Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL SKRIPSI

Implementasi CLIL (Content And Language Integrated Learning) Pada Proses


Pembelajaran Bahasa Inggris Kelas III Di Internatonal Islamic School
Magetan

Disusun Oeh:
Nisrina Naurotuzzahiyah
2002101127

PUNIVERSITAS PGRI MADIUN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Jl. Setia Budi No. 85 Madiun, Jawa Timur, Indonesia
2023
DAFTAR ISI
BAB I........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................1
B. Fokus Penelitian...........................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian........................................................................................................4
E. Definisi Istilah..............................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................................6
KAJIAN PUSTAKA................................................................................................................6
A. Kajian Teori..................................................................................................................6
1. CLIL (Content And Language Integrated Learning)..............................................6
a. Pengertian CLIL (Content And Language Integrated Learning)...........................6
b. Karakteristik Content and Language Integrated Learning (CLIL).......................7
c. Kerangka konseptual Content and Language Integrated Learning (CLIL)........10
2. Pembelajaran Bahasa Inggris.................................................................................11
a. Pengertian Pembelajaran........................................................................................11
b. Pengertian Bahasa Inggris.....................................................................................12
c. Tujuan pembelajaran Bahasa Inggris....................................................................13
d. Keterampilan Berbahasa Inggris...........................................................................14
B. Kajian Penelitian Yang Relevan.................................................................................17
C. Kerangka Berfikir.......................................................................................................18
BAB III...................................................................................................................................20
METODE PENELITIAN........................................................................................................20
A. Jenis Penelitian...........................................................................................................20
B. Tempat Dan Waktu Penelitian....................................................................................20
C. Sumber Data...............................................................................................................21
D. Instrument Penelitian..................................................................................................22
E. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................................26
F. Keabsahan Data..........................................................................................................27
H. Prosedur Penelitian.................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................32

i
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa inggris merupakan Bahasa internasional yang telah dijadikan
sebagai Bahasa kedua dari beberapa negara. Bahasa inggris secara global telah
menguasai hampir segala aspek kehidupan. Baik itu Pendidikan, ekonomi,
politik maupun social budaya (Hidayah, 2021). Hal tersebut menjadikan tujuan
dari adanya pembelajaran Bahasa inggris yakni agar pelajar dapat
berkomunikasi secara baik tidak hanya dalam ranah nasional tetapi juga
internasional. Pelajar diharapkan mampu berkomunikasi dalam bahasa inggris
baik secara lisan maupun tulisan. Komunikasi disini berarti semua yang mereka
pahami dari apa yang mereka ucapkan dan yang mereka dengarkan. Merak
mampu dengan cakap memahami apa yang disampaikan oleh lawan bicara
begitu juga sebaliknya tanpa adanya kesulitan. Namun dilihat dari status Bahasa
inggris sebagai foreign language (bahasa asing) menjadikan bahasa inggris sulit
dipelajari oleh semua kalangan (Andika & Mardiana, 2023)
Status bahasa inggris yang merupakan Bahasa asing bagi Masyarakat
indonesia menjadikan Bahasa inggris sulit dipelajari entah itu dari kalangan
siswa sekolah dasar ataupun mahasiswa dari perguruan tinggi sekalipun. Oleh
karena itu, pembelajaran bahasa inggris hendaknya sedini mungkin diajarkan
kepada pelajar tak terkecuali untuk tingkat sekolah dasar (SD). Upaya dalam
meningkatkan kemampuan bahasa inggris anak dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Instasi pendidikan dapat mengundang guru atau infrastruktur
untuk mengisi pelatihan atau ektrakurikuler bahasa inggris. Kegiatan-kegiatan
pendukung seperti praktek berbicara (conversation), storytelling, latihan debat
(debate), dan pidato (speech) dapat meningkatkan kemampuan bahasa inggris
anak. Keterampilan-keterampilan tersebut jika terus diasah akan memberikan
dampak signifikan terhadap kemampuan komunikasi bahasa inggris anak.
Pembelajaran bahasa inggris tidak hanya mengasah keterampilan berbahasa
tetapi juga membentuk kebiasaan dan sikap siswa serta kemempuan dasar siswa
dalam berbahasa (Dalilah & Sya, 2022)

1
2

Semakin berkembangnya zaman bahasa inggris telah dijadikan sebagai


bahasa sains dan teknologi sehingga bagi siapa saja yang tertinggal dalam
penguasaan bahasa inggris akan merasa kesulitan dalam mengikuti
perkembangan zaman dan perkembangan teknologi. Oleh karena itu banyak
sekolah yang menjadikan bahasa inggris sebagai mata pelajaran muatan lokal.
Pada tahun 1994 bahasa inggris diperkenalkan sebagai mata pelajaran muatan
lokal di Sekolah Dasar mulai dari kelas empat sampai dengan kelas enam.
Alasan mengapa bahasa inggris diajarkan pada usia adalah berkaitan dengan
alasan pedagogis bahwa pengajaran bahasa target sejak dini maka semakin
cepat dan semakin bagus dalam kemampuan penguasaan dan pemerolehan
pemahaman terhadap bahasa yang dipelajari (Putri Danis Anindita & Sya Mega
Febriani, 2022)
Pengenalan Pendidikan bahasa inggris sejak dini dari mulai Sekolah Dasar
sangat penting dikarenakan pada jenjang ini adalah masa Dimana siswa
mempersipakan kemampuan dasar sebelum melangkah ke jenjang yang lebih
tinggi. Selain itu bahasa inggris merupakan bahasa internasional yang
digunakan sebagai media dalam berkomunikasi dengan orang lain(Listia, n.d.).
Sebagian besar guru berpendapat bahwa pengajaran bahasa inggris lebih mudah
diajarkan pada anak di Tingkat sekolah dasar dikarenakan pada Tingkat ini jika
kapasitas belajar bahasa akan hilang jika tidak diaktifkan atau dilatih. Secara
biologis jenjang Pendidikan sekolah dasar merupakan waktu yang tepat dalam
mempelajari bahasa inggris dikarenakan pada fase ini belum terjadi pemisahan
fungsi otak kiri dan otak kanan pada anak, ketika anak sudah memasuki masa
pubertas maka kemampuan dalam belajar berbahasa akan mengalami
penurunan (Maili, 2018)
Dalam menentukan tercapainya tujuan pembelajaran hal yang perlu
diperhatikan adalah interaksi antara guru dan siswa. Maka dalam tercapainya
tujuan pembelajaran perlu diperhatikan pendekatan yang digunakan dengan
memperhatikan kebutuhan siswa. Problematika dalam menguasai kemampuan
dalam menguasai bahasa inggris adalah kurangnya praktik dalam proses
belajarnya. Siswa hanya disuguhkan teori dan hafalan kosakata bahasa inggris
3

saja tanpa ada proses praktik berbicara secara langsung. Salah satu pendekatan
yang dapat digunakan dalam pembelajaran yang menjadikan bahasa sebagai
target adalah CLIL (Content And Language Integrated Learning). Coyle
berpendapat bahwa pendekatan CLIL (Content And Language Integrated
Learning) pembelajaran digunakan untuk memahami konten dan mendalami
bahasa yang digunakan kegiatan belajar mengajar (Nurkhin, 2014). Sedangkan
menurut Marsh, “CLIL is a dual-focused educational approach in which an
additional language is used for the learning and teaching of content and
language with the objective of promoting both content and language mastery to
predefined levels”. CLIL adalah pendekatan pendidikan dengan fokus ganda
yang didalamnya terdapat tambahan bahasa digunakan untuk pembelajaran dan
pengajaran konten dan bahasa dengan tujuan mempromosikan keduanya
penguasaan konten dan bahasa ke tingkat yang telah ditentukan. Pendekatan
CLIL hanya berfokus pada dua hal yaitu bahasa yang dijadikan tujuan dalam
penguasaan materi dan bahasa tambahan yang diterapkan sebagai pendukung
dalam pembelajaran (Wahyuningsih et al., 2022a)
CLIL (Content And Language Integrated Learning) merupakan model
pendekatan pembelajaran yang memadukan bahasa dan isi, komunikasi, dan
pemahaman budaya dalam proses pembelajaran. CLIL memanfaatkan bahasa
sebagai disiplin ilmu sekaligus sebagai sarana dalam membangn ilmu dan
transformasi ilmu. CLIL berpusat pada content and language yang digunakan
dalam mengantarkan pembelajaran. Pada kurikulum 2013 CLIL disebut juga
dengan pendekatan tematik integral dalam wujud penerapan. Secara sederhana
CLIL menjadikan bahasa inggris sebagai konten subjek dan secara bersamaan
menguasai aspek kebahasaan serta mampu dalam penggunaan bahasa sebagai
alat komunikasi baik secara lisan maupun tulisan (Fadilah et al., n.d.-a)
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan maka penelitian ini
berfokus pada Implementasi CLIL (Content And Language Integrated
Learning) Pada Proses Pembelajaran Bahasa Inggris Kelas V Di Internatonal
Islamic School Magetan
4

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian maka tujuan
masalah dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Implementasi CLIL
(Content And Language Integrated Learning) Pada Proses Pembelajaran
Bahasa Inggris Kelas V Di Internatonal Islamic School Magetan
D. Manfaat Penelitian
1) Bagi Universitas PGRI Madiun
Penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sarana acuan dalam
meningkatkan dan menambah wawasan mengenai Implementasi CLIL
(Content And Language Integrated Learning) Pada Proses
Pembelajaran Kelas V dikalangan mahasiswa
2) Bagi Peneliti
a. Penelitian ini untuk memenuhi syarat dalam rangka
menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Seminar Proposal
b. Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat selama
perkuliahan ke dalam karya nyata
3) Bagi Masyarakat Umum
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memberikan informasi
yang luas mengenai Implementasi CLIL (Content And Language
Integrated Learning) Pada Proses Pembelajaran Bahasa Inggris Kelas
III Di Internatonal Islamic School Magetan
E. Definisi Istilah
1. Implementasi
Implementasi merupakan aktivitas, tindakan, aksi, atau mekanisme
adanaya suatu system yang tidak hanya sekedar aktivitas tetapi
merupakan suatu kegiatan yang tersusun dan terencana untuk mencapai
tujuan kegiatan
Implementasi dapat diartikan sebagai aktivitas yang meneyesuaikan
antara proses interaksi dengan tujuan dan tindakan dengan tujuan untuk
mencapai birokrasi yang efektif
5

2. CLIL (Content And Language Integrated Learning)


3. Dalam bahasa indonesia Content and Language Integrated Learning
berarti pembelajaran terpadu bahasa dan isi. CLIL (Content And
Language Integrated Learning) merupakan salah satu pendekatan yang
digunakan dalam pembelajaran yang memfokuskan pada keseimbangan
isi dan bahasa.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. CLIL (Content And Language Integrated Learning)
a. Pengertian CLIL (Content And Language Integrated Learning)
Content and Language Integrated Learning (CLIL) merupakan
suatu pendekatan yang digunakan dalam Pendidikan yang memiliki
focus ganda yaitu penggunaan Bahasa tambahan selama proses
pembelajaran baik dalam segi Bahasa maupun content. Hal ini dapat
diartikan bahwa dengan menggunakan pendekatan Content and
Language Integrated Learning (CLIL) merupakan inovasi dalam
pembelajaran yang menekankan pada kesua aspek tersebut pada waktu
tertentu. (Coyle et al., 2010)
Content and Language Integrated Learning (CLIL) berasal dari
konteks Eropa pada tahun 1994 yang merupakan istilah yang digunakan
untuk merancang dan menggambarkan secara lebih lanjut mengenai
praktik yang baik yang dicapai dalam berbagai jenis lingkungan sekolah
Dimana proses pembelajaran berlangsung menggunakan Bahasa
tambahan. (Coyle et al., 2010)
Content and Language Integrated Learning (CLIL) adalah
pendekatan yang memberikan perhatian khusus terhadap Bahasa
tambahan sebagai bentuk intruksi yang berfokus ganda dengan
memberikan perhatian baik dalam Bahasa maupun konten.(Asmi et al.,
n.d.-a)
Content and Language Integrated Learning (CLIL) merupakan
pembelajaran baru bagi siswa Dimana siswa belaar mengenai Bahasa
baru yang bukan merupakan Bahasa mereka sendiri. Sehingga terdapat
dua elemen dalam pembelajaran yakni subjek, yaitu mata pelaaran
akademik siswa atau keterampilan hidup yang diajarkan didalam kelas,
dan media pengajaran, yaitu Bahasa yang digunakan dalam kelas untuk
menjelaskan subjek. Selama proses pembelajaran dengan menggunaka

6
7

pendekatan Content and Language Integrated Learning (CLIL) guru


dan siswa berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa asing pada mata
Pelajaran Tingkat dasar seperti sains, matematika, bisnis, atau seni.
(Asmi et al., n.d.-a)
b. Karakteristik Content and Language Integrated Learning (CLIL)
Karakteristik utama pada pendekatan Content and Language
Integrated Learning (CLIL) adalah memadukan mata Pelajaran non
Bahasa dengan Bahasa asing dalam rangkaian proses pembelajaran
dengan menyeimbangkan porsi keduanya dan tidak hanya terfokus pada
salah satu aspek saja. Beberapa karakteristik Content and Language
Integrated Learning (CLIL) yang lainnya adalah sebagai berikut:
1) Bahasa ibu yang didukung dan dihormati oleh peserta didik
Bahasa ibu merupakan bahasa yang memiliki peran penting
selama pembelajaran hal ini dikarenakan bahasa ibu membuat
bahasa asing yang digunakan selama proses pembelajaran lebih
mudah untuk dipahami. Dengan meninggalkan bahasa ibu maka
proses memahami bahasa asing akan lebih sulit untuk diterima
dan dipahami. Pendekatan Content and Language Integrated
Learning (CLIL) sangat mendukung dan menghormati
penggunaan bahasa ibu selama proses pembelajaran yang
digunakan sebagai pengantar dalam mengenalkan bahasa asing
kepada siswa.
2) Pendidik yang Multilungual dan Bilingual
Pendidik yang menggunakan pendekatan Content and
Language Integrated Learning (CLIL) selama proses
pembelajarannya harus mampu menguasai bahasa yang
digunakan. Walaupun selama proses pembelajaran berlangsung
menggunakan bahasa target guru tetap harus menguasai bahasa
pendamping untuk memperoleh feedback dari siswa dan
mampu merespon secara tepat komentar siswa yang
disampaikan menggunakan bahasa ibu. Guru yang memiliki
8

kemampuan bilingual akan lebih mampu dalam mengenali


kebutuhan peserta didik bilingual, terutama mereka yang
menyadari bahwa penggunaan bahasa ibu merupakan identitas
etnis Bersama.
3) Integrated Dual Language Option Program
Integrated Dual Language Option Program merupakan
program pilihan dua Bahasa terpadu yang dianggap efektif.
Program ini dibagi menjadi tiga karakteristik yakni yang
pertama adalah pilihan siswa sendiri. Yang kedua, program ini
bermanfaat untuk mengasah kemampuan bilingualism yang
bertujuan mengasah siswa untuk berkompeten setidaknya dalam
menguasai dua Bahasa yakni Bahasa ibu dan Bahasa pilihan
yang mereka pilih. Ketiga, terdapat program lain yang efektif
namun tidak bertujuan untuk menambah bilingualisme siswa.
4) Stabilnya staf pengajaran dalam jangka panjang
Dalam sebuah program tentunya bukan hanya kelangsungan
program saja tetapi staf dan tim pengajaran harus stabil. Siswa
pada program pengajaran Bahasa membutuhkan sekita 10-20%
dari keseluruhan waktu siswa pada program Bahasa inggris
yang menggunakan 50% dari sepanjang waktu memiliki hasil
yang sama baik pada tes kecakapan dalam berbahasa inggris. Ini
disimpulkan dibutuhkan setidaknya kurun waktu tujuh tahun
untuk mempelajari kedua Bahasa dan memfungsikannya secara
memadai.
5) Keterlibatan orang tua sangat penting
Selain guru orang tua juga merupakan factor utama dalam
mempertahankan serta membangun keberhasilan CLIL.
Ketertarikan orang tua yang kuat dalam memperkaya budaya
dan Pendidikan Bahasa anak merupakan pendukung besar
dalam CLIL. Orang tua harus terlibat demi keberhasilan
program bilingual karena orang tua merupakan komunikator
9

utama pada anak. Guru harus melibatkan orang tua dalam segala
aspek baik itu dalam proses pengambilan Keputusan dan
berpatisipasi dalam kegiatan pengayaan anak-anak mereka.
6) Upaya dari semua pihak yang terlibat
CLIL tidak hanya program antara guru dan siswa saja tapi
semua pihak yang terlibat juga harus turut berupaya dalam
mensukseskannya. Orang tua, pendidik, dan otoritas pendidika
sekolah juga harus secara aktif dan terlibat dalam merencanakan
kebijakan untuk mengimplementasikan program dan
menyediakan sarana prasarana yang menunjang keberhasilan
program selama proses pembelajaran. Dalam merncanakan dan
melaksanakan CLIL dibutuhkan mobilitas yang kuat pada
pendidik agar kebutuhan proyek dapat sesuai dengan konten
mata Pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa.
7) Profil dan pelatihan pendidik
Dua factor yang paling penting dalam menentukan
efektivitas sekolah dan prestasi siswa adalah kualitas pendidik
dan kepala sekolah. Pelatihan pendidik dalam penguasaan
Bahasa teoritis dan pedagogic merupakan aspek penting dalam
Program Pendidikan multibahasa.
8) Visi dan tujuan yang tinggi
Harapan dan penialaian tinggi sekolah diterbitkan dalam visi
dan tujuan kemudian disebarluaskan kepada seluruh komunitas
sekolah dan dijelaskan kepada peserta didik, staf, orang tua. Hal
ini bertujuan agar seluruh komponen yang terlibat dapat
memahami secara baik tujuan diadakannya program tersebut.
9) Materi
Agar hasil akademik siswa sesuai dengan yang diharapkan
maka harus ada hubungan yang jelas antara kurikulum dan
materi yang tepat untuk mempelajari Bahasa inggris dan
kontennya.
10

c. Kerangka konseptual Content and Language Integrated Learning


(CLIL)
Kerangka konseptual dalam pendekatan Content and Language
Integrated Learning (CLIL) adalah 4C yang meliputi Content,
Cognition, Communication dan Culture.
1) Content (Materi)
Dalam hal ini untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman merupakan fungsi dari content. Penyampaian
materi dilakukan dan dievaluasi oleh pendidik. Aspek ini
meliputi:
a. Penyediaan konteks pembelajaran yang relevan sesuai
dengan kebutuhan siswa
b. Pengintegrasian Bahasa kedalam kurikulum yang lebih
luas ke berbagai mata peljaran
c. Merupakan jembatan yang menghubungkan antara
subjek linguistic dan subjek kurikulum dengan
melibatkan pembelajaran Bahasa seacara eksplisit dapat
dikaitkan dengan literasi.
2) Communication (Komunikasi)
Komunikasi meningkatkan kemampuan siswa dalam
menggunakan Bahasa sebagai alat komunikasi. Keterampilan
siswa dalam berkomunikasi diasah Ketika diskusi atau bertanya
selama proses pembelajaran. Aspek ini meliputi:
a. Pelibatan penggunaan Bahasa untuk membangun
keterampilan dan pengetahuan baru
b. Penawaran peluang langsung langsung untuk belajar
melalui pembelajaran bahasa dan memperoleh makna
yang penting dan
c. Menawarkan siswa peluang berinteraksi melalui
penggunaan teknologi baru secara langsung
3) Cognition (kognisi)
11

Kognisi mengembangkan keterampilan berpikir siswa


melalui kegiatan diskusi, praktikum yang meliputi menulis dan
membagi kelas dalam kelompok kecil. Aspek ini meliputi:
a. Mempromosikan perkembangan siswa baik dalam
konstruksi pengetahuan dan keterampilan berbahasa
b. Membantu mempertajam focus pada hubungan
komunikasi dan kognisi serta keterampilan berpikir dan
pengembangan Bahasa serta mendefinisikan kembali
kurikulum sekolah
4) Culture (kebudayaan)
Kebudayaan meningkatkan pemahaman siswa terhadap diri
sendiri dan orang lain yang kemudian memunculkan sikal
tanggung jawab dan sikap peduli. Aspek ini meliputi:
a. Relevan pada kelas yang berisi siswa yang mempunyai
beragam pengalaman budaya dan beragam Bahasa
b. Merupakan kendaraan yang tepat dalam menjelajah
hubungan antara identitas budaya, sikap, perilaku, nilai-
nilai dan Bahasa
c. Pelibatan konteks dan konten dalam memperkaya
pemahaman siswa tentang budaya sendiri dan budaya
orang lain
d. Penguatan terhadap pemahaman antar budaya
(Asmi et al., n.d.-a)
2. Pembelajaran Bahasa Inggris
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran diartikan sebagai proses Dimana didalmnya
berlangsung interaksi antara siswa dan guru/instruktur dan atau sumber
belajar yang lainnya dalam satu lingkungan belajar dengan tujuan
tertentu. Pembelajaran dilakukan untuk memperoleh perubahan perilaku
yang lebih baik. Prinsip utama dalam pembelajaran adalah keterlibatan
seluruh atau Sebagian besar dari potensi diri siswa dalam
12

kebermaknaannya bagi diri sendiri dan kehidupannya yang akan dating.


(Uno, 2008)
Ada beberapa ciri dalam pembelajaran:
1. Menarik perhatian siswa supaya siswa memiliki ketertarikan dan
siap dalam menerima Pelajaran
2. Tujuan pembelajaran disampaikan kepada seluruh siswa
3. Memancing ingatan siswa pada Pelajaran yang telah diajarkan
sebelumnya
4. Terdapat bahan ajar dan alat ajar yang dipresentasikan
5. Memberikan bimbingan belajar kepada siswa
6. Timbulnya unjuk kerja dalam belajar
7. Terdapat umpan balik
8. Penilaian terhadap unjuk kerja
9. Memperkuat transfer dan retensi belajar. (Brown, 2007)
b. Pengertian Bahasa Inggris
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
(Depdikbud RI) No. 0487/1992, pada Bab VIII telah mengeluarkan
kebijakan bahwa sekolah memiliki kewenangan memasukkan mata
Pelajaran dalam kurikulumnya dengan syarat tidak bertentangan dengan
tujuan Pendidikan nasional. Hal ini dapat diartikan bahwa sekolah
memiliki kewenangan untuk memasukkan mata Pelajaran Bahasa
inggris yang didasarkan pada pertimbangan dan kebutuhan situasi.
(Wijaya, n.d.)
Pada kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
tahun 2006 menyebutkan Bahasa inggris adalah alat komunikasi secara
lisan maupun tertulis. Sedangkan berkomunikasi berarti memahami
dalam mengungkapkan informasi, perasaan, pikiran, serta
mengmbangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Kemampuan
berkomunikasi direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa
yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Keempat
keterampilan ini digunakan untuk menciptakan atau menanggapi
13

wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu mata Pelajaran


Bahasa inggri harus dilaksanakan dengan tujuan untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilam tersebut demi menciptakan lulusan yang
mumpuni dalam hal berkomunikasi dan berwacana menggunakan
Bahasa inggris pada tingkt literasi tertentu. (Kaltsum, 2016)
Di Indonesia Bahasa inggris merupakan Bahasa asing. Berbeda
dengan Bahasa kedua, Bahasa asing tidak digunakan sebagai Bahasa
sehari-hari dan Bahasa berkomunikasi. Sedangkan Bahasa kedua berarti
Bahasa yang bukan merupakan Bahasa ibu digunakan secara umum
untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa asing
diajarkan dalam mata Pelajaran di sekolah dengan tujuan berkomunikasi
dasar dan menguasai 4 skill berbahasa. Walaupun dianggap demikian
tetapi Bahasa inggris merupakan alat pemersatu antar bangsa sebagai
Bahasa internasional. Kemampuan Bahasa inggris merupakan salah satu
keterampilan yang perlu dikuasai oleh siswa sejak awal dikarenakan
dalam proses mempelajari Bahasa asing memerlukan jangka waktu yang
tidak sebentar. Pada Tingkat Sekolah Dasar Bahasa inggris masih
diajarkan secara include menjadi satu kesatuan dengan mengajarkan
empat kesatuan: kemampuan mendengar (listening), berbicara
(speaking), membaca (reading), dan kemampuan menulis (writing)
sekaligus dalam proses pembelajaran. (Wijaya, n.d.)
c. Tujuan pembelajaran Bahasa Inggris
Dari perolehan data yang didapat, pengenalan Bahasa inggris pada
Tingkat sekolah dasar sangatlah penting. Alasan utamanya adalah
Bahasa inggris merupakan Bahasa utama yang digunakan dalam
komunikasi internasional. Bahasa inggris merupakan media komunikasi
dengan orang lain dari berbagai negara. (Listia, n.d.)
Bahasa inggris digunakan oleh lebih dari satu setengah trilyun pada
awal tahun 2000 an ini. Dengan menguasai Bahasa inggris maka orang
akan dengan mudah mengakses informasi dan teknologi. Dengan
mempelajari Bahasa inggris akan memberikan peluan terbuka kepada
14

anak untuk menegmbangkan diri sebagai bekal dalam menghadapi


persaingan lapangan kerja dan karir dimasa yang akan datang. Hal ini
dikarenakan Bahasa inggris merupakan suatu alat yang sangat
menentukan dalam kelanjutan Pendidikan, status sosial di Masyarakat
serta pekerjaan. (Pennycook, 1995)
Alasan utama pembelajaran Bahasa inggris pada Tingkat sekolah
dasar adalah untuk mempekaya kosakata sehingga Ketika siswa
melanjutkan Pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi siswa tidak akan
mengalami kesulitan. Dengan menguasai kosakata yang banyak maka
siswa akan dengan mudah menguasai keterampilan berbahasa yang lain.
(Listia, n.d.)
d. Keterampilan Berbahasa Inggris
Dalam pembelajaran Bahasa terdapat empat keterampilan yang
harus dikuasai oleh seorang pelajar yakni yaitu keterampilan berbicara,
keterampilan mendengarkan, keterampilan membaca, dan keterampilan
menulis. Keempat keterampilan berbahasa ini akan dikuasai oleh siswa
jika ditunjang oleh kemampuan dalam menguasai komponen Bahasa
yaitu penguasaan kosakata dan penguasaan tata Bahasa. (Zaim, 2016)
1. Keterampilan membaca (reading)
Pada hakikatnya membaca adalah sesuatu yang rumit yang
melibatkan banyak hal. Membaca bukan hanya sekedar kemampuan
dalam melafalkan tulisan tetapi juga merupakan aktivitas di mana di
dalamnya melibatkan visual berpikir psikolinguistik dan
metakognitif. Dalam pandangan visual membaca dapat diartikan
sebagai proses dalam menerjemahkan simbol ke dalam bentuk
tulisan atau kata-kata lisan. Sedangkan dalam artian proses berpikir
membaca mencakup Seluruh aktivitas pengenalan kata pemahaman
literasi interpretasi membaca kritis dan pemahaman kreatif. (rahim,
2005)
Membaca merupakan keterampilan reseptif sebagai bentuk
usaha dalam menemukan makna dari informasi yang telah
15

disampaikan dalam sebuah teks. Terdapat dua hal yang saling


terhubung dan terlibat dalam kegiatan membaca yakni pemahaman
kata dan pengenalan kata. Pengenalan kata lebih mengacu pada
simbol-simbol tertulis yang masih berhubungan dengan bahasa lisan
sedangkan pemahaman kata merupakan proses dalam memaknai
kalimat teks atau kata itu sendiri.
Keterampilan membaca dibagi enjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Membaca skimming, adalah kegiatan membaca yang
bertujuan untuk menginformasi tujuan membaca atau
melakukan tugas-tugas komunikastif. Membaca skimming
juga biasa disebut dengan membaca cepat untuk
memeproleh informasi umum secara cepat.
2. Membaca scanning, adalah membaca cepat dari awal hingga
akhir teks bacaan dengan tujuan untuk mendapatkan
informasi spesifik.
3. Close reading, adalah kegiatan membaca secara cermat yang
tidak hanya bertujuan untuk memperoleh makna dari kata
dalam teks tetapi juga makna dan konotasi Bahasa tersirat.
2. Keterampilan berbicara (speaking)
Keterampilan membaca termasuk dalam keterampilan
produktif hal ini karena dalam kegiatan berbicara siswa dituntut
untuk memproduksi sesuatu dalam proses belajar berbicara Bahasa.
“ speaking an activity that involves two or more people in
which the participants are both listeners and speakers
having to act what they listen and make contribution
menaingfully”
(Brown, 2007)

Keterampilan berbicara merupakan seni berbicara yang


dimiliki seseorang dengan tujuan menyampaikan pesan secara
efektif sebagai bentuk komunikasi kepada orang lain. Berbicara
dapat diartikan sebagai proses menyampaikan ide, pikiran, dan hati
16

seseorang kepada lawan bicara dengan menggunakan lisan agar


maksud yang yang ingin disampaikan dapat dipahami oleh orang
lain. Beberapa orang memiliki bakat dalam berbicara sejak dari lahir
akan tetapi bakat berbicara ini tetap dapat dipelajari dan dipahami
bagi orang yang tidak memiliki bakat dalam keterampilan berbicara.

3. Keterampilan mendengarkan (listening)


Dalam pembelajaran Bahasa keterampilan dalam
mendengarkan adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh
seseorang. Karena keterampilan mendengarkan sangat dibutuhkan
dalam memperoleh informasi kebahasaan untuk diubah menjadi
fondasi untuk keterampilan berbahasa.
4. Keterampilan menulis (writing)
Salah satu keterampilan produktif selain berbicara adalah
keterampilan menulis. Keterampilan menulis perlu dikuasai siswa
sebagai Upaya dalam mempelajari Bahasa target. Keterampilan
menulis dibagi menjadi dua yaitu: keterampilan mikro (microskills
of writing) dan keterampilan makro (macro skill of writing). (Zaim,
2016)
Keterampilan menulis dapat diukur melalui beberapa aktivitas
berikut:
a. Penyusunan kalimat acak menjadi suatu paragraph utuh
b. Menulis cerita berdasarkan gambar yang disajikan
c. Mendeskripsikan orang lain atau diri sendiri, tempat atau benda
d. Menulis surat untuk orang lain (instansi, teman, atau orang tua)
e. Menulis laporan wawancara, laporan pengamatan, hasil
kunjungan atau observasi
f. Manulis naskah sambutan atau pidato tertulis
g. Menulis surat permohonan
h. Menulis tata cara atau prosedur dalam melakukan sesuatu
i. Menulis cerita pengalaman
j. Menulis cerita
17

k. Menulis cerita karya popular


l. Menulis penelitian atau karya tulis ilmiah
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Pada penelitian yang dilakukan oleh Sujarwo dan Akhiruddin (2020),
dengan judul Pendampingan Pembelajaran Ekstrakurikuler Bahasa Inggris
Siswa Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Pada Sekolah Dasar Inpres
Gowa menunjukkan bahwa kemampuan Bahasa inggris anak setelah dilakukan
penerapan pendampingan pembelajaran ekstrakurikuler yang sebelumnya pada
Tingkat presentase 53,87% untuk kategori listening meningkat menjadi 81,6%.
Sedangkan pada kategori speaking dengan perolehan presentase 55,32%
meningkat menjadi 82,3%. Peningkatan hasil belajar ini dikarenakan selama
proses belajar motivasi dan antusisa siswa meningkat saat dilaksanakannya
pendampingan pembelajaran ekstrakurikuler bahasa inggris dengan
menggunakan media seperti modul dan buku hafalan maupun Portable
Document Format (PDF) Book.
Penelitian selanjutnya oleh Wafa dan Mega (2022), menyebutkan bahwa
peran pembelajaran Bahasa inggris adalah untuk membentuk sikap, kebiasaan,
dan kemampuan dasar siswa dalam berbahasa. Namun seiring dengan proses
belajar kesulitan dan hambatan siswa dalam mempelajari Bahasa inggris juga
bermunculan. Hambatan-hambatan yang muncul tersebut dapat menimbulkan
kurang maksimalnya perolehan hasil belajar siswa. Hambatan-hambatan yang
muncul contohnya: pronunciation (pelafalan), vocabulary (kosa kata), dan
grammar (struktur bahasa) hal ini yang selalu menjadi kendala untuk belajar
bahasa inggris. Selain itu siswa juga merasa kesulitan dalam mempelajari
Bahasa inggris karena belum terbiasa untuk berkomunikasi dengan
menggunakan Bahasa inggris. Mereka cenderung malu apabila diajak
berkomunikasi menggunakan Bahasa inggris.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Widha (2021), ditemukan banyak
problem dalam proses belajar keterampilan berbahasa inggris. Yang sering
terjadi saat ini adalah kurangnya kesadaran dan motivasi siswa akan pentingnya
penguasaan Bahasa inggris dalam menghadapi tantangan kehidupan dimasa
18

yang akan datang. Permasalahan-permasalahan tersebut diantaranya adalah:


munculnya rasa khawatir siswa Ketika keliru dalam melafalkan/mengucapkan
kosakata atau kalimat berbahasa inggris yang berakibat akan ditetertawakan
oleh temannya, lingkungan belajar yang kurang kondusif, pembelajaran yang
kurang menarik, dan lain sebagainya.
Dari beberapa penelitian diatas dapat ditemukan persamaan dengan
penelitian ini adalah: 1) menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif,
2) subyek penelitiannya adalah siswa, 3) desain penelitian yang diterapkan
adalah studi kasus. Adapun perbedaan dari penelitian diatas dengan penelitian
ini adalah Implementasi CLIL (Content And Language Integrated Learning)
Pada Proses Pembelajaran Bahasa Inggris Kelas V Di Internatonal Islamic
School Magetan. Sehingga kebaharuan dalam penelitian ini adalah penerapan
pendekatan CLIL (Content And Language Integrated Learning) yang
dilaksanakan di Internatonal Islamic School Magetan. Penelitian ini belum
pernah dilakukan dan tidak terdapat plagiat dari penelitian sebelumnya.
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir dari penelitian ini berawal dari permasalahan yang
muncul pada pembelajaran dan penguasaan Bahasa inggris pada Tingkat
sekolah dasar yang ada di Indonesia. Permasalahan tersebut adalah rendahnya
penguasaan keterampilan dasar berbahasa inggris yakni mendengar (listening),
berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). Hal ini
disebabkan karena kurang terbiasanya penggunaan Bahasa inggris dalam
praktiknya dan kurangnya motivasi belajar siswa dengan system pembelajaran
yang monoton. Salah satu Upaya dalam mengatasi masalah tersebut adalah
dengan menerapkan inovasi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
Content and Language Integrated Learning (CLIL). International Islamic
School Magetan merupakan salah satu sekolah yang telah menerapkan
pendekatan CLIL dalam proses pembelajarannya. Dalam pengimplementasian
pendekatan CLIL tentunya terdapat beberapa pihak yang terlibat seperti kepala
sekolah, guru, komite sekolah dan orang tua yang nantinya ikut serta dalam
kesuksesan pengimplementasian CLIL selama proses pembelajaran. Selain itu,
19

sarana dan prasarana juga merupakan penunjang keberhasilan penerapan


pendekatan CLIL selama proses belajar siswa.
Berikut adalah skema alur berpikir dari penelitian ini:

Rendahnya keterampilan Kurangnya inovasi pada


dasar berbahasa inggris pembelajaran

Implementasi Content and


Language Integrated
Learning (CLIL)

Perncanaan Perncanaan Perncanaan


BAB III

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif berupa
case study. Penelitian case study (studi kasus) adalah penelitian yang dilakukan
secara mendalam kepada individu tertentu mengenai suatu kelompok, satu
program kegiatan, dengan satu kondisi pada satu tempat tertentu dengan tujuan
untuk memperoleh deskripsi secara utuh serta mendalam dan dianalasis untuk
menghasilkan sebuah teori.
Ciri dari penyajian data penelitian kualitatif adalah data yang telah diperoleh
disajikan dengan bentuk uraian dan Analisa dari temuan yang telah didapat.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif, yakni bertujuan untuk mengkaji berbagai msalah yang timbul sesuai
kondisi nyata lingkungan tempat dilakukannya penelitian ini.
Secara teknis penelitian ini dilkukan untuk mendeskripsikan secara jelas dan
terarah mengenai temuan lapangan berdasarkan Analisa data yang dilakukan
terhadap fenomena yang terjadi selama proses pembelajaran bahasa inggris
dengan menggunakan pendekatan Content Language Integrated Learning
(CLIL). Alasan pengguanaan metode kualitatif pada penelitian ini adalah karena
penelitian ini bertujuan unutk memahami suatu kondisi social, peristiwa, peran,
interaksi, dan kelompok. Dengan demikian penelitian ini tidak dimaksudkan
untuk mencari penelitian-penelitian baru. Penelitian kualitatif mendeskripsikan
tulisan atau kata-kata lisan dari orang atau pelaku yang diamati dan data yang
diperoleh dinyatakan sebagaimana adanya tanpa ada perubahan dalam bentuk
symbol atau bilangan serta analisis yang digunakan dilakukan secara kualitatif
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dipilih berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada
Lembaga yang akan digunakan sebagai temapat melakukan penelitian,
sedangkan waktu pelaksanaan penelitian ditentukan berdasarkan jadwal yang
telah dibuat.

20
21

Hasil lanjutan mengenai tempat dan waktu penelitian dapat dirincikan sebagai
berikut:
1. Tempat penelitian
Tempat penelitian yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan yaitu
di International Islamis School Magetan yang beralamatkan di Jalan
Monginsidi No. 52, Candirejo, Kecamatan Magetan, Kabupaten
Magetan Provinsi Jawa Timur.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini membutuhkan waktu 6 bulan terhitung dari pengajuan
judul sampai penyusunan laporan akhir. Penelitian dilaksanakan pada
semester genap tahun ajaran 2023/2024.
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Bulan ke-
No. Jadwal penelitian
1 2 3 4 5 6
1. Observasi
2. Pengajuan Proposal Penelitian
3. Penyusunan Instrument Penelitian
4. Pengambilan Data Di Lapangan
5. Penyusuna Bab IV dan Bab V
6. Penyusunan Laporan Penelitian

C. Sumber Data
Menurut Dimyati, Sumber data merupakan asal data diperoleh atau dari
mana data-data diperoleh.sumber data berfungsi untuk mengumpylkan
informasi baik berupa data primer atau data sekunder. Data primer adalah data
yang diambil secara langsung dari lapangan. Sedangkan data sekunder adalah
sumber data yang tidak langsung memberikan data, merupakan data yang
diperoleh dari bahan bacaan. (Sugiyono, 2019)
Sumber data pada penelitian ini didasarkan pad focus penelitian sehingga
data yang ada dalam penelitian ini nantinya akan digunakan untuk mencari data
pada penelitian:
22

1. Sumber data perencanaan


a. Dokumentasi RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan buku perkembangan
prestasi siswa (rapor) yang dibuat oleh guru.
b. Guru
Data yang diperoleh adalah kegiatan guru mulai dari perancanaan,
pelaksanaan sampai evaluasi selama pembelajaran.
2. Sumber data pelaksanaan
Sumber data pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan CLIL
adalah pelaksanaan selama pembelajaran oleh guru kepada siswa.
3. Sumber data Evaluasi
Sumber data evaluasi diperoleh dari hasil observasi dan wawancara
guru, dokumen instrument, dan hasil perkembangan prestasi peserta didik
D. Instrument Penelitian
Untuk mengumpulkan data dibutuhkan intrumen penelitian. Menurut
Sugiyono (2009), “instrument penelitian kualitatif dapat berupa test, pedoman
wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner’. Dalam penelitian kualitatif
instrument utama adalah peneliti itu sendiri akan tetapi setelah focus masalah
menjadi jelas maka akan dikembangkan intrumen penelitian sederhana yang
diharapkan mampu melengkapi data dan membandingkan datayang telah
didapatkan melalui observasi dan wawancara. (Sugiyono, 2019)
Pada penelitian ini peneliti akan langsung terjun kedalam kegiatan
penelitian, dalam proses pengumpulan data, analisis data, dan dalam
menentukan kesimpulan.
Tabel 3.2 kisi-kisi observasi dan wawancara
No. Aspek pertanyaan Indicator Deskripsi Kriteria
1 Pelaksanaan 1. Guru 1. Guru 1. Guru
pembelajaran menyiapkan merencanakan dan merencanakan
dengan pendekatan perangkat menyusun dan menyususn
CLIL pembelajaran perangkat perangkat
secara lengkap pembelajaran pembelajaran
(Silabus, RPP, sebelum secara lengkap
Materi melaksanakan 2. Guru
pembelajaran, pembelajaran. merencanakan
dan menyususn
23

penilaian dan Perangkat yang perangkat


penugasan) ada: pembelajaran
a. Silabus kurang lengkap
b. RPP 3. Guru
c. Materi merencanakan
pembelajaran dan menyususn
d. Penilaian perangkat
e. Penugasan pembelajaran
tidak lengkap
4. Guru tidak
merencanakan
dan menyususn
perangkat
pembelajaran

2. Guru 2. Guru 1. Guru


menyiapkan dan mempersiapkan mempersiapkan
membagikan materi yang baik materi yang
materi yang akan baik yang
pembelajaran dipelajari oleh akan dipelajari
siswa oleh
siswa sesuai
dengan
perencanaan
pembelajaran
yang telah
disusun
sebelumnya
2. Guru
mempersiapkan
materi yang
baik yang akan
dipelajari oleh
siswa kurang
sesuai dengan
perencanaan
pembelajaran
yang telah
disusun
sebelumnya
3. Guru
mempersiapkan
materi yang
baik yang
akan dipelajari
oleh
siswa tidak
sesuai dengan
perencanaan
pembelajaran
yang telah
disusun
sebelumnya
4. Guru tidak
mempersiapkan
materi yang baik
yang akan
24

dipelajari oleh
siswa.

3. Guru 3. Kegiatan yang 1. Guru


melaksanakan disampaikan melaksanakan
rangkaian bertahap dan urut seluruh
kegiatan sesuai dengan rangkaian
pembelajaran urutan pembelajaran
(kegiatan perencanaan meliputi
pembuka, pembelajaran kegiatan
kegiatan inti, pembuka,
kegiatan kegiatan inti,
penutup) dan kegiatan
penutup secara
lengkap
2. Guru
melaksanakan
seluruh
rangkaian
pembelajaran
meliputi
kegiatan
pembuka,
kegiatan inti,
dan kegiatan
penutup secara
kurang lengkap
3. Guru
melaksanakan
seluruh
rangkaian
pembelajaran
meliputi
kegiatan
pembuka,
kegiatan inti,
dan kegiatan
penutup secara
tidak lengkap
4. Guru tidak
melaksanakan
rangkaian
kegiatan
pembelajaran

4. Guru 4. Guru menyiapkan 1. Guru


melengkapi video menyiapkan/
materi dengan pembelajaran atau memberikan
menggunakan ppt atau media media
media lain sebagai pembelajaran
pembelajaran pedoman belajar dengan lengkap /
yang sesuai dan siswa sesuai dengan
memadai dengan materi
materi yang pembelajaran
disampaikan
25

yang
disampaikan
2. Guru
menyiapkan/
memberikan
media
pembelajaran
dengan kurang
lengkap / sesuai
dengan materi
pembelajaran
yang
disampaikan
3. Guru
menyiapkan/
memberikan
media
pembelajaran
dengan tidak
lengkap / sesuai
dengan materi
pembelajaran
yang
disampaikan
4. Guru tidak
menyiapkan/
memberikan
media
pembelajaran

5. Guru 5. Guru membuka 1. Guru membuka


memberikan sesi tanya jawab sesi tanay jawab
waktu kepada setelah kegiatan dengan siswa dan
siswa untuk penyampaian secara aktif
bertanya dan materi menjawab /
berkomentar pembelajaran menanggapi
mengenai materi pertanyaan siswa
yang ditanyakan 2. Guru membuka
sesi tanay jawab
dengan siswa tapi
kurang aktif
menjawab /
menanggapi
pertanyaan siswa
3. Guru membuka
sesi tanay jawab
dengan siswa tapi
tidak aktif
menjawab /
menanggapi
pertanyaan siswa
4. Guru tidak
memberi
Kesempatan
26

siswa untuk
bertanya

6. Siswa aktif 6. Siswa aktif dalam 1. Seluruh siswa


dalam mengikuti mengikuti aktif selama
aktivitas rangkaian proses proses
pembelajaran pembelajaran pembelajaran
berlangsung
2. Ada beberapa
siswa yang
kurang aktif
selama proses
pembelajaran
berlangsung
3. Sebagian besar
siswa aktif
selama proses
pembelajaran
berlangsung
4. Tidak ada siswa
yang aktif selama
proses
pembelajaran
berlangsung

E. Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan, hal ini berarti segala
sesuatu mengenai penelititan ini harus bersinggungan langsung dengan para
objek yang hendak diteliti. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa tekni
dalam mengumpulkan data yaitu sebagai berikut:
1. Teknik observasi
Teknik observasi merupakan pengumoulan data dengan cara
mengamati secara langsung setiap kejadian yang sedang berlangsung dan
mencatat hasil dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati.
Pada penelitian ini yang akan di observasi oleh peneliti adalah proses
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Content
Language Integrated Learning (CLIL) di kelas III International Islamic
School Magetan.
2. Teknik wawancara
Teknik wawancara adalah Teknik pengumpulan data kualiatatif
dengan menggunakan pedoman hasil wawancara. Teknik digunakan untuk
27

mewawancarai secara langsung pihak yang terlibat dalam pelaksanaan


pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Content Language Integrated
Learning (CLIL) di kelas III International Islamic School Magetan.
3. Teknik dokumentasi
Teknik dokumentasi diambil dari hasil penelaahan terhadap
referensi-referensi yang berhubungan dengan focus penelitian. Dokumen
yang dimaksud adalah dokumen resmi, referensi-referensi, foto kegiatan,
hasil belajar siswa, dan lain sebagainya. Teknik ini digunakan untuk
mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran
seperti silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
F. Keabsahan Data
Pada penelitian kualitatif Uji keabsahan data dapat dilakukan dengan
peningkatan ketekunan penelitian, perpanjangan penelitian, diskusi Bersama
teman sejawat, dan analisis kasus negative (Sugiyono, 2019)
Uji keabsahan data dapat dilakukan dengan triangulasi data. Triangulasi
data adalah proses pengecekan data dari beberapa sumber dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Tabel 3.3 Triangulasi data
Hasil Teknik pengumpulan data
Aspek yang
Indicator Wawancara Kesimpulan
diteliti Observasi Dokumentasi
Guru Siswa
Pelaksanaan 1. Guru
pembelajaran menyiapkan
dengan perangkat
menerapkan pembelajaran
pendekatan secara
Content lengkapa
Language (Silabus, RPP,
Integrated Materi
Learning pembelajaran,
(CLIL) Penilaian dan
Penugasan)
2. Guru
menyiapkan
materi dan
28

media sesuai
dengan materi
pembelajaran
yang akan
disampaikan
pembelajaran
3. Guru
melaksanakan
rangkaian
pembelajaran
(kegiatan
pembuka, inti,
penutup)
4. Guru
memberikan
siswa
kesempatan
untuk
bertanya dan
memberikan
komentar
mengenai
materi
pembelajaran
yang
disampaikan
5. Siswa aktif
dalam
mengikuti
seluruh
aktivitas
pembelajaran
6. Siswa aktif
bertanya
dan/atau
mengerjakan
tugas yang
diberikan oleh
guru
29

G. Teknik analisis data


Menurut Sugiyono (2019), analisis data merupakan proses dalam mencari
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, observasi, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan
data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari
serta membuat kesimpulan sehingga hasil mudah dipahami oleh diri sendiri
maupun orang lain. Untuk itu perlu adanya Teknik analisis data yang tepat.
Pada analisis data hal pertama yang dilakukan adalah dengan melakukan
crosscheck terhadap data hasil wawancara kepada guru kelas. Kemudian hasil
wawancara ditelaah Kembali Bersama dengan hasil observasi peneliti selama
penelitian untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan Content Language Integrated Learning (CLIL) di kelas
III International Islamic School Magetan. Setelah semua data terkumpul,
Langkah selanjutnya yakni memberikan analisis secara cermat dan tepat
terhadap obyek permasalahan secara sistematis. Metode yang digunakan adalah
metode deskriptif kualitatif yang mendeskripsikan pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan CLIL di kelas III. Kemudian agar data yang diperoleh
nanti sesuai dengan rencana pelaksanan pembelajaran maupun focus masalah,
akan ditempuh tiga Langkah utama sesuai dengan yang telah dikemukakan oleh
Miler dan Huberman. (Sugiyono, 2019)
Aktivitas analisis data dalam tiga Langkah tersebut adalah;
1. Data reduksi
Reduksi data diartikan dengan merangkum, memilih hal yang
pokok, memfokuskan pada hal penting, kemudian dicari tema dan polanya.
(Sugiyono, 2019)
Reduksi data bertujuan untuk menentukan data ulang sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti, dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mudah untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya. Data yang telah terkumpul akan dirangkum
mengenai kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Content
30

Language Integrated Learning (CLIL) di kelas III International Islamic


School Magetan.
2. Penyajian data
Penyajian data merupakan suatu cara untuk merangkaidata dalam
suatu organisasi yang memudahkan dalam membuat kesimpulan atau
tindakan yang diusulkan(Sugiyono, 2019). Sajian data yang dimaksudkan
untuk memilih data yang dianggap sesuai dengan kebutuhan penelitian
tentang kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Content
Language Integrated Learning (CLIL) di kelas III International Islamic
School Magetan.
3. Penarikan kesimpulan
Langkah terakhir dalam menganalisis data adalah menarik
kesimpulan dan verivikasi. Kesimpulan yang dibuat diikuti dengan bukti-
bukti verivikasi data yang dimaksudkan untuk menentukan data akhir dari
seluruh rangkaian proses tahapan analisis sehingga keseluruhan
permasalahan dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan Content Language Integrated Learning (CLIL) di kelas III
International Islamic School Magetan
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahap kegiatan. Menurut Sani
(2018) Terdapat tiga fase kegiatan penelitian yang dapat ditempuh oleh seorang
peneliti: 1) fase pra-lapangan yang mencakup kegiatan deskripsi dan reduksi;
2) fase lapangan Dimana fase ini mencakup kegiatan dalam mengumpulkan
data dan menganalisisnya; 3) fase pasca-lapangan, fase ini mencakup kegiatan
dalam pembuatan laporan akhir dari penelitian yang telah dilaksanakan.
Berdasarkan pendapat diatas, peneliti melaksanakan Langkah kegiatan melalui
tiga tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan
Tahap perencanaan meliputi kegiatan pengajuan judul penelitian
kepada dosen pembimbing. Setelah judul penelitian disetujui oleh dosen
pembimbing I dan dosen pembimbing II, Langkah selanjutnya adalah proses
31

penyusunan Bab I, II, III. Langkah selanjutnya meminta surat izin dari pihak
kampus untuk melakukan penelitian pada tempat dilaksanakannya
penelitian. Langkah selanjutnya adalah menyusu instrument penelitian yang
akan digunakan dalam kegiatan penelitian.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilaksanakan apabila pada tahap perencanaan
telah mendapat persetujuan dan perijinan untuk melakukan penelitian.
Dalam tahap pelaksanaan ini yang dilakukan adalah mengumpulkan data-
data yang diperlukan. Setelah data terkumpul, Langkah selanjutnya adalah
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan
Content Language Integrated Learning (CLIL) di kelas III International
Islamic School Magetan. Peneliti mengadakan penelitian sekaligus
observasi dan mengumpulkan data-data yang diperlukan. Setelah semua
data terkumpul peneliti menganalisis data kemudian menarik kesimpulan.
3. Tahap pelaporan
Tahap terakhir yaitu tahap pelaporan. Pada tahap ini peneliti akan
menyusun laporan berupa skripsi dengan bimbingan dosen pembimbing I
dan dosen pembimbing II hingga penulisan skripsi selesai dan siap diuji
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Y. (n.d.). KEDUDUKAN BAHASA INGGRIS SEBAGAI BAHASA
PENGANTAR DALAM DUNIA PENDIDIKAN.
Akhiruddin, & Sujarwo. (2020). PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN
EKSTRAKURIKULER BAHASA INGGRIS SISWA DALAM
MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0 PADA SEKOLAH DASAR
INPRES GOWA. Pengabdian Kepada Masyarakat Membangun Negeri, 4(2).
Andika, M., & Mardiana, N. (2023a). EDUKASI PENTINGNYA BAHASA
INGGRIS DI ERA GLOBALISASI. BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 4(1), 246–251. https://doi.org/10.31949/jb.v4i1.3961
Ardianti, Y., & Amalia, N. (2022). Kurikulum Merdeka: Pemaknaan Merdeka
dalam Perencanaan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Pendidikan, 6(3), 399–407.
https://doi.org/10.23887/jppp.v6i3.55749
Arif, R. A., Purwanto, K. K., & Maknunah, J. (2022a). BIMBINGAN BELAJAR
MAHIR BERBAHASA INGGRIS UNTUK ANAK-ANAK USIA SEKOLAH
DASAR MELALUI VOCABULARY BUILDING DAN SPEAKING. JMM
(Jurnal Masyarakat Mandiri), 6(2), 1296.
https://doi.org/10.31764/jmm.v6i2.7180
Asholahudin, M. (n.d.). KOMPETENSI BAHASA INGGRIS.
Asmi, N., Menengah, S. S., Negeri, A., & Pusako, B. (n.d.-a). PENDEKATAN
CONTENT AND LANGUAGE INTEGRATED LEARNING (CLIL):
PARADIGMA PEMBELAJARAN BARU KURIKULUM 2013 DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA.
Basti, Nuraeni, Fadhlih, A. M., Salu, B., Masadi, Ratnawati, Subaedah, S.,
Anggriawan, T., Zakaria, S., Marhani, Bahriaty, S., Sudirman, Salo, E. S.,
Rusmin, L., Amaliyah, N., Ba’ru, Y., & Yulianti. (2021). Teori dan Inovasi
Pendidikan Masa Depan| i (S. Zakaria, Sudirman, L. Rusmin, & Marhani,
Eds.). CV. SYAHADAH CREATIVE MEDIA (SCM).
Brown, H. D. (2007). Principles of Language Learning and Teaching. New Jersey:
Prentice Hall Regents.
Coyle, D., Hood, P., & Marsh, D. (2010). CLIL : content and language integrated
learning. Cambridge University Press.
Dalilah, W. K., & Sya, M. F. (2022a). PROBLEMATIKA BERBICARA BAHASA
INGGRIS PADA ANAK SEKOLAH DASAR. In Karimah Tauhid (Vol. 1).
Wijaya, I. K. (n.d.). PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH DASAR.

32
Fadilah, A., Muktadir, A., & Djuwita, P. (n.d.-a). Pengembangan Bahan Ajar
Berbasis Pendekatan Content and Language Integrated Learning (CLIL) pada
Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas IV SDN 86 Kaur. 6(1), 2023.
Hidayah, W. N. (2021b). KONSEP SOLUSI TERHADAP PROBLEM
KETERAMPILAN (SKILLS) BERBAHASA INGGRIS DI LEMBAGA
PENDIDIKAN INDONESIA. Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi), 2(10).
Kaltsum, H. U. (2016). BAHASA INGGRIS DALAM KURIKULUM 2013 DI
SEKOLAH DASAR.
Lexy J. Moleong. (2018). Metodologi penelitian kualitatif / penulis, Prof. DR. Lexy
J. Moleong, M.A. (38th ed.). Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Macdonald, J. Dann. (1959). The executioners. Hale.
Maduwu, B. (2016). PENTINGNYA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI
SEKOLAH. Jurnal Warta.
Maili, S. N. (2018). BAHASA INGGRIS PADA SEKOLAH DASAR: MENGAPA
PERLU DAN MENGAPA DIPERSOALKAN. JUDIKA (Jurnal Pendidikan
Unsika), 6(1), 23–28. http://
Ningrum, A. S. (2021, December 12). Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Kurikulum Merdeka Belajar (Metode Belajar). Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar (Metode Belajar).
https://doi.org/10.34007/ppd.v1i1.186
Nugraha, T., Samrotul Fuadah, U., & Mutiasih, P. (2020a). HOW TO TEACH
BILINGUAL PROGRAM? : AN APPLICATION OF CONTENT AND
LANGUAGE INTEGRATED LEARNING ON PRIMARY SCHOOL. Jurnal
Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, 7(2).
Nugroho, T., & Narawaty, D. (2022). KURIKULUM 2013, KURIKULUM
DARURAT(2020-2021), DAN KURIKULUM PROTOTIPE ATAU
KURIKULUM MERDEKA (2022) MATA PELAJARAN BAHASA
INGGRIS: SUATU KAJIAN BANDINGAN. Jakarta, 1, 373–382.
Listia, R. (n.d.). National Seminar Proceeding |468. KENDALA PENGAJARAN
BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH DASAR. www.depdiknas.
Pennycook, A. (1995). English in the World/the World in English. Cambridge
University Press.
permendiknas_23_06_lampiran. (n.d.).
Pouw, O. A., & Mulyanti, D. (2023). KURIKULUM 2013 DAN KURIKULUM
MERDEKA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI JENJANG
SMA. Jurnal Inspirasi Ilmu Manajemen, 1(2).

33
Putri, D. A., & Sya, M. F. (2022). KEMAMPUAN PENGUCAPAN BAHASA
INGGRIS DI TINGKAT SEKOLAH DASAR. Karimah Tauhid, 1(3).
Putri Danis Anindita, & Sya Mega Febriani. (2022). KEMAMPUAN
PENGUCAPAN BAHASA INGGRIS DI TINGKAT SEKOLAH DASAR.
Karimah Tauhid, 1(3), 2963-590X.
rahim, farida. (2005). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar (1st ed.). Jakarta :
Bumi aksara.
Samiei, F., & Ebadi, S. (2021). Exploring EFL learners’ inferential reading
comprehension skills through a flipped classroom. Research and Practice in
Technology Enhanced Learning, 16(1). https://doi.org/10.1186/s41039-021-
00157-9
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D (pertama).
Alfabeta.
Sujarwo, & Akhiruddin. (2020). PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN
EKSTRAKURIKULER BAHASA INGGRIS SISWA DALAM
MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0 PADA SEKOLAH DASAR
INPRES GOWA. Pengabdian Kepada Masyarakat Membangun Negeri, 4(2).
Uno, H. H. B. (2008). Prpfesi pendidikan Problema, solusi, dan reformasi
pendidikan di indonesia. bumi aksara.
Wahyuningsih, P. I., Nuryatin, A., & Pristiwati, R. (2022b). Pengembangan Media
Interaktif Berbasis Adobe Flash dengan Pendekatan Content and Language
Integrated Learning (CLIL) untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Siswa SD. Jurnal Basicedu, 6(2), 1990–2001.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i2.2312
Wiralodra Jln Ir Juanda Km, U. H., Barat, J., & Wiralodra, G. (2022a). Content and
Language Integrated Learning (CLIL) dalam Kurikulum ABEKA Sekolah
Internasional. 13(2).
Zaim, M. (2016). evaluasi pembelajaran bahasa inggris (pertama). kencana.

34

Anda mungkin juga menyukai