Anda di halaman 1dari 133

4/9/2013

1. Tujuan pembelajaran Umum


Diharapkan dapat memahami ketentuan
peraturan perundangan K3 listrik

4/9/2013
2. Tujuan pembelajaran Khusus
Diharapkan dapat menjelaskan:
• Dasar hukum K3 listrik
• Ruang lingkup K3 listrik
• Sumber bahaya listrik
• Sistem pengamanan listrik
• Sistem proteksi petir
• Syarat K3 Lift

4/9/2013
Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam kegiatan pembelajaran ini diarahkan


pembahasan pengendalian bahaya Listrik sesuai
ruang lingkup obyek pengawasan K3, sesuai UU 1/70

4/9/2013
Tujuan K3 Listrik
1. Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan
penggunaannya.
2. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik
N bahaya sentuhan langsung
N bahaya sentuhan tidak langsung
N bahaya kebakaran

Dasar hukum :
1 Undang undang No 1 tahun 1970
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
No Kep 75/Men/2002 (Pemberlakuan PUIL 2000)
4/9/2013
4/9/2013
Klasifikasi sistem tegangan
• Tegangan ekstra rendah (aman) : tegangan dg
nilai setinggi-tingginya 50 Va.b atau 120 Va.s
• Tegangan rendah (TR) : tegangan dengan nilai
setinggi-tingginya 1000 V a.b atau 1500 V a.s.
• Tegangan di atas 1000 V a.b. :
– TM; tegangan lebih dari 1 kV s.d. 35 kVa.b
(distribusi)
– TT; tegangan lebih dari 35 kV a.b.

4/9/2013
Bahaya kejut listrik

t : 1,0 0,8 0,6 0,4 0,3 0,2 (detik)


E: 90 100 110 125 140 200 (Volt)
I : 180 200 250 280 330 400 (mA)
4/9/2013
Sentuhan langsung
adalah bahaya sentuhan pada bagian
konduktif yang secara normal
bertegangan

Sentuhan tidak langsung


adalah bahaya sentuhan pada bagian
konduktif yang secara normal tidak
bertegangan, menjadi bertegangan
karena terjadi kegagalan isolasi
4/9/2013
 Pembebanan lebih
 Sambungan tidak sempurna
 Perlengkapan tidak standar
 Pembatas arus tidak sesuai
 Kebocoran isolasi
 Listrik statik
 Sambaran petir
4/9/2013
Kebijakan Dep. E & SDM

Pembangkitan, & Jaringan Pemanfaat


Energi primer Energi
Tenaga Listrik listrik

UNDANG UNDANG NO 20 TH 2002


TENTANG
KETENAGALISTRIKAN

PENGUSAHAAN TENAGA LISTRIK


- Untuk Komersial
- Untuk Sendiri
ANDAL, AMAN, AKRAP LINGKUNGAN
INSTALASI JARINGAN LISTRIK
TRANSMISI
PEMBANGKITAN
TET

TRANSMISI DISTRIBUSI
TT TM

PELANGGAN
DISTRIBUSI
TR
INDUSTRI

4/9/2013
UNDANG UNDANG
NO 1 TH 1970
KESELAMATAN KERJA

RUANG LINGKUP

BERLAKU DI SETIAP TEMPAT KERJA DI


WILAYAH KEKUASAAN HUKUM RI

UNSUR TEMPAT KERJA


- Ada tempat usaha baik ekonomi/ sosial
- Ada tenaga kerja
- Ada sumber bahaya

4/9/2013
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
Keselamatan Kerja

Pasal 2 ayat (1) huruf q


(Ruang lingkup)
Setiap tempat dimana listrik
dibangkitkan, ditranmisikan,
dibagi-bagikan, disalurkan dan
digunakan

4/9/2013
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970

Pasal 3 ayat (1) huruf q


(Objective)
Keselamatan Kerja

Dengan peraturan perundangan


ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk:
q. mencegah terkena aliran listrik
berbahaya

4/9/2013
STANDAR K3 LISTRIK
DI INDONESIA

Peraturan
KHUSUS B Peraturan
Khusus B Peraturan
04/78
Peraturan
04/88

4/9/2013
BAHAYA LISTRIK
(Teg. > 50 V , Daya > 100 W
)

N
N SENTUHAN LANGSUNG
N SENTUHAN TIDAK LANGSUNG
N KEBAKARAN

4/9/2013
Undang undang No 1 tahun 1970
Dasar hukum :

Keselamatan Kerja
Peraturan
Menteri Tenaga Kerja &
Transmigrasi RI

No Kep 75/Men/2002

Pemberlakuan
PUIL 2000

4/9/2013
Persyaratan Umum
Instalasi Listrik
Peluncuran perdana 24-10-
2001

Ditetapkan
Sebagai Standar Wajib
Kep Menteri Energi & Sumber Daya
Mineral
No. : 2046 K/40/MEN/2001
Tanggal 28 Agustus 2001
Batas waktu penyesuaian 3 tahun
4/9/2013
Bagian 1 : Pendahuluan(Ruang lingkup & acuan)
Bagian 2 : Persyaratan Dasar
Bagian 3 : Proteksi untuk K3/ Sentuh langsung,
sentuh tidak langsung, & kebakaran
Bagian 4 : Perancangan instalasi listrik
Bagian 5 : Perlengkapan listrik
Bagian 6 : PHB & Komponennya
Bagian 7 : Penghantar dan pemasangannya
Bagian 8 : Ruangan khusus
Bagian 9 : Pengusahaan instalasi listrik

Lampiran-lampiran
4/9/2013
Bagian 1. PENDAHULUAN

Tujuan
Terselenggaranya instalasi listrik yang baik
dan menjamin keselamatan , keaman instalasi,
gedung dan isinya.

Ruang lingkup
Perancangan, Pemasangan, pemeriksaan,
pengujian, pelayanan, pemeliharaan dan
pengawasannya instalasi listrik Teg > 25 V
dan dayanya > 100 W
4/9/2013
Bagian 1. PENDAHULUAN (Lanjutan)

Sumber acuan
PUIL 1987 --> disempurnakan
International Electric Code dan stand
international lainya
Undang-undang No 1 tahun 1970
Undang-undang No 20 tahun 2002

4/9/2013
Bagian 1. PENDAHULUAN (Lanjutan)

Penafsiran
Instansi yang berwenang --> yang memberlakukan PUIL
2000

Ketentuan teknis
- Pola preventif
- Syarat syarat pengamanan
- Batas pembebanan, hantaran
- dst
4/9/2013
Bagian 2. PERSYARATAN DASAR

Proteksi untuk keselamatan


- Proteksi sentuh langsung
- Proteksi sentuh tidak langsung
- Proteksi efek termal
- Proteksi arus lebih
- Proteksi arus gangguan
- Proteksi tegangan lebih
- Proteksi perlengkapan dan instalasi listrik
4/9/2013
Bagian 2. PERSYARATAN DASAR (Lanjutan)

Perancangan
- Aspek keselamatan
- Asapek kehandalan
- Aspek Akrap lingkungan

Pemilihan peralatan listrik


Karakteristik beban, arus, tegangan, prekuensi, daya

4/9/2013
Bagian 3. SISTEM PROTEKSI

Proteksi sentuhan langsung


- Proteksi isolasi bagian aktif
- Proteksi penghalang atau selungkup
- Proteksi penempatan di luar jangkauan
- Proteksi isolasi lantai kerja

4/9/2013
Bagian 3. SISTEM PROTEKSI (Lanjutan)

Proteksi sentuhan tidak langsung


Prinsip :Pemutusan secara otomatik
Metoda :
- Sistem Pembumian
- Sistem Hantaran pengaman
- Sistem Hantaran Netral Pengaman

4/9/2013
SYARAT K3
Bag. 9.

Bagian 9.5.3.2 : Orang yang mengawasi pemasangan


instalasi listrik
Bagian 9.5.3.1 : Orang yang diberi tanggung jawab,
perancangan, pemasangan,
pemeriksaan, dan pengujian inst.
Listrik, harus memahami K3 dan
memiliki ijin kerja.
Bagian 9.10.4. : Pengusahaan listrik > 200 kVA harus
memiliki organisasi yang
4/9/2013
bertanggjawab secara khusus
KOMPETENSI SDM
BIDANG K3 LISTRIK
AHLI K3 LISTRIK : PERANCANGAN;
RIKSA UJI

PENYELIA K3 LISTRI : PENGAWAS PEKERJAAN


PEMASANGAN,
PEMELIHARAAN,
PERBAIKAN

TEKNISI LISTRIK : PELAKSANA PELAYANAN,


PEMELIHARAAN
Kep. Dirjen Binawas Kep 311/BW/2002
4/9/2013
UNDANG UNDANG
NO 1 TH 1970
KESELAMATAN KERJA

PASAL 5 (1)

PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI


KESELAMATAN KERJA DITUGASKAN
MENJALANKAN PENGAWASAN LANGSUNG
TERHADAP DITAATINYA UNDANG UNDANG
INI DAN MEMBANTU PELAKSANAANYA

Dituntut profesional dan memiliki kompetensi :


• memahami peraturan dan standar teknik K3 yang luas,
• ahli mengidentifikasi sumber bahaya dan
• ahli menetapkan rekomendasi syarat K3 sesuai standar
Ketentuan umum
UU 1/70 yo Kepmennaker & Trans 75/2002 (PUIL 2000)

Instansi yang berwenang

Instansi yang bertanggungjawab atas pelaksanaan


perundang-undangan yang berkaitan dengan
- inspeksi;
- verivikasi;
- perizinan

4/9/2013
Pola Penerapan K3
Psl. 4 UU 1/70

Test & Test


Commissioning Commissioning Berkala

Gambar Pasang Pemakaian


rencana

Pengesahan Pengesahan
gambar rencana Pemakaian

4/9/2013
Proses pengesahan gambar ins. listrik
Dokumen perencanaan listrik
1. Peta lokasi Berkas Commissioning.
2 Gambar instalasi
perencanaan.
- Lay out perlengkapan dan
peralatan listrik Analisis:
- Rangkaian peralatan dan Berdasarkan SNI 04-0225 2000
pengendalinya oleh pegawai pengawas
3. Diagram garis tunggal
4. Gambar rinci Tidak
5. Perhitungan beban Memenuhi syarat
6. Tabel bahan
Ya
7. Ukuran teknis
- Sepesifikasi & cara pasang PENGESAHAN GAMBAR
- Cara menguji Setuju dipasang.
Rekomendasi.
- Jadwal waktu
4/9/2013
4/9/2013
PROTEKSI PERLENGKAPKAN DAN INSTALASI LISTRIK
Pada setiap perlengkapan, harus tercantum dgn jelas
• Nama pembuat dan atau merek dagang
• Daya, tegangan, dan/arus pengenal
• Data teknis lainnya.
• Dipasang sesuai PUIL 2000
• Dipakai sesuai kemampuan
Instalasi listrik yang baru dipasang atau mengalami
perubahan harus diperiksa dan diuji :
a. resistansi isolasi (3.20)
b. pengujian sistem proteksi (3.21)
c. pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik (9.5.6)

4/9/2013
Dalam memilih perlengkapan instalasi perlu juga
diperhatikan hal berikut :
a.Kesesuaian dengan maksud pemasangan dan penggunaan
b.Kekuatan dan keawetan
c.Keadaan dan resistansi isolasinya.
d.Pengaruh suhu (normal dan tidak normal)
e.Pengaruh api
f.Pengaruh kelembaban.

4/9/2013
PROTEKSI UNTUK KESELAMATAN
Meliputi :
a. Proteksi dari kejut listrik
b. Proteksi dari efek termal
c. Proteksi dari arus lebih
d. Proteksi dari tegangan lebih khususnya petir
e. Proteksi dari tegangan kurang ( belum termasuk dlm PUIL)
f. Pemisahan dan penyakelaran ( belum termasuk dlm PUIL)

4/9/2013
Tegangan sentuh yang berbahaya:
N > 50 V a.b. di ruang normal,
N > 25 V a.c. di ruangan lembab

SISTEM PROTEKSI UNTUK KESELAMATAN


(BAB III)
• Proteksi dari kejut listrik
• Proteksi dari efek thermal
• Proteksi dari arus lebih
• Proteksi dari tegangan lebih akibat petir
• Proteksi dari tegangan kurang
• Pemisahan dan penyakelaran
4/9/2013
PROTEKSI BAHAYA
SENTUHAN LANGSUNG

Metoda :
1. Isolasi bagian aktif
2. Penghalang atau Selungkup
3. Rintangan;
4. Jarak aman atau diluar jangkauan
5. Gawai proteksi arus sisa
6. Isolasi lantai kerja.
4/9/2013
Proteksi isolasi bagian aktif
• Ditutup dengan isolasi yang hanya dapat
dilepas dengan merusaknya.
• Mampu menahan pengaruh :
– Mekanik, kimia, listrik, dan termal
• Jika isolasi diterapkan selama pemasangan
instalasi, mutu isolasi ditetapkan dengan
pengujian sama dengan jaminan mutu isolasi
perlengapan buatan pabrik
4/9/2013
Proteksi penghalang / selungkup
Kode IP (International Protection)
• Mengacu IEC 529,1989.
• Kode IP adalah sistem kode untuk
menunjukan tingkat proteksi yang diberikan
oleh selungkup dari sentuh langsung ke
bagian yang berbahaya, dari benda asing
padat, air dan untuk memberikan informasi
tambahan dalam hubungannya dengan
proteksi tersebut.

4/9/2013
Proteksi dengan rintangan
• Rintangan : mencegah sentuh tidak sengaja ke
bagian aktif tetapi tidak mencegah sentuh
disengaja
• Rintangan mencegah :
– Mendekatnya badan dengan tidak sengaja ke
bagian aktif
– Sentuh tidak sengaja dg ke bagian aktif
selama operasi
• Rintangan dapat dilepas tanpa menggunakan
kunci atau pekakas, tetapi harus aman sehingga
tercegah lepasnya rintangan secara tidak sengaja
4/9/2013
Penempatan di luar jangkauan
• Hanya dimaksud untuk mencegah sentuh
yang tidak sengaja dengan bagian aktif
• Bagian berbeda potensial yg dapat
terjangkau secar simultan harus berada di
luar jangkauan.
• Dua bagian dapat terjangkau secara simultan
jika berjarak tidak lebih dari 2.50 m
• Jika
4/9/2013
PROTEKSI BAHAYA
SENTUHAN LANGSUNG

Jarak aman atau diluar jangkauan


Tegangan kV Jarak cm
1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300
4/9/2013
Gawai Proteksi Arus sisa (GPAS)
• Hanya dimaksud untuk menambah tindakan
proteksi lain
• Arus operasi sisa pengenal tidak lebih dari
30 mA. (tambahan)
• Penggunaan gawai demekian bukanlah satu-
satunya cara proteksi dan tidak meniadakan
perlunya penerapan salah satu tindakan
proteksi di atas.
4/9/2013
Sistem Proteksi lantai kerja
. ISOLASI LANTAI KERJA Rd 3000 V

V2
75 kg V1

Pelat logam Kayu


25 x 25 x 0,2 Cm
Kain basah 27 x 27 Cm

ISOLASI LANTAI KERJA (R1)


R1 = Rd ( V1/V2 -1) Ohm
TANAH
R1 min. 50 kilo Ohm
4/9/2013
Proteksi bahaya
N Sentuhan tidak langsung

1. Sistem TT atau
Pembumian Pengaman (PP)
2. Sistem IT atau
Hantaran pengaman (HP)
3. Sistem TN atau
Pembumian Netral Pengaman (PNP)
4/9/2013
Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP)

L1
Bila terjadi kegagalan
L2
isolasi, teganan suplai akan
L3
N terputus karena alat
proteksi bekerja otomatik

Membumikan titik netral di


sumbernya dan membumikan
PE
pada BKT instalasi dan BKT
perlengkapan listrik.
2. Sistem IT atau Hantaran pengaman (HP)

Tujuan pembumian :
Bila terjadi arus bacor atau hubung singkat, arus akan
tersalur ke bumi melalui penghantar pengaman sehingga
arus meningkat dan pengaman akan terputus secara
otomatik

Fasa tunggal 3 kawat


Penghantar Aktif
Penghantar Nol/Netral
Hantaran pengaman
WAKTU PEMUTUSAN
SISTEM IT
WAKTU PEMUTUSAN
TEGANGAN (detik)
(volt) N tdk N terdistribusi
terdistribusi
120-240 0,8 5
230/400 0,4 0,8
400/690 0,2 0,4
580’1000 0,1 0,2

4/9/2013
3. Sistem TN atau Pembumian
Netral Pengaman (PNP)
Fasa tunggal 3 kawat

Nol &
Ground
dihubungkan
WAKTU PEMUTUSAN
SISTEM TN
TEGANGAN WAKTU PEMUTUSAN
(volt) (detik)
120 0,8
230 0,4
277 0,4
400 0,2
> 400 0,1

4/9/2013
KEMAMPUAN HANTAR ARUS
KHA kabel listrik ditentukan
oleh jenis bahan konduktornya
dan ukuran penampangnya
(Periksa tabel PUIL)

SYARAT K3
KHA : MIN 1,25 X I nominal

RESISTANS ISOLASI
1000 Ohm /Volt (diruang normal)
100 Ohm / Volt (diruang lembab)

4/9/2013
HASIL PENGUKURAN RESISTAN ISOLASI

PANEL R-S R-T T-S R-N R-G S-N S-G T-N T-G N-G

P1- P1.1

p1-P1.2

P1-P1.3

P1.P1.4

P1.P1.5

P1-P1.6

4/9/2013
GENERATOR
Ref. PUIL 2000 (5.5.1.1.)
Tanda Pengenal (Plat nama)
a. nama pabbrik pembuat
b. tegangan pengenal
c. arus beban pengenal
d. daya pengenal
e. freq, Jumlah fase,
f. rpm
g. suhu lingkungan > kenaikan suhu
h. klas isolasi
I. teg. kerja dan arus beban penuh
j. lilitan
k. daur kerja
4/9/2013
GENERATOR (PEMBANGKIT LISTRIK)
Ref. PUIL 2000 (5.5.1.1.)

PENGGERAK
MULA G BEBAN

a. Pada saat beban dimasukan, teg turun mak 25% dan pulih 0,5 detik
b. Kapasitas bahan bakar untuk 8 jam
c. Pipa saluran bahan bakar harus terlindung dari panas dan mekanis
d. Pipa saluran gas buang harus disalut shg suhu mak 70o C
e. Pelepasan gas buang pada sebelah sisih udara masuk
f. Sistem pendinginan harus terjamin
g. Pondasi harus dirancang dengan perdam getaran mesin
h. Harus dipasang tanda peringatan

4/9/2013
GENERATOR
Ref. PUIL 2000 (5.6)

1. Harus diproteksi thd arus lebih


2. Mak 150 % > I beban penuh
3. Penghantar 115% > I beban penuh

4/9/2013
G
1 HYDRANT
2 SPRINGKLER
3 LIFT
4 PRESSURIZED FAN
5 EMERGENCY
6 MDB
Suplai daya listrik untuk
sarana keselamatan
MDB tidak beleh terganggu
pada kondisi apapun
1
2
3
4
5
6. Spare

4/9/2013
KELENGKAPAN SIRKIT MOTOR
PUIL 2000

PENGAMAN HUBUNG PENDEK

PENGAMAN HUBUNG PENDEK

SARANA PEMUTUS

KENDALI

PENGAMAN BEBAN LEBIH

4/9/2013
PENGAMAN HUBUNG SINGKAT

SETELAN MAK
218 + 68 = 286 A

KHA. MIN.
SETELAN MAK
1.25 (68) + 42 + 54 =
108 + 42 + 68 = 218A 1,5 In
170,8A
= 102A

4
SETELAN MAK 2,5 In 1 2 In2 1,5 In 3
= 105A = 108A = 102A
MOTOR ROTOR LILIT
KHA. MIN.
In.4 = 68 A
1.25 In
1 2 3

MOTOR SANGKAR MOTOR ROTOR LILIT


In.1 = 42 A MOTOR SEREMPAK In.3 = 68 A
In.2 = 54 A
4/9/2013
KELENGKAPAN SIRKIT MOTOR • JENIS KABEL FRC
POMPA KEBAKARAN • DARI SISI IN COMING
• SEBELUM SAKELAR UTAMA

BILA SUPLAI LISTRIK KARAKTERISTIK PENGAMAN


TERPUTUS HARUS ADA HUBUNG PENDEK, TERBUKA
INDIKASI ALARM BILA MERASAKAN 600% In
DALAM WAKTU 20 - 50 DETIK

KENDALI

TIDAK PERLU
PENGAMAN BEBAN LEBIH

4/9/2013
2 x 2,5 mm2

25 A W1
KK 3
2 x 1,5 mm2
W2
W1 : 5 A, KK 1
W2 : 3A: 2 x 1,5 mm2
W3 :6A
KK 3 : 250V- 10 A
W3
KK1 : 250 V- 15 A
MCB : 25 A
KHA kabel 1,5 mm2 : 19 A
2,5 mm2 : 25 A
4/9/2013
2 x 2,5 mm2

25 A W1
KK 3
2 x 1,5 mm2
W2
KK 1
2 x 1,5 mm2
W tot. = 5 A + 6A + 6 A
= 17 A W3
KK 3 : 250V- 10 A (terbakar)
KK1 : 250 V- 15 A (terbakar)
MCB : tidak menjamin sbg pengaman
(kabel panas MCB belum bekerja melebihi
KHA kabel)
4/9/2013
Penggolongan ruangan sesuai dengan sifatnya :
Huruf dalam kurung, petunjuk kategori dari ruang yang dimaksud
(n) Ruang kering
(l) Ruang kerja listrik
(lk) Ruang kerja listrik terkunci
(d) Ruang berdebu
(blg) Ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan gas
(bld) Ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan debu
(bks) Ruang dengan bahaya kebakaran serat
(ko) Ruang dengan gas, uap atau debu yang korosif
(b) Ruang lembab dan basah
(p) Ruang sangat panas
(k)
4/9/2013 Ruang kerja kasar (r) Ruang radiasi
Penggolongan ruangan sesuai dengan sifatnya :
Huruf dalam kurung, petunjuk kategori dari ruang yang dimaksud
(n) Ruang kering
(l) Ruang kerja listrik
(lk) Ruang kerja listrik terkunci
(d) Ruang berdebu
(blg) Ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan gas
(bld) Ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan debu
(bks) Ruang dengan bahaya kebakaran serat
(ko) Ruang dengan gas, uap atau debu yang korosif
(b) Ruang lembab dan basah
(p) Ruang sangat panas
(k)
4/9/2013 Ruang kerja kasar (r) Ruang radiasi
KETENTUAN UNTUK BERBAGAI RUANG DAN INSTALASI
KHUSUS
a.RUANG KERJA LISTRIK
• Pengawas ahli
• Cukup luas untuk melakukan pemeriksaan
• Penerangan yang baik
• Lantai, dinding, atap dari bahan tidak mudah
terbakar.
• Di udara terbuka

4/9/2013
b. Ruang kerja listrik terkunci
• tidak boleh dipasang mesin, pesawat, instrumen ukur dan perlengkapan
lain yang setiap hari dilayani.
•Pintu jalan masuk diatur sedemikian hingga:
•Pintu membuka ke luar.
•Dibuka dari luar mnggunkan kunci
•Dibuka dari dalam tanpa kunci.
•Memasuki kerja listrik :
•Izin dari petugas berwenang
•Paling sedikit dua orang
•Sehat jasmani dan rohani, pakaian kering, waspada.

•Membawa dan memakai APD yang diperlukan.


4/9/2013
•Memperhatikan rambu-rambu.
Bekerja pada keadaan tidak bertegangan :
• dilakukan pada saat tegangan telah dibebaskan,
ditempat sarana pemutusan haraus ada rambu.
• Dilakukan pemeriksaan tegangan dnegan lampu uji.
• Perlengkapan harus dibumikan.
• Surat penugasan bagi petugas pembebasan tegangan
• Sirkit yang memungkinkan penyalur tegangan dikunci,
dan kunci disimpan oleh petugas.
• Penguncian harus dilaksnakan menurut prosedur tertentu.

4/9/2013
Bekerja pada keadaan bertegangan ;
• dilakukan minimal dua orang, ahli, memilki surat ijin kerja.
•Pekerja dalam keadaan sehat rohani dan jasmani.
•Pekerja harus berdiri ditempat isolasi atau menggunakan
pekakas berisolasi yang handal.
•Menggunakan pengaman badan (APD) yang diperlukan.
•Semua perlengkapan yang digunakan diperksa.
•Keadaan cuaca.
•Dilarang menyentuh perlengkapan listrik dengan tangan
telanjang.

4/9/2013
Quiz

1. Sebutkan potensi bahaya pada listrik !


2. Sebutkan proteksi-proteksi K3 pada listrik!
3. Sebutkan syarat2 teknis K3 penyalur petir!

4/9/2013
REF. K3 LISTRIK DI RUMAH SAKIT
PUIL-2000
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Klasifikasi :
Kelompok 1 : Instalasi untuk Utilitas bangunan, bila
terputus tidak berpengruh langsung
terhadap pasien

Kelompok 1 E : Instalasi listrik untuk intalasi medik, yang


berfungsi langsung dengan penderita, bila
terputus dari dalam tempo kurang 10
detik harus segera mendapat catu daya
pengganti khusus (CDPK)

Kelompok 2 E : Instalasi listrik untuk intalasi medik


berfungsi langsung dengan penderita, bila
terputus harus langsung mendapat catu
daya pengganti khusus (CDPK)
4/9/2013
Sistem distribusi listrik di rumah sakit
Sumber Normal
Baterai atau
Sumber G Motor Generator
Emergency
< 10 dt < 0,5 dt

RUANG RUANG RUANG


KELOMPOK 1 KELOMPOK 1E KELOMPOK 2E
4/9/2013
Sistem distribusi listrik di rumah sakit

Sumber Normal Sumber Emergency


Baterai atau
G Motor
Generator
< 10 < 0,5
dt dt

RUANG RUANG RUANG


KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK
1
4/9/2013 1E 2E
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN LISTRIK.
Penolong harus mengamankan diri dahulu untuk
menhindarkan pengaruh arus listrik, berada pada papan
kering, kain kering, pakaian, alas yang serupa itu yang bukan
logam (kayu, karet). Jika tidak mungkin kedua tangan
penolong dibalut dengan kain kering, pakaian kering atau
bahan serupa itu (kertas, karet).
Pada saat memberikan pertolongan, penolong harus menjaga
diri agar tubuhnya jangan bersentuhan dengan benda logam.

4/9/2013
a. Cara membebaskan penderita dari aliran listrik
• Penghantar dibuat bebas dari tegangan dengan
memutuskan sakelar atau gawai pengaman, penghantar
ditarik sampai terlepas dari penderita dengan
menggunakan benda kering bukan logam, kayu atau tali
yang diikat pada penghantar.
• Penderita ditrik dari tempat kecelakaan.
• Penghantar dilepas dari tubuh penderita dengan tangan
yang dibungkus dengan pakaian kering yang dilipat-lipat.
• Penghantar dihubungpendekan atau dibumikan.
b. Berikan pertolongan medis secepatnya.

4/9/2013
Ref
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989
tentang instalasi penyalur petir
Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi
bahaya sambaran langsung

2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000)


Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi
bahaya sambaran tidak langsunglangsung

Instalasi penyalur petir yang tidak


memenuhi syarat dapat mengundang bahaya
4/9/2013
Pengawasan K3 +++++++
+++++++++
Instalasi Penyalur Petir +++++++
- - - - - - -
- - - - - -
- - - - -
4/9/2013
-- - - - - - - - - - - - - - -
------------
- -
- -
-
- -
- - - -
- - -
-
- -
- - - - - -
- - - - -
- -

- - - - - -
- - - - - -
- - -

+ + + +
+ + + + + + + BUMI+ + +
+ + + + + + + + +
4/9/2013
Arus : 5.000 ~ 200.000 A
Panas: 30.000 oC

KERUSAKAN
• THERMIS,
• ELEKTRIS Sasaran
,
• MEKANIS, OBYEK YANG TERTINGGI

4/9/2013
++++++++ - - - - - - - - +++++++
++++++++ - - - - - - - - +++++++++
++++++++ - - - - - - - - +++++++
------------ +++++++ - - - - - - -
------------- +++++++ - - - - - -
------------ +++++ - - - - -
DARI AWAN
KE AWAN DARI AWAN
KE BUMI

MENYAMBAR
JARINGAN LISTRIK

4/9/2013
BAHAYA SAMBARAN PETIR

• SAMBARAN LANGSUNG

• SAMBARAN TIDAK
LANGSUNG

KERUSAKAN
PADA ALAT ELEKTRONIK

4/9/2013
Instalasi penyalur petir
yang tidak
memenuhi syarat dapat
mengundang bahaya

Grounding tidak sempurna

Berbahaya

4/9/2013
4/9/2013
Ref
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989
tentang instalasi penyalur petir
Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi
bahaya sambaran langsung

2. SNI 04-0225 2000 (PUIL 2000)


Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi
bahaya sambaran tidak langsunglangsung

Instalasi penyalur petir yang tidak


memenuhi syarat dapat mengundang bahaya
4/9/2013
KONSEP PROTEKSI BAHAYA
SAMBARAN PETIR
PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG
Dengan memasang instalasi penyalur petir pada
bangunan
Jenis instalasi :
- Sistem Franklin
- Sistem Sangkar Faraday
- Sistem Elektro statik

PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG


Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan
pada jaringan instalasi listrik (Arrester)
4/9/2013
PERTIMBANGAN PEMASANGAN
INSTALASI PENYALUR PETIR

INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR


A : Peruntukan bangunan (-10 - 15)
B : Struktur konstruksi (0 - 3)
C : Tinggi bangunan (0 - 10)
D : Lokasi bangunan (0 - 2)
E : Hari guruh (0 - 7)

R =A+B+C+D+E
< 11 ABAIKAN
= 11 KECIL
= 12 SEDANG
= 13 AGAK BESAR
= 14 BESAR
> 14 SANGAT BESAR
4/9/2013
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
A: Peruntukan bangunan
Rumah tinggal : 1
Bangunan umum : 2
Banyak orang : 3
Instalasi gas,minyak, rumah sakit : 5
Gudang handak : 15

B: Struktur konstruksi
Steel structure 0
Beton bertulang, kerangka baja atap logam 1
Beton bertulang, atap bukan logam 2
Kerangka kayu atap bukan logam 3

4/9/2013
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR

C: Tinggi bangunan
s/d 6m 0
12 m 2
17 m 3
25 m 4
35 m 5
50 m 6
70 m 7
100 m 8
140 m 9
200 m 10

4/9/2013
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
D: Lokasi bangunan
Puncak bukit 2
Lereng bukit 1
Tanah datar 0

E: Hari guruh per tahun


2 0
4 1
8 2
16 3
32 4
64 5
128 6
256 7

4/9/2013
INSTALASI PENYALUR PETIR
PERMENAKER PER-02 MEN/1989
SISTEM FRANKLIN
BAGIAN BAGIAN PENTING
PENERIMA
(AIR TERMINAL)

 HANTARAN PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR)

 HANTARAN PEMBUMIAN
(GROUNDING)

4/9/2013
PENERIMA (AIR TERMINAL)
1. Dipasang pada tempat yang akan tersambar.
2. Daerah terlindung
3. Tinggi lebih dari 15 cm dari sekitar
4. Jumlah dan jarak harus diatur (daerah perlindungan 112
derajat)

Penerima dapat berupa :


a. Logam bulat panjang yang terbuat dari tembaga
b. hiasan,-hiasan pada atap, tiang-tiang, cerobong logam yang
disambung dengan instalasi penyalur petir.
c. Atap –atap dari logam yang disambung secara elekteris.
4/9/2013
SYARAT-SYARAT PEMASANGAN PENGHANTAR PENURUNAN
1. Dipasang sepanjang bubungan ke tanah.
2. Diperhitungkan pemuaian dan penyusutan.
3. Jarak antara alat pemegang penghantar maximal 1,5 meter.
4. Dilarang memasang penghantar penurunan dibawah atap dalam
bangunan.
5. Jika ada, penurunan dipasang pada bagian yang terdekat pohon,
menonjol.
6. Memudahkan pemeriksaan.
7. Jika digunakan pipa logam, pada kedua ujung harus disambung
secara elektris.
8. Dipasang minimal 2 penurunan.
9. Jarak antar kaki penerima dan titik percabangan penghantar
maximal 5 meter.
4/9/2013
BAHAN PENGHANTAR PENURUNAN
a. Kawat tembaga penampang min. 50 mm2 & Tebal minimal 2 mm.
b. Bagian atap, pilar, dinding, tulang baja yang mempunyai massa logam
yang baik.
c. Khusu tulang beton harus memenuhi :
a. Sudah direncanakan untuk itu
b. Ujung-ujung tulang baja mencapai garis permukaan air dibawah
tanah.
c. Kolom beton yang digunakan sebagai penghantar adalah kolom
beton bagian luar.
d. Pipa penyalur air hujan + minimal dua pengantar penurusan khusus.
e. Jarak antar penghantar
a. Tinggi < 25 m max. 20 m
b. Tinggi 25 – 50 m max (30 – 0,4xtinggi bangunan)
4/9/2013
c. Tinggi > 50 m max 10 meter.
SYARAT PEMBUMIAN/TAHANAN PEMBUMIAN
a. Dipasang sedemikian sehingga tahan pembumian terkecil.
b. Sebagai elektroda bumi dapat digunakan
a. Tulang baja dari lantai kamar, tiang pancang
(direncanakan).
b. Pipa logam yang dipasang dalam bumi secara tegak.
c. Pipa atau penghantar lingkar yang dipasang dalam bumi
secara mendatar.
d. Pelat logam yang ditanam.
e. Bahan yang diperuntukkan dari pabrikan (spesifikasi
sesuai standar)
c. Dipasang sampai mencapai permukaan air dalam bumi.
d. Masing-masing penghantar dari suatu instalasi yang
mempunyai beberapa penghantar harus disambungkan
4/9/2013
dengan elektroda kelompok.
e. Terdapat sambungan ukur.
f. Jika keadaan alam tidak memungkinkan,
• Masing-masing penghantar penurunan harus disambung
dengan penghantar lingkar yang ditanam dengan beberapa
elektro tegak atau mendatar sehingga jumlah tahan
pembumian bersama memenuhi syarat.
• Membuat suatu bahan lain (bahan kimia dan sebagainya)
yang ditanam bersama dengan elektroda sehingga tahan
pembumian memenuhi syarat.
g. Elektroda bumi yang digunakan untuk pembumian instalasi
listrik tidak boleh digunakan untuk pembumian instalasi
penyalur petir.

4/9/2013
BANGUNAN YANG MEMPUNYAI ANTENA
1. Antena harus dihubungkan dengan instalasi penyalur petir
dengan penyalur tegangan lebih, kecuali berada dalam
daerah perlindungan.
2. Jika antena sudah dibumikan, tidak perlu dipasang
penyalur tegangan lebih.
3. Jika antena dpasang pada bangunan yang tidak mempunyai
instalasi petir, antena harus dihubungkan melalui penyalur
tegangan lebih.
4. Pemasangan penghantar antara antena dan penyalur petir
sedemikian menghindari percikan bunga api.
5. Jika suatu antena dipasang pada tiang logam, tiang
tersebut harus dihubungkan dengan instalasi penyalur
petir.
6. Jika antena dipasang secara tersekat pada suatu tiang
besi, tiang besi ini harus dihubungkan dengan bumi.
4/9/2013
CEROBONG YANG LEBIH TINGGI DARI 10 M

a. Instalasi penyalur petir yang terpasang dicerobong


tidak boleh dianggap dapat melindung bangunan yang
berada disekitarnya.
b. Penerima harus dipasang menjulang min 50 cm di atas
pinggir cerobong.
c. Alat penangkap bunga api dan cincin penutup pinggir
bagian puncak dapat digunakan sebagai penerima petir.
d. Instalasi penyalur petir dari cerobong min harus
mempunyai 2 penurunan dengan jarak yang sama satu
sama lain.
e. Tiap-tiap penurunan harus disambungkan langsung
4/9/2013
dengan penerima.
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
1. Setiap instalasi penyalur petir harus dipelihara agar selalu
bekerja dengan tepat, aman dan memenuhi syarat.
2. Instalasi penyalur petir petir harus diperiksa dan diuji :
1. Sebelum penyerahan dari instalatir kepada pemakai.
2. Setelah ada perubahan atau perbaikan (bangunan atau
instalasi)
3. Secara berkala setiap dua tahun sekali.
4. Setelah ada kerusakan akibat sambaran petir.
3. Dilakukan oleh pegawai pengawas, Ahli K3 atau PJK3
Inspeksi.

4. Pengurus atau pemilik wajib membantu (penyedian alat)

4/9/2013
Dalam pemeriksaan dan pengujian hal yang perlu
diperhatikan :
a. Elektroda bumi, terutama pada jenis tanah yang
dapat menimbulkan karat.
b. Kerusakan-kerusakan dan karat dari penerima,
penghantar
c. Sambungan-sambungan
d. Tahanan pembumian dari masing-masing elektroda
maupun elektorda kelompok.
e. Setiap hasil pemeriksaan dicatat dan diperbaiki.
f. Tahanan pembumian dari seluruh sistem
pembumian tidak boleh lebih dari 5 ohm.
g. Dilakukan pengukuran elektroda pembumian.
4/9/2013
SNI 225 - 1987
Harus dipasang instalasi PUIL-1987
(820 - B.16 dan - C.4)
PROTEKSI PETIR
(Sistem internal protection)

Ruangan berpotensi
bahaya ledakan
gas/uap/debu/serat

4/9/2013
4/9/2013
PROTEKSI PETIR SYSTEM INTERNAL
Semua bagian konduktif dibonding
Semua fasa jaringan RSTNG dipasang Arrester
Bila terjadi sambaran petir pada jaringan instalasi listrik semua
kawat RSTN
tegangannya sama tidak ada beda potensial

RSTN RSTN

ARRESTER

GROUNDING

4/9/2013
MENGANDUNG POTENSI BAHAYA &
BERAKIBAT FATAL

LIFT

4/9/2013
ABTRAK

Pesawat lift sebagai sarana transportasi vertikal yang


dirancang dengan perangkat pengendali otomatik dari dalam
kereta atau dari lantai pemberhentian dan penumpang dapat
mengendalikan dengan mudah menuju lantai yang
dikehendaki.

Aspek kehandalan dan keamanan merupakan faktor dasar


dalam pertimbangan perancangan pesawat lift.

Untuk menjamin kehandalan dan keamanan pesawat lift, telah


ditetapkan syarat-syarat K3, sebagaimana diatur dalam
Undang undang No 1 th 1970 dan Peraturan Menteri Tenaga
Kerja No Per. 03/Men/1999
4/9/2013
TINJAUAN UNDANG UNDANG NO. 1 TH 1970
Ruang lingkup (Psl 2.)
Setiap tempat, obyek atau proses dimana mengandung
potensi bahaya

Potensi bahaya yang ada pada pesawat lift, antara lain pada
tahapan :
- Pekerjaan pemasangan,
- Pemeliharaan, maupun
- Dalam penggunaan

4/9/2013
Syarat –syarat k3 lift
* Memiliki Panel operasi lift
-Kapasistas angkut (Kg & Orang)
-Sesuai dengan dokumen

•Bagian –bagian lift dan pemasangan


• Kuat, tidak cacat, aman dan
memnhuni syarat K3

4/9/2013
MESIN DAN KAMAR MESIN

-Sesuai SNI yang berlaku


-Rem membuka dengan magnet
listrik dan dapat berhenti
otomatis pad asaat arus listrik
putus.
-Mesin harus dilengkapi dengan
rem yang bekerja dengan tenaga
pegas
4/9/2013
MESIN DAN KAMAR MESIN
- Bangunan kamar kuat, bebas air, tahan api min 1 jam
- Luas kamar mesin ruang luncur min 1,5 x luas ruang
luncur dan tinggi min 2,2 m kec. Lift perumahan atau
rumah tinggal.
- Cukup penerangan dan ventilasi
- Dilengkapi jalan masuk dengan membuka ke arah luar
(0,7 x 2 m)dan dapat terkunci, tahan api ( 1 jam)
- Terdapat mesin, alat pengendali kerja dan hubung bagi
listrik
- Tersedia APAR min Kapasitas 5 kg.

4/9/2013
TALI BAJA DAN TEROMOL
- Tali baja harus kuat, luwes, tidak boleh ada sambungan,
semua utas tali seragam dari satu sumber yang sama
- Tali baja harus mempunyai angka Faktor keamanan untuk
kecepatan lift
- 20 – 59 m/menit ----- 8 x kapasitas angkut
- 59 - 90 m/menit ----- 9,5 x kapasitas angkut
- 105 – 180 m/menit ----- 10,5 x kapasitas angkut
- 210 – 300 m/menit ----- 11,5 x kapasitas angkut
- 300 atau lebih ------ 12 x kapasitas angkut
- Garis tengah tali baja penarik min 10 mm
- Tali baja tidak boleh terbuat dari rantai
- Lift tarikan gulung min mempunyai 2 tali baja penggerak
- Lift Gesek min mempunyai 3 tali baja penarik.
4/9/2013
TALI BAJA DAN TEROMOL
-Teromol harus diberi alur
-Perbandingan antara garis tengah teromol dan tali baja
-Lift penumpang atau barang = 40 : 1
-Lift pelayan = 40 : 1
-Governor = 25 : 1

4/9/2013
BANGUNAN RUANG LUNCUR
DAN LEKUK DASAR
- Konstruksi kuat, kokoh, tahan api tertutup rapat dari lantai
bawah samapi langit-langit ruang luncur
- Bersih, bebas dari instalasi atau peralatan yg bukan bagian
dari instalasi lift
- Lift ekspress (non stop), ruang luncur harus terdapat pintu
min 1 buah pada setiap 3 lantai ( jarak 11 m)
- Terdapat pintu darurat (70x140 cm), tahan api, hanya
membuka keluar
- Daun pintu ruang luncur harus tahan api min 1 jam dan
menutup rapat.
4/9/2013
BANGUNAN RUANG LUNCUR
DAN LEKUK DASAR
- Pintu ruang luncur harus dilengkapi kunci kait (interlock) dan
bekerja sejalan dengan pengendalian lift.
- Sistem interlock harus menjamin
- kereta tidak dapat bergerak sebelum pintu tertutup rapat
dan terkunci,
- pintu hanya terbuka jika kereta berhenti penuh dan sama
sata dengan lantai.
- Toleransi beda kerataan lanti kereta dan lantai pemberhentian
max 20 cm.
- ruang bebas min 50 cm antara lekuk dasar dengan bagian
bawah kereta lift pada saat kereta menekan penuh
peredam/penyangga.
- Lekuk dasar tidak boleh berhubungan langsung dengan
tanah, kekuatan tanah min 5000 N/m2, dilengkapi rem
4/9/2013
pengaman, tidak bolh digunakan sebagai tempat kerja.
KERETA LIFT
- Rangka kereta terbuat dari baja, kuat menahan tumbukan
kereta dan penyangga
- Badan kereta harus tertutup rapat dan mempunyai pintu
- Atap kereta harus kuat menahan beban peralatan dan orang
( 2 oarang)
- Tinggi dinding min 2 meter
- Kereta harus dilengkapi pintu darurat dengan syarat :
- berengsel dan dapat dibuka dari luar sangkar
- Tidak memnggagu instalasi di atas sangkar sewaktu
dibuka
- Ukuran min (0,35 x 045)m
- Dapat dibuka dengan menarik pegangan tangan dan
tanpa terkunci.
- Pintu darurat pada lift otomatis harus dapat tertutup sejalan
dengan operasi lift.
- Perbandingan beban dan luas lantai lihat pada lampiran 1.
4/9/2013
KERETA LIFT
- Pintu kereta harus kuat, kokoh, aman, bekerja otomatis, tinggi min 2
meter
- Jarak antar ambang pintu kereta dan pintu ruang luncur max. 35 mm
- Harus dilengkapi peralatan tanda bahaya bel listrik dengan tenaga
aki dan telepon yang dipasang pada lantai tertentu yang dapat
dioperasikan dari dalam kereta lift.
- Mempunyai ventilasi dan penerangan ( 2 buah) yang cukup
- Terdapat saklar/peralatan di atas atap kereta yang digunakan untuk
penerangan, menjalankan dan menghentikan lift
- Lampu penerangan darurat dan Panel operasi :
-Nama pembuat/ merk dagang
-Kapasitas beban (Kg dan Orang)
-Rambu dilarang merokok
-Indikasi beban lebih (tulisan /signal visual)
-Tombol buka-tutup,permintaan, bel alarm dan tanda bahaya,
intercom
4/9/2013
GOVERNOR DAN PERLENGKAPAN
PENGAMAN

- lift harus dilengkapi dengan alat untuk memicu atau mengatur


bekerjanya rem pengaman (governor), yang bekerja jika
-Kecepatan lift sampai 42 m/menit. Kec. Governor 50 % lebih
besar,
-Kec. 42-90 m/menit, Kec. Governor 40 % lebih besar
-Kec. 90 – 120 m/menit , Kec. 35 % lebih besar
-Kec. Lebih 120 m/menit, kec. 30 % lebih besar
- Governor lift yang berkecepatan 60 m/menit lebih, harus
dilengkapi saklar pemutus arus ke mesin sesaat sebelum
governor bekerja.
- Dilengkapi rem pengaman yang dapat menghentikan kereta jika
terjadi kecepatan lebih atau goncangan atau tali baja penarik
4/9/2013
putus.
GOVERNOR DAN PERLENGKAPAN PENGAMAN
- Rem pengaman lift terdiri dari rem pengaman kerja berangsur
dan rem pengaman kerja mendadak
- Rem kerja berangsur (progressive) untuk kec. Lif 60m/menit
atau lebih
- Rem kerja mendadak (instantaneous) untuk kec lift kurang
dari 60 m/menit.
- Jarak minimal dan maksimal antara kemerosotan kereta
dengan rem pengaman :
- Kec. Sampai 105 m/menit min : 0,25 m dan max : 1.1 m
- Kec. sampai 150 m/menit min : 0,5 m dan max : 1.8 m
- Kec. Sampai 210 m/menit min : 1,0 m dan max : 3,0 m
- Kec. Samapi 300 m/menit min : 2,0 m dan max : 5,6 m
- Rem pengaman tidak bekerja untuk peregerakan ke atas (rem
pengaman khusus)
- Rem yang dipasang lebih dari satu harus bekerja serempak
-4/9/2013
Lif kec. 60 m/menit lebih harus memiliki sakelar pemetus
arus menhentikan motor penggerak.
GOVERNOR DAN PERLENGKAPAN
PENGAMAN
- Lift otomatis harus dilengkapi dnegan saklar darurat
berwarna merah (stop swicth)
- Perlengakapan yang harus ada :
-Pengaman batas (travel limit swicth) untuk menhentikan
mesin sebelum kereta / bobot mencapai perjalanan
akhir.
-Alat pembatas beban lebih (over load) dan lift tidak
dapat berjalan jika beban belum dikurangi.
-Alat pengaman yang dapat menhentikan lift jika tali
baja penarik kendur.

4/9/2013
BOBOT IMBANG, REL PEMANDU DAN
PEREDAM ATAU PENYANGGA

- Bobot imbang harus terbuat dari balok/ lempengan


logam/ beton bertulang, satu sama lain harus terikat , satu
kesatuan.
- Rel pemandu harus kuat manahan tekanan kereta pada
beban penuh dan terbuat dari baja
- Bobot imbang dan kereta dilengkapi peredam/penyangga
yang ditempatkan pada lekuk dasar
- Peredam / penyangga bersifat masif, kenyal, pegas dan
hidrolik.
- Jenis peredam / penyangga disesuaikan dnegan
kecepatan lift.

4/9/2013
INSTALASI LISTRIK PADA INSTALASI LIFT

-Sesuai dengan SNI –0225-2000 (PUIL 2000)


-Rangkaian, pengaman dan pelayanan lift harsu sesuai
dengan gamabar rencana
-Daya Harus diambil dari sisi utama rangkaian listrik
-Dipasang intrkoneksi dengan sistem alaram (jika ada
gangguan listrik/kebakaran dapat beroperasi lift kebakaran
(bergerak ke posisi terbnwah dan berhenti dengan pintu
terbuka)

4/9/2013
PEMBUATAN, PEMASANGAN,
PERBAIKAN, PERAWATAN DAN
PERUBAHAN LIFT
- Harus sesuai dengan gambar yang telah disahkan
- Pembuatan harus sesuai standar yang berlaku
- Pelaksana harus telah mendapatkan penunjukan dari Menteri
- Teknisinya harus mempnyai keahlian dibidang K3 lift (sertifikat)
dan mempunyai ijin operasi dari Menteri
- Ketentuan sesuai dengan Kep . 407/Men/1999 tentang kualifikasi
teknisi Lift.

4/9/2013
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

- Setiap lift sebelum digunakan harus dilakukan


pemeriksaan dan pengujian
- Setiap lift harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian
secara berkala 1 (satu) tahun sekali.
- Pemeriksaan dapat dilakukan oleh pegawai pengawas
atau Ahli K3

PENGAWASAN
- Pelaksanaan pengawasan terhadap syarat K3 lift dilakukan oleh
Pegawai Pengawas atau AHLI K3
4/9/2013
TINJAUAN UNDANG UNDANG NO. 1 TH 1970

Upaya pengendalian kecelakaan (Psl 4)


Untuk menjamin kehandalan dan keamanan pesawat atau
alat yang berbahaya (Lift), dilakukan upaya pengendalian
pada setiap tahapan:
- Perencanaan
- Pembuatan,
- Pemasangan
- Pemakaian
- Pemeliharaan

4/9/2013
TINJAUAN UNDANG UNDANG NO. 1 TH 1970

Tanggung jawab K3
Pelaksanaan K3 adalah tanggung jawab Pengusaha dan
pengurus tempat kerja

Syarat syarat K3
Mengamanatkan kepada pemerintah (Menteri Tenaga Kerja)
untuk mengatur lebih lanjut, baik secara teknis maupun
administratif mengacu pada Pasal 2, 3 dan 4.

Penjabaran syarat K3 Lift telah diatur dengan


.Kepmen Nakertrans No Kep. 75/Men/2002
.Permennaker No Per. 03/Men/1999
.Kepmennaker No Kep. 407/M/BW/1999
4/9/2013
TINJAUAN PERMENAKER NO : PER 03/MEN/1999

PENGENDALIAN K3 LIFT

Dasar pertimbangan
Pertimbangan teknis penetapan Peraturan K3 Lift (Menteri
Tenaga Kerja No Per 03/Men/1999) adalah bahwa Pesawat lift
dinilai mempunyai potensi bahaya tinggi,

Pasal 25

Pengurus yang membuat, memasang, memakai pesawat lift


dan perubahan teknis maupun administrasi harus mendapat
ijin dari Menteri atau pejabat yang ditunjuknya.

4/9/2013
PERIJINAN K3 LIFT (PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)

DESAIN LIFT IJIN PABRIKASI LIFT


K3

DESAIN IJIN PEMASANGAN


KONSTRUKSI K3 LIFT
PEMASANGAN LIFT

AS BUILT DRAWING IJIN PEMAKAIAN


TEST & Commissioning K3 LIFT

PEMERIKSAAN DAN
PENGUJIAN
4/9/2013
MEKANISME PENGAWASAN K3
GAMBAR RENCANA

EVALUASI
Rekomendasi
IJIN OK
PEMASANGAN RIKSA UJI
BERKALA
Rekomendasi
PEMASANGAN RIKSA UJI
Rekomendasi
OK

IJIN PEMAKAIAN
PEMAKAIAN
4/9/2013
IJIN PEMBUATAN (PABRIKASI) LIFT

Pasal 24 Ayat (1)


DESAIN PEMBUATAN LIFT
Pembuatan dan atau pemasangan
lift harus sesuai dengan gambar
rencana yang disahkan oleh Lengk
Menteri atau pejabat yang ap
ditunjuk Analisis :
Konsep desain
Standar desain
Ayat 2 Checking perhitungan konstruksi
Dokumen perencanaan
-Gambar konstruksi lengkap Memenuhi
-Perhitungan konstruksi syarat
-Spesifikasi dan sertifikasi
material IJIN K3
Ayat 3
PABRIKASI LIFT
Proses pembuatannya harus
memenuhi SNI atau Standar
4/9/2013
internasional yang diakui
IJIN PEMASANGAN LIFT

Pasal 24 Ayat (4) Perencanaan pemasangan lift


Gambar rencana pemasangan lift
terdiri :
-Denah ruang mesin dan peralatannya
-Konstruksi mesin dan penguatannya Doc.Lengka
-Diagram instalasi listrik p
-Diagram pengendali Analisis :
Evaluasi gambar dan sertifikat
-Rem pengaman
Checking perhitungan kekuatan konstruksi
-Bangunan ruang luncur dan pintu-
pintunya
-Rel pemandu dan penguatannya Memenuhi
-Konstruksi kereta syarat
-Governor dan peralatannya
-Kapasitas angkut, kecepatan, tinggi IJIN K3
vertikal
-Perhitungan tali baja
LAIK
KONSTRUKSI LIFT
4/9/2013
IJIN PEMAKAIAN LIFT (PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)

Pasal 30 AS BUILT DRAWING LIFT


Ayat (1)
Setiap lift sebelum dipakai harus
diperiksa dan diuji sesuai standar TEST & COMMISSIONING
uji yang ditentukan PEMERIKSAAN VISUAL/VERIFIKASI DATA
PENGUJIAN PEMBEBANAN
PENGUJIAN REM & SAFETY DEVISES

Standar uji K3 lift : Memenuhi


SNI 1718 – 1989 – E syarat
Bentuk laporan :
-38 - L
-39 - L IJIN K3

LIFT LAIK OPEPASI

4/9/2013
Kelembagaan yang terkait dengan penerapan K3 Lift

Fabricator

Instalator

Inspector

Operator

4/9/2013
KLASIFIKASI & KOMPETENSI TEKNISI LIFT
KEPUTUSAN MENTERI
No KEP-407/M/BW/99

• PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
Proyek pemasangan

• TEKNISI (Ajustment)
Melaksanakan Comissioning,

• TEKNISI PEMELIHARAAN
Merawat dan memperbaiki lift

• PENYELIA OPERASI LIFT


Mengawasi kelaikan operasi lift
4/9/2013
4/9/2013

Anda mungkin juga menyukai