dengan hasil yang dicapai. Sehingga adalah tiga jenis kecemasan. Kecemasan
seakan-akan pembelajaran Bahasa sifat adalah fitur kepribadian yang relatif
Inggris hanyalah sebagai pelengkap saja. permanen dan stabil yang mempengaruhi
Padahal seharusnya tidak demikian. individu untuk melihat berbagai situasi
Pembelajaran atau pengenalan Bahasa objektif yang tidak berbahaya sebagai
Inggris sejatinya sangat baik dilakukan ancaman, dan untuk menanggapi situasi
dari semenjak dini. ini dengan reaksi keadaan kecemasan
Kenyataannya anak-anak hanya yang tidak proporsional dalam intensitas
mendapatkan pembelajaran Bahasa dengan besarnya bahaya objektif
Inggris dalam kategori minimal. Hal ini (Spielberger, 1966). Kecemasan keadaan
terlihat dari alokasi waktu pelajaran yang adalah ketakutan yang dirasakan pada
hanya mendapatkan jatah 2 x 35 menit saat tertentu, seperti sebelum mengikuti
dalam 1 minggu, kemudian guru yang ujian. Ketika dihadapkan dengan
mengajar kebanyakan guru kelas, bukan ancaman yang dirasakan, ketakutan ini
secara profesional mengajar Bahasa dapat dipicu.
Inggris, serta sarana yang kurang Namun, itu hanya sementara dan
mendukung dalam pembelajaran Bahasa akan berubah seiring waktu. Peneliti
Inggris. menggunakan sudut pandang situasi
Terlebih lagi siswa cenderung tertentu untuk mempelajari kecemasan
merasa kurang memiliki motivasi dalam untuk menghubungkan emosi dengan
pembelajaran Bahasa Inggris. Siswa sumber tertentu. Sudut pandang ini
sering merasa cemas dan terintimidasi berfokus pada situasi yang menyebabkan
dalam pembelajaran Bahasa Inggris. kecemasan, dan jenis kecemasan ini
Seperti yang terjadi pada siswa Sekolah disebut sebagai kecemasan khusus
Dasar di Kecamatan Marga, bahwa situasi. Perspektif situasi-spesifik, tidak
mereka seringkali merasa gugup dan seperti perspektif sifat dan keadaan,
hingga tertekan dalam pemebelajaran meminta responden untuk
Bahasa Iniggris. Sehingga ini menjadi menghubungkan kecemasan mereka
sebuah hambatan dalam pembelajaran dengan sumber-sumber tertentu. Dalam
Bahasa Inggris. berbagai pengaturan, situasi tertentu
Dengan demikia para guru harus dapat memberikan wawasan tambahan
memperhatikan dan mengetahui apa tentang kekhawatiran tertentu.
penyebab kecemasan dari para siswa ini. Kecemasan bahasa asing,
seperti yang diketahui bahwa menurut Horwitz dkk. (1986), adalah
pemebelajaran Bahasa Inggris jenis kecemasan situasi-spesifik. Kami
seharusnya merupakan pembelajaran akan membahas literatur tentang gagasan
yang menyenangkan. Pengajaran Bahasa kecemasan bahasa asing, konstruksi
Inggris terkini yang melalui pendekatan kecemasan bahasa asing, dan dampak
Communicative Engllish Learning kecemasan bahasa asing di bagian
merupakan pembelajaran yang berbasis berikut.
Fun Learning/ Fun with English. Karena itu, peran kecemasan
Sehingga sangat bertolak belakang dalam pembelajaran bahasa kurang
dengan keadaan yang terjadi di Sekolah mendapat perhatian. Penelitian
dasar di Kecamatan Marga pada sebelumnya memiliki sejarah
khususnya (Purandina, 2020a). menghasilkan data yang tidak konsisten
Ada tiga sudut pandang dari yang sulit untuk ditafsirkan Penggunaan
mana penelitian kecemasan dapat ukuran kecemasan yang luas adalah
dilakukan. Kecemasan sifat, kecemasan penyebab hasil yang tidak konsisten.
keadaan, dan kecemasan spesifik situasi Studi terbaru berfokus pada kecemasan
30 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN 2721-3935
Vol. 3, No. 1, 2022, pp. 27-36
yang khusus untuk keadaan bahasa, urutan yang pasti, dan kata-kata yang
berdasarkan perspektif situasi tertentu. sebenarnya tidak ditentukan sebelumnya.
Dengan demikian peneliti Modifikasi dilakukan sesuai dengan hasil
tertarik meneliti lebih jauh mengenai survei dan tanggapan peserta. Sama
kecemasan siswa Sekolah Dasar seperti Patton (1990) menyarankan bahwa
khususnya di Kecamatan Marga format tanggapan peserta harus terbuka,
Kabupaten Tabanan ini. Bagaimanakah pewawancara tidak menyediakan dan
kecemasan siswa dalam pembelajaran menentukan frase atau kategori yang
Bahasa Inggris bisa terjadi dan faktor apa harus digunakan oleh responden untuk
sajakah yang mempengaruhi timbulnya mengekspresikan diri. Strategi respons
kecemasan tersebut. terbuka membantu menangkap
kompleksitas persepsi dan pengalaman
METODE individu responden.
Metode yang digunakan dalam Observasi kelas difokuskan pada
penelitian ini adalah metode kualitatif situasi yang menimbulkan kecemasan.
deskriptif. Penelitian yang menggali Pertama, perilaku cemas siswa di kelas
kedalaman sebuah fenomena yang terjadi diamati. Kemudian aktivitas dan teknik
pada sebuah lokasi tertentu (Sugiono, mengajar guru yang relevan dengan
2019). Dalam hal ini terjadi indikasi kecemasan bahasa asing siswa juga
kecemasan siswa Sekolah Dasar dalam diamati. Dua daftar periksa untuk
pembelajaran Bahasa Asing khususnya mengamati guru dan siswa dirancang.
Bahasa Inggris. Selain itu, peristiwa yang tidak ada dalam
Subjek dari penelitian ini adalah daftar periksa tetapi terkait dengan
siswa kelas 5 di 16 Sekolah Dasar yang penelitian ditulis. Selain data dokumen
diambil sampel 1 sekolah pada setiap desa tentang nilai akhir dan penampilan siswa,
di Kecamatan Marga. Seluruhnya terdapat buku pelajaran siswa, tugas, tes, dan
32 siswa berpartisipasi dimana merupakan materi terkait juga dikumpulkan dan
2 orang siswa masing-masing Sekolah disalin untuk referensi.
yang terpilih. Selain itu, terdapat 5 guru Data yang dikumpulkan dalam
bahasa Inggris juga diwawancarai. penelitian ini rekaman audio wawancara,
Instrumen yang digunakan dalam rekaman video observasi kelas, dan
penelitian ini wawancara, observasi kelas, dokumen terkait. Peneliti mewawancarai
dan pengumpulan dokumen. wawancara partisipan satu per satu. Wawancara
dilakukan dalam Bahasa nasional peserta, direkam, dan para peneliti mencatat pada
yaitu Bahasa Indonesia. Wawancara waktu yang sama. Selain pencatatan,
dengan siswa dan guru diberikan untuk komentar atas observasi dilakukan selama
mengeksplorasi kemungkinan sumber dan atau setelah wawancara. Komentar pada
situasi yang memicu kecemasan. Teknik observasi berisi perasaan peneliti sendiri,
wawancara semi terstruktur digunakan dan refleksi dari apa yang terjadi pada
dalam penelitian ini. Pewawancara orang yang diwawancarai. Tujuannya
memodifikasi pertanyaan dan prosedur adalah untuk menawarkan petunjuk
sesuai dengan tanggapan orang yang inferensial untuk analisis selanjutnya.
diwawancarai. Ada dua belas pertanyaan Setelah mewawancarai siswa, peneliti
untuk wawancara siswa dan sembilan mewawancarai guru satu per satu.
untuk wawancara guru bahasa Inggris. Prosedurnya sama dengan wawancara
Pertanyaan-pertanyaan yang siswa. Selama wawancara dengan guru,
disiapkan ini dirancang berdasarkan peneliti meminta guru untuk memberikan
pertanyaan penelitian. Pertanyaan- dokumen terkait (Heigham & Croker,
pertanyaan ini tidak ditanyakan dalam 2009).
ISSN 2721-3935 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar 31
Vol. 3, No. 1, 2022, pp. 27-36
Selain itu, ketakutan siswa jam Sekolah, itupun masih minim praktik
terhadap penilaian negatif, salah satu dari (Wawancara Guru B)
tiga komponen kecemasan bahasa asing, Kecemasan bahasa terutama
tentu dipertinggi oleh perbedaan yang disebabkan oleh kemampuan siswa yang
luas. Beberapa guru percaya perbedaan tidak memadai. Ketika siswa tidak tahu
berasal dari kelas bahasa Inggris ekstra bagaimana menanggapi pertanyaan lisan
anak-anak di luar sekolah. “Alasan guru, mereka menjadi cemas. Mereka juga
perbedaan tersebut adalah karena mereka merasa prihatin ketika mereka tidak dapat
memiliki pengalaman belajar bahasa memahami guru mereka atau membaca
Inggris di luar sekolah yang berbeda,” materi. Dengan kata lain, kemahiran yang
jelas salah satu guru (wawancara Guru C). rendah dalam salah satu dari empat
Faktanya, kelas bahasa Inggris tambahan kemampuan tersebut akan membuat siswa
di luar sekolah memiliki dampak yang tidak nyaman dan secara substansial akan
signifikan terhadap pengajaran bahasa menghambat penguasaan bahasa Inggris
Inggris di sekolah-sekolah di Bali. mereka. Kecakapan yang rendah
Kurangnya waktu mengajar menimbulkan kekhawatiran, seperti
bahasa Inggris adalah masalah kedua yang terlihat pada wawancara berikut antara
menjadi fokus guru. Setiap kelas dalam peneliti (R) dan Siswa 1 (S1).
penelitian ini memiliki dua kali kelas S1 : Kadang-kadang, guru
bahasa Inggris per minggu. Sebagian bahasa Inggris akan meminta
besar guru menganggap waktu yang kami untuk membacakan
diberikan tidak mencukupi. Guru dialog satu per satu, dan itu
menyatakan bahwa jika mereka memiliki membuatku gugup.
waktu tambahan, mereka dapat R : Tapi guru mata pelajaran
meningkatkan efek pengajaran. Faktanya, lain juga akan meminta Anda
di kelas normal sekolah dasar yang terdiri untuk membacakan sesuatu
dari sekitar 20 siswa, 2 x 35 menit dengan keras. Apakah Anda
seminggu sepertinya tidak cukup waktu gugup tentang itu?
untuk belajar bahasa asing dengan sukses. S1 : Tidak.
Karena kurangnya waktu pembelajaran, R : Kenapa tidak?
siswa lebih cenderung memiliki S1 :Karena saya tahu cara
kompetensi yang rendah. Seperti yang membacanya. Karena
dikatakan sebelumnya, semakin rendah pelajaran lainnya
kompetensi bahasa Inggris pelajar, menggunakan Bahasa
semakin tinggi tingkat kecemasan mereka. Indonesia atau Bahasa Bali.
Ketidakmampuan untuk mengajar bahasa Pernyataan tersebut menunjukkan
Inggris dalam jangka waktu yang lebih bahwa siswa tidak akan cemas jika dia
lama tentu saja menyebabkan frustrasi di tahu cara membaca materi.
kalangan guru dan kekhawatiran di Takut evaluasi yang buruk adalah
kalangan siswa (Wawancara Guru F). alasan kedua kecemasan bahasa. Umpan
Para guru juga mengungkapkan balik negatif dari guru dan/atau teman
bahwa sulinya mengajarkan mereka untuk sekelas biasa terjadi di kelas bahasa
lebih fasih berbahasa Inggris. Mereka Inggris. Umpan balik negatif datang
hanya belajar Bahasa Inggris di Sekolah, terutama dari rekan-rekan dalam
sedangkan di rumah mereka sama sekali penelitian ini. Menurut pengamatan
tidak menggunakan Bahasa Inggris. peneliti, para guru dalam penelitian ini
Hanya sedikit siswa yang belajar Bahasa sangat terampil sehingga mereka tidak
Inggris tambahan melalui les privat di luar memberi kesan kepada siswa mereka
bahwa mereka sedang dihakimi secara
ISSN 2721-3935 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar 33
Vol. 3, No. 1, 2022, pp. 27-36