel satu.

Perkembangbiakan dengan cara membelah diri diawali inti sel hewan bersel satu akan
membelah diri menjadi dua bagian.

Pembelahan dua bagian diikuti dengan pembelahan cairan dan dinding sel yang akan
menghasilkan organisme baru.

Contoh hewan yang berkembangbiak dengan cara membelah diri adalah amoeba, protozoa,


dan paramecium.

a. Amoeba

Amoeba merupakan kelompok protista yang bergerak dengan pseudopodia (kaki semu). Amoeba
hidup di darat dan dapat juga ditemukan di air.

Amoeba dapat hidup di luar tubuh organisme lain atau dapat juga hidup di dalam tubuh
organisme lain.
Amoeba berkembang biak dengan cara membelah diri, sehingga dapat berkembangbiak secara
cepat.

Karena kecepatannya dalam berkembangbiak inilah, sehingga organisme ini mampu bertahan
hidup diberbagai jenis inangnya.

b. Protozoa

Kata “protozoa” berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos yang artinya pertama dan zoon yang
berarti hewan. Hewan ini bersifat mikroskopis dan hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop.

Protozoa dapat dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak memiliki dinding sel.
Protozoa juga berbeda dengan alga, karena protozoa tidak berklorofil.

Hewan ini juga dapat berkembangbiak dengan cepat karena kemampuannya dalam membelah
diri.

c. Paramecium

Paramecium merupakan protista yang memiliki kemiripan dengan hewan, dimana hewan ini
mempunyai dua inti sekaligus dalam satu selnya.
Inti besar (makronulkeus) digunakan untuk mengawasi kegiatan metabolisme dan regenerasi,
serta inti sel (mikronukleus) digunakan untuk mengendalikan kegiatan reproduksi.

Paramecium bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual
(secara konjugasi). Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya.

Hal ini akan terlihat jika menggunakan mikroskop. Mereka menangkap makanan dengan cara
menggetarkan silianya, maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel.

Sistem Reproduksi Seksual (Generatif)


Hewan Vertebrata dan Contohnya
Posted on 4 September 2019Author Admin  0

Sistem Reproduksi Seksual (Generatif) Hewan Vertebrata dan Contohnya

Amongguru.com. Hewan vertebrata memiliki tulang belakang sebagai ciri utamanya.


Vertebrata mempunyai unsur tulang yang melentang panjang dari ekor sampai belakang kepala.

Jika dibandingkan dengan hewan avertebrata, maka hewan vertebrata memiliki ukuran tubuh


lebih besar dengan struktur tubuh yang lebih kompleks.

Hewan vertebrata memiliki kerangka tubuh simetris bilateral, yang meliputi kepala, leher, ekor,
dan badan. Sistem saraf vertebrata lebih baik, karena otak terlindung oleh tulang tengkorak
belakang.

Vertebrata memiliki organ yang khusus untuk bernafas. Mereka bernafas dengan insang atau
dengan paru-paru untuk memperoleh oksigen dari lingkungan luar. Vertebrata juga memiliki
organ pencernaan yang lengkap, mulai dari mulut sampai dengan anus.

Klasifikasi Filum Vertebrata


Hewan yang termasuk dalam kelompok vertebrata terbagi dalam 5 (lima) kelas, sebagai berikut.
1. Pisces : ikan

2. Reptilia : hewan melata


3. Mamalia : hewan menyusui

4. Amfibia : kodok dan katak


5. Aves : unggas dan burung

Berdasarkan ada tidaknya rahang, vertebrata digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu


vertebrata tidak memiliki rahang (Cyclostomata) dan vertebrata yang memiliki rahang
(Gnathostomata).

Ada tidaknya rahang ini sangat penting untuk vertebrata, karena berkaitan dengan variasi
makanan yang dapat dimakan. Adanya rahang memungkinkan vertebrata untuk memakan
makanan yang padat dan keras.

Jika didasarkan pada ada tidaknya membran pelindung embrio (amnion), maka vertebrata juga
dikelompokkan menjadi dua, yaitu anamniota (tidak memiliki amnion) dan amniota (memiliki
amnion).

Amnio berfungsi untuk pertukaran oksigen dan karbondikosida, sehingga apabila embrio tidak
memiliki amnio, akan sangat tergandung pada lingkungan air di sekelilingnya untuk bernapas
dan membuang zat sisa.

Sistem Reproduksi Seksual (Generatif) Hewan Vertebrata


Pada umumnya, sistem reproduksi hewan vertebrata adalah generatif (seksual). Jenis kelamin
vertebrata juga sudah dapat dibedakan antara vertebrata jantan dan vertebrata betina.

Reproduksi seksual terjadi melalui proses perkawinan antara hewan jantan dan hewan betina.
Melalui proses ini akan terjadi proses fertilisasi, yaitu proses peleburan inti sel sperma dan inti
sel telur. Proses fertilisasi ini akan menghasilkan zigot.
Selanjutnya, zigot akan berkembang menjadi embrio (calon anak) dan pada tahap selanjutnya
embrio akan berkembang menjadi individu baru.

Proses fertilisasi dapat terjadi melalui dua cara, yaitu fertilisasi internal dan fertilisasi eksternal.
Fertilisasi internal terjadi apabila proses peleburan antara inti sel telur dan inti sel sperma terjadi
di dalam tubuh hewan betina.

Fertilisasi eksternal terjadi apabila proses peleburan antara sel telur dan sel sperma terjadi di luar
tubuh hewan betina.

Fertilisasi dengan cara ini biasanya terjadi pada hewan yang hidupnya di lingkungan perairan,
misalnya ikan.

Reproduksi seksual pada hewan akan menghasilkan telur, anak, serta ada pula hewan yang
bertelur dan beranak. Berdasarkan cara perkembangan dan kelahiran embrionya hewan yang
bereproduksi secara seksual dibagi menjadi tiga jenis, sebagai berikut.

1. Hewan Ovipar
Hewan ovipar adalah hewan yang perkembangbiakannya dilakukan dengan cara bertelur.
Pertumbuhan dan perkembangan embrio hewan ovipar terjadi di luar tubuh induknya. Embrio
hewan ovipar akan dilindungi dengan cangkang telur.

Hewan ini embrionya berkembang di dalam telur. Telur hewan iniakan dikeluarkan dari dalam
tubuh induk betina dan akan dilindungi oleh cangkang.

Telur yang dikeluarkan oleh hewan ovipar dilengkapi dengan kuning telur atau yolk. Fungsi dari
kuning telur tersebut adalah dijadikan sebagai cadangan makanan untuk embrio yang tumbuh di
dalam telur tersebut.

Embrio yang tumbuh sempurna akan menetas dan keluar dari cangkang telur menjadi individu
baru yang sejenis.

2. Hewan Vivipar
Hewan vivipar disebut juga hewan beranak. Hewan ini memiliki embrio yang berkembang di
dalam rahim induk betinanya dan akan dilahirkan pada saat umurnya sudah mencukupi.

Pada umumnya perkembangbiakan jenis ini banyak dilakukan oleh hewan mamalia atau hewan
menyusui.

Hewan yang berkembangbiak secara vivipar, pertama kali akan melakukan


proses fertilisasi (pembuahan). Fertilisasi adalah peristiwa peleburan sel kelamin jantan dan sel
kelamin betina.

Hasil pembuahan tersebut akan membentuk zigot yang kemudian berkembang menjadi embrio.


Embrio selanjutnya akan mengalami penyempurnaan bentuk fisik di dalam rahim induk dalam
bentuk janin, sampai pada saatnya dilahirkan.

3. Ovovivipar
Hewan ovovivipar disebut juga hewan bertelur dan beranak. Embrio hewan yang tergolong
ovovivipar sebenarnya berkembang di dalam telur, tetapi embrio tidak dikeluarkan dalam bentuk
telur seperti pada hewan ovipar.

Telur tetap berada di dalam tubuh induk betina. Setelah umur embrio cukup untuk dilahirkan,
telur akan menetas di dalam tubuh induk dan kemudian anaknya dilahirkan.

Berikut ini penjelasan mengenai sistem reproduksi seksual (generatif) hewan vertebrata dan
contohnya.

1. Sistem Reproduksi Seksual Ikan


Organ reproduksi ikan dinamakan gonad. Gonad ikan jantan berupa sepasang testis, yang
berbentuk lonjong, halus, berwarna putih kekuningan, dan menggantung pada abdomen (dinding
rongga perut).

Sedangkan gonad ikan betina berupa ovarium dengan ciri berbentuk lonjong, berwarna bening
kemerahan (mirip agar-agar), terletak di dekat usus, dan mengisi hampir dua pertiga rongga
perut.

Pada umumnya, ikan berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar) dan pembuahannya terjadi
di luar tubuh induk (fertilisasi eksternal).

Reproduksi pada ikan diawali dengan dikeluarkannya sel telur melewati oviduk, kemudian
dlairkan ke lubang urogenita

2. Sistem Reproduksi Seksual Reptil


Reptil jantan memiliki organ reproduksi, yaitu testis yang berfungsi untuk memproduksi sel
sperma. Testis reptil berbentuk oval, berwarna putih, berjumlah sepasang, dan terletak pada
dorsal rongga adbomen.

Organ reproduksi reptil betina adalah ovarium, yang berfungsi untuk membentuk ovum (sel
telur). Ovarium ini berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan ciri adanya benjolan-benjolan
pada bagian permukaannya.
Reptil adalah hewan yang melakukan pembuahan di dalam tubuh (fertilisasi internal), dimana
peleburan sel sperma dan sel telur terjadi di dalam tubuh betina reptil.

Fertilisasi diawali dengan peristiwa kopulasi, yaitu masukknya alat kelamin jantan ke alat
kelamin betina reptil.

Perkembangbiakan reptil sebagian besar dilakukan secara ovipar (bertelur). Ovipar adalah
embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi oleh cangkang.

Embrio tersebut mendapatkan makanan dari dalam tubuh induk. Telur dikeluarkan dari tubuh
induk betina, kemudian dierami hingga menetas.

3. Sistem Reproduksi Seksual Katak


Katak jantan memiliki organ reproduksi sepasang testis yang berfungsi menghasilkan sperma.
Testis katak berbentuk oval, berwarna kuning, dan terletak di atas ginjal.

Sedangkan organ reproduksi katak betina terdiri atas sepasang ovarium. Ovarium katak terletak
pada bagian belakang rongga tubuh dan diikat oleh penggantungnya yang disebut mesovarium.

Ovarium pada katak betina berfungsi untuk menghasilkan ovum. Apabila telah matang, ovum
tersebut akan ditampung oleh suatu corong yang dinamakan infundibulum.
Katak melakukan reproduksi dengan cara fertilisasi eksternal (pembuahan di luar tubuh betina).
Ketika musim kawin tiba, katak jantan akan menempelkan tubuhnya pada punggung katak betina
dan menekan perut katak betina.

Sel telur dan sperma yang sudah melebur kemudian menjadi zigot dan berkembang menjadi
embrio.

Embrio yang terbentuk akan dilindungi oleh cairan kental sehingga kelompok telur tersebut
berbentuk gumpalan telur.

Embrio kemudian akan berkembang menjadi berudu dan selanjutnya berudu mengalami
diferensiasi bentuk menjadi katak

4. Sistem Reproduksi Seksual Burung


Burung jantan memiliki organ reproduksi berupa sepasang testis yang berbentuk oval, terletak
pada sebelah ventral lobus penis.

Sedangkan organ reproduksi burung betina adalah ovarium. Ovarium burung yang berkembang
hanya bagian kiri, terletak di bagian dorsal rongga abdomen. Ovarium kanan tidak tumbuh
sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter.
Burung termasuk hewan ovipar yang proses pembuahannya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi
internal).

Fertilisasi pada burung akan terjadi di daerah ujung oviduk, ditandai dengan masuknya sel
sperma ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi tersebut akan bergerak mendekati kloaka.

Telur burung dapat menetas jika dierami oleh induknya. Pertumbuhan embrio menjadi anak
burung sangat dibantu oleh suhu tubuh induk saat pengeraman.

Penjelasan lengkap mengenai sistem reproduksi seksual burung (aves) dapat dibaca di sini.

5. Sistem Reproduksi Seksual Mamalia


Mamalia jantan memiliki sepasang testis yang berfungsi untuk menghasilkan sperma. Testis
mamalia jantan berbentuk bulat telur dan terletak dalam skrotum (kantong zakar).

Sedangkan mamalia betina mempunyai sepasang ovarium yang berfungsi untuk menghasilkan
sel telur (ovum).

Ovarium pada mamalia terletak di rongga perut bagian kanan dan kiri. Ovarium diselubungi oleh
kapsul pelindung dan mengandung beberapa folikel.
Mamalia pada umumnya berkembangbiak dengan cara melahirkan (vivipar), kecuali platipus
yang berkembangbiak secara bertelur (vivipar). Proses peleburan sel sperma dan ovum terjadi di
dalam tubuh induk betinanya (fertilisasi internal).

Hasil pembuahan sel telur oleh sperma tersebut kemudian membentuj zigot. Zigot selanjutnya
bergerak menuju uterus (rahim). Zigot akan berkembang pada dinding rahim menjadi embrio.

Anda mungkin juga menyukai